Share

Dia Lagi.

Penulis: Rina Dwi Ariani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-18 13:13:10

(Kamu adalah bunga mawar di tengah bunga melati)

Di Taman Pondok Pesantren.

Almaira berjalan menyusuri taman yang biasanya ramai, tetapi kali ini terlihat begitu sepi.

"Lha, ini orangnya pada kemana ya?" tanya Almaira pada dirinya sendiri.

Kemudian Maira melihat keramaian di kediaman Pak Kiai.

"Kok di rumah Pak Kiai rame banget ya, ada apa ya? jangan-jangan Rara, Jihan sama Izzah juga disana. Aku kesana aja deh." Ucap Almaira kemudian menuju rumah Pak Kiai, benar saja disana Ia melihat Rara, Jihan dan Izzah.

Almaira segera menghampiri ketiga temannya.

"Assalamualaikum." salam Maira.

"Mairaaa yaampun akhirnya kamu balik juga. Kita ini bingung lho mau cari kamu kemana." bisik Rara.

"Iya deh maaf, lagian tadi itu macettt parah, soalnya ada kecelakaan. Oh iya ini ngomong-ngomong kita ngapain disini semua?" tanya Maira.

"Sebenarnya, awalnya kita semua dikumpulin untuk menyambut Cucu Pak Kiai. Tapi sayang yang ditunggu malah kecelakaan." Jawab Rara.

"Astaghfirullah, terus gimana dong jadinya?"tanya Maira.

"Pak Kiai pingsan, Umi Kamu juga didalam tu." Jawab Izah.

"Oh Umi ada didalam, yaudah aku susul Umi dulu ya kalo gitu." Pamit Almaira.

"Iya buruan gih, dari tadi dicariin tuh." Ucap Rara.

Almaira pun berjalan memasuki kediaman Pak Kiai. Di dalam ia melihat semua wajah tengah cemas.

"Assalamualaikum." Almaira mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam." Jawab Pak Fahri.

Maira pun berdiri dibelakang sosok Ayahnya itu. Zahwa kemudian menyusulnya.

"Kamu itu dari mana aja sih?" Bisik Zahwa.

"Mbak tenang aja, yang penting kan Aku udah balik tanpa ketahuan." bisik Almaira.

Tiba-tiba saja masuk seorang pria yang tidak asing bagi Maira, laki-laki yang diluar pondok bersamanya tadi.

"Assalamualaikum." Sapa Rayyan.

"Hah? Pria itu kan yang tadi diluar sama Aku. Ngapain Dia menghadap Pak Kiai. Jangan-jangan mau melaporkan lagi." batin Maira.

"Rayyan...... Cucukuuuu." Teriak Pak Kiai menangis.

Rayyan menghampiri Pak Kiai dan memeluknya.

"Iya Kakek, ini Rayyan." Jawab Rayyan.

"What? Cucuuuu" batin Almaira terkejut.

"Oh iya Nak Ray, salim sama Nenek, Umi Ana dan Pak Fahri dulu Nak." Pinta Pak Kiai.

"Iya Kakek." Jawab Rayyan kemudian menyusul Bu Nyai dan mencium tangan Neneknya. Bu Nyai pun memeluk Rayyan.

Kemudian Rayyan mencium tangan Umi Ana, begitu juga dengan Pak Fahri. 

"Alhamdulillah ya Nak Ray, Kamu sekarang sudah besar." Pak Fahri menepuk-nepuk pundak Rayyan.

"Iya alhamdulillah Pak." Jawab Rayyan.

"Oh iya Nak Rayyan Kamu nggak lupa kan sama mereka. temen kecil Kamu. yang ini Zahwa dan ini Adiknya Almaira." Ucap Pak Fahri.

"Salam kenal Gus." Zahwa menundukkan kepalanya.

"Wanita ini? ternyata Dia Putri dari Ustadz Fahri." batin Rayyan.

"Salam kenal, Gus." Almaira mengikuti apa yang dilakukan kakaknya.

"Aduhhhhh gawat kalo sampai Dia ceritain kejadian tadi." batin Almaira.

"Sepertinya Saya nggak asing dengan wajah kamu." Ucap Rayyan tersenyum.

Almaira menelan ludahnya sendiri, cemas jika ia akan ketahuan.

"Nak Rayyan bisa saja, kan Kalian baru ketemu lagi setelah bertahun-tahun. Apalagi Almaira waktu itu masih belum mengerti apa-apa." Jawab Pak Fahri.

"Sudah-sudah, sekarang biar Nak Rayyan istirahat dulu. Kasian lo dari perjalanan jauh." Saran Umi Ana.

"Iya Nak, Kamu Istirahat aja dulu. Nanti Malam biar Azam mengantarkan kamu mengelilingi pesantren ya." Titah Pak Kiai.

"Yasudah kalo begitu Saya pamit ke kamar dulu." Pamit Rayyan.

"Mari Mas Rayyan, biar saya antar." Ucap Azam, santri senior kepercayaan Pak Kiai.

"Alhamdulillah, Dia gak cerita kejadian di luar tadi. Selamet...." Batin Almaira menghembuskan nafas lega.

"Umi, Abi, Almaira juga mau pamit pulang ya, Ada jadwal kelas." Pamit Almaira pada Umi dan Abi-nya. Kemudian ia juga berpamitan kepada Pak Kiai dan Bu Nyai.

Almaira melangkah meninggalkan kediaman Pak Kiai. diluar telah sepi, santri dan santriwati telah kembali ke aktifitasnya masing-masing.

"Alhamdulillah kali ini selamat, tapi kalo nanti Gus Ray cerita gimana ya." ucap Almaira mengomel di perjalanan.

"Aku harus bicara langsung sama Dia, dan mastiin kalo dia gak akan ngomong kejadian di luar tadi." ucap Almaira.

"Meow.....Meoww" Suara anak kucing.

Almaira pun melihat sekeliling mencari keberadaan kucing itu.

"Perasaan aku denger suara kucing deh, tapi dimana ya?" tanya Maira pada dirinya sendiri.

"Meowwww.... meowwww" Suara anak kucing itu semakin keras, dan berasal dari atas pohon. Maira pun mendongakkan kepalanya dan benar saja, Ada anak kucing yang hendak melompat tetapi tidak berani.

"Yaampun sayang, kamu kan masih kecil, kenapa bisa ada diatas" tanya Almaira pada kucing tersebut.

Kucing itu terus mengeong, membuat Maira merasa Iba.

"Yaampun kamu kasian banget si, iya Aku tolongin ya. Sebentar Aku ambil tangga dulu sebentar." ucap Maira.

Tak berapa lama Ia kembali dengan membawa Tangga kemudian menaikinya untuk menolong Anak Kucing itu.

"Nah sekarang kamu udah aman, jangan manjat manjat lagi ya kalo belum bisa turun." omel Almaira kemudian mencium kucing tersebut dan melepaskan-nya.

Tanpa Maira sadari, ternyata ada seseorang dari balik jendela yang sedari tadi mengamati-nya.

Di Kamar Rayyan.

Rayyan memasuki kamarnya dan membuka tirai jendela. dari kejauhan terlihat Maira tengah berjalan membawa sebuah tangga dengan kesusahan.

"Gadis itu? Apa yang Dia lakukan? Kok bawa tangga?" batin Rayyan tertarik dengan apa yang dilakukan oleh Maira.

Ia melihat Maira menaiki tangga tersebut, dan ternyata Maira tengah membantu seekor anak kucing yang tidak bisa turun dari atas pohon.

"Gadis yang pemberani." ucap Rayyan tersenyum melihat tingkah Almaira.

"Astaghfirullah, kenapa Aku malah memperhatikan Dia." Rayyan kemudian menutup kembali tirai jendela tersebut.

Kemudian memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Bab terkait

  • Cinta Untuk Almaira   Semanis gula

    Bab 4 Semanis GulaDi Pondok PesantrenSeperti biasanya, Almaira tengah berjalan bersama ketiga temannya, Rara, Izah dan Jihan.Mereka baru saja selesai mengikuti sholat Isya'"Maira, besok subuhan jangan telat lagi ya datengnya." Ucap Rara."Iya, besok gak telat deh." Jawab Maira."Kamu mah, Iya terus tapi tetep aja telat Mai." Ejek Rara."Heran deh sama kalian, suka banget gangguin Aku." Protes Maira."Gak tau ya? asik aja" Jawab Jihan tertawa."Oh gitu, oke Fiks. Lihat aja besok ya, pokonya Aku gak telat."Ucap Maira berjalan dengan mundur melangkah meninggalkan temannya tetapi dengan menghadap temannya."Mairaaa Aw..." belum selesai Rara berbicara, Maira telah terduduk di bawah karena terjatuh."Aduhhh" teriak Maira, kakinya terkilir karena ternyata dia menginjak tepi jalan sehingga terperosok dan terkilir hingga terjatuh."Astaghfirullah" teman-teman Maira memper

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Cinta Untuk Almaira   Perjodohan

    Di Kantin Pesantren.   Pelajaran telah usai, waktunya untuk istirahat makan siang. Maira dan teman-temannya telah duduk di kursi mereka. "Kalian mau jajan apa?" Tawar Rara."Teh hangat aja kayak biasanya." Jawab Jihan."Yaudah kayak biasanya aja ya, kalo gitu aku pesenin dulu." Pamit Rara kemudian meninggalkan teman-temannya."Yaampun Ustad Ray, damagenya Masyaallah bikin terngiang-ngiang." Ucap Izah."Iya, jangankan satu tahun diajar, selamanya juga mau kok dibimbing." jawab Jihan."Kok kamu diem aja si Mai? biasanya paling heboh kalo ada yang seger-seger." Pancing Izah."Iya sih itukan kalo Abang santri, nah ini Cucu Pak Kiai. Nggak deh berat." Jawab Maira."Ya gak apa dong Mai, jodoh itu gak ada yang tau." Jawab Izah.Kemudian datang duo orang santriwati yang datang menghampiri Maira."Maira, Kamu dicari sama Mb

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Cinta Untuk Almaira   Makan Malam Bersama

    Malam telah tiba, Zahwa masuk kedalam kamar Maira. dilihatnya Maira tengah memakai Jilbab di depan cermin."Dek, Kamu belum selesai?" Tanya Zahwa."Eh Mbak Zahwa, iya ini tinggal pake jilbab aja." Jawab Maira. Zahwa menghampiri Maira dan memegang pundak Adiknya itu, ia hadapkan Maira ke arahnya."Masyaallah, cantik banget si Adek Mbak ini, biar Mbak bantu ya." Puji Zahwa memakaikan hijab untuk Maira."Mbak bisa aja, oh iya Mbak. Sebenarnya ada apa si Mbak? kok keluarga Pak Kiai sampe makan malam disini?" tanya Maira."Mbak juga kurang tau, nah udah selesai, lihat cantik kan? Kamu kelihatan kalem, gak tomboy kayak biasanya." Zahwa menghadapkan Maira ke cermin."Zahwa, Maira udah selesai belum siap-siapnya?" tanya Umi Ana dari luar pintu."Iya Umi, ini Selesai kok." Jawab Maira kemudian menarik tangan Kakaknya keluar kamar.Di Ruang Tamu.Keluarga Pak Fahri menyambut kedatangan keluarga Pak Kiai di depan pintu, kemudian langsung mengajak t

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-20
  • Cinta Untuk Almaira   Sajadah Cinta ku

    Suara jam dinding terdengar keras, ditengah heningnya malam. "tik tik tik" disetiap laju detiknya.Jam menunjukkan pukul 01.00 Pagi. Bersujud seorang wanita di atas sajadah, melepas rindu pada Sang Maha Kuasa. Mencurahkan isi hati yang selalu ia simpan sendiri yang ia tulis dalam buku hariannya. Ia selalu menutup rapat semua masalah dalam hidupnya,hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang tau apa yang sebenarnya tersimpan di hatinya. Almaira Putri Azzahra seorang gadis cantik yang selalu terlihat ceria, bukan karena Ia tidak memiliki masalah. Tetapi karena ia menutup rapat apa yang ada dihatinya. Gadis kuat yang selalu berusaha tersenyum walaupun hatinya tengah terluka. Diatas sajadah merah kesayangannya, Ia menuliskan semua keluh kesahnya, doa dan harapannya di buku harian miliknya. Hari ini adalah hari dimana Usianya genap menginjak 19 tahun. " Usia, apa arti dari penambahan usia. Bukankah itu artinya bahwa kontrak seseorang hidup telah berkurang. Lalu apa ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Cinta Untuk Almaira   Bertemu Dia

    (Air tau kemana ia harus mengalir menuju lautan)Di Tempat Pak KiaiRara, Jihan dan Izah ikut bergabung dengan para santri dan santriwati lainnya untuk menyambut Cucu dari Kiai.tiba-tiba suara wanita memanggil Rara dari belakang. "Lho Rara." sapa Umi Ana."Eh Umi, assalamualaikum Umi." Rara mencium tangan Umi Ana diikuti oleh Jihan dan Izah."Loh Maira kok gak sama kalian? biasanya kalian berempat terus. Kalian tau nggak Almaira kemana?" tanya Umi Ana.Rara dan kedua temannya pun saling menoleh, hendak menjawab tetapi enggan berbohong."Tadi kita ketemu sama Mbak Zahwa Umi." jawab Rara."Oh iya, terus? Almaira sama Zahwa?" Tanya Umi."Emmm itu Umi. Mbak Zahwa..." belum selesai Rara menyelesaikan perkataannya.Tiba-tiba seorang santri berlari masuk ke rumah Pak Kiai dan sepertinya terjadi sesuatu.Benar saja,Tidak butuh waktu lama. Keadaan gempar karena sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18

Bab terbaru

  • Cinta Untuk Almaira   Makan Malam Bersama

    Malam telah tiba, Zahwa masuk kedalam kamar Maira. dilihatnya Maira tengah memakai Jilbab di depan cermin."Dek, Kamu belum selesai?" Tanya Zahwa."Eh Mbak Zahwa, iya ini tinggal pake jilbab aja." Jawab Maira. Zahwa menghampiri Maira dan memegang pundak Adiknya itu, ia hadapkan Maira ke arahnya."Masyaallah, cantik banget si Adek Mbak ini, biar Mbak bantu ya." Puji Zahwa memakaikan hijab untuk Maira."Mbak bisa aja, oh iya Mbak. Sebenarnya ada apa si Mbak? kok keluarga Pak Kiai sampe makan malam disini?" tanya Maira."Mbak juga kurang tau, nah udah selesai, lihat cantik kan? Kamu kelihatan kalem, gak tomboy kayak biasanya." Zahwa menghadapkan Maira ke cermin."Zahwa, Maira udah selesai belum siap-siapnya?" tanya Umi Ana dari luar pintu."Iya Umi, ini Selesai kok." Jawab Maira kemudian menarik tangan Kakaknya keluar kamar.Di Ruang Tamu.Keluarga Pak Fahri menyambut kedatangan keluarga Pak Kiai di depan pintu, kemudian langsung mengajak t

  • Cinta Untuk Almaira   Perjodohan

    Di Kantin Pesantren.   Pelajaran telah usai, waktunya untuk istirahat makan siang. Maira dan teman-temannya telah duduk di kursi mereka. "Kalian mau jajan apa?" Tawar Rara."Teh hangat aja kayak biasanya." Jawab Jihan."Yaudah kayak biasanya aja ya, kalo gitu aku pesenin dulu." Pamit Rara kemudian meninggalkan teman-temannya."Yaampun Ustad Ray, damagenya Masyaallah bikin terngiang-ngiang." Ucap Izah."Iya, jangankan satu tahun diajar, selamanya juga mau kok dibimbing." jawab Jihan."Kok kamu diem aja si Mai? biasanya paling heboh kalo ada yang seger-seger." Pancing Izah."Iya sih itukan kalo Abang santri, nah ini Cucu Pak Kiai. Nggak deh berat." Jawab Maira."Ya gak apa dong Mai, jodoh itu gak ada yang tau." Jawab Izah.Kemudian datang duo orang santriwati yang datang menghampiri Maira."Maira, Kamu dicari sama Mb

  • Cinta Untuk Almaira   Semanis gula

    Bab 4 Semanis GulaDi Pondok PesantrenSeperti biasanya, Almaira tengah berjalan bersama ketiga temannya, Rara, Izah dan Jihan.Mereka baru saja selesai mengikuti sholat Isya'"Maira, besok subuhan jangan telat lagi ya datengnya." Ucap Rara."Iya, besok gak telat deh." Jawab Maira."Kamu mah, Iya terus tapi tetep aja telat Mai." Ejek Rara."Heran deh sama kalian, suka banget gangguin Aku." Protes Maira."Gak tau ya? asik aja" Jawab Jihan tertawa."Oh gitu, oke Fiks. Lihat aja besok ya, pokonya Aku gak telat."Ucap Maira berjalan dengan mundur melangkah meninggalkan temannya tetapi dengan menghadap temannya."Mairaaa Aw..." belum selesai Rara berbicara, Maira telah terduduk di bawah karena terjatuh."Aduhhh" teriak Maira, kakinya terkilir karena ternyata dia menginjak tepi jalan sehingga terperosok dan terkilir hingga terjatuh."Astaghfirullah" teman-teman Maira memper

  • Cinta Untuk Almaira   Dia Lagi.

    (Kamu adalah bunga mawar di tengah bunga melati)Di Taman Pondok Pesantren.Almaira berjalan menyusuri taman yang biasanya ramai, tetapi kali ini terlihat begitu sepi."Lha, ini orangnya pada kemana ya?" tanya Almaira pada dirinya sendiri.Kemudian Maira melihat keramaian di kediaman Pak Kiai."Kok di rumah Pak Kiai rame banget ya, ada apa ya? jangan-jangan Rara, Jihan sama Izzah juga disana. Aku kesana aja deh." Ucap Almaira kemudian menuju rumah Pak Kiai, benar saja disana Ia melihat Rara, Jihan dan Izzah.Almaira segera menghampiri ketiga temannya."Assalamualaikum." salam Maira."Mairaaa yaampun akhirnya kamu balik juga. Kita ini bingung lho mau cari kamu kemana." bisik Rara."Iya deh maaf, lagian tadi itu macettt parah, soalnya ada kecelakaan. Oh iya ini ngomong-ngomong kita ngapain disini semua?" tanya Maira."Sebenarnya, awalnya kita semua dikumpulin untuk menyambut C

  • Cinta Untuk Almaira   Bertemu Dia

    (Air tau kemana ia harus mengalir menuju lautan)Di Tempat Pak KiaiRara, Jihan dan Izah ikut bergabung dengan para santri dan santriwati lainnya untuk menyambut Cucu dari Kiai.tiba-tiba suara wanita memanggil Rara dari belakang. "Lho Rara." sapa Umi Ana."Eh Umi, assalamualaikum Umi." Rara mencium tangan Umi Ana diikuti oleh Jihan dan Izah."Loh Maira kok gak sama kalian? biasanya kalian berempat terus. Kalian tau nggak Almaira kemana?" tanya Umi Ana.Rara dan kedua temannya pun saling menoleh, hendak menjawab tetapi enggan berbohong."Tadi kita ketemu sama Mbak Zahwa Umi." jawab Rara."Oh iya, terus? Almaira sama Zahwa?" Tanya Umi."Emmm itu Umi. Mbak Zahwa..." belum selesai Rara menyelesaikan perkataannya.Tiba-tiba seorang santri berlari masuk ke rumah Pak Kiai dan sepertinya terjadi sesuatu.Benar saja,Tidak butuh waktu lama. Keadaan gempar karena sa

  • Cinta Untuk Almaira   Sajadah Cinta ku

    Suara jam dinding terdengar keras, ditengah heningnya malam. "tik tik tik" disetiap laju detiknya.Jam menunjukkan pukul 01.00 Pagi. Bersujud seorang wanita di atas sajadah, melepas rindu pada Sang Maha Kuasa. Mencurahkan isi hati yang selalu ia simpan sendiri yang ia tulis dalam buku hariannya. Ia selalu menutup rapat semua masalah dalam hidupnya,hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang tau apa yang sebenarnya tersimpan di hatinya. Almaira Putri Azzahra seorang gadis cantik yang selalu terlihat ceria, bukan karena Ia tidak memiliki masalah. Tetapi karena ia menutup rapat apa yang ada dihatinya. Gadis kuat yang selalu berusaha tersenyum walaupun hatinya tengah terluka. Diatas sajadah merah kesayangannya, Ia menuliskan semua keluh kesahnya, doa dan harapannya di buku harian miliknya. Hari ini adalah hari dimana Usianya genap menginjak 19 tahun. " Usia, apa arti dari penambahan usia. Bukankah itu artinya bahwa kontrak seseorang hidup telah berkurang. Lalu apa ya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status