Share

Bab 323

Ruben berusaha tetap tenang. "Aku hanya main-main ...."

"Main-main?" Wajah Quinn terlihat pucat. "Apakah aku boleh mengajak pria lain untuk bermain-main juga?"

"Jangan keterlaluan!" Ruben menatapnya dengan dingin, "Tadi kamu baru memukulku. Apakah menurutmu wajahku bisa dipukul seenaknya?"

Hati Quinn terasa sangat sakit, dia menangis tersedu-sedu untuk melampiaskan kemarahannya. Dia keterlaluan? Siapa yang sebenarnya keterlaluan?

Quinn marah, stres, dan kesal! Rasanya dia ingin mengambil pisau untuk menusuk Ruben.

Kesabaran Ruben ada batasnya, dia membenci wanita yang marah-marah dan menangis histeris. Ketika melihat Quinn menangis, Ruben sama sekali tidak bersimpati. Dia justru muak dan jijik.

"Apa yang kamu tangisi? Kamu nggak malu dilihat Thiago?" Ruben tidak berniat untuk membujuk Quinn. Lagi pula tidak ada gunanya membujuk, biarkan Quinn mencerna dan menenangkan diri sendiri. "Tenang saja, aku cuma bersenang-senang. Kamu dan Thiago tetap prioritasku."

Quinn tertawa miris. "Hehe ..
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status