Share

Bab 464

Penulis: Aku Suka Uang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Suara tersebut sangat familier.

Seketika, sekujur tubuh Harvey langsung membeku. Kemudian dia membalikkan badan dan menatap pria yang berdiri tak jauh di belakangnya.

"Harvey, kamu nggak ada kerjaan selain memfitnah dan menjelek-jelekkan orang lain? Pak Shawn memang emosional, tapi dia adalah pria yang baik." Dylan turun untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan Shawn. Sesampainya di lobi, dia malah mendengar rentetan makian yang dilontarkan Harvey.

Harvey jauh lebih buruk daripada yang selama ini Dylan pikirkan.

"Harvey, kamu bukan anak-anak lagi, kenapa selalu mencari masalah sama Pak Shawn? Kamu tahu kenapa kamu nggak bisa mengalahkan Pak Shawn?" tanya Dylan.

"Kenapa?" Harvey menyesal setelah melontarkan pertanyaan tersebut, berarti dia mengakui kehebatan Shawn secara tidak langsung.

Di saat Harvey hendak membantah, Dylan menjawab, "Karena kamu nggak tahu sopan santun dan selalu menggunakan cara kotor untuk bersaing."

Harvey kesal mendengar ucapan Dylan. "Jaga ucapanmu!"

"Kamu yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 465

    Yvonne tersentak, dia mengirimkan email dengan menggunakan nama dan alamat email anonim. Bagaimana Dylan bisa membalasnya secepat ini?Tiba-tiba Yvonne menyadari sesuatu, Dylan memang ahli dalam menyelidiki berbagai hal. Selama bekerja untuk Shawn, Dylan telah menginvestigasi bermacam-macam masalah, dari yang besar hingga terkecil. Bagi Dylan, mencari tahu alamat email yang digunakan Yvonne bukanlah perkara susah.Hanya saja, Yvonne tidak mungkin memberi tahu Dylan identitasnya. Bagaimana ini?[ Kamu siapa? Bagaimana kamu tahu aku sedang menyelidiki Keluarga Lotex? ]Dylan mewaspadai Yvonne, dia tidak serta-merta memercayai semua informasi yang Yvonne berikan.Di tengah kebingungan, Yvonne teringat dengan Harvey.[ Aku Harvey. ]Jika Yvonne tidak membalas, Dylan pasti akan menyelidiki identitasnya sampai ketemu. Takutnya identitas asli Yvonne malah terungkap.Dylan agak terkejut saat membaca pesan Yvonne.Yvonne tahu bahwa hari ini Harvey pergi menemui Shawn. Jadi Yvonne menggunakan Ha

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 466

    Shawn sakit kepala akibat insomnia berkepanjangan dan pemakaian obat secara berlebihan.Begitu pesawat mendarat, Dylan langsung membawa Shawn ke rumah sakit.Setelah diperiksa, Shawn mengalami efek samping akibat pemakaian obat secara berlebihan. Jika dibiarkan, kondisi Shawn bisa makin parah.Dokter memberikan Shawn obat penenang. Akhirnya Shawn terlelap setelah sekian lama tidak tidur."Pak Shawn lagi di rumah sakit. Kata dokter nggak boleh minum obat, tapi kamu tahu sendiri temperamennya ...."Dylan kehabisan ide, dia pun menelepon Xavier untuk meminta pendapat.Ketika Dylan menelepon di lorong, Yvonne yang mengenakan jas berwarna putih dan masker datang menghampirinya, lalu berkata, "Aku mau memeriksa pasien.""Sebentar, aku telepon lagi nanti," kata Dylan kepada Xavier."Bukannya baru selesai diperiksa?" tanya Dylan."Aku mau memeriksa kualitas tidurnya," jawab Yvonne.Dylan mengangguk.Yvonne menggunakan statusnya sebagai dokter untuk memasuki ruangan Shawn.Pusat Penelitian Jantu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 467

    "Beliau adalah dokter Jane," Dylan menjelaskan.Shawn menatapnya dengan tajam, dia ingin membuka masker yang dikenakan Yvonne agar bisa melihat jelas wajahnya.Jika wanita ini adalah dokter biasa, kenapa dia panik? Apakah dia sedang menyamar?Mengenakan masker, syal ....Yvonne berpura-pura tenang, lalu menyamarkan suaranya dan menjawab, "Aku adalah Jane, dokter yang bertanggung jawab menanganimu. Kondisi kesehatanmu lumayan parah, mohon kerja sama ...."Shawn membuka selimut, lalu turun dari tempat tidur dan berjalan mendekati Yvonne.Setiap langkah kaki Shawn membuat Yvonne gugup, tetapi dia berusaha tetap profesional dan berkata, "Tolong kembali ke tempat tidur ....""Uhm ...." Yvonne buru-buru menutup wajahnya.Sebelum Yvonne menyelesaikan kalimatnya, Shawn malah menarik masker yang menutupi wajah Yvonne.Shawn tercengang, hanya satu kata yang terbesit di kepalanya. 'Jelek!'Wajah yang penuh bintik hitam, mata berwarna biru tua yang lesu, lipstik menor, bulu mata palsu, dan tahi la

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 468

    Dylan mengerutkan alis saat melihat wanita angkuh yang berdiri di depannya.Untuk apa wanita ini berada di sini?"Benalu!" kata Dylan yang kesal."Kalau aku benalu, kamu parasit!" Aurora membalas Dylan.Wanita ini tidak ada takutnya, Dylan menatapnya dengan tajam."Meskipun aku dibesarkan di sini, ayah dan ibuku adalah orang Negara Zava. Sebagai saudara sebangsa dan setanah air, bersikaplah lebih baik kepadaku." Aurora mendengus dingin.Ketika menyebut kata ibu, Aurora sengaja memelototi Shawn.Shawn tidak punya waktu menghadapi Aurora.Aurora mengerutkan bibir. "Aku adalah adik tirimu, kenapa kamu memperlakukanku dengan dingin? Memangnya aku berutang kepadamu? Aku tahu kamu nggak mau ketemu aku, aku juga malas ketemu kamu. Setelah kamu memberi tahu keberadaan makam ibuku, aku berjanji nggak akan mengganggumu lagi ...."Shawn masuk ke dalam mobil tanpa menunggu Aurora menyelesaikan kalimatnya.Dylan mengadang Aurora yang ingin menarik Shawn. "Jaga sikapmu sebagai seorang wanita!"Amara

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 469

    Begitu mendapatkan ide, Aurora pun berhenti mengikuti Dylan dan pergi meninggalkannya.Meskipun hari ini belum mendapatkan informasi yang berarti, Aurora telah menemukan cara untuk menyelidiki keberadaan makam Kamila.Dylan berjalan sambil sesekali menoleh ke belakang untuk memeriksa apakah Aurora masih mengikutinya.Berhadapan dengan Aurora adalah salah satu masalah terbesar yang pernah dialami.....Pada malam hari Yvonne menghubungi Dylan. "Ini Dokter Jane, aku mau memeriksa kondisi pasien. Apakah sekarang ada waktu?""Kami di Hotel Austen, kamar 909," jawab Dylan."Baik, aku segera ke sana," jawab Yvonne.Sebelum pergi, Yvonne berdandan dan memastikan tidak ada yang mencurigakan dari riasan wajahnya.Di Hotel Austen.Dylan masuk ke kamar Shawn. "Pak, sebentar lagi Dokter Jane mau datang untuk memeriksamu."Shawn sedang duduk di sofa yang berada di samping jendela sambil memangku sebuah laptop. Setelah menyelesaikan pekerjaan, Shawn menutup laptop dan memijat pangkat hidupnya. Dia t

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 470

    Bibir Dylan berkedut saat membayangkan Shawn yang telanjang di depan seorang wanita buruk rupa. Dylan menggelengkan kepala untuk menepis pikirannya.Dylan membuka pintu dan bergegas pergi meninggalkan kamar Shawn. Dylan menepuk-nepuk dada, untuk bukan dia yang sakit. Jika Dylan dirawat oleh wanita itu, yang ada kondisinya malah makin parah. Bisa-bisa, setiap malam Dylan bermimpi buruk.Dylan bertekad untuk menjaga kesehatan.Di dalam kamar.Shawn melirik wanita buruk rupa yang berdiri di samping kamar mandi. "Kamu mau melihatku telanjang?"Yvonne menjawab dengan tenang, "Dokter tidak membeda-bedakan jenis kelamin."Shawn mengangkat alisnya, entah apa yang sedang dipikirkan. Apakah Shawn memasrahkan diri? Dia mengangkat tangan dan melepaskan kancing kemejanya.Kancing pertama, kancing kedua .... Perlahan-lahan, terlihat tulang selangkah Shawn yang menawan.Yvone buru-buru mengalihkan pandangannya sambil berpikir, 'Kok Shawn bisa tenang banget menghadapi aku yang sejelek ini?'"Kenapa me

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 471

    Sekujur tubuh Yvonne tersentak, apakah Shawn terbangun?Bagaimana ini? Bagaimana Yvonne menjelaskannya?Apakah Yvonne harus mengatakan bahwa dia menyukai ketampanan Shawn? Ketika Shawn menahan kepala Yvonne, dia berusaha memikirkan berbagai macam alasan untuk menyelamatkan diri.Shawn tidak membuka mata, tetapi dia mengecup Yvonne dengan bersemangat, seakan ingin menelannya.Sebenarnya Shawn tidur atau bangun? Yvonne hampir kehabisan napas."Yvonne, aku merindukanmu ...," Shawn bergumam.Yvonne tersentak mendengarnya, Shawn merindukannya? Setetes air mata mengalir dan jatuh ke atas pipi Shawn.Ternyata Shawn hanya mengigau. Yvonne menghela napas lega, lalu melepaskan kecupan Shawn dan bangkit berdiri. "Aku senang kamu merindukanku."Yvonne membersihkan bekas lipstik yang menempel di bibir Shawn, lalu menyelimutnya dan pergi meninggalkan kamar.Sesaat membuka pintu, Yvonne bertemu Dylan yang sedang berdiri di luar. Dylan adalah orang yang bertanggung jawab, dia berjaga di luar selama Sh

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 472

    Di saat bersamaan, seorang wanita berjalan ke depannya.Pupil Dylan sontak membesar, wajahnya tampak memerah dan marah."Aurora, kamu kelewatan!" Dylan menatapnya dengan bengis.Aurora beranjak ke sofa yang ada di samping tempat tidur, lalu menyilangkan kedua kakinya sambil tersenyum. "Ngapain teriak-teriak? Aku hanya membuka pakaianmu. Lagi pula masih tersisa celana dalam, nggak perlu panik. Em, tapi kalau kamu nggak bersedia menjawab pertanyaanku, aku nggak keberatan mengguntingnya ....""Lepaskan aku!" Dylan berteriak. Meskipun Dylan marah, Aurora sama sekali tidak takut. Dia malah menatap Dylan dengan polos. "Sekarang kamu berada di tanganku. Kalau aku nggak mau melepaskanmu, kamu bisa apa? Beraninya memerintah aku. Masih mabuk?"Dylan tidak mau mengakuinya, tetapi faktanya dia memang tidak berdaya.Dylan menelan semua kemarahannya, lalu tersenyum dan berkata, "Nona Aurora yang cantik dan baik hati, melihat aku adalah bawahan kakakmu, tolong lepaskan aku.""Oke." Aurora mengangguk

Bab terbaru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status