Nama: JaneUsia: 30Tempat lahir: Negara ZavaYvonne memalsukan nama dan usianya untuk menyembunyikan identitas asli.Shawn mengerutkan alis, hanya ini informasinya?Aiden menjelaskan, "Informasi mengenai dokter ini tidak banyak, tapi kalau kamu bersedia berinvestasi, aku akan pergi ke Negara Mauro untuk menemui Dokter Jane. Aku yakin bisa membujuknya untuk terlibat dalam proyek ini."Shawn menolak. "Aku tidak tertarik.""Yura, antar tamu pergi," perintah Shawn.Shawn tidak ingin berbicara lebih banyak, proyek ini tidak menarik, menghabiskan banyak waktu dan uang.Aiden tidak rela. "Pak Shawn, seandainya Yvonne masih hidup, apa yang akan dia lakukan?"Seketika raut wajah Shawn langsung berubah, kedua matanya tampak bergetar. Shawn tidak marah, tetapi juga tidak kelihatan tenang. Shawn seakan sedang menahan ledakan emosi yang bergejolak.Aiden menyesal, untuk apa dia membahas Yvonne? Yang ada malah membuat Shawn murka."Maaf, anggap aku tidak mengatakan apa-apa. Maafkan aku ...." Aiden
Kenapa Aiden ada di sini?Meskipun Yvonne dan Jeff lumayan akrab, ini adalah pertama kalinya Jeff mengajak Yvonne makan bersama. Tadinya Yvonne merasa aneh, ternyata firasatnya benar, ini bukan makan malam biasa.Selagi Jeff dan Aiden tidak memperhatikannya, Yvonne buru-buru keluar dari restoran sambil mengirimkan pesan kepada Jeff.[ Maaf, aku ada urusan. Aku tidak bisa ke sana. ]Yvonne berjalan sendirian di tepi jalan. Dia mengenakan rok serta mantel berwarna krem. Syal dilingkarkan pada leher dan menutupi setengah wajahnya.Yvonne memeluk kedua lengannya sambil berjalan dan menikmati pemandangan. Dia jarang memiliki waktu luang untuk bersantai."Aku sudah tahu." Harvey berjalan sambil menjawab telepon.Harvey tidak sengaja menabrak seseorang. Ketika menoleh dan hendak meminta maaf, dia tersentak melihat wanita yang menutupi setengah wajahnya. Perawakan wanita ini mirip dengan seseorang ....Di saat Harvey tercengang, Yvonne bergegas menutupi wajahnya dan pergi.Harvey tersadar dari
Harvey menarik tangan Yvonne sebelum sempat melarikan diri.Kemudian Harvey membaca tanda pengenal yang tergantung di leher Yvonne. "Jane?""Ternyata kamu bekerja di Pusat Penelitian Jantung Maine?" Harvey memuji penghilangannya sendiri. Meskipun Yvonne mengenakan masker, Harvey tetap dapat mengenalinya.Harvey mendengar Shawn berencana berinvestasi dalam penelitian jantung buatan dan sedang bersiap-siap untuk merekrut orang yang bekerja di Pusat Penelitian Jantung Maine.Shawn tidak pernah gagal dalam masalah berbisnis. Oleh karena ini, Harvey datang untuk mendahului Shawn.Harvey adalah seorang pebisnis, tapi dia tidak tahu-menahu mengenai dunia medis. Dia bahkan tidak memiliki kenalan yang berkecimpung di dunia kedokteran.Harvey seperti orang bodoh yang berlalu-lalang di lobi Pusat Penelitian Jantung Maine. Masalahnya dia tidak diizinkan masuk untuk menemui kepala lembaga.Di saat sedang mondar-mandir dan gelisah, Harvey melihat Yvonne yang beranjak keluar. Ketika Yvonne muncul, Ha
Orang tersebut tidak menghiraukan Harvey, dia mendekati Yvonne dan berkata, "Beliau adalah bawahannya Pak Shawn. Dia datang untuk merekrut orang."Sesaat menoleh, Yvonne melihat Aiden yang berdiri di samping Jeff."Jane ...." Jeff memanggilnya sambil menghampirinya, "Sebentar! Ini Pak Aiden, Beliau sudah lama menunggumu. Bagaimana kalau kamu meluangkan waktu untuk mengobrol sebentar?"Harvey membelalak, jadi orang yang ingin Shawn rekrut adalah Yvonne?Yvonne menjawab, "Aku tidak mau pulang, keputusanku sudah bulat."Kemudian Yvonne membalikkan badan dan menarik Harvey pergi.Jeff telah berusaha, tapi dia tidak mungkin memaksa Yvonne."Kamu lihat sendiri, dia nggak mau," kata Jeff kepada Aiden.Aiden agak kecewa, tetapi tatapannya berbinar-binar saat melihat Aiden. "Aku rasa kamu orang yang cocok ...."Jeff langsung melambaikan tangan. "Nggak, nggak.""Tapi ....""Tidak ada tapi, aku nggak bisa." Jeff menolak tanpa ragu.Aiden mulai merasa putus asa.Di sisi lain, Yvonne menarik Harvey
"Ini ...." Harvey tidak menyangka Yvonne memberikannya dokumen ini."Ini adalah daftar para investor Pusat Penelitian Jantung Maine," kata Yvonne."Keluarga Lotex adalah konglomerat yang paling kaya. Mereka memulai bisnis sejak tahun 1919. Mereka adalah konglomerat pertama di dalam sejarah peradaban manusia. Hingga saat ini, Keluarga Lotex telah memonopoli industri minyak di Negara Mauro. Beberapa tahun ini mereka sedang melakukan ekspansi ke industri lain." Harvey mengangkat kepalanya dan bertanya, "Kenapa kamu memberikanku daftar investor ini?""Aku nggak mau pulang, ada banyak hal yang bisa aku pelajari di sini. Aku sangat menyukai lingkungan kerjaku. Aku mengenal pria yang tadi menemuiku, dia bernama Aiden. Dia adalah pengusaha di bidang farmasi yang ambisius. Aku tahu, dia tidak ingin Pusat Penelitian Jantung Maine memonopoli penelitian medis di dunia." Yvonne mengepalkan tangannya."Aku tahu ini bukan permintaan yang mudah, tapi apakah kamu bisa berinvestasi di dalam penelitian i
Yvonne mengerutkan alis. "Kamu ngapain?"Yvonne menggelengkan kepala, dia tak berdaya menghadapi Harvey."Mengantarkan sarapan. Mulai sekarang, setiap pagi aku akan datang mengantarkan sarapan." Harvey tidak sungkan, dia langsung menyelinap masuk ke dalam rumah Yvonne.Yvonne mengenakan gaun tidur berwarna putih dan berlengan panjang. Gaun yang dikenakan menjuntai hingga ke mata kaki.Yvonne berjalan sambil mengusap perutnya. "Kalau kamu ada waktu untuk mengantarkan sarapan, lebih baik kamu segera pulang untuk membujuk Shawn."Harvey mengerutkan bibir saat mendengar nama Shawn. Pagi-pagi sudah mendengar namanya, menyebalkan!"Aku pulang setelah kamu menemaniku sarapan," jawab Harvey."Harvey, kamu bukan anak kecil lagi. Jangan bersikap kekanak-kanakan," Yvonne mengomelinya.Harvey menjawab dengan kesal, "Siapa yang kekanak-kanakan?"Harvey tulus mengantarkan sarapan untuk Yvonne. Berdasarkan yang Harvey baca, wanita menyukai pria yang perhatian. Saat ini Harvey sedang berusaha untuk me
"Sudah selesai bicara?"Harvey mengangguk. "Sudah ....""Kalau begitu pergi!" Nada bicara Shawn terdengar agak marah.Harvey bingung, kenapa Shawn marah? Memangnya Harvey salah bicara?"Shawn, jangan pikir cuma kamu yang paling kaya di negara ini! Kalau kamu nggak mau, aku akan mencari investor lain! Apa gunanya punya uang banyak? Memangnya kamu bisa membawa uangmu mati bersama?" Harvey langsung kabur setelah selesai bicara, dia tidak memberikan Shawn kesempatan untuk menjawab.Harvey tahu bagaimana watak Shawn. Jika Harvey berlama-lama di sini, Shawn pasti akan menghajarnya.Harvey bukan orang bodoh, dia tidak akan mengorbankan dirinya.Di dalam ruangan.Shawn melemparkan pulpen yang dipegang, lalu memijat keningnya. Entah kenapa dada Shawn terasa sesak, dia terus memikirkan ucapan Harvey.Shawn mengangkat telepon yang ada di meja. "Panggil Dylan.""Baik," jawab Yura.Tak sampai satu menit, Dylan masuk ke ruangan Shawn. "Pak.""Selidiki Keluarga Lotex sampai sedetail mungkin," Shawn m
Suara tersebut sangat familier.Seketika, sekujur tubuh Harvey langsung membeku. Kemudian dia membalikkan badan dan menatap pria yang berdiri tak jauh di belakangnya."Harvey, kamu nggak ada kerjaan selain memfitnah dan menjelek-jelekkan orang lain? Pak Shawn memang emosional, tapi dia adalah pria yang baik." Dylan turun untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan Shawn. Sesampainya di lobi, dia malah mendengar rentetan makian yang dilontarkan Harvey.Harvey jauh lebih buruk daripada yang selama ini Dylan pikirkan."Harvey, kamu bukan anak-anak lagi, kenapa selalu mencari masalah sama Pak Shawn? Kamu tahu kenapa kamu nggak bisa mengalahkan Pak Shawn?" tanya Dylan."Kenapa?" Harvey menyesal setelah melontarkan pertanyaan tersebut, berarti dia mengakui kehebatan Shawn secara tidak langsung.Di saat Harvey hendak membantah, Dylan menjawab, "Karena kamu nggak tahu sopan santun dan selalu menggunakan cara kotor untuk bersaing."Harvey kesal mendengar ucapan Dylan. "Jaga ucapanmu!""Kamu yan