Share

Cinta Terlarang
Cinta Terlarang
Author: Mommy No Na

Bab 1

Author: Mommy No Na
last update Last Updated: 2022-02-11 14:06:32

Terdengar suara getaran ponsel di atas nakas, dengan malas Luna meraihnya dan melihat panggilan dari nomor yang tidak dikenal. 

"Halo …." sapanya.

"Halo, apa benar ini dengan Luna Elvira?" tanya wanita dari seberang telpon.

"Iya, saya Luna. Ini siapa?"

"Saya Farida Sulastri, istri dari Bapak Deni Hermawan!" Suara wanita itu lantang tapi bergetar.

"Si-siapa?" tanya Luna gugup. Dia bukan tidak mendengar, Luna hanya tidak percaya wanita itu akan menghubunginya.

"Farida Sulastri."

Setelah menerima telpon dari Farida, Luna kemudian bersiap-siap untuk pergi ke taman dimana Farida meminta Luna menemuinya. Dengan memakai kaos berwarna hijau lumut dipadukan dengan celana jeans berwarna hitam Luna pergi meninggalkan rumah kost dengan mengendarai motor maticnya.

Sebenarnya ia bingung, untuk apa istri pemilik restoran tempat ia bekerja itu meminta untuk menemuinya karena Luna belum pernah sekalipun bertemu dengan istri bosnya itu. Sesampai di taman, Luna langsung menghubungi nomor yang tadi memintanya untuk datang ke taman, dan tak jauh dari tempatnya berdiri seorang wanita berkerudung warna krem melambaikan tangan ke arahnya dan Luna melangkah ke arah wanita itu.

"Maaf, Bu! Saya terlambat." ucap Luna sedikit sungkan.

"Duduk!" Luna dengan sedikit ragu duduk di samping wanita itu.

"Udah berapa lama kamu kenal suami saya?" tanya Farida tanpa menatap Luna.

"Sejak saya kerja di restoran bapak, Bu!" jawab Luna pelan. Ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan wanita di sampingnya.

"Mulai besok jangan temui suami saya lagi. Carilah pekerjaan ditempat lain." Farida mengambil sebuah amplop dari dalam tasnya dan meletakkannya di pangkuan Luna.

"Maksud Ibu?" tanya Luna. Ia tidak mengerti arah ucapan istri bosnya itu.

"Tidak usah berlagak bodoh, saya tau tujuan kamu mendekati suami saya. Itu ambil, tapi jangan pernah dekati suami saya lagi!" ucap wanita itu, tatapannya tajam seolah menghujam jantung Luna. Selesai bicara Farida berdiri lalu pergi.

Luna terdiam, bingung dengan ucapan Farida barusan. Apakah itu artinya aku telah dipecat? Begitu pikirnya. Beberapa saat kemudian ia tersadar, lalu ia berlari mengejar wanita yang baru saja meninggalkannya. Ia berlari ke parkiran dan ia sampai tepat saat Farida akan naik ke dalam mobil sedan berwarna orange miliknya.

"Maaf, Bu! Saya tidak butuh ini." Luna meraih tangan Farida dan meletakkan amplop tadi ke tangannya.

"Jangan menyesal karena kamu tidak akan dapat apapun lagi dari suami saya!" Ucapnya sambil tersenyum sinis ke arah Luna.

"Terserah!" Luna berbalik lalu pergi meninggalkan Farida yang tersenyum mengejek.

Luna melangkah meninggalkan taman dengan lesu. Ia bingung dengan yang baru terjadi. Baru beberapa bulan ini ia bekerja di restoran milik Deni, namun sekarang ia telah dipecat tanpa tahu alasannya.

Deni yang sedang berada di restoran terkejut dengan kedatangan istrinya yang tiba-tiba. Biasanya istrinya itu tidak mau datang ke restoran karena lebih suka di rumah, mengurus dan menemani anak-anak mereka bermain.

"Tumben Mama kesini? Biasanya juga Papa ajak Mama nggak mau," ujar Deni melihat istrinya tiba-tiba datang dengan senyum khasnya. Setelah menemui Luna, Farida langsung ke restoran milik suaminya.

"Pengen aja, Pa, sekali-kali. Penasaran sama karyawan Papa yang namanya Luna itu," kata Farida santai, meski di dalam dadanya ia menahan rasa cemburu, namun ia berusaha menyembunyikannya.

"Oh, dia lagi off hari ini, Ma. Mama tau dari mana tentang Luna?" tanya Deni heran. Farida tersenyum mendengarkan pertanyaan suaminya. Sebenarnya dia sudah tahu jadwal kerja gadis itu.

Rasa cemburu yang Farida rasakan membuat sesak di dadanya. Dia tidak menyangka pria yg hampir lima belas tahun jadi suaminya itu akan menduakan cintanya. Meski Deni tidak menunjukkan perubahan sikap saat di rumah, tapi dengan melihat foto-foto kedekatan suaminya dan gadis itu, cukup membuatnya yakin kalau hubungan antara suaminya dan Luna, bukan sekedar hubungan antara bos dan karyawan. 

Selain itu, beberapa kali Farida mengikuti suaminya secara diam-diam dan mendapatkan Deni beberapa kali terlihat menjemput Luna. Ada rasa sakit seperti di tusuk-tusuk jarum di dadanya. Dia tidak menyangka, suaminya akan menjalin hubungan dengan gadis yang bahkan cocok jadi anaknya.

Seminggu telah berlalu, Luna sudah tidak lagi datang ke restoran Deni. Deni berusaha menghubungi Luna namun sepertinya nomornya telah di blokir oleh Luna. Ketika Deni bertanya pada karyawan lain pun, mereka tidak ada yang mengetahui kenapa Luna tidak lagi masuk kerja. Ada rasa menyesal dalam hati Deni, kenapa ia tidak pernah menanyakan dimana Luna tinggal. Sementara alamat yang ada dalam biodata karyawan adalah alamat kontrakan Luna yang lama.

Bahkan Deni beberapa kali menunggu Luna di pinggir jalan, dimana Luna menunggunya, saat ia akan menjemput Luna saat gadis itu masih kerja di restorannya. Namun tidak sekalipun Luna muncul di tempat itu.

Minggu telah berganti bulan, namun Deni tidak juga menemukan Luna. Hingga hari itu, entah kenapa Deni turun dari mobil dan meninggalkannya di pinggir jalan. Lalu ia menyusuri sebuah jalan yang agak kecil, yang di seberang kiri kanan jalan itu terdapat rumah-rumah warga. Ia terus saja melangkah hingga ia menemukan jalan tanah, ia pun mengikuti jalan itu. Ia melihat ada warung kecil, karena ia merasa haus, maka ia pun memasuki warung itu untuk membeli air mineral, dan ketika ia akan membayar tiba-tiba datang gadis yang beberapa waktu belakangan ini di carinya. 

"Luna!?" panggilnya tidak percaya.

"Ba-bapak? Kenapa Bapak ada disini?" Luna tidak menyangka akan ketemu Deni di tempat itu.

"Saya mencari kamu, Luna," Luna mengerutkan kedua alisnya tanda ia tidak mengerti.

"Mencari saya? Untuk apa, Pak?" Luna tidak dapat menyembunyikan kebingungan dari wajahnya.

"Ada yang ingin saya bicarakan sama kamu! Bolehkah saya ikut ke rumahmu?" Lanjut Deni.

"Bicara apa, Pak?" tanya Luna heran.

"Bisakah kita bicara di rumahmu? Ini sangat penting, Lun," Deni seperti memohon. Setelah beberapa saat Luna ragu, akhirnya ia mengangguk. Lalu tak berapa lama kemudian mereka meninggalkan warung itu.

Related chapters

  • Cinta Terlarang   Bab 2

    Namun tidak jauh dari sana terlihat seorang wanita mengikuti mereka, yang tidak lain adalah Farida, istri Deni. Ia tidak menyangka suaminya akan sekeras ini mencari Luna. Hancur rasa hatinya, air mata tidak dapat ia tahan. Ia terus mengikuti suami dan gadis yang ia pikir adalah selingkuhan suaminya.Ia berhenti dibawah pohon ketika orang yang diikutinya sampai di sebuah rumah dan suaminya duduk di kursi yang terletak di teras dan tak lama kemudian Luna pun duduk di kursi di depan Deni. Farida terus memperhatikan Deni dan Luna dari balik pohon yang terletak di pinggir jalan di depan rumah Luna.Deni dan Luna terlihat berbincang dengan serius namun Farida tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Rasa panas di dada ia tahan, ia ingin tahu apa yang dilakukan suaminya itu setelah ini.Beberapa saat kemudian Deni terlihat berdiri lalu kemudian berjongkok di depan Luna dan meraih tangannya. Deni seperti menangis dan tak lama setelah itu Deni terlihat memeluk Luna da

    Last Updated : 2022-02-11
  • Cinta Terlarang   Bab 3

    Farida sedang menangis, di sebuah kamar hotel. Ia tidak tahu harus pergi kemana untuk mengusir kegalauan hatinya, hingga ia menyewa kamar hotel. Jika ia pulang ke rumah, ia takut anak-anaknya akan melihat Farida dalam keadaan kacau, tentu saja ia tidak ingin hal itu terjadi. Ia tidak ingin anak-anaknya melihat kalau ia dan Deni sedang bermasalah. Meski hatinya hancur berkeping-keping, saat melihat suaminya berpelukan di depan matanya, namun ia tidak ingin buah hatinya mengetahui itu.Selama ini rumah tangganya baik-baik saja, tidak pernah ada masalah yang terlalu berat. Ia begitu bahagia hidup dengan Deni dan juga anak-anaknya.Hingga hari itu, di saat seseorang mengirim sebuah foto melalui pesan wa, di foto itu terlihat Deni dan Luna sedang makan bersama di sebuah restoran, tapi bukan di restoran milik Deni. Melihat itu hati Farida panas, ia ingin sekali memaki dan menghajar lelaki yang menjadi imamnya itu, namun ia masih menahan diri.Di saat Farida seda

    Last Updated : 2022-02-11
  • Cinta Terlarang   Bab 4

    Farida berlalu begitu saja, tanpa merespon kata-kata Deni. Ia begitu muak melihat wajah lelaki yang telah membersamainya sekian tahun."Sudah sampai, Da?" tanya Asih pada anak semata wayangnya itu. Farida langsung memeluk ibunya, ia berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. Ia tidak ingin ibunya mengetahui masalahnya."Aku kangen, Bu!" isaknya, ia sengaja mengatakan itu agar ibunya tidak menanyakan hal yang macam-macam."Iya, ibu juga kangen. Ayo duduk, ibu tau kalian lagi ada masalah, selesaikanlah dengan baik-baik. Kalian sudah dewasa, nggak baik menghindar." Mendengar ucapan Asih, Farida semakin terisak. Ia memang tidak pintar menutupi sesuatu dari ibunya. Ia mengikuti ibunya untuk duduk di sofa."Aku mau pisah dari dia, Bu! Dia sudah menghianatiku." ucap Farida tiba-tiba saat mereka sudah duduk. Ia menghambur ke dalam pelukan Asih yang duduk di sebelahnya. Hal itu cukup membuat Asih syok, wajahnya memerah dan rahangnya mengeras, ia menahan amara

    Last Updated : 2022-02-11
  • Cinta Terlarang   Bab 5

    Farida yang mendengar suaminya berkata blak-blakan tentang perasaannya bertemu dengan perempuan lain, itu membuat hatinya semakin panas dan meradang. Bara di hatinya seolah membakar tubuhnya, wajah Farida memerah karena marah. Ia berusaha menahan ledakan yang ada di dadanya.Air mata yang tadi sempat berhenti mengalir, kini cairan bening itu tumpah ruah tanpa bisa ditahan. Goresan luka yang ada di hatinya kini semakin dalam bahkan telah hancur berkeping-keping. Hancur!"Ma, aku memang salah, aku sudah berbohong sama kamu, tapi aku nggak pernah mengkhianatimu." Deni semakin merasa bersalah melihat wajah istrinya yang basah karena cucuran air mata. Tidak pernah terbesit di dalam benaknya untuk menyakiti ibu dari anak-anaknya itu. Farida menatapnya tajam.'Apa maksudnya mengatakan gak pernah mengkhianati, tapi bahagia telah menemukan gadis itu?' batin ibu dari tiga orang anak itu. Ucapan suaminya sungguh tidak masuk dalam logikanya."Jahat

    Last Updated : 2022-02-11
  • Cinta Terlarang   Bab 6

    Setelah kepergian Deni, Luna lalu masuk ke kamar dan mengunci pintu. Ia menangkupkan tubuhnya ke atas kasur dan menumpahkan air mata yang tiba-tiba berhamburan keluar.“Lun, maafkan saya. Saya hanya ingin memastikan, apakah kamu mengenal orang yang ada di dalam foto ini?” Luna kembali teringat dengan pertanyaan Deni tadi. Lelaki itu mengeluarkan sebuah foto yang telah usang dari dompetnya dan memberikannya pada Luna. Foto itu sedikit terlipat di bagian ujungnya.“Bapak dapat foto ini dari mana?” tanya Luna heran, ia pernah melihat foto yang sama dengan yang ada di tangannya kini, bahkan foto itu sekarang masih ada di dalam lemarinya. Terlihat di selembar kertas itu gambar sepasang suami istri dengan seorang anak kira-kira berumur satu tahun dipangku sang ibu. Sebuah keluarga kecil, itu adalah ayah, ibu dan Luna. Rahma dulu memberitahunya bahwa foto itu diambil beberapa hari sebelum ayahnya pergi ke kota. ‘bagaimana bisa foto ini ada

    Last Updated : 2022-04-18
  • Cinta Terlarang   Bab 7

    "Halo, Luna! Kenapa diam saja?""Halo, Bu!" Sapa Luna setelah ia mampu membuang sedikit rasa sesak di dadanya. Ia berusaha membuat suaranya senormal mungkin."Apa kabarmu, Nak! Tiba-tiba perasaan ibu gak enak saat ingat sama kamu. Ibu jadi khawatir ada apa-apa." Terdengar suara lemah Rahma dari seberang telepon. Penglihatan Luna kembali mengabur, cairan bening menutupi bola matanya. Seorang ibu memang bisa merasakan apa yang anaknya rasakan, meski jarak memisahkan."Luna baik-baik saja, Bu! Ibu gak usah khawatir." Cairan bening yang tertahan di pelupuk mata Luna menetes, ia membayangkan reaksi ibunya jika mengetahui gadis itu telah bertemu dengan orang yang selalu dirindukannya. Lelaki yang mampu melambungkan angan yang tinggi disaat Rahma selalu memuji kebaikannya, namun kini angan itu telah jatuh dan hancur tidak berbentuk.Luna sangat tahu bagaimana ibunya sangat menantikan kehadiran Deni. Berkali-kali ibunya mengabaikan saran dari

    Last Updated : 2022-04-18
  • Cinta Terlarang   Bab 8

    Deni hanya bisa terdiam begitu Luna menghempaskan tangannya. Dia tak menyangka akan mendapatkan penolakan dari putri kandungnya sendiri. Deni menyadari selama ini dia telah bersalah sebesar-besarnya pada Luna dan Rahma—istri pertama—yang belum diceraikannya sama sekali.Disaat mereka membutuhkan kehadirannya, Deni justru dengan teganya menghilang tanpa jejak, memberikan tabir luka pada kedua orang terkasih yang pernah sangat dicintainya, sebelum dia mengenal Farida.Seandainya segala sesuatu bisa diubah kembali, dia berharap kembali ke waktu 17 tahun yang lalu sebelum dia pergi meninggalkan Rahma dan Luna di kampung. Kembali menata ulang kehidupannya dari awal.Bahkan pertanyaan yang Luna pertanyakan padanya, tak mampu dijawab oleh Deni. Dia benar-benar malu dan merasa gagal sebagai seorang suami serta ayah.“Luna, Ayah memang bersalah pada kalian. Tapi tahukah kamu, Ayah ingin menebus semua dosa-dosa Ayah di masa lalu. Apakah tak ada se

    Last Updated : 2022-04-19
  • Cinta Terlarang   Bab 9

    Luna mengangkat dagunya begitu melihat Deni masih berdiri mematung tanpa melakukan apa-apa.“Ada apa, Pak Deni?” tanya Luna dengan suara yang tegas. Hatinya mulai membatu, tak ada lagi rasa rindu yang semula dirasa olehnya.“Luna, Ayah akan pulang. Tapi ... pikirkanlah kembali, apa yang sudah Ayah katakan padamu, Nak. Ayah meminta permohonan maaf darimu,” ucap Deni dengan sungguh-sungguh. Apa yang dapat dikatakan, istilah nasi sudah menjadi bubur pun berlaku bagi Deni.Sekian belas tahun menghilang, meninggalkan kedua orang yang menyayanginya, sedangkan dia?Bersama Farida, perempuan kaya, yang telah mengangkat derajatnya. Membuat Deni benar-benar lupa diri. Meski diakui dalam hatinya, rasa cinta untuk Rahma masih tetap ada.

    Last Updated : 2022-04-19

Latest chapter

  • Cinta Terlarang   Bab 11

    Rahma benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Luna padanya. Hatinya benar-benar terasa sakit, bagai tertusuk sembilu, terluka begitu dalam. Selama ini dia mengira suami yang dicintainya setengah mati telah tiada.Tapi kenyataan yang hari ini didengarnya sendiri dari mulut Luna, benar-benar membuatnya tak percaya, jika takdir telah mempermainkan dengan bangga seluruh kehidupannya.“Lalu apakah Ayah sehat-sehat saja?” tanya Rahma pada puteri satu-satunya itu.Luna mendengus, rasanya dia sudah terlalu malas untuk membicarakan mengenai ayahnya. Hanya saja, jika dia tak menjawab pertanyaan ibunya, tentu Rahma akan merasa sedih. Meski sudah disakiti, Rahma masih saja mencintai Deni sepenuh hati, dan mendoakan kebahagiaan untuknya.“Dia sehat-sehat saja, Bu. Bahkan kehidupan Ayah jauh dari kata susah. Dia sudah mendapatkan segalanya, sehingga lupa pada kita,” ucap Luna dengan nada dingin.“Hmm, tapi kamu jangan kasar pada Ayah. Biar bagaimanapun, tanpa Ayah, kamu nggak aka

  • Cinta Terlarang   Bab 10

    Deni ingin Luna mendapatkan yang terbaik. Dia ingin menebus semua kesalahan yang terjadi di masa lampau pada putrinya bersama Rahma. Hanya saja, rasa takut akan penolakan Luna padanya kembali mendera perasaan Deni.Beberapa hari berlalu sejak terakhir Deni bertemu dengan Luna. Deni tak tahu jika Farida—isterinya—berencana untuk menceraikan Deni. Jika saja Farida menceraikan Deni, maka Deni akan kehilangan segala yang telah diperolehnya selama belasan tahun hidup bersama Farida.Berkali-kali Deni berusaha menemui Luna, kejadian serupa sebelumnya terulang kembali. Tapi pria itu sama sekali tak merasa putus asa. Dia hanya ingin gadis itu bisa memaafkannya. Tidak ada hal lain yang diinginkannya selain kata maaf dari bibir Luna.Ponsel Luna berdering, sebuah nama yang selalu dirindukannya muncul di layar ponsel.“Bu?”“Luna, bagaimana keadaanmu, Nak?&rdqu

  • Cinta Terlarang   Bab 9

    Luna mengangkat dagunya begitu melihat Deni masih berdiri mematung tanpa melakukan apa-apa.“Ada apa, Pak Deni?” tanya Luna dengan suara yang tegas. Hatinya mulai membatu, tak ada lagi rasa rindu yang semula dirasa olehnya.“Luna, Ayah akan pulang. Tapi ... pikirkanlah kembali, apa yang sudah Ayah katakan padamu, Nak. Ayah meminta permohonan maaf darimu,” ucap Deni dengan sungguh-sungguh. Apa yang dapat dikatakan, istilah nasi sudah menjadi bubur pun berlaku bagi Deni.Sekian belas tahun menghilang, meninggalkan kedua orang yang menyayanginya, sedangkan dia?Bersama Farida, perempuan kaya, yang telah mengangkat derajatnya. Membuat Deni benar-benar lupa diri. Meski diakui dalam hatinya, rasa cinta untuk Rahma masih tetap ada.

  • Cinta Terlarang   Bab 8

    Deni hanya bisa terdiam begitu Luna menghempaskan tangannya. Dia tak menyangka akan mendapatkan penolakan dari putri kandungnya sendiri. Deni menyadari selama ini dia telah bersalah sebesar-besarnya pada Luna dan Rahma—istri pertama—yang belum diceraikannya sama sekali.Disaat mereka membutuhkan kehadirannya, Deni justru dengan teganya menghilang tanpa jejak, memberikan tabir luka pada kedua orang terkasih yang pernah sangat dicintainya, sebelum dia mengenal Farida.Seandainya segala sesuatu bisa diubah kembali, dia berharap kembali ke waktu 17 tahun yang lalu sebelum dia pergi meninggalkan Rahma dan Luna di kampung. Kembali menata ulang kehidupannya dari awal.Bahkan pertanyaan yang Luna pertanyakan padanya, tak mampu dijawab oleh Deni. Dia benar-benar malu dan merasa gagal sebagai seorang suami serta ayah.“Luna, Ayah memang bersalah pada kalian. Tapi tahukah kamu, Ayah ingin menebus semua dosa-dosa Ayah di masa lalu. Apakah tak ada se

  • Cinta Terlarang   Bab 7

    "Halo, Luna! Kenapa diam saja?""Halo, Bu!" Sapa Luna setelah ia mampu membuang sedikit rasa sesak di dadanya. Ia berusaha membuat suaranya senormal mungkin."Apa kabarmu, Nak! Tiba-tiba perasaan ibu gak enak saat ingat sama kamu. Ibu jadi khawatir ada apa-apa." Terdengar suara lemah Rahma dari seberang telepon. Penglihatan Luna kembali mengabur, cairan bening menutupi bola matanya. Seorang ibu memang bisa merasakan apa yang anaknya rasakan, meski jarak memisahkan."Luna baik-baik saja, Bu! Ibu gak usah khawatir." Cairan bening yang tertahan di pelupuk mata Luna menetes, ia membayangkan reaksi ibunya jika mengetahui gadis itu telah bertemu dengan orang yang selalu dirindukannya. Lelaki yang mampu melambungkan angan yang tinggi disaat Rahma selalu memuji kebaikannya, namun kini angan itu telah jatuh dan hancur tidak berbentuk.Luna sangat tahu bagaimana ibunya sangat menantikan kehadiran Deni. Berkali-kali ibunya mengabaikan saran dari

  • Cinta Terlarang   Bab 6

    Setelah kepergian Deni, Luna lalu masuk ke kamar dan mengunci pintu. Ia menangkupkan tubuhnya ke atas kasur dan menumpahkan air mata yang tiba-tiba berhamburan keluar.“Lun, maafkan saya. Saya hanya ingin memastikan, apakah kamu mengenal orang yang ada di dalam foto ini?” Luna kembali teringat dengan pertanyaan Deni tadi. Lelaki itu mengeluarkan sebuah foto yang telah usang dari dompetnya dan memberikannya pada Luna. Foto itu sedikit terlipat di bagian ujungnya.“Bapak dapat foto ini dari mana?” tanya Luna heran, ia pernah melihat foto yang sama dengan yang ada di tangannya kini, bahkan foto itu sekarang masih ada di dalam lemarinya. Terlihat di selembar kertas itu gambar sepasang suami istri dengan seorang anak kira-kira berumur satu tahun dipangku sang ibu. Sebuah keluarga kecil, itu adalah ayah, ibu dan Luna. Rahma dulu memberitahunya bahwa foto itu diambil beberapa hari sebelum ayahnya pergi ke kota. ‘bagaimana bisa foto ini ada

  • Cinta Terlarang   Bab 5

    Farida yang mendengar suaminya berkata blak-blakan tentang perasaannya bertemu dengan perempuan lain, itu membuat hatinya semakin panas dan meradang. Bara di hatinya seolah membakar tubuhnya, wajah Farida memerah karena marah. Ia berusaha menahan ledakan yang ada di dadanya.Air mata yang tadi sempat berhenti mengalir, kini cairan bening itu tumpah ruah tanpa bisa ditahan. Goresan luka yang ada di hatinya kini semakin dalam bahkan telah hancur berkeping-keping. Hancur!"Ma, aku memang salah, aku sudah berbohong sama kamu, tapi aku nggak pernah mengkhianatimu." Deni semakin merasa bersalah melihat wajah istrinya yang basah karena cucuran air mata. Tidak pernah terbesit di dalam benaknya untuk menyakiti ibu dari anak-anaknya itu. Farida menatapnya tajam.'Apa maksudnya mengatakan gak pernah mengkhianati, tapi bahagia telah menemukan gadis itu?' batin ibu dari tiga orang anak itu. Ucapan suaminya sungguh tidak masuk dalam logikanya."Jahat

  • Cinta Terlarang   Bab 4

    Farida berlalu begitu saja, tanpa merespon kata-kata Deni. Ia begitu muak melihat wajah lelaki yang telah membersamainya sekian tahun."Sudah sampai, Da?" tanya Asih pada anak semata wayangnya itu. Farida langsung memeluk ibunya, ia berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. Ia tidak ingin ibunya mengetahui masalahnya."Aku kangen, Bu!" isaknya, ia sengaja mengatakan itu agar ibunya tidak menanyakan hal yang macam-macam."Iya, ibu juga kangen. Ayo duduk, ibu tau kalian lagi ada masalah, selesaikanlah dengan baik-baik. Kalian sudah dewasa, nggak baik menghindar." Mendengar ucapan Asih, Farida semakin terisak. Ia memang tidak pintar menutupi sesuatu dari ibunya. Ia mengikuti ibunya untuk duduk di sofa."Aku mau pisah dari dia, Bu! Dia sudah menghianatiku." ucap Farida tiba-tiba saat mereka sudah duduk. Ia menghambur ke dalam pelukan Asih yang duduk di sebelahnya. Hal itu cukup membuat Asih syok, wajahnya memerah dan rahangnya mengeras, ia menahan amara

  • Cinta Terlarang   Bab 3

    Farida sedang menangis, di sebuah kamar hotel. Ia tidak tahu harus pergi kemana untuk mengusir kegalauan hatinya, hingga ia menyewa kamar hotel. Jika ia pulang ke rumah, ia takut anak-anaknya akan melihat Farida dalam keadaan kacau, tentu saja ia tidak ingin hal itu terjadi. Ia tidak ingin anak-anaknya melihat kalau ia dan Deni sedang bermasalah. Meski hatinya hancur berkeping-keping, saat melihat suaminya berpelukan di depan matanya, namun ia tidak ingin buah hatinya mengetahui itu.Selama ini rumah tangganya baik-baik saja, tidak pernah ada masalah yang terlalu berat. Ia begitu bahagia hidup dengan Deni dan juga anak-anaknya.Hingga hari itu, di saat seseorang mengirim sebuah foto melalui pesan wa, di foto itu terlihat Deni dan Luna sedang makan bersama di sebuah restoran, tapi bukan di restoran milik Deni. Melihat itu hati Farida panas, ia ingin sekali memaki dan menghajar lelaki yang menjadi imamnya itu, namun ia masih menahan diri.Di saat Farida seda

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status