Thomas melirik Salem. "Shawn meninggalkan perusahaan keluarga, bukan meninggalkan dunia bisnis. Kenapa? kamu tertarik bekerja sama?"Salem merasa sangat malu dan tidak enak hati. Rasanya dia ingin mencari lobang untuk bersembunyi.Wajah Salem memerah seperti orang mabuk. "Aku ... aku selalu terbuka dengan peluang kerja sama. Tapi entah apakah Pak Shawn bersedia memberikan kesempatan."Thomas sudah banyak makan asam garam. Meskipun tidak ada yang menceritakan, dia bisa menebak apa yang sedang terjadi.Thomas tertawa terbahak-bahak, lalu menjawab Salem, "Shawn hanya tertarik dengan proyek besar, sedangkan perusahaanmu sangat kecil.""Oh iya." Thomas menoleh ke arah Shawn. "Aku dengan kamu mengakuisisi Bank Senda?"Salem tercengang untuk kesekian kalinya.Bank Senda? Bank tua yang telah berdiri puluhan tahun?"Pak Thomas, informasimu sangat cepat." Shawn mengangkat gelasnya dan mengajaknya bersulang."Kamu ...." Thomas mengangkat kedua jempolnya.Kedua orang tua mempelai berjalan ke tenga
Sesaat menoleh ke belakang, Neil melihat Niko yang berdiri bersama Anas.Niko dapat merasakan tangan Anas yang gemetar. Niko menggenggam tangan Anas dan berbisik, "Jangan takut, ada aku."Neil sontak mengepalkan tangan saat melihat Niko yang menggenggam tangan Anas.Melihat perubahan ekspresi Neil, Yvonne berlari ke sisi Anas untuk menghalangi pandangan Neil. "Baguslah kalian sudah ketemu. Neil, kami pergi dulu, sampai jumpa."Neil berjalan ke hadapan Anas, lalu mendorong Yvonne yang menghalanginya. "Aku mau bicara."Anas menatap Neil dengan tenang. "Tidak ada yang perlu dibicarakan. Hari ini adalah hari pernikahanmu. Tenang, aku tidak tertarik merusak pernikahanmu. Aku datang karena dijebak Niko. Dia mengatakan ada temannya yang menikah dan memintaku untuk menemaninya. Kalau Niko tidak berbohong, aku pun tidak sudi menginjakkan kaki ke sini."Setelah selesai bicara, Anas menggandeng tangan Niko. "Aku mau pulang."Neil mengejar mereka, lalu menarik Niko dan mendorongnya. Anas mengangga
Dunia terasa berhenti berputar selama beberapa menit.Yasmine berjalan mendekat, lalu berkata sambil tersenyum, "Ini Anas? Kak Neil pernah membicarakanmu. Ternyata hari ini kamu datang juga?"Yasmine bersikap seolah tidak menyaksikan adegan tadi.Anas mengerutkan alis, Neil pernah menceritakan Anas kepada Yasmine?Anas merasa sangat malu, dia menyeringai dingin sambil menjawab, "Aku datang untuk memberikan selamat. Semoga pernikahan kalian langgeng, bahagia, dan cepat dikaruniai anak."Kemudian Anas menatap Neil dan berbicara kepada Yasmine, "Jaga baik-baik Kak Neil, jangan sampai hatinya diluluhkan wanita lain.""Kak Neil bukan pria hidung belakang." Yasmine merangkul lengan Neil. "Hari ini adalah hari pernikahan kami, para tamu undangan menunggu di dalam. Sebentar lagi pesta pernikahannya akan dimulai."Yasmine tidak marah, dia bersikap sangat tenang dan sabar. Orang biasa belum tentu bisa bersikap seperti Yasmine.Bahkan Yvonne sendiri pun mengagumi Yasmine. Jika Yvonne memergoki Sh
"Dari siapa?" tanya Yvonne."Aku tidak bisa memberitahumu." Pelayan menggelengkan kepala.Yvonne tidak memaksa pelayan tersebut. "Baiklah."Setelah pelayan pergi, Yvonne membuka surat yang diberikan.[ Datang ke lantai 26, kamar 502. Aku ingin memberi tahu sebuah rahasia. ]Setelah selesai membaca, Yvonne meremas surat tersebut dan membuangnya ke tong sampah.Yvonne paling anti dengan hal-hal yang tidak jelas begini. Dia tidak bodoh, bagaimana kalau pengirim surat ini berniat jahat?Di saat bersamaan, pesta telah dimulai, para tamu undangan kembali ke tempat duduk masing-masing."Kamu sibuk banget," kata Yvonne saat melihat Shawn yang kembali.Yang menikah Neil, tetapi Shawn yang menjadi bintang utama. Yvonne meneguk jus, lalu meletakkan gelasnya dengan keras.Shawn melirik gelas tersebut dan bertanya, "Kamu marah?"Yvonne menggelengkan kepala, sekarang Yvonne tidak berani marah. Lagi pula Shawn hanya mengobrol dengan orang lain, untuk apa Yvonne marah?Yvonne hanya merasa kecil saat b
Begitu dibuka, Shawn dan Yvonne tidak melihat seorang pun di dalam kamar.Yvonne mengerutkan alis. "Ada yang mengerjai aku?"Shawn tidak bergeming, dia memiliki pandangan yang berbeda. Shawn yakin ada yang sengaja ingin menjebak Yvonne, tetapi Yvonne tidak termakan jebakan tersebut. Sang pelaku pun membereskan kamar ini agar tidak meninggalkan jejak mencurigakan."Kita kembali saja." Yvonne tidak enak hati meninggalkan pesta pernikahan begitu saja.Ketika menunggu lift, Yvonne mendekatkan diri ke samping Shawn dan ingin menggandeng tangannya. Namun tiba-tiba pintu lift terbuka, Yvonne terkejut dan mengurungkan niatnya.Shawn yang menyadari gerak-gerik Yvonne pun menggenggam tangannya dengan erat.Yvonne terkejut, jantungnya berdebar kencang saat Shawn meraih tangannya. Mereka adalah suami istri, kenapa Yvonne gugup seperti remaja yang baru jatuh cinta?Jantung Yvonne berdetak semakin kencang. Setelah mereka masuk, pintu lift pun tertutup secara perlahan.Di dalam lift hanya ada mereka
Orang-orang berdiri di depan gedung pernikahan sambil mengadah ke atas.Neil dan Yasmine menuruni tangga, lalu menatap ke arah pandang kerumunan yang sedang ricuh. Mereka melihat beberapa spanduk besar yang digantung di tembok gedung.[ Neil Sanchez, manusia munafik! ][ Neil bajingan! ][ Yasmine tidak tahu malu! ][ Yasmine wanita jalang! ]Awalnya Neil tidak marah, tetapi ekspresi berubah menjadi muram saat melihat kalimat yang memaki Yasmine. "Di mana petugas keamanan? Cepat, copot spanduknya!""Baik."Keluarga Sanchez dan Keluarga Lokra menyusul keluar untuk memeriksa apa yang terjadi. Begitu membaca tulisan yang memaki putrinya, raut wajah kedua orang Yasmine sontak berubah."Neil, kamu harus memberikan kami penjelasan." Keluarga Lokra bukanlah keluarga kelas dua yang bisa ditindas seenaknya. Mereka tidak bisa menerima kejadian semacam ini terjadi di hari bahagia putrinya.Nyonya Sanchez bergegas menjelaskan, "Pasti ada orang yang sengaja membuat ulah ....""Siapa yang tidak kena
Sesaat menoleh, Yvonne kaget dan segera menjelaskan maksud ucapannya, "Neil, aku hanya asal menebak."Yvonne tidak menyangka Neil tiba-tiba muncul di belakangnya. Tadi Yvonne hanya ingin menceritakan kecurigaannya kepada Shawn, tidak ada maksud lain.Neil datang untuk mengantar Shawn dan Yvonne pulang, tapi tidak disangka, dia malah mendengar tebakan yang terlontar dari mulut Yvonne.Neil yakin bukan Anas pelakunya. Sebaliknya, Neil justru merasa pelaku yang paling patut dicurigai adalah Niko, tebakan Yvonne sama sekali tidak salah.Niko masih muda dan gegabah, dia bisa melakukan apa pun untuk melampiaskan emosinya."Hari ini kamu pasti sibuk banget, 'kan? Kok ... kamu ke sini?" tanya Yvonne yang sengaja mengubah topik pembicaraan."Aku datang mengantar kalian," jawab Neil. Dia kelihatan ragu-ragu, lalu menatap Yvonne dan berkata, "Aku mau minta tolong. Apakah kamu bisa menyampaikan pesan kepada Anas?'"Pesan apa?" tanya Yvonne."Pesan ...." Tiba-tiba Neil mengurungkan niatnya. "Sudahl
Ketika sadarkan diri, Yvonne mencium aroma yang familier, aroma khas rumah sakit.Yvonne membuka matanya secara perlahan-lahan, cahaya lampu di langit-langit terasa menyilaukan mata. Yvonne pun kembali memejam mata selama beberapa saat.Setelah merasa lebih baik, Yvonne menoleh ke samping dan mencoba membuka mata.Begitu melihat Yvonne yang sadarkan diri, Leah yang tampak menggendong Dio langsung menghela napas lega. "Nona? Syukurlah kamu sudah sadar."Yvonne ingin bangun, tetapi sekujur tubuhnya terasa lemas dan tidak bertenaga."Kata dokter kamu masih lemah, jangan bangun dulu, istirahatlah," kata Leah.Yvonne mengulurkan tangannya. "Aku mau peluk Dio."Leah menaruh Dio ke samping Yvonne."Aku mau peluk Dio ...," Yvonne kembali mengulang ucapannya.Leah mengerti maksud Yvonne, dia tidak ingin ada orang lain di sini."Kamu mau makan apa? Biar aku pulang dan siapkan," tanya Leah.Yvonne tidak lapar, dia tidak mau makan."Kata dokter tubuhmu sangat lemah, kamu harus makan. Kalau kamu ti