Yui berhenti, walaupun tidak senang dengan tatapan dan cara sang nyonya berbicara padanya, namun ia masih harus menghormati yang lebih tua, jadi dengan mantap ia menjawab, "ya... aku mencari Aiden." entah apa yang salah dengan perkataannya hingga sang nyonya terlihat semakin tidak senang.Matanya yang tajam menelusuri Yui dari atas sampai bawah, melihat nama yang ada di seragamnya. "Zhu... Yui..." gumamnya. "Apa kau tahu jika ini adalah lantai dimana murid kelas atas berada?""Ya." jawab Yui, tidak begitu menangkap apa maksud dari nyonya ini."Lalu kau pasti tahu jika kau— orang-orang kelas bawah sepertimu tidak seharusnya berada di sini. Ada alasan kenapa kelas atas berada jauh di atas, sedangkan kalian berada di bawah." ujar sang wanita, seluruh tatapan matanya melihat Yui dengan pandangan jijik, "Apa kau paham maksudku?" tanyanya tajam."Aku pikir aku tidak paham maksud anda. Tidak ada peraturan yang melarang murid kemanapun mereka mau, baik kelas bawah ke kelas atas ataupun sebali
Dua hari setelah kejadian, Zhu Yui— sang gadis lower class masih belum bisa lepas dari kejadian tempo hari di saat ia bertemu dengan ibu Avery Aiden yang juga kekasihnya. Banyak hal yang membekas dalam dirinya sejak hari itu, termasuk pamahamannya yang masih belum melihat seluruh dunia juga orang-orang yang ada di dalamnya. Selama ini yang ia tahu hanyalah para kelas atas akan menganggap rendah mereka si kaum bawah, sayangnya semuanya tidak sesederhana itu. Mungkin selama ini ia hanya bertemu kelas atas dari sekolahnya, tidak dengan bagaimana mereka yang sebenarnya ada di luar sana. Seperti seorang wanita paruh baya yang telah ia temui, seorang wanita yang berada di puncak hierarki, seseorang yang membuat tubuhnya bergetar ketakutan. Bukan hanya kata-katanya, namun juga ekspresi yang ditampilkan, memperlihat seolah Yui adalah orang terburuk di muka bumi. Bukan hanya itu, ia juga masih belum melupakan tatapan Aiden hari itu padanya. Tatapan yang ia sendiri tidak mengerti artinya.
"Itu sudah lama berlalu, aku bahkan tidak ingat lagi dengan kejadian itu." Meskipun samar dalam ingatannya, namun tidak untuk rasa sakit yang masih tertanam dengan jelas. Hari itu seperti hari dimana matanya terbuka untuk melihat dunia yang tidak ia ketahui. Ia tidak memikirkan rasa malu dengan perlakuan nyonya Avery, akan tetapi setiap kata yang ia terima seolah menusuk jantungnya lebih dalam. Belum lagi sebuah fakta yang akhirnya ia sadari— jika selama ini Aiden tidak memiliki rasa yang sama dengannya. "Aku masih ingin meminta maaf kepadamu." Yui mengangguk. Kenangan lama yang sudah lama ia lupakan, ia juga tidak menaruh dendam kepada siapapun. "Apa hanya itu yang ingin kau katakan?" tanya Yui lagi. "Jika kau hanya ingin meminta maaf, aku rasa itu tidak perlu. Aku sudah lama memaafkanmu." "Terima kasih." dia terdiam, berpikir untuk beberapa saat sedangkan di sebelahnya Yui masih tidak melepaskan pandangannya pada tarian air mancur. "Zhu Yui, apa kau mau menikah denganku?" pandan
Kehidupannya berjalan lancar selama beberapa bulan ini, termasuk hubungannya dengan Aiden. Mengabaikan seluruh gosip yang beredar, Aiden bahkan lebih berani lagi dan mengundang Yui untuk datang ke pesta ulang tahunnya. Namun karena itu adalah pesta yang pasti dihadiri oleh kalangan kelas atas, Yui tidak berani untuk datang, sebagai gantinya ia memberikan sebuah hadiah untuk Aiden beserta ucapan maaf."Jika seseorang melihat ini, gosip baru akan tersebar di seluruh kantor." goda Aiden, terlihat senang dengan hadiah yang ia dapatkan."Apa kau pikir aku peduli, orang-orang tidak akan memanggilku dengan sebutan Crazy Yui jika aku takut dengan gosip." Ketika jam isirahat, Zhu Yui menarik paksa sang Presdir untuk mengikutinya ke salah satu balkon di gedung perusahaan. Sama-sama menyandarkan tubuh mereka pada balkon, tidak sengaja dua bahu itu bersentuhan, mengalirkan rasa panas diseluruh tubuh Yui. Padahal udara yang berhembus begitu dingin."Jika mereka tahu jika kau mengejarku saat sekola
Tidak jauh berbeda dengan hari yang biasa, kegiatan Zhu Yui berjalan seperti yang sudah-sudah. Bedanya hanya cuaca yang jauh lebih dingin hingga ia harus menggunakan pakaian yang sangat tebal, lalu, setelah sampai di kantor yang hangat Yui duduk tenang dengan asap kopinya yang masih mengepul. Saat itu masih pukul 10 pagi, Freya di sebelah berbisik. "Ada apa dengannya?" tanya gadis itu menyaksikan manajer mereka— manajer Lin yang berlari dengan tergesa-gesa. Tidak lama kemudian, seseorang datang dan mereka berdiri menyambut sopan siapapun orang itu. Biasanya berita berhembus sangat cepat di kantor, tapi hari ini tidak ada yang tahu siapa yang berkunjung. Tidak perlu waktu lama sebelum Yui melihat seorang wanita paruh baya yang berjalan paling depan. Meskipun beberapa helai rambutnya sudah berubah dengan warna putih, tidak mempengaruhi penampilan sang wanita. Caranya berjalan, tatapannya beserta aura yang mengelilinginya, mengingatkan Yui kembali di waktu pertama mereka bertemu. Yui
"Yui, apa kau sudah selesai?" "Sudah bu!" Zhu Yui menyahut, suaranya terdengar hingga ke pintu luar dimana nyonya Zhu sudah berdiri untuk menunggunya. Wanita paruh baya itu berdiri di atas tangga batu menuju rumah mereka yang sederhana. Intensitas salju yang turun di kota C lebih tinggi daripada ibu kota. Bunga-bunga yang beberapa bulan lalu masih tumbuh mekar di halaman rumah, kini sudah memutih bagai permadani putih. Dari dalam rumah, Zhu Yui dengan mantel, syal beserta sarung tangan berjalan cepat melewati setiap ruangan rumahnya yang terbuat dari kayu. Sesampainya di depan pintu rumah, udara menjadi jauh lebih dingin, ia memasang sepatu boot-nya di depan pintu rumah. "Udara hari ini lebih dingin dari kemaren." ujarnya. Seraya membawa keranjang. "Ya, ibu dengar hari ini akan ada badai salju. Kita harus tutup lebih awal hari ini." Yui mengangguk, pasangan ibu dan anak itu lalu pergi melewati jalanan putih. Jika diingat lagi, sudah berapa hari ia di sini? Di kampung halamanny
"Terima kasih, silahkan datang kembali." Zhu Yui memberi sapaan. Rasa lelah yang ia rasakan ia tutupi di balik senyumnya seraya menutup pintu untuk pengunjung terakhir mereka hari itu. Matahari sudah tenggelam, langit sudah berubah menjadi malam, namun salju yang turun dari pagi tidak kunjung berhenti. Kembali ke dalam restauran setelah memasang tanda tutup pada pintu restauran kecil milik keluarganya, Yui duduk di salah satu meja. "Ayo makan dulu, kau belum makan sejak pagi." tutur nyonya Zhu, menghidangkan sub daging hangat yang barus aja ia panaskan. "Ibu juga makan besamaku." "Tentu saja," ujarnya tersenyum. Pasangan ibu dan anak itu duduk berhadapan di meja yang sama. Menikmati makan malam yang belum sempat mereka nikmati. Bekerja di restauran ini selalu membuatnya lebih lelah dari yang ia bayangkan. Setelah makan, mereka harus segera merapikan restauran dan kembali ke rumah. Salju turun semakin lebat, mereka tidak ingin terkurung di sini hingga pagi. "Ibu, ibu tidak perlu kh
"Oh my God! Ini adalah Avery Aiden! Avery Aiden yang asli sedang berdiri di hadapanku!" mulut Yura terbuka lebar, jika tidak hati-hati, bisa saja semacam serangga yang terbang masuk ke dalam mulut gadis itu. Putri bungsu keluarga Zhu masih membeku di depan pintu— ia adalah orang yang membukakan pintu untuk ibunya, siapa yang tidak terkejut disaat dihadapkan oleh wajah rupawan secara langsung? Tepat di depan wajahnya. "Kau menghalangi pintu masuk." Yui menggeser tubuh adiknya dari pintu dan segera menutup pintu itu. Udara semakin tidak bersahabat, apalagi menuju tengah malam seperti ini. "Apa? Siapa yang datang?" Yudha muncul dari ruang tengah, keningnya berkerut menyaksikan sang adik yang tersenyum dengan mata yang tidak berkedip kepada seorang pria tinggi tampan di depan pintu. "Apa ibu membawa orang asing lagi?" adalah pertanyaan Yudha, biasanya ibunya suka sekali membawa hewan liar ke rumah, tidak jarang juga orang asing— bahkan turis— yang entah bagaimana bisa bertemu dengan s
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
"Aku dan Aidne akan berusaha utnuk mengahpus berita yang ada, ok. Maaf telah membuatmu tidak nyaman." Yui meminta maaf karena telah membuat Clee kerepotan. Karena ini semua adalah karena kesalahan mereka. Clee sudah menjadi sorotan media sejak pertunangannya dengan Aiden dilakukan. Orang-orang akan emmansukan namanya, terus menyebut tentang Clee setiap kali dirinya dan Aiden terlihat bersama. Jika Clee marah, maka Yui akan menerima kemarahan itu dengan lapang dada. Ia juga sudah berhutang banyak permintaan maaf kepada wanita itu. "Hmm.. aku menyerahkan semuanya padamu dan Aiden." dari balik panggilan Yui menangguk. Mengendalikan emdia tidak akan sulit bagi Future. Salahnaya juga baru bertindak sekarang. Yui pikir Clee sudah mematikan panggilan telepon mereka, tetapi panggilan masih terhubung. "Clee, apa kau masih di sana?" "Aku sudah berpikir beberapa hari ini. Yui, apa kau pikir aku benar-benar cocok untuk menjadi artis. Tidak pernah terlintas di dalam pikiranku untuk menjadi seor
"Jadi, apa kau bersedia menerima tawaranku?" tanya Aiden setelah kembali ke pembicaraan awal. Meletakkan sondok di atas piring, Clee duduks ambil bersandar pada kursi, ia melipat tangannya dengan pandangan lurus kepada Aiden, "kita sedang berbicara bisnis, jadi aku ingin bertanya, apa keuntungan tuntukku menjadi artis di perusahaanmu?" hanya keran Aiden adalah temannya, ia akan setuju begetu saja, ia juga eprlu menganalisa keuntungan apa yang bisa diberikan Aiden untuknya. "Aku hanya melihat keuntungan dari pihakmu, tetapi aku tidak tahu apa yang bisa aku dapatkan dari taearanmu. Aku punya latar belakang sehingg kau tidak perlu mencari sponsor untukku. Selain itu aku juga punya dirimu untuk mendukung, aku tidak melihat itu menguntungkan bagiku." point pertama Clee. "Aku sudah terkenal, jadi perusahaannmu tidak perlu susah payah untuk mempromosikanku. Pada akhirnya aku yang membawa uang untuk kelian, bukan sebaliknya." wanita cantik itu menunjukan tiga jarinya. "Ketiga, aku sduah m
Tidak banyak yang tahu tetapi Aiden benar mengenai hobinya. Ia menemukan dirinya menyuikai seni lebih dari yang ia duga. Dulu saat sekolah menengah pertama ia mengambil kelas lukis dan tari sebagai ekstrakurikuler. Saat SMA, privat school tempatnya bersekolah memiliki club tari yang terkenal, jadi ia fokus pada tari ia juga ikut dalam kelompok cheerleader untuk pertunjukan turnamen musim panas tingkat nasional. Setelah tamat dari SMA, ia masih sering menari namun rasa ingin tahunya tidak berhenti sampai di sana, salah saorang sahabatnya mengajaknya untuk bergabung dalam klub teater, mereka bilang selain berakting, mereka juga menari dan menyanyi, meskipun awalnya hanya untuk mengisi luang dari tugas kuliah yang menumpuk, hingga sepanjang waktu berjalan Clee sangat menyukai waktu yang ia habiskan saat di klub. Mungkin tidak sampai pada tingkatan profesional, tetapi saat tampil ia sering menjadi pemeran utama. Alasan utama ia terpilih karena ia populer dan cantik, mereka akan menadapat