Share

Bab 50

Penulis: Azzurra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-29 15:00:50

Hingga beberapa waktu Laras bangkit dari duduk. gadis ini mendongak ke atas, memperhatikan sesuatu di atas pohon. Perlahan dia membuka sepatu, dan mulai menaiki pohon besar ini. Excel yang memperhatikan dari jauh mengernyitkan kedua alis. Gegas lelaki ini menghampiri Laras. "Kamu mau ngapain Ras? Jangan gila, kamu mau bunuh diri?" Excel panik di bawah pohon karna Laras sudah ada di atas dahan lumayan tinggi.

"Bang, elo ada di sini?" Bang gue nolongin kucing, kakinya kejepit dahan barusan," Laras panik begitu melihat kebawah ternyata dia sudah berada di ketinggian.

Kakinya bergetar, tangannya memegangi dahan erat, kucing tadi sudah melompat entah kemana setelah Laras berhasil mengeluarkan kakinya dari jepitan dahan. Kini dia yang terjebak di sini.

Tanpa pikir panjang Excel melepas sepatu, dan dengan cepat menaiki pohon meraih tubuh Laras, perlahan mereka turun. "Lagian kamu tuh, ngapain di sini sendirian, untung ada aku," gumam Excel setelah mereka sampa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indriyani Kayla rizkia
Lanjutkan up nya thor. jangan libur lebaran. ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta itu Love   Bab 51

    Irma mengantarkan Laras pulang, karna khawatir di jalan, keadaannya sedang tidak baik-baik saja. Entah apa yang sudah terjadi pada Laras siang ini, pikir Irma. “Assalamu’alaikum.“ salam dua gadis ini.“Waalaikumsalam,” jawab Dewi dari dalam.“Eehhh Irma, tumben Irma main? Udah lama ga pada main ke sini? Mamih rindu loohhh,” ucap Dewi, ramah. Memang pembawaan Dewi yang ramah membuat anak-anak betah main di rumah Laras.“Iyaa Mam, kan abis ujian baru beres,” jawab Irma sambil mencium tangan Dewi. “Lohhhh anak Emak kenapa ini sendu banget, pulang sekolah ko kaya lemes begini? “ Dewi menyambut mereka dengan berondongan pertanyaan.“Laras masuk kamar dulu, Mak, nanti Laras cerita ke Emak," ucap Laras langsung menuju kamar.Irma suka tergelitik tak dapat menyembunyikan senyum mendengar panggilan Laras kepada Dewi. ‘Emak', Beneran kalo liat penampilan Laras sama Mamih itu kontras banget kalo panggil 'emak.“Ayu Ma, di kamar aja,” ajak Laras. Di dalam kamar Irma langsung menaruh bobot tub

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Cinta itu Love   Bab 52

    Laras semakin tak bergairah begitu mendengar nama Excel di sebut. Kresss ... Suara kunyahan di mulut Irma terdengar melambat. "Lo kenapa lagi? Kok di tekuk lagi itu muka. Udah relain aja Mas Bagas, lagian ada Excel yang famous dan tajir melintir, nanti lo punya ipar julid." Irma terbahak, membuat wajah Laras semakin suram. "Tadi gue kesel banget sama Excel, Ma." Suara Laras lesu tak bergairah. "Kenapa?" "Wajar nggak sih, gue nggak percaya sama Excel kalo dia bilang cinta sama gue, secara! dia cewenya banyak, sering ngajakin cewe-cewe pergi, apalagi Niken." Laras kembali mengingat Niken. "Apa Niken yang ngerjain gue," gumam Laras. "Ngerjain apa?" "Gue belum cerita ke elo, ya?? Cerita nggak ya? Malu gue kalo cerita." Suara Laras pelan, khawatir ada yang mendengar. Irma menaruh gelas minuman. "Kayanya serius, masalah apa? Cerita dong." Irma mendekatkan kepala ke wajah Laras, terlihat sangat penasaran. "Ma, ini rahasia kita berdua ya." Laras mencoba memastikan Irma tak meny

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Cinta itu Love   Bab 53

    Excel berjalan mengikuti langkah lelaki bersetelan jas rapih. Si lelaki membukakan pintu mobil yang sudah menunggu di parkiran. Wajah Excel berubah ketika mengetahui di dalam mobil ada Nata sudah menunggu sejak tadi. Lelaki jangkung ini berniat meninggalkan mobil tapi di hadang seorang lelaki bertubuh besar. Dengan terpaksa Excel masuk ke dalam mobil. Nata menatap Excel tajam. "Papah sudah atur pernikahan kamu, kalau kamu terus-terusan bikin masalah begini kamu hanya akan membuat reputasi Papah hancur. setidaknya dengan menikah kamu akan ada yang mengatur. Ada yang menunggu. Dengar, kali ini kamu tidak boleh menolak. Papah nggak mau ada masalah di luar kendali Papah, apalagi masalah dengan wanita.""Terserah, walau aku menikah tak akan ada perempuan manapun yang bisa buat aku jadi baik kecuali ..." Nata menicingkan mata, menunggu kelanjutan ucapan anaknya. "Kecuali apa?" Excel mengibaskan tangan enggan menjawab, menjawab pun pasti tak akan ada gunanya, mana pernah Nata mengabulka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Cinta itu Love   Bab 54

    Sarah tersenyum penuh kebahagian. Akhirnya impiannya dia dapat. Wanita cantik ini menatap Bagaskara yang hanya diam mematung, tak ada raut bahagia bahkan terlihat jelas rona gelisah di setiap geriknya. Laras ikut serta dalam acara itu, sebenarnya dia enggan ikut tetapi Irma terus merengek agar dia ikut serta. Demi sahabat tercinta, juga demi gebetan, apapun akan Laras berikan termasuk sakit yang kini dia rasakan melihat Bagaskara berdiri di hadapan wanita cantik yang selalu berwajah sinis terhadapnya. Laras melirik sekilas pada Bagaskara yang terlihat lebih dingin dari biasanya. Lalu menatap satu persatu orang yang berada di ruangan itu. Selain Bagas kedua orang tua Irma pun terlihat berwajah tegang, terutama ibunya tak seperti biasanya, Laras paham betul seperti apa ramahnya Lina setiap harinya. Ini hari istimewa kenapa wajah mereka begitu muram dan tak bersemangat? Pikir Laras. "Ma." Bisik Laras di telinga Irma. Sekilas Irma menengok pada Laras. Tak mendapatkan respon Laras me

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • Cinta itu Love   Bab 55

    "Dih nih orang gemesin banget, udah kaya bos aja." Laras mendorong pintu dan menutup cepat, khawatir ada yang melihat. Di lihatnya Excel duduk di sofa."Bang, lo kenapa sih?" tanya Laras, berjalan di hentak menghampiri Excel, lalu duduk di samping lelaki jangkung ini. Wajah Excel masih datar, enggan menatap Laras. Laras menggoyang lengan Excel. "Lo marah sama gue, Bang? Ya udah gue minta maaf kalo lo marah. Kita masih terus jadi temen kan Bang." Excel masih diam. "Lo beneran marah banget sama gue? ngapain gue nyamperin kalo di cuekin." Laras bangkit dari duduk. Hendak meninggalkan Excel. Tetapi tangannya di genggam lelaki jangkung ini. "Semoga kamu selalu bahagia, Ras," ucap singkat Excel. Excel merasa dia harus merelakan perasaannya untuk Laras. Karna keputusan Nata tidak bisa lagi di bantah. Dia pun tak ingin memohon pada Nata agar memilihkan Laras karna perjanjian dengan Nata sama saja menyerahkan seluruh kebahagiaannya. Tak akan ada kebahagian jika berurusam dengan Nata, semu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • Cinta itu Love   Bab 56

    Laras menganga melihat jam di pergelangan tangannya. Wajahnya terlihat khawatir. Langsung berputar wajah Dewi yang marah. Setelah menganggukkan kepala lagi, Laras bergegas menuruni anak tangga, melihat Laras seperti ketakutan Excel mengikutinya. "Pah, aku anter Laras dulu.""Excel selalu ingat pesan papah!!"Lelaki jangkung ini tak mnggubris omongan Nata. Dia menarik lengan Laras. "Ayo gue anter."Sarah menatap Nata, lelaki ini berteriak pada Excel agar selalu mengingat pesannya. Pesan apa? Kenapa sepertinya penting? "Pesan apa Pah? Kenapa terhadap Excel sepertinya special sekali?" telisik Sarah. "Kamu pun selalu papah beri pesan. Pesan papah terhadap kamu dan Excel sama, jaga pergaulan. Jangan melakukan hubungan di luar nikah karna akan merusak nasab."Nata meninggalkan Sarah setelah mengatakan itu. Pesan itu, ya. Sarah selama ini tak pernah menanggapi kata-kata yang sering Nata ucapkan ini. Setiap Sarah ingin having fun, Nata pasti mengingatkan kata-kata ini. Bodohnya Sarah tak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15
  • Cinta itu Love   Bab 57

    Dari dalam kamarnya Dewi memperhatikan gerak gerik putrinya. "Anak-anak jaman sekarang harus full di perhatikan jangan sampai lengah, kalo Pak Nata tadi nggak telpon udah habis kamu mamih marahi, Neng," gumam Dewi. Keputusannya sudah bulat dia akan menerima lamaran Nata, toh dua anak ini sudah sering pergi berdua, tak ada alasan Dewi menolak apalagi Nata akan menanggung semua kebutuhan Laras dan memberikan kebebasan untuk Laras meriah cita-citanya. Laras memindik masuk ke dalam rumah. Kali ini dia merasa heran tak biasanya pagar dan pintu tak terkunci, seolah menunggu Laras pulang, dan anehnya lagi tak ada suara menggelegar dan sabetan sapu lidi kali ini. Laras mengunci pintu perlahan lalu masuk ke dalam kamarnya."Alhamdulillah." Gadis ini merasa tenang setelah berada di dalam kamar. Sepertinya Dewi Fortuner sedang berpihak padanya. Mungkin Emak ketiduran jadi nggak denger aku pulang, gumam Laras. Gegas gadis ini berganti pakaian dan membersihkan diri.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15
  • Cinta itu Love   Bab 58

    Excel mendecih. "Tua bangka jadul," gumam Excel. Nata enggan menanggapi ocehan Excel. Entah kenapa putra putrinya seperti ini, dia memiliki sekolah bonafid, semua di beri pendidikan terbaik, tetapi kenapa anak-anak jaman sekarang seolah lalai dengan syariat yang di ajarkan Rosulullah. Nata berfikir pasti ada yang salah bukan hanya dari segi pendidikan, tetapi semua aspek harus di benahi. Dua lelaki beda generasi ini mulai menyantap makanan di piring. Ponsel Nata berdering, Excel melirik pada ponsel ayahnya yang beda di dekatnya, di lihatnya siapa yang menelpon. Benak Excel bertanya ada hubungan apa ayahnya Laras dengan papahnya? Mengapa mereka berbincang di telpon dan terlihat akrab?"Iya. Saya sudah mengurus segalanya, sekarang putra saya mau saya kirim ke singapur untuk belajar lebih banyak dulu, agar siap menjadi suami Nak Laras nantinya."Deg. Suami Laras?"Pah." Excel menunggu Nata selesai berbincang, karna lir

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15

Bab terbaru

  • Cinta itu Love   Bab 101

    Tiga temannya ini fokus menatap Excel, merasa di perhatikan Excel menjentikkan jari. "Nggak usah berpikir mesum, gue nggak abis ngapa-ngapain. Noh Laras lagi tidur."Tiga perempuan ini gegas mengalihkan pandangan. Bibir terulas senyum malu, lalu kembali menikmati siaran televisi, enggan membahas. Tak lama teman-teman yang lain datang. "Hai Bro!!" Roy, Boy juga Niken menghampiri Excel yang sedang makan di meja makan. Mereka tos kepal. "Makan-makan," tawar Excel. Roy juga Boy gesit duduk, tangannya mengambil piring. Perutnya lansung terasa lapar melihat hidangan di atas meja. "Stoooppp ..." Irma berteriak menginterupsi kegiatan mereka. Duo pesuruh Excel ini terjingkat mendengar teriakan Irma. Irma merebut piring yang Roy dan Boy pegang. "Enak aja baru dateng langsung makan. Kita makan bareng-bareng." salak Irma. "Itu Excel makan." Tunjuk Boy. "Dia yang beli barusan. Lah kalian baru dateng!! Kita udah kumpul semua 'kan yuk kita doa dulu!" Seru Irma. "Eh bentar gue bangunin Lar

  • Cinta itu Love   Bab 100

    Bibir Laras melengkung malu, "Dia sampe ngibarin bendera putih, gue rayu nggak mau bangun lagi itunya."Irma membalikan tubuh menatap Laras yang duduk di sebelah kepalanya. Netranya mengerjab. "Berapa kali?" Laras menggeleng. "Nggak tau. Gue nggak ngitung."Irma duduk, makin penasaran gadis ini. "Selalu di bungkus nggak itunya Excel." Irma nyengir mendapat tatapan dari Laras. "Itung ... jadi ketauan main berapa kali semalem."Laras menoyor jidat Irma. "Penting banget ngitungin begituan." Irma terkekeh, mengikuti Laras yang pergi ke luar kamar, karna ponselnya berdering. "Hallo Al. Langsung naik aja." Setelah memberikan akses masuk Laras mematikan ponsel. "Ma, kita masak yuk, buruan beli bahan, pesen anter aja biar cepet."Irma meraih ponsel memesan apa saja yang di butuhkan. Alya keluar dari lift ikut bergabung request makanan apa saja yang akan mereka hidangkan. "Kita bikin tom yam aja, sama barbeqiu, yang lain food dilevery," ujar Laras. Mana bisa Laras dan teman-temannya masa

  • Cinta itu Love   Bab 99

    Laras sudah berpakaian rapih, dia berdiri menatap gedung tinggi di hadapannya. Rumah-rumah yang terlihat kecil, jalan raya yang selalu padat merayap. Excel keluar dari kamar mandi, dan laras hanya melirik enggan mendekat. Rasanya jantungnya masih bertalu jika melihat lelakinya berpenampilan seperti ini. Excel membuka pintu wardrobe. "Bang, ini udah aku ambilin."Lelaki ini berbalik. "Makasih ya."Laras mengangguk, menundukkan kepala. Malu melihat Excel. Mereka bangun siang hari ini karna semalam Laras memborbardir Excel. Laras menepati janjinya akan buat Excel terkapar sampai dia mengibarkan bendera putih. Mengingat semalam bibir Laras tersungging, dia sedikit berlari ke arah pintu. "Mau ke mana?" tanya Excel. "Mau masak mie, kamu mau?" tanpa menengok Laras menjawab. Excel mengangguk."Mau nggak??" tanya Laras lagi karna tak ada jawaban. "Iya, mau."Selama memasak Laras terus senyum-senyum juga tersipu. Dua mangkok mie telor plus sosis tersedia di meja makan. "Bang. Ayo buru

  • Cinta itu Love   Bab 98

    Laras menarik tangan Excel yang sudah hampir berbalik. "Bang, jangan. Ayo kita pulang."Sampai di mobil Excel membuka dasbor mengambil surat nikah yang dia bawa-bawa. "Di sini dulu, aku mau masuk lagi sebentar," Excel berjalan cepat ke arah kasir, tak pedulikan panggilan Laras.Laras melihat Excel menunjukkan barang yang tadi di bawa pada emak-emak yang mengatainya gila. "Liat nih Bu, perempuan itu istri saya, saya mau beli kondom satu truk pun nggak masalah karna saya gunain sama istri saya." Excel Membuka surat nikah yang ada foto dirinya dan Laras. Menunjukkan pada ibu tersebut, pada kasir dan beberapa pengunjung yang tadi sempat menggunjingnya. Para pengunjung ada yang melihat buku itu sepintas ada yang memperhatikan seksama ini buku ASPAL bukan?? Sudah kan, saya hanya tak suka kalian menjelekkan istri saya, kenapa saya menikah muda karna dia dan keluarganya menjaga dirinya. Setelah itu Excel pergi dengan langkah lebar. Dia tak mau Laras di hina, sebab tadi Excel juga mend

  • Cinta itu Love   bab 97

    "Mpok, Bang Excel lagi ngapain?"Laras dan Excel mendongak berbarengan menatap Andi, Laras langsung merenggangkan duduk sedikit memberi jarak. Netra Andi berkilat penuh intrik, di kepalanya langsung berputar uang. "Nggak lagi ngapa-ngapain. Emang lagi ngapain?" Laras seperti ke gap berbuat mesum.Andi tak bicara hanya menatap Excel penuh Arti. Excel meraih dompet di saku celana. Mengambil beberapa lembar uang merahan. "Nih, buat top up ML."Senyum Andi merekah, tetapi belum uangnya sampai di tangannya, tangan Laras menghadang."Udah biarin, biar Andi seneng. Lagian uangku nggak berseri, masih banyak di bank di brangkas sama yang lagi mendekat."Lagi bibir Andi mengembang mendapatkan pembelaan. Kembali tangan Excel menyerahkan uang, Andi menerima lalu melenggang masuk kamar. "Anggap aja Andi buta Bang!!" "Sue banget lo Ndi, dasar pemeras!!!" teriak Laras. Excel mengangkat Laras ke dalam kamar. Tak ada suara dari Laras dan Excel, Andi penasaran, kepala bocah ini melongok ke luar

  • Cinta itu Love   Bab 96

    Excel mandi perlahan tanpa mengeluarkan suara kecuali suara gemericik air dari shower. Setalah selesai Excel keluar perlahan, tubuh hanya terlilit handuk itu sedikit mengigil.Ehem.suara deheman dari ruang tengah membuat Excel terperanjat."Pah," sapa Excel kikuk, udah mindik-mindik masih juga kepergok."Gini hari udah mandi, nggak sekalian aja mandinya sebelum subuh? nanti mau lagi." perkataan Dani membuat Excel tak dapat menelan air liurnya.Beruntung ruangan dalam keadaaan remang-remang jika terang benderang sudah di pastikan muka Excel sekarang seperti kepiting rebus. Sialnya begitu sudah sampe di depan pintu Gilang membuka pintu kamarnya. "Set gini hari lo mandi, Bro??" Gilang nyengir melihat tubuh Excel hanya terlilit handuk.Tanpa berniat menjawab Excel masuk ke dalam kamar Laras. Di lihat Laras sudah kembali tertidur lelap. "Dia tidur lagi, gue di jadiin tumbal."Excel memakai pakaian dan kembali memeluk Laras dari belakan, Laras membalikkan badan mengendus ceruk leher Ex

  • Cinta itu Love   Bab 95

    Laras duduk di depan televisi, menggonta gonti chanel, wajahnya di tekuk, suara Irma selalu menghiasi pendengarannya. "Kenapa Mpok BT banget?" Andi duduk di sebelah Laras. Laras tak menyahut, hanya terus menganti-ganti chanel."Mpok, mana bisa di lihat itu kalo di ganti terus." Andi memberengut. "Kenapa sih, Mpok!!" Andi meraih remote yang ada di tangan Laras, karna Laras tak berhenti menggonta ganti chanel. Laras menghela nafas, masuk ke dalam kamarnya. Andi hanya mentap kakaknya yang terlihat boring. Di dalam kamar Laras membaca lagi pesan yang di kirim Excel barusan. "Apa aku samperin ke sana ya??" Laras mulai berfikir. Gadis ini menelpon Irma. Meminta pendapatnya. Irma menyarankan lebih baik Laras menyusul. "Gue ke sana sama siapa, Ma?" "Laaahh katanya kemaren mau di jemput sama supirnya.""Iya, tapi gue males kalo di jemput sopir.""Terserah elo lah, elo emang kadang-kadang susah. Bandung itu jauh, ini udah malem, dan yang pasti kita belum bisa bawa mobil sendiri!!" seru

  • Cinta itu Love   Bab 94

    Hari ini Excel begitu bersemangat menyambut hari, hari ini hari terakhir dia di Bandung. Ternyata jika sudah di jalani semua terasa mudah dan gampang. Lelaki ini menatap pantulan dirinya di cermin. Semakin dewasa, pikirnya. Bibirnya tersinggung.Di langkahkan kaki keluar kamar, menuruni anak tangga, menuju meja makan. "Aa mau makan nasi atau roti." Wanita tua menyambutnya."Adanya apa, Mbu?"Dulu sesekali Excel di ajak Nata ke sini, wanita tua ini yang menunggui rumah ini, dan menyiapkan kebutuhan Excel."Nasi ada, roti juga Ada. Ambu masak ikan bakar. Bapak yang ambil di kolam belakang kemarin. Aa dulu suka banget kalo ambu masak ini.""Ya sudah itu saja." Excel duduk di depan meja makan. Lia-wanita tua ini mengambilkan nasi dan ikan yang tadi di maksud wanita tua ini. Excel menatap kursi kosong di sebelahnya. "Aku akan sekuat tenaga belajar dan mengembangkan usaha agar lebih berkibar dari sekarang, untuk menjadikan kamu ratu dan mendampingiku kemana pun aku pergi." Excel terus me

  • Cinta itu Love   Bab 93

    Excel duduk menatap hamparan kebun teh di hadapannya, di hirup dalam udara dingin di balkon villanya. Sesekali netranya menatap ponsel yang ada di tangan."Kamu kenapa susah banget di telpon sih, Ras," gumam Excel.Di dering yang entah sudah ke berapa kali akhirnya panggilan di angkat. "Assalamualaikum, Babang. Sayang."Excel yang sudah hampir mengeluarkan omelan tetiba luluh mendengar kata sayang dari Laras. Wajah yang barusan sudah menegang seketika mengendor, darah yang sudah berada di ubun-ubun seketika terjun bebas, suhu tubuh yang panas akibat tekanan darah yang tinggi seketika mendingin. Bibirnya seketika melengkung menampakkan gigi putih bersih, netranya menatap Laras rindu. "Coba ulangi."Laras merebahkan tubuh di kasur. Mentap ponsel di tangan. "Apanya di ulangi?" tanya Laras bingung. "Salamnya, tadi gimana?""Assalamualaikum, Babang." Laras mengulang, netranya mengerjab, senyum terkembang.Nafas Excel di tahan, lalu di keluarkan perlahan, "Ada yang kurang, setelah itu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status