Share

Bertemu Dia

last update Last Updated: 2022-03-18 13:12:07

(Air tau kemana ia harus mengalir menuju lautan)

Di Tempat Pak Kiai

Rara, Jihan dan Izah ikut bergabung dengan para santri dan santriwati lainnya untuk menyambut Cucu dari Kiai.

tiba-tiba suara wanita memanggil Rara dari belakang. 

"Lho Rara." sapa Umi Ana.

"Eh Umi, assalamualaikum Umi." Rara mencium tangan Umi Ana diikuti oleh Jihan dan Izah.

"Loh Maira kok gak sama kalian? biasanya kalian berempat terus. Kalian tau nggak Almaira kemana?" tanya Umi Ana.

Rara dan kedua temannya pun saling menoleh, hendak menjawab tetapi enggan berbohong.

"Tadi kita ketemu sama Mbak Zahwa Umi." jawab Rara.

"Oh iya, terus? Almaira sama Zahwa?" Tanya Umi.

"Emmm itu Umi. Mbak Zahwa..." belum selesai Rara menyelesaikan perkataannya.

Tiba-tiba seorang santri berlari masuk ke rumah Pak Kiai dan sepertinya terjadi sesuatu.

Benar saja,Tidak butuh waktu lama. Keadaan gempar karena santri tersebut melaporkan bahwa Cucu dari Pak Kiai mengalami kecelakaan.

Seketika Pak Kiai pun terjatuh tak sadarkan diri, dengan cepat Umi Ana berpamitan pada Rara dan temannya untuk membantu Pak Kiai.

"Alhamdulillah, selamet gak jadi ditanya. Almaira Kamu tu kemana si? gak tau apa disini kita ketar ketir." Ucap Rara pelan.

Di Jalan.

Nampak orang berkerumun di sekitar mobil yang menabrak pagar bangunan, beruntung tidak ada korban meninggal. Seluruh penumpang mobil selamat. 

"Alhamdulillah Pak, Tidak ada luka yang serius." Ucap Rayyan.

"Iya Gus Ray, Allah masih melindungi kita." jawab Pak Supir.

"Kira-kira bengkel yang dekat dari sini dimana ya Pak?" Tanya Rayyan.

"Jauh Gus Ray, lebih baik saya panggilkan taksi untuk Gus Ray ya. Pak Kiai pasti sudah menunggu Gus Ray." Saran Pak Sopir.

"Gak usah Pak, Saya naik bus aja. Bapak hati-hati ya. Ini ongkos untuk Bapak, dan jangan lupa hubungi Saya nanti." Pesan Rayyan.

"Iya Gus, Terimakasih banyak." Jawab Pak Supir.

"Iya sama-sama Pak, Saya duluan Pak." Pamit Rayyan.

Di Dalam Bus.

Almaira berkali-kali melirik jam tangannya, Bus yang ia tumpangi mengalami kemacetan.

"Pak ini ada apa ya? kok macet si?" tanya Maira.

"Itu Dek, Ada Kecelakaan di depan, tapi mobilnya udah mau dikerek kok, sabar ya Dek." Jawab Pak Supir Bus.

"Iya Pak." Jawab Maira.

Bus berhenti dan Rayyan masuk kedalam Bus tersebut. Itulah untuk pertama kalinya Maira dan Rayyan bertemu. 

Awalnya semua terjadi secara normal, hingga kemudian masuklah ibu hamil yang tengah membawa anak kecil dan tidak mendapatkan tempat duduk.

Dengan sigap, Almaira berdiri dan mempersilahkan Penumpang tersebut untuk menduduki bangkunya. Rayyan yang melihat itupun merasa kagum terhadap sikap Almaira.

Di Kediaman Pak Kiai.

Pak Kiai baru saja tersadar dari pingsannya. Bu Nyai berusaha menenangkan Suaminya itu.

"Sabar to Pak, yang tenang. Gusti Allah pasti melindungi Nak Ray." Ucap Bu Nyai.

"Iya Pak, Kita berdoa saja semoga Gus Rayyan sehat, selamat." Ucap Pak Fahri.

(Pak Fahri adalah Ayah dari Almaira dan Zahwa.)

"Monggo diminum dulu teh angetnya Pak Kiai." Zahwa membawakan secangkir teh hangat untuk Pak Kiai.

"Buuu Kamu sudah coba menghubungi nomer Nak Ray?" Tanya Pak Kiai.

"Iya, ini Ibu coba ya Pak." jawab Bu Nyai kemudian berusaha menelepon Rayyan berkali-kali. Tetapi nomor tersebut tidak aktif.

Di Gang Ponpes.

"Pak kiri kiri Pak." Teriak Almaira di gang Pondok Pesantren.

Supir pun menepikan Kendaraan. Almaira turun dari bus tersebut begitu pula dengan Rayyan yang ada dibelakang Almaira.

"Kenapa Wanita itu berjalan ke arah pondok, apakah dia salah satu santriwati dari pondok pesantren Al Khidmah?" batin Rayyan.

Almaira telah sampai di gerbang pondok pesantren, ia mengintip dari lubang kecil di gerbang tersebut.

"Apa ada sesuatu di dalam?" Tanya Rayyan.

"Astaghfirullah hal adzim." Almaira terkejut.

"Kenapa? Apa Ada yang salah?" Tanya Rayyan.

"Sttttt jangan keras-keras ngomongnya nanti ketahuan kalo kita keluar tanpa izin. Kamu pasti juga santri disini yang kabur buat jalan jalan kan?" tebak Almaira masih mengintip memastikan keadaan aman.

Rayyan hanya tersenyum mendengar pertanyaan sekàligus pernyataan Maira.

"Alhamdulillah , aman Mas. Gak ada orang. Saya duluan ya Mas. Oh iya kalo nanti kita mungkin ketemu pura-pura gak pernah ketemu aja ya Mas. Sama-sama cari aman, Aku gak akan bilang ke siapa-siapa kok." ucap Almaira kemudian masuk dengan mengendap-endap.

"Siapa Santriwati itu, dia benar benar berbeda dengan wanita yang selama ini Saya temui." Ucap Rayyan.

Related chapters

  • Cinta Untuk Almaira   Dia Lagi.

    (Kamu adalah bunga mawar di tengah bunga melati)Di Taman Pondok Pesantren.Almaira berjalan menyusuri taman yang biasanya ramai, tetapi kali ini terlihat begitu sepi."Lha, ini orangnya pada kemana ya?" tanya Almaira pada dirinya sendiri.Kemudian Maira melihat keramaian di kediaman Pak Kiai."Kok di rumah Pak Kiai rame banget ya, ada apa ya? jangan-jangan Rara, Jihan sama Izzah juga disana. Aku kesana aja deh." Ucap Almaira kemudian menuju rumah Pak Kiai, benar saja disana Ia melihat Rara, Jihan dan Izzah.Almaira segera menghampiri ketiga temannya."Assalamualaikum." salam Maira."Mairaaa yaampun akhirnya kamu balik juga. Kita ini bingung lho mau cari kamu kemana." bisik Rara."Iya deh maaf, lagian tadi itu macettt parah, soalnya ada kecelakaan. Oh iya ini ngomong-ngomong kita ngapain disini semua?" tanya Maira."Sebenarnya, awalnya kita semua dikumpulin untuk menyambut C

    Last Updated : 2022-03-18
  • Cinta Untuk Almaira   Semanis gula

    Bab 4 Semanis GulaDi Pondok PesantrenSeperti biasanya, Almaira tengah berjalan bersama ketiga temannya, Rara, Izah dan Jihan.Mereka baru saja selesai mengikuti sholat Isya'"Maira, besok subuhan jangan telat lagi ya datengnya." Ucap Rara."Iya, besok gak telat deh." Jawab Maira."Kamu mah, Iya terus tapi tetep aja telat Mai." Ejek Rara."Heran deh sama kalian, suka banget gangguin Aku." Protes Maira."Gak tau ya? asik aja" Jawab Jihan tertawa."Oh gitu, oke Fiks. Lihat aja besok ya, pokonya Aku gak telat."Ucap Maira berjalan dengan mundur melangkah meninggalkan temannya tetapi dengan menghadap temannya."Mairaaa Aw..." belum selesai Rara berbicara, Maira telah terduduk di bawah karena terjatuh."Aduhhh" teriak Maira, kakinya terkilir karena ternyata dia menginjak tepi jalan sehingga terperosok dan terkilir hingga terjatuh."Astaghfirullah" teman-teman Maira memper

    Last Updated : 2022-03-18
  • Cinta Untuk Almaira   Perjodohan

    Di Kantin Pesantren.   Pelajaran telah usai, waktunya untuk istirahat makan siang. Maira dan teman-temannya telah duduk di kursi mereka. "Kalian mau jajan apa?" Tawar Rara."Teh hangat aja kayak biasanya." Jawab Jihan."Yaudah kayak biasanya aja ya, kalo gitu aku pesenin dulu." Pamit Rara kemudian meninggalkan teman-temannya."Yaampun Ustad Ray, damagenya Masyaallah bikin terngiang-ngiang." Ucap Izah."Iya, jangankan satu tahun diajar, selamanya juga mau kok dibimbing." jawab Jihan."Kok kamu diem aja si Mai? biasanya paling heboh kalo ada yang seger-seger." Pancing Izah."Iya sih itukan kalo Abang santri, nah ini Cucu Pak Kiai. Nggak deh berat." Jawab Maira."Ya gak apa dong Mai, jodoh itu gak ada yang tau." Jawab Izah.Kemudian datang duo orang santriwati yang datang menghampiri Maira."Maira, Kamu dicari sama Mb

    Last Updated : 2022-03-18
  • Cinta Untuk Almaira   Makan Malam Bersama

    Malam telah tiba, Zahwa masuk kedalam kamar Maira. dilihatnya Maira tengah memakai Jilbab di depan cermin."Dek, Kamu belum selesai?" Tanya Zahwa."Eh Mbak Zahwa, iya ini tinggal pake jilbab aja." Jawab Maira. Zahwa menghampiri Maira dan memegang pundak Adiknya itu, ia hadapkan Maira ke arahnya."Masyaallah, cantik banget si Adek Mbak ini, biar Mbak bantu ya." Puji Zahwa memakaikan hijab untuk Maira."Mbak bisa aja, oh iya Mbak. Sebenarnya ada apa si Mbak? kok keluarga Pak Kiai sampe makan malam disini?" tanya Maira."Mbak juga kurang tau, nah udah selesai, lihat cantik kan? Kamu kelihatan kalem, gak tomboy kayak biasanya." Zahwa menghadapkan Maira ke cermin."Zahwa, Maira udah selesai belum siap-siapnya?" tanya Umi Ana dari luar pintu."Iya Umi, ini Selesai kok." Jawab Maira kemudian menarik tangan Kakaknya keluar kamar.Di Ruang Tamu.Keluarga Pak Fahri menyambut kedatangan keluarga Pak Kiai di depan pintu, kemudian langsung mengajak t

    Last Updated : 2022-03-20
  • Cinta Untuk Almaira   Sajadah Cinta ku

    Suara jam dinding terdengar keras, ditengah heningnya malam. "tik tik tik" disetiap laju detiknya.Jam menunjukkan pukul 01.00 Pagi. Bersujud seorang wanita di atas sajadah, melepas rindu pada Sang Maha Kuasa. Mencurahkan isi hati yang selalu ia simpan sendiri yang ia tulis dalam buku hariannya. Ia selalu menutup rapat semua masalah dalam hidupnya,hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang tau apa yang sebenarnya tersimpan di hatinya. Almaira Putri Azzahra seorang gadis cantik yang selalu terlihat ceria, bukan karena Ia tidak memiliki masalah. Tetapi karena ia menutup rapat apa yang ada dihatinya. Gadis kuat yang selalu berusaha tersenyum walaupun hatinya tengah terluka. Diatas sajadah merah kesayangannya, Ia menuliskan semua keluh kesahnya, doa dan harapannya di buku harian miliknya. Hari ini adalah hari dimana Usianya genap menginjak 19 tahun. " Usia, apa arti dari penambahan usia. Bukankah itu artinya bahwa kontrak seseorang hidup telah berkurang. Lalu apa ya

    Last Updated : 2022-03-18

Latest chapter

  • Cinta Untuk Almaira   Makan Malam Bersama

    Malam telah tiba, Zahwa masuk kedalam kamar Maira. dilihatnya Maira tengah memakai Jilbab di depan cermin."Dek, Kamu belum selesai?" Tanya Zahwa."Eh Mbak Zahwa, iya ini tinggal pake jilbab aja." Jawab Maira. Zahwa menghampiri Maira dan memegang pundak Adiknya itu, ia hadapkan Maira ke arahnya."Masyaallah, cantik banget si Adek Mbak ini, biar Mbak bantu ya." Puji Zahwa memakaikan hijab untuk Maira."Mbak bisa aja, oh iya Mbak. Sebenarnya ada apa si Mbak? kok keluarga Pak Kiai sampe makan malam disini?" tanya Maira."Mbak juga kurang tau, nah udah selesai, lihat cantik kan? Kamu kelihatan kalem, gak tomboy kayak biasanya." Zahwa menghadapkan Maira ke cermin."Zahwa, Maira udah selesai belum siap-siapnya?" tanya Umi Ana dari luar pintu."Iya Umi, ini Selesai kok." Jawab Maira kemudian menarik tangan Kakaknya keluar kamar.Di Ruang Tamu.Keluarga Pak Fahri menyambut kedatangan keluarga Pak Kiai di depan pintu, kemudian langsung mengajak t

  • Cinta Untuk Almaira   Perjodohan

    Di Kantin Pesantren.   Pelajaran telah usai, waktunya untuk istirahat makan siang. Maira dan teman-temannya telah duduk di kursi mereka. "Kalian mau jajan apa?" Tawar Rara."Teh hangat aja kayak biasanya." Jawab Jihan."Yaudah kayak biasanya aja ya, kalo gitu aku pesenin dulu." Pamit Rara kemudian meninggalkan teman-temannya."Yaampun Ustad Ray, damagenya Masyaallah bikin terngiang-ngiang." Ucap Izah."Iya, jangankan satu tahun diajar, selamanya juga mau kok dibimbing." jawab Jihan."Kok kamu diem aja si Mai? biasanya paling heboh kalo ada yang seger-seger." Pancing Izah."Iya sih itukan kalo Abang santri, nah ini Cucu Pak Kiai. Nggak deh berat." Jawab Maira."Ya gak apa dong Mai, jodoh itu gak ada yang tau." Jawab Izah.Kemudian datang duo orang santriwati yang datang menghampiri Maira."Maira, Kamu dicari sama Mb

  • Cinta Untuk Almaira   Semanis gula

    Bab 4 Semanis GulaDi Pondok PesantrenSeperti biasanya, Almaira tengah berjalan bersama ketiga temannya, Rara, Izah dan Jihan.Mereka baru saja selesai mengikuti sholat Isya'"Maira, besok subuhan jangan telat lagi ya datengnya." Ucap Rara."Iya, besok gak telat deh." Jawab Maira."Kamu mah, Iya terus tapi tetep aja telat Mai." Ejek Rara."Heran deh sama kalian, suka banget gangguin Aku." Protes Maira."Gak tau ya? asik aja" Jawab Jihan tertawa."Oh gitu, oke Fiks. Lihat aja besok ya, pokonya Aku gak telat."Ucap Maira berjalan dengan mundur melangkah meninggalkan temannya tetapi dengan menghadap temannya."Mairaaa Aw..." belum selesai Rara berbicara, Maira telah terduduk di bawah karena terjatuh."Aduhhh" teriak Maira, kakinya terkilir karena ternyata dia menginjak tepi jalan sehingga terperosok dan terkilir hingga terjatuh."Astaghfirullah" teman-teman Maira memper

  • Cinta Untuk Almaira   Dia Lagi.

    (Kamu adalah bunga mawar di tengah bunga melati)Di Taman Pondok Pesantren.Almaira berjalan menyusuri taman yang biasanya ramai, tetapi kali ini terlihat begitu sepi."Lha, ini orangnya pada kemana ya?" tanya Almaira pada dirinya sendiri.Kemudian Maira melihat keramaian di kediaman Pak Kiai."Kok di rumah Pak Kiai rame banget ya, ada apa ya? jangan-jangan Rara, Jihan sama Izzah juga disana. Aku kesana aja deh." Ucap Almaira kemudian menuju rumah Pak Kiai, benar saja disana Ia melihat Rara, Jihan dan Izzah.Almaira segera menghampiri ketiga temannya."Assalamualaikum." salam Maira."Mairaaa yaampun akhirnya kamu balik juga. Kita ini bingung lho mau cari kamu kemana." bisik Rara."Iya deh maaf, lagian tadi itu macettt parah, soalnya ada kecelakaan. Oh iya ini ngomong-ngomong kita ngapain disini semua?" tanya Maira."Sebenarnya, awalnya kita semua dikumpulin untuk menyambut C

  • Cinta Untuk Almaira   Bertemu Dia

    (Air tau kemana ia harus mengalir menuju lautan)Di Tempat Pak KiaiRara, Jihan dan Izah ikut bergabung dengan para santri dan santriwati lainnya untuk menyambut Cucu dari Kiai.tiba-tiba suara wanita memanggil Rara dari belakang. "Lho Rara." sapa Umi Ana."Eh Umi, assalamualaikum Umi." Rara mencium tangan Umi Ana diikuti oleh Jihan dan Izah."Loh Maira kok gak sama kalian? biasanya kalian berempat terus. Kalian tau nggak Almaira kemana?" tanya Umi Ana.Rara dan kedua temannya pun saling menoleh, hendak menjawab tetapi enggan berbohong."Tadi kita ketemu sama Mbak Zahwa Umi." jawab Rara."Oh iya, terus? Almaira sama Zahwa?" Tanya Umi."Emmm itu Umi. Mbak Zahwa..." belum selesai Rara menyelesaikan perkataannya.Tiba-tiba seorang santri berlari masuk ke rumah Pak Kiai dan sepertinya terjadi sesuatu.Benar saja,Tidak butuh waktu lama. Keadaan gempar karena sa

  • Cinta Untuk Almaira   Sajadah Cinta ku

    Suara jam dinding terdengar keras, ditengah heningnya malam. "tik tik tik" disetiap laju detiknya.Jam menunjukkan pukul 01.00 Pagi. Bersujud seorang wanita di atas sajadah, melepas rindu pada Sang Maha Kuasa. Mencurahkan isi hati yang selalu ia simpan sendiri yang ia tulis dalam buku hariannya. Ia selalu menutup rapat semua masalah dalam hidupnya,hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang tau apa yang sebenarnya tersimpan di hatinya. Almaira Putri Azzahra seorang gadis cantik yang selalu terlihat ceria, bukan karena Ia tidak memiliki masalah. Tetapi karena ia menutup rapat apa yang ada dihatinya. Gadis kuat yang selalu berusaha tersenyum walaupun hatinya tengah terluka. Diatas sajadah merah kesayangannya, Ia menuliskan semua keluh kesahnya, doa dan harapannya di buku harian miliknya. Hari ini adalah hari dimana Usianya genap menginjak 19 tahun. " Usia, apa arti dari penambahan usia. Bukankah itu artinya bahwa kontrak seseorang hidup telah berkurang. Lalu apa ya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status