Share

Bab 507

Penulis: Aku Suka Uang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Panjang umur, ternyata Neil menelepon Shawn.

Shawn mengangkat kedua alisnya saat melihat nama Neil yang tertera di layar. Kebetulan sekali?

"Aku mau minta bantuan," kata Neil yang berada di ujung telepon.

"Aku di restoran biasa."

"Aku ke sana sekarang." Neil menutup teleponnya.

"Neil sedang di perjalan ke sini." Shawn meletakkan ponselnya. Dia sengaja menyuruh Neil ke sini agar Yvonne tidak repot-repot pergi menemuinya.

Yvonne mengangguk.

Setengah jam kemudian Neil tiba.

Pelayan memandu Neil memasuki sebuah ruangan.

"Shawn ...." Neil tersentak saat melihat wanita yang duduk di samping Shawn.

Neil mengucek matanya, apakah dia tidak salah lihat? Tidak, wanita itu bukan ilusi.

"Yvonne?" Neil memanggilnya sambil mengerutkan alis.

Tidak, bukankah Yvonne sudah meninggal? Apakah Shawn mencari wanita yang mirip dengan Yvonne untuk melampiaskan kerinduannya?

"Shawn, wanita ini mirip banget sama Yvonne. Kamu cari di mana?" Neil menarik kursi dan duduk.

"Aku nggak mati." Yvonne menatap Neil.

Neil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 508

    "Hmm?" Yvonne mengangkat kepalanya.Shawn menaruh beberapa macam sayur ke dalam piring Yvonne. "Sayur ini enak, makan yang banyak."Yvonne menyantap semua sayur yang diberikan Shawn. Sembari mengunyah makanan, Yvonne merasa ada yang janggal. Dia menatap Shawn dengan curiga dan bertanya, "Kamu agak aneh.""Jangan mengada-ada. Makan yang banyak," jawab Shawn.Yvonne tidak percaya. "Kamu merahasiakan sesuatu?"Shawn menjawab dengan percaya diri, "Aku merahasiakan apa? Cuma perasaanmu saja."Shawn memang tidak menyembunyikan apa-apa, dia hanya merasa bersalah kepada Niko.Niko sempat datang ke kantor, tetapi Shawn sibuk dan tidak bisa menemuinya. Sekarang Shawn baru sadar, sepertinya Niko datang menemuinya untuk membicarakan masalah Anas.Shawn takut Yvonne marah karena dia tidak membantu Niko dan Anas."Makan lagi." Shawn mengambilkan berbagai macam sayur ke dalam piring Yvonne.Yvonne mengerutkan alis melihat isi piring yang menggunung. "Aku kenyang."Shawn mengusap kepada Yvonne. "Kalau

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 509

    "Niko?" panggil Yvonne.Tidak ada yang menjawab Yvonne.Shawn menahan Yvonne. "Tunggu di sini, biar aku cek dulu."Shawn tidak tahu apa yang terjadi di rumah ini, dia khawatir membahayakan Yvonne.Yvonne mengangguk, sementara Shawn mengecek kondisi rumah.Niko sedang berbaring di sofa. Suara tadi adalah botol bir yang jatuh ke lantai.Ruang tamu diselimuti aroma alkohol yang menusuk, terdapat puluhan botol minuman keras yang berceceran di lantai.Niko seperti orang yang baru dicelupkan ke dalam bak berisi minuman keras, aroma tubuhnya membuat Shawn mual."Niko ada di sana?" Yvonne berjalan mendekat."Em."Entah sudah berapa lama Niko mengurung diri di rumah. Tirai dan jendela tertutup, lampu juga tidak dinyalakan."Plak!" Yvonne menyalakan lampu ruang tamu.Niko terbangun sambil menutup matanya, penglihatannya terasa silau."Niko!" panggil Yvonne.Niko membuka matanya secara perlahan, dia tidak terkejut saat melihat Yvonne. "Kak ... Kak, akhirnya kamu datang menjenguk aku?"Niko mengir

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 510

    Entah sudah berapa lama Niko tidak menggunting rambut dan mencukur kumis, penampilannya tampak menyedihkan.Sejak perusahaan bangkrut, Niko tidak pernah mengurus dirinya lagi. Dia kelihatan seperti gelandangan yang tidak punya rumah."Jangan pergi!" Niko sudah sadar, dia buru-buru keluar untuk menahan Yvonne pergi. "Aku butuh bantuanmu."Yvonne menutup pintu mobil dan kembali ke dalam rumah."Tunggu sebentar, aku mau cukur kumis." Niko berlari ke kamar untuk merapikan diri.Yvonne gelisah menunggu Niko yang tak kunjung turun. Aroma di dalam rumah membuatnya merasa tidak nyaman."Mau tunggu di mobil?" Shawn menyadari Yvonne tidak nyaman berada di dalam rumah."Em." Yvonne dan Shawn menunggu Niko di dalam mobil.Sekitar setengah jam kemudian, Niko keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Penampilannya jauh lebih rapi daripada tadi. Aroma minuman keras pun telah ditutupi aroma parfum yang menyegarkan.Niko mengurung diri di rumah. Setiap hari dia mengonsumsi minum keras dan tidak mandi

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 511

    "Ada apa?" tanya Niko."Anas nggak mungkin kabur, tapi nyatanya dia hilang. Jangan-jangan ... dia diculik?" Yvonne mencurigai Yasmine, apakah dia melakukan sesuatu kepada Anas?Yasmine bukanlah wanita yang baik. Bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada Anas?Yvonne tidak berani membayangkannya. Dada Yvonne sontak terasa sesak, bagaimana ini?Shawn setuju dengan analisa Yvonne. Anas tidak mungkin hilang begitu saja.Hanya ada satu kemungkinan, Anas diculik! Kalaupun dibunuh, jasadnya pasti ketemu, tapi nyatanya tidak ada laporan dari polisi. Sekarang mereka harus mencari tahu di mana Anas disembunyikan?Shawn menepuk pundak Yvonne. "Aku akan membantumu."Yvonne menatap Shawn dengan tatapan berkecamuk, seolah sedang berkata, "Kenapa kamu nggak mengurus masalah ini sejak awal?"Namun Yvonne tidak bisa menyalahkan Shawn. Shawn tidak bertanggung jawab atas kehidupan Anas.Yvonne tidak menyalahkan Shawn, tetapi dia sangat mengkhawatirkan keselamatan Anas.Niko langsung mengadu saat melihat Yvo

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 512

    Shawn tidak langsung mengamuk.Harvey berjalan ke arah mobil Shawn sambil berteriak, "Yvonne!"Begitu selesai mengurus masalah video panas yang disebarkan Shawn, Harvey langsung datang menemui Yvonne. Alhasil, Yvonne dan Shawn malah sudah berdamai.Apakah Yvonne dan Shawn bekerja sama untuk mempermainkan Harvey? Yvonne mengatakan Shawn tidak mencintainya, kenapa mereka kembali bersama?"Yvonne, kamu harus memberikanku penjelasan!" Harvey merasa dikhianati.Yvonne kebingungan melihat Harvey yang marah-marah. "Aku nggak berutang kepadamu. Ngapin kamu marah-marah?"Harvey makin kesal saat mendengar jawaban Yvonne. "Kamu menyuruhku merahasiakan identitasmu dari Shawn. Tapi kenapa sekarang kamu kembali bersama dia? Kamu membohongiku?"Selagi Yvonne dan Shawn bertengkar, Harvey ingin menggunakan kesempatan itu untuk mendekati Yvonne. Harvey tak hanya ingin merebut istri Shawn, tapi juga anaknya.Harvey bahkan belum berbuat apa-apa, tapi Yvonne dan Shawn sudah kembali bersama. Bagaimana Harve

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 513

    Harvey melangkah mundur saat melihat jelas pria yang muncul di belakang Shawn.Bukan karena ada banyak orang yang datang, tetapi karena Harvey tidak memiliki bantuan.Harvey bingung, kenapa Dylan tiba-tiba muncul di sini? Harvey percaya kebetulan semacam ini.Di tengah kebingungan, Harvey melayangkan pandangannya kepada Yvonne yang duduk di dalam mobil. Apakah Yvonne yang menghubungi Dylan dan menyuruhnya datang?"Yvonne, kamu yang memanggil Dylan datang?" Harvey tidak percaya Yvonne yang melakukannya.Namun Yvonne tidak mengelak, dia memanggil Dylan bukan karena mencemaskan Shawn, tetapi karena mengkhawatirkan Harvey. Harvey tidak pernah menang melawan Shawn.Kebetulan ponsel Shawn tertinggal di mobil, jadi Yvonne menggunakan ponselnya untuk menelepon Dylan. Yvonne tidak menyuruh Dylan memukul Harvey, tetapi memintanya untuk mengusir Harvey.Yvonne tidak mau melihat Shawn dan Harvey berkelahi.Yvonne menjawab, "Demi kebaikanmu."Harvey mengerutkan alis. "Demi kebaikanku? Aku malah mer

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 514

    "Kamu sudah bukan anak kecil!" Samantha memarahi Yvonne setelah mendengar ceritanya. "Kamu boleh mencampakkan aku, tapi bagaimana kamu tega meninggalkan anakmu? Setiap hari aku dan Shawn tersiksa memikirkan kamu. Lihat kondisimu, mana lagi hamil. Yvonne, apakah aku harus bangga setelah semua yang kamu lakukan?"Yvonne tidak berani menjawab.Shawn menggendong Dio sambil menyaksikan Yvonne dimarahi Samantha.Ada beberapa hal yang ingin dilontarkan Shawn, tetapi dia takut menyinggung Yvonne. Kebetulan sekarang Samantha mewakili Shawn untuk memarahi Yvonne. Semoga kelak Yvonne berpikir puluhan kali sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu.Yvonne memang agak kelewatan. Berapa banyak orang yang bersedih gara-gara kematiannya?"Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada kandunganmu? Bagaimana kamu akan bertanggung jawab kepada Shawn? Aku nggak mengerti jalan pikiranmu. Sebentar lagi kamu adalah ibu dari dua anak, jangan melakukan hal yang konyol.""Lihat anakmu!" Samantha menunjuk ke arah Dio. "

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 515

    Yvonne merasa ada yang tidak beres. Dia menoleh ke arah koleganya dan memberikan isyarat mata untuk menanyakan apa yang terjadi."Hasil penelitian kita diterbitkan sama Pusat Penelitian Prato. Mereka bahkan lebih cepat menerbitkan tesisnya daripada kita. Sekarang seluruh dunia bisa mengakses data itu.""Kok bisa?" Yvonne berpura-pura terkejut.Dokter kepala melayangkan tatapan tajam. "Aku tidak tahu?""Aku tidak tahu," Yvonne menjawab dengan tenang."Oh ya?" Dokter kepala mencurigai Yvonne. "Bukannya kamu yang diam-diam mengirimkan hasil penelitian kita kepada Pusat Penelitian Prato?"Dokter kepala memperhatikan ekspresi Yvonne. Jika Yvonne gugup, berarti dia pelakunya!Sebagai dokter yang hebat, Yvonne memiliki kemampuan untuk tetap tenang di berbagai situasi sulit."Aku tidak melakukannya," Yvonne menjawab dengan tegas."Kamu yang merapikan semua data-data konferensi, kamu punya akses untuk meminta semua data penelitian. Bisa saja kamu mencurinya dan diam-diam mengirimkannya ke Pusat

Bab terbaru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status