Neil menuangkan segelas air untuk Yvonne.Yvonne meneguk setengah gelas air untuk meredakan tenggorokannya yang terasa kering.Rasa pahit di lidah Yvonne pun berkurang, tetapi sekujur tubuhnya masih terasa sakit."Apa yang terjadi? Siapa yang melakukannya? Apakah Jolene yang menyakitimu?" Akhirnya Neil melontarkan pertanyaan yang telah ditahannya sejak tadi.Yvonne menggelengkan kepala. Jika tidak mendengar cerita Samantha, mungkin Yvonne juga akan menuduh Jolene yang melakukannya. Namun setelah mengetahui semuanya, beberapa pemikiran terbesit di benak Yvonne.Kalau tebakan Yvonne benar, sepertinya Niko mengendarai mobil Yvonne hingga menabrak mobil Shawn. Jika Shawn terluka parah, seharusnya pihak kepolisian yang datang untuk menginterogasi, tetapi melihat tindakan Shawn yang mengutus pengawalnya, dia tidak terluka, tetapi murka.Niko adalah adik tiri Yvonne, tetapi bukan berarti Yvonne wajib menanggung semua kesalahan Niko."Neil, aku ingin bercerai dengan Shawn. Salah satu anakku ng
"Ini pengemudinya?" tanya Shawn saat melihat identitas pengemudi yang menabraknya.Masalahnya, pengemudi yang dilihat Shawn adalah seorang pemuda, bukan wanita.Sava tidak tahu kenapa Shawn marah, tetapi dia tetap menjawab dengan jujur, "Mobil tersebut adalah milik wanita yang bernama Yvonne ....""Hanya karena mobil ini adalah miliknya, apakah berarti dia yang mengemudikannya?" Shawn melompat dari tempat tidur dan memelototi Sava. "Kamu memberikan pelajaran kepada Yvonne?"Sava menundukkan kepala, dia tidak berani menjawab pertanyaan Shawn."Kamu tuli?" bentak Shawn."I-iya!" jawab Sava.Napas Shawn terdengar terengah-engah. Sava pun bergegas meminta maaf. "Maafkan aku, aku ...."Shawn mengabaikan Sava dan bergegas berlari keluar. Demi menemui Shawn, Jolene menunggu di depan ruangan. Sesaat melihat Shawn yang keluar dari ruangannya, Jolene menarik tangannya dan berkata, "Shawn ....""Pergi!" Shawn mengempaskan tangan Jolene hingga terhempas dan jatuh ke lantai.Tidak ada seorang pun y
"Yvonne!" bentak Shawn. Wajahnya terlihat memerah, tenggorokannya terasa akan meledak. "Percaya, tidak? Aku tega menghabisimu sekarang juga!""Aku percaya, tapi aku nggak takut," jawab Yvonne sambil menatap Shawn dengan tatapan marah dan penuh kebencian. "Shawn, aku membencimu!""Kamu membenciku karena anakmu keguguran?" Shawn lanjut berkata, "Kalaupun tidak ada kejadian ini, aku tidak akan membiarkanmu melahirkan anak haram itu. Aku tetap akan memaksamu untuk menggugurkannya. Baguslah kamu keguguran, jadi aku tidak perlu turun tangan. Takdir pun tidak mengizinkan anak haram itu dilahirkan."Hati Yvonne terasa sakit saat mendengar kata anak haram yang terlontar dari mulut Shawn.Sorotan mata Yvonne memancarkan kebencian. "Shawn, aku sangat membencimu! Aku berharap kamu mati saja!"Shawn mengepalkan tangannya dengan erat, Yvonne lebih membela anak haramnya dibandingkan suami sendiri?Shawn mengulurkan tangannya dan mencekik leher Yvonne. Namun setelah menenangkan diri, Shawn melepaskan
Sakit, tidak? Tentu saja sakit.Namun rasa sakit di tubuh tidak sepadan dengan sakit hati setelah kehilangan anaknya.Yvonne menunduk, dia tidak menjawab pertanyaan Shawn.Shawn menarik tangan Yvonne, lalu menarik dagu dan mengecup bibirnya."Hum, kamu gila?" Yvonne memberontak.Shawn tersenyum licik, dia mengangkat kedua alisnya dan berkata, "Makanya, jawab pertanyaanku. Ini adalah sopan santun, saat kecil kamu diajari dasar etika, 'kan? Ciuman itu adalah hukuman untukmu. Kalau kamu terus menentang, lain kali aku tidak akan sungkan-sungkan.""Pegang ucapanku!" Shawn menekankan peringatannya.Yvonne terluka dan lemas, dia tidak berani melawan Shawn. Takutnya Shawn benar-benar marah dan melukai kandungan Yvonne.Untuk sementara ini, Yvonne hanya bisa menahan kekesalannya.Jolene melakukan amniosentesis kepada Yvonne, sedangkan Shawn mengutus orang untuk menghajar Yvonne. Meskipun Shawn tidak bermaksud jahat dan salah sasaran, tindakannya menyebabkan Yvonne kehilangan salah satu anaknya.
Shawn dan Jolene telah membunuh salah satu anak Yvonne. Bagaimana mungkin Yvonne mencintai musuhnya?"Lalu apa rencanamu selanjutnya? Kamu nggak bisa menyembunyikan kandunganmu selamanya. Seiring membesarnya perutmu, Shawn pasti bakalan curiga," Neil mengingatkan.Yvonne sudah memiliki rencana baru, tapi dia tidak mau memberi tahu Neil karena Neil dan Shawn terlalu akrab. Jika Neil mengetahui rencana Yvonne, cepat atau lambat informasi tersebut akan sampai ke telinga Shawn.Jadi Yvonne memutuskan untuk berlagak bodoh. "Aku juga nggak tahu. Dipikirkan nanti saja.""Kamu harus melarikan diri sejauh mungkin! Kabur ke tempat yang sulit dijangkau Shawn. Seiring waktu, dia pasti akan melupakanmu," jawab Neil.Yvonne melirik Neil. "Apakah menurutmu ada tempat yang nggak bisa dijangkau Shawn?""Benar juga." Neil menggaruk kepala, dia tahu betapa besarnya koneksi Shawn."Aku ngantuk, mau tidur." Yvonne memejamkan mata."Tidurlah, kalau butuh sesuatu panggil aku," jawab Neil."Em." Neil mengangg
Shawn melirik ke arah Jolene sambil menjawab Sava, "Bawa kemari."Jolene panik, kenapa Shawn menatapnya seperti itu?"Dokter? Dokter apa?" Jolene bertanya dengan hati-hati.Shawn beranjak ke sofa dan melipat kedua kakinya. "Katanya kamu keguguran, 'kan? Tapi anehnya dokter yang merawatmu malah kabur. Untungnya aku berhasil menemukan keberadaannya."Kedua kaki Jolene terasa lemas, dia langsung jatuh dan tersungkur di lantai. Setelah kecelakaan, Jolene adalah orang pertama yang sadarkan diri. Dia menghabiskan banyak uang untuk menyogok dokter yang merawatnya.Setelah membohongi Sava, dokter tersebut langsung melarikan diri. Namun ... bagaimana Shawn bisa menemukan keberadaan dokter tersebut?"Shawn, dengarkan aku ...." Jolene berusaha menjelaskan."Sabar, jangan gegabah. Nanti ada giliranmu untuk bicara." Shawn melirik Jolene sambil menyeringai dingin.Dengan gemetaran, Jolene merangkak ke depan Shawn dan menarik celananya. "Aku mohon, dengarkan penjelasanku. Aku tidak berbohong."Shawn
Namun Shawn tidak bodoh, dia tidak menyangka Jolene adalah wanita yang tidak tahu malu.Jika Shawn tidak berutang budi kepada Jolene, dia mungkin sudah menyiksa wanita ini.Shawn sudah berbaik hati melepaskannya, beraninya Jolene mengungkit-ungkit jasanya untuk memanipulasi Shawn."Jolene, kali ini aku akan melepaskanmu. Tapi aku ingatkan, ini adalah terakhir kalinya. Mulai sekarang, aku tidak ingin melihat wajahmu lagi. Kalau kamu masih berani mendekatiku, aku tidak akan segan-segan." Shawn memerintahkan Sava, "Bawa pergi.""Baik." Sava langsung menyeret Jolene."Shawn ...." Jolene memeluk Shawn sambil menangis dan memohon, "Aku tidak bermaksud membohongimu ....""Lepaskan tanganmu! Jangan sampai aku berubah pikiran dan membuatmu tidak betah tinggal di kota ini." Shawn meninggikan suaranya.Jolene ketakutan dan bergegas melepaskan pelukannya. Semua rencana indah Jolene gagal. Bukannya mendapatkan Shawn, dia malah kehilangan pria yang diincarnya.Jangankan mendapatkan cinta Shawn, pria
Yvonne menyalakan lampu tidur sehingga pencahayaan di dalam ruangan tidak terlalu redup, tapi juga tidak terlalu terang.Setelah memastikan Yvonne tertidur pulas, Shawn menutup pintu dan beranjak ke samping tempat tidur.Shawn menundukkan kepala dan memperhatikan wajah Yvonne yang mulus. Yvonne memiliki bibir tipis merona, rambut hitam panjang yang sedikit berantakan membuatnya terlihat makin menawan.Tanpa disadari, Shawn mengulurkan tangan untuk mengusap wajah Yvonne. Ketika ujung jari Shawn menyentuh pipinya, Yvonne memutar kepalanya ke sisi lain.Shawn mengerutkan alis dan bergegas menarik kembali tangannya."Uhm ...." Yvonne membalikkan badan dan membelakangi Shawn.Shawn menyelimuti Yvonne, lalu berbaring di sebelah sambil memeluknya dari belakang. Suasana di dalam ruangan terasa harmonis dan hangat.Entah kapan Shawn pergi. Ketika Yvonne bangun, Shawn sudah tidak berada di sampingnya. Yvonne sama sekali tidak tahu apa yang terjadi.Sekitar pukul 8 pagi, Leah datang mengantarkan