Begitu dibuka, Shawn dan Yvonne tidak melihat seorang pun di dalam kamar.Yvonne mengerutkan alis. "Ada yang mengerjai aku?"Shawn tidak bergeming, dia memiliki pandangan yang berbeda. Shawn yakin ada yang sengaja ingin menjebak Yvonne, tetapi Yvonne tidak termakan jebakan tersebut. Sang pelaku pun membereskan kamar ini agar tidak meninggalkan jejak mencurigakan."Kita kembali saja." Yvonne tidak enak hati meninggalkan pesta pernikahan begitu saja.Ketika menunggu lift, Yvonne mendekatkan diri ke samping Shawn dan ingin menggandeng tangannya. Namun tiba-tiba pintu lift terbuka, Yvonne terkejut dan mengurungkan niatnya.Shawn yang menyadari gerak-gerik Yvonne pun menggenggam tangannya dengan erat.Yvonne terkejut, jantungnya berdebar kencang saat Shawn meraih tangannya. Mereka adalah suami istri, kenapa Yvonne gugup seperti remaja yang baru jatuh cinta?Jantung Yvonne berdetak semakin kencang. Setelah mereka masuk, pintu lift pun tertutup secara perlahan.Di dalam lift hanya ada mereka
Orang-orang berdiri di depan gedung pernikahan sambil mengadah ke atas.Neil dan Yasmine menuruni tangga, lalu menatap ke arah pandang kerumunan yang sedang ricuh. Mereka melihat beberapa spanduk besar yang digantung di tembok gedung.[ Neil Sanchez, manusia munafik! ][ Neil bajingan! ][ Yasmine tidak tahu malu! ][ Yasmine wanita jalang! ]Awalnya Neil tidak marah, tetapi ekspresi berubah menjadi muram saat melihat kalimat yang memaki Yasmine. "Di mana petugas keamanan? Cepat, copot spanduknya!""Baik."Keluarga Sanchez dan Keluarga Lokra menyusul keluar untuk memeriksa apa yang terjadi. Begitu membaca tulisan yang memaki putrinya, raut wajah kedua orang Yasmine sontak berubah."Neil, kamu harus memberikan kami penjelasan." Keluarga Lokra bukanlah keluarga kelas dua yang bisa ditindas seenaknya. Mereka tidak bisa menerima kejadian semacam ini terjadi di hari bahagia putrinya.Nyonya Sanchez bergegas menjelaskan, "Pasti ada orang yang sengaja membuat ulah ....""Siapa yang tidak kena
Sesaat menoleh, Yvonne kaget dan segera menjelaskan maksud ucapannya, "Neil, aku hanya asal menebak."Yvonne tidak menyangka Neil tiba-tiba muncul di belakangnya. Tadi Yvonne hanya ingin menceritakan kecurigaannya kepada Shawn, tidak ada maksud lain.Neil datang untuk mengantar Shawn dan Yvonne pulang, tapi tidak disangka, dia malah mendengar tebakan yang terlontar dari mulut Yvonne.Neil yakin bukan Anas pelakunya. Sebaliknya, Neil justru merasa pelaku yang paling patut dicurigai adalah Niko, tebakan Yvonne sama sekali tidak salah.Niko masih muda dan gegabah, dia bisa melakukan apa pun untuk melampiaskan emosinya."Hari ini kamu pasti sibuk banget, 'kan? Kok ... kamu ke sini?" tanya Yvonne yang sengaja mengubah topik pembicaraan."Aku datang mengantar kalian," jawab Neil. Dia kelihatan ragu-ragu, lalu menatap Yvonne dan berkata, "Aku mau minta tolong. Apakah kamu bisa menyampaikan pesan kepada Anas?'"Pesan apa?" tanya Yvonne."Pesan ...." Tiba-tiba Neil mengurungkan niatnya. "Sudahl
Ketika sadarkan diri, Yvonne mencium aroma yang familier, aroma khas rumah sakit.Yvonne membuka matanya secara perlahan-lahan, cahaya lampu di langit-langit terasa menyilaukan mata. Yvonne pun kembali memejam mata selama beberapa saat.Setelah merasa lebih baik, Yvonne menoleh ke samping dan mencoba membuka mata.Begitu melihat Yvonne yang sadarkan diri, Leah yang tampak menggendong Dio langsung menghela napas lega. "Nona? Syukurlah kamu sudah sadar."Yvonne ingin bangun, tetapi sekujur tubuhnya terasa lemas dan tidak bertenaga."Kata dokter kamu masih lemah, jangan bangun dulu, istirahatlah," kata Leah.Yvonne mengulurkan tangannya. "Aku mau peluk Dio."Leah menaruh Dio ke samping Yvonne."Aku mau peluk Dio ...," Yvonne kembali mengulang ucapannya.Leah mengerti maksud Yvonne, dia tidak ingin ada orang lain di sini."Kamu mau makan apa? Biar aku pulang dan siapkan," tanya Leah.Yvonne tidak lapar, dia tidak mau makan."Kata dokter tubuhmu sangat lemah, kamu harus makan. Kalau kamu ti
"Sudah merasa baikan?" tanya Simon."Sudah." Yvonne mengangguk. "Dok, kok Dokter ada di sini?"Simon menjawab, "Aku yang pertama memeriksa kondisimu. Aku meminta dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ....""Dokter kandungan?" Mustahil, Yvonne tahu bagaimana kondisi tubuhnya. "Aku hanya kelelahan, tidak mungkin ....""Sepertinya kamu hamil." Simon menyela ucapan Yovnne.Yvonne tercengang sesaat mendengar jawaban Simon. Yvonne membutuhkan waktu untuk mencerna informasi tersebut. "A-apa?"Yvonne tidak mungkin hamil, dia rutin mengonsumsi pil kontrasepsi. "Apakah mungkin ada kesalahan?""Tidak mungkin! Dokter kandungan telah mengonfirmasinya. Kamu hamil."Sekujur tubuh Yvonne terasa membeku. "Mustahil.""Kalau ragu, kamu bisa melakukan pemeriksaan ulang. Aku merasa kehamilanmu ini ada untungnya, siapa tahu Shawn luluh ...."Yvonne menggelengkan kepala. Saat mengandung Dio, Shawn dan Yvonne saling membenci. Begitu hubungan mereka membaik dan tengah membina perasaan, Kamila m
Yvonne tidak menyangka Shawn berinisiatif meneleponnya.Belakangan ini Shawn tidak pernah menghubungi Yvonne, dia bahkan membalas pesan Yvonne dengan dingin.Yvonne mengerutkan alis, angin apa yang membuat Shawn menghubunginya?"Kamu ...." Shawn membuka mulut. "Kata Bibi Leah kamu sakit."Yvonne menggenggam erat ponselnya. Ternyata Shawn menelepon karena Bibi Leah yang memberi tahu kondisi Yvonne kepada Shawn, bukan karena Shawn merindukan Yvonne."Aku baik-baik saja. Cuma pingsan karena kelelahan." Yvonne menundukkan kepala."Sudah merasa baikan?""Em, tidak perlu cemas.""Oh ...." Shawn terdiam cukup lama.Mereka tidak berbicara, tetapi juga tidak ada yang menutup telepon. Saking diamnya, mereka bahkan bisa mendengar embusan napas satu sama lain."Kamu pasti sibuk, aku nggak mau mengganggu kamu." Suara Yvonne memecah keheningan.Shawn dan Yvonne kembali terdiam, tidak ada yang menutup panggilannya."Baiklah," jawab Shawn.Yvonne langsung mematikan panggilan Shawn. Anehnya Yvonne sang
"Spanduk apa?" Niko tampak kebingungan."Kamu nggak tahu?" Yvonne mengamati ekspresi Niko."Kak, kamu jelaskan dulu, maksudnya spanduk apa? Aku nggak ngerti maksud pertanyaanmu." Niko yakin dirinya tidak mabuk, tetapi dia kesulitan mencerna pertanyaan Yvonne yang terdengar aneh.Yvonne menatap Niko selama beberapa detik. Setelah memastikan Niko tidak berbohong, Yvonne baru menjawab, "Tadi malam ada yang menggantung spanduk berisi makian di depan gedung ....""Hahahaha." Niko tertawa terbahak-bahak. "Itu namanya karma.""Kamu pelakunya?" Yvonne kembali memastikan."Bukan." Niko menjawab sambil tertawa, "Kayaknya bukan aku sendiri yang membenci dia. Orang jahat pasti akan mendapatkan balasan."Yvonne mengerutkan bibir, dia agak meragukan pengakuan Niko. "Niko, jawab yang serius! Apakah kamu pelakunya?"Niko menjawab dengan acuh, "Kalau memang mau menuduhku, aku nggak keberatan. Anggap saja aku pelakunya. Aku senang banget, bajingan itu memang pantas dimaki.""Jangan melakukan hal seperti
"Apa urusannya sama kamu?" Niko membentak Nyonya Sanchez."Tutup mulutmu!" Yvonne menarik Niko.Yvonne khawatir kalau sikap Niko malah membuat Nyonya Sanchez salah paham.Nyonya Sanchez memang tidak menyukai Anas. Jika Niko asal menjawab, Nyonya Sanchez akan berpikir kalau Anas adalah wanita sembarangan. Yvonne tidak ingin memperkeruh masalah yang tengah dihadapi Anas.Niko tidak tinggal diam. "Aku nggak bersalah, ngapain takut?"Nyonya Sanchez menyeringai sinis. "Tidak berpendidikan. Baguslah kamu dan Neil berpisah. Jangan pernah mengganggu rumah tangga Neil, aku tidak mau melihatmu muncul di hadapan keluargaku. Aku tidak akan mempermasalahkan soal spanduk asalkan kamu berhenti mengganggu anakku.""Kamu nggak ngerti bahasa manusia? Bukan Anas pelakunya, aku yang jadi jaminannya!" Niko meninggikan suara. Dia merasa ucapan Nyonya Sanchez agak kelewatan."Kamu jadi jaminan?" Nyonya Sanchez tertawa menyindir. "Kamu jelas-jelas membelanya, bagaimana aku bisa memercayai ucapanmu?""Jodoh me