"Kau sangat berani, huh?" "Bukankah seharusnya aku melakukan ini sejak lama?" suara di balik panggilannya terkekeh pelan. Aiden membawa mobil merah mencolok yang ia kendarai ke arah kompleks apartemen mewah. Lampu-lampu dari setiap gedung bersinar terang di tengah malam yang gelap. "Aku akan ke rumahmu tahun baru ini." ujarnya, dari balik panggilan, Zhu Yui bergumam. "Jika kau terus melakukan hal seperti ini, ibumu akan marah." "Aku akan ke sana setelah mendatangi pesta tahun baru, setengah jam kemudian aku akan bergegas ke rumahmu." Mobil Aiden terparkir dengan rapi di basemen. "Ok, kalau begitu aku akan menunggumu. I miss you." "Hmm.. ya aku juga merindukanmu." Suara panggilan terputus mengakhiri panggilan yang telah mereka lakukan. Setelah memastikan seluruh barang-barangnya, Aiden pun keluar dari mobilnya, berjalan menuju lift yang mengantarkannya ke apartemennya. Di depan pintu apartemen, ia dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita tinggi, wanita itu menggunakan mantel p
"Lalu bagaimana dengan wanita itu? Aku melihat interview yang kau lakukan, tidak butuh waktu lama sebelum ibumu melihatnya. Aku yakin wanita itu tidak akan lepas dengan mudah." mereka berdua— Angela Clee dan Avery Aiden, pasangan yang digadang-gadang sebagai pasangan paling serasi selama lima tahun terakhir, malam itu duduk berdampingan, membicarakan akhir dari hubungan mereka berdua. Jika sebelumnya Clee merasa hubungan dengan Aiden akan berubah setelah pertungan mereka berakhir, nyatanya tidak. Ia masih berbicara seperti biasa dengan Aiden, dan Aiden masih memperlakukannya seperti biasa. Tidak berbeda. "Apa kau akan menyembunyikannya dari ibumu? Kau harus membawanya ke luar negeri jika benar-benar ingin menghindari bibi Ayana." tutur Clee memberi saran. Kopinya sudah mulai dingin, ternyata mereka telah di sana begitu lama. Salah satu alis Aiden naik, "aku tidak akan membawanya ke luar negeri atau menyembunyikannya. Aku akan membawanya kehadapan ibuku secara langusng." "Kau pasti
Di akhir Desember, jalanan dipenuhi oleh keramaian menyambut tahun baru. Kurang dari 72 jam sebelum tahun berganti. Seiring dengan pergantian tahun, ia hanya menginginkan hal yang lebih baik untuk terjadi, meninggalkan semua kenangan buruk di tahun ini dan mengubahnya menjadi masa depan yang manis. Rencana awalnya adalah untuk menghadiri pesta perayaan tahun baru yang di gelar oleh keluarga upper class— Cloin— salah satu keluarga tertua dan tersohor, mereka terkenal dengan pesta mewah setiap tahun. Semua keluarga kelas atas akan menghadiri pesta ini, ini adalah kesempatan bagi Aiden untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Sayangnya rencana itu harus ia batalkan sebab sejak beberapa minggu terakhir sang ibu terus-terusan menerornya. Semenjak interviewnya tersebar— tentang dukungan terbukanya terhadap kesetaraan sosial dan alasan di balik itu semua tersiar, kehidupannya menjadi pro dan kontra. Banyak sedikit pengakuannya yang memiliki seorang kekasih dari kalangan kelas bawah
"Lalu bagaimana denganmu, apa kau baik-baik saja?" setiap saat, Aiden selalu menyempatkan diri untuk menyampaikan keluh kesahnya kepada sang kekasih. Yui akan membantu jika ia bisa, ia akan diam mendengarkan jika ia tidak bisa melakukan apapun, tetapi percayalah, Yui selalu berpikir untuk membantu Aiden apapun itu. Zhu Yui pun tahu bahwa saat ini adalah saat yang krusial bagi Aiden, ia memiliki sebuah mimpi— menyatukan mereka semua dalam kelas sosial yang sama, sayangnya, apabila ia berhasil menarik simpati dari seluruh kelas atas, maka tantangan tersulit berasal dari ibunya sendiri. Avery Ayana bahkan lebih keras kepala dari yang orang-orang pikirkan. "Hah... entahlah, aku masih menghindar untuk bertemu dengan ibu." ia harus memberi liburan untuk sekretaris Ray yang telah mengorbankan banyak hal demi mencari alasan dan mengulur-ngulur waktu untuknya. Rumah Yui sangat sederhana dengan dinding yang ditempeli oleh wallpaper berwarna cream. Yui duduk dengan merapatkan tubuhnya dengan
Dua hari setelah tahun baru, Zhu Yui mendapati dirinya berada di dalam mobil hitam yang membelah jalanan. Duduk di kursi penumpang, Yui melihat ke arah luar jendela. Gerimis menemani perjalanan mereka, dan awan gelap perlahan menghilang saat mamasuki kota B. Hari ini ia akan bertemu dengan nyonya Avery Ayana, ibu dari Aiden. Ini adalah pertemuan ketiga mereka, dua pertemuan sebelumnya tidak berakhir dengan baik, dia hanya bisa berdo'a agar kali ini tidak lebih buruk. Semakin mendekati kediaman Avery, ia semakin gugup, padahal tadi ia biasa-biasa saja. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Aiden mamastikan keadaan sang kekasih. Ia tahu ini tidak akan mudah bagi Yui. Ia menunggu Yui dengan sabar sebelum wanita Zhu itu mengangguk. "Ya, aku sudah siap." Kediaman Avery sangat besar dan mewah, rumahnya seperti istana, dengan halaman yang luas. Yui ingin menikmati pemandangan yang disajikan namun kegugupannya membuatnya fokus pada satu hal saja. Memasuki pintu berdaun ganda, Aiden meraih tanga
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Aiden kepada Yui. Yui mengangguk, ia masih melihat ke arah ibunya Aiden yang terisak di dalam pelukkan seseorang. Lalu wanita itu beralih kepada sang kekasih. "Ya, aku baik-baik saja." Aiden melihat situasi sekitar sebelum membawa Yui pergi keluar dari ruangan itu, "ayo kita pergi dari sini." "Tapi ibumu," "Ayahku harus menyelesaikan apa yang telah ia mulai." Ah, pria paruh baya itu adalah ayahnya Aiden. Ini adalah masalah keluarga mereka, Aiden mengatakan semuanya sudah dalam kendali. Yui yang sadar bahwa ia hanyalah orang luar tidak ingin ikut campur lebih jauh. Iapun mengangguk dan mengikuti Aiden keluar. Di luar, berkali-kali Aiden bertanya tentang keadaannya, ia hanya menjawab baik, sebab ia pun tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang. Untungnya Aiden tidak begitu menekannya lebih jauh, pria itu berjalan di sebelahnya tanpa melepaskan tangannya. Di luar mereka brtemu dengan seorang wanita tinggi nan cantik, wajah itu tidak asing untuk Yui.
Selama liburan tahun baru, Yui menghabiskan waktunya bersama Aiden. Selain itu ia juga berencana untuk bertemu Reese beserta Freya, rasanya sudah lama tidak bertemu dengan dua temannya ini, jika diingat kembali, ia tidak memiliki teman dekat di tempat kerjanya yang baru. Hanya ada sang atasan yang tidak lelah menjodohkannya dengan orang lain. "Kau sangat pintar, pengalaman kerja beserta pendidikan yang kau punya sangat mengagumkan. Sayangnya kau dari kelas bawah, dengan standar sepertimu, tidak ada yang menyangka jika kau berasal dari lower class." ujar sang atasan, seorang wanita 40 tahun yang sudah menikah sebanyak dua kali. "Sayangnya kau adalah kelas bawah, pria middle class tidak akan mau." lanjutnya lagi, di sebelahnya Yui bahkan tidak berkedip ketika wanita di sebelahnya masih sibuk berbicara. "Sangat sulit mencari pria lower class yang sesuai untukmu, kau tahu mereka biasanya tidak begitu pintar sepertimu." tangan Yui yang sedang mengetik terhenti, satu detik, dua detik, ia m
"Kau masih menyimpan semua potoku." dari arah kamar mandi, Yui menyaksikan kotak usang miliknya telah terbuka. Di kedua tangan mantan atasan, dua poto lama ia pegang. Alisnya terangkat dan keningnya berkerut, kemudian dia tersenyum, sangat ekspesif. Batin Yui. "Tentu saja, aku menyimpan seluruh kenanganmu dengan baik, lalu bagaimana denganmu?" di atas lantai berbagai poto memperlihatkan banyaknya kenangan indah yang telah ia lalui. Ini adalah alasan kenapa ia menyukai mengambil poto di setiap event. Sebuah kenangan yang suatu hari nanti bisa ia lihat dan tertawa saat melihatnnya. "Aku terlihat sangat tampan di poto ini, photographer yang mengambil poto ini sangat berbakat." itu adalah poto Aiden yang menggunakan kaos biru navy dan celana hitam pendek sedang berlari di bawah cahaya matahari, rambutnya menjadi coklat dan matanya bersinar terang. Peluh membasahi wajahnya dan di ujung poninya setitik keringat memantulkan bias indah untuk wajah Aiden. Ya, dapat di simpulkan Aiden terliha
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
"Aku dan Aidne akan berusaha utnuk mengahpus berita yang ada, ok. Maaf telah membuatmu tidak nyaman." Yui meminta maaf karena telah membuat Clee kerepotan. Karena ini semua adalah karena kesalahan mereka. Clee sudah menjadi sorotan media sejak pertunangannya dengan Aiden dilakukan. Orang-orang akan emmansukan namanya, terus menyebut tentang Clee setiap kali dirinya dan Aiden terlihat bersama. Jika Clee marah, maka Yui akan menerima kemarahan itu dengan lapang dada. Ia juga sudah berhutang banyak permintaan maaf kepada wanita itu. "Hmm.. aku menyerahkan semuanya padamu dan Aiden." dari balik panggilan Yui menangguk. Mengendalikan emdia tidak akan sulit bagi Future. Salahnaya juga baru bertindak sekarang. Yui pikir Clee sudah mematikan panggilan telepon mereka, tetapi panggilan masih terhubung. "Clee, apa kau masih di sana?" "Aku sudah berpikir beberapa hari ini. Yui, apa kau pikir aku benar-benar cocok untuk menjadi artis. Tidak pernah terlintas di dalam pikiranku untuk menjadi seor
"Jadi, apa kau bersedia menerima tawaranku?" tanya Aiden setelah kembali ke pembicaraan awal. Meletakkan sondok di atas piring, Clee duduks ambil bersandar pada kursi, ia melipat tangannya dengan pandangan lurus kepada Aiden, "kita sedang berbicara bisnis, jadi aku ingin bertanya, apa keuntungan tuntukku menjadi artis di perusahaanmu?" hanya keran Aiden adalah temannya, ia akan setuju begetu saja, ia juga eprlu menganalisa keuntungan apa yang bisa diberikan Aiden untuknya. "Aku hanya melihat keuntungan dari pihakmu, tetapi aku tidak tahu apa yang bisa aku dapatkan dari taearanmu. Aku punya latar belakang sehingg kau tidak perlu mencari sponsor untukku. Selain itu aku juga punya dirimu untuk mendukung, aku tidak melihat itu menguntungkan bagiku." point pertama Clee. "Aku sudah terkenal, jadi perusahaannmu tidak perlu susah payah untuk mempromosikanku. Pada akhirnya aku yang membawa uang untuk kelian, bukan sebaliknya." wanita cantik itu menunjukan tiga jarinya. "Ketiga, aku sduah m
Tidak banyak yang tahu tetapi Aiden benar mengenai hobinya. Ia menemukan dirinya menyuikai seni lebih dari yang ia duga. Dulu saat sekolah menengah pertama ia mengambil kelas lukis dan tari sebagai ekstrakurikuler. Saat SMA, privat school tempatnya bersekolah memiliki club tari yang terkenal, jadi ia fokus pada tari ia juga ikut dalam kelompok cheerleader untuk pertunjukan turnamen musim panas tingkat nasional. Setelah tamat dari SMA, ia masih sering menari namun rasa ingin tahunya tidak berhenti sampai di sana, salah saorang sahabatnya mengajaknya untuk bergabung dalam klub teater, mereka bilang selain berakting, mereka juga menari dan menyanyi, meskipun awalnya hanya untuk mengisi luang dari tugas kuliah yang menumpuk, hingga sepanjang waktu berjalan Clee sangat menyukai waktu yang ia habiskan saat di klub. Mungkin tidak sampai pada tingkatan profesional, tetapi saat tampil ia sering menjadi pemeran utama. Alasan utama ia terpilih karena ia populer dan cantik, mereka akan menadapat