Share

Bab 9 : Negosiasi

Penulis: Mandy Poole
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-07 14:26:57

Sandra, pemimpin redaksi Freya, memasuki ruangan dengan setumpuk kertas di tangannya. Ia tampak sibuk dan terburu-buru.

"Freya, aku butuh laporan-laporan itu di meja kerja sebelum tengah hari. Para investor akan datang untuk rapat," ujar Sandra.

Freya melirik Adrian, yang duduk di kursi di depannya. Ia merasa ragu-ragu untuk melanjutkan percakapan mereka, karena ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya.

"Aku akan segera melakukannya, Sandra," ujar Freya.

Sandra mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruangan.

Setelah Sandra pergi, Adrian menatap Freya dengan ekspresi serius. Ia tahu bahwa Freya harus fokus pada pekerjaannya, tetapi ia juga ingin melanjutkan percakapan mereka.

"Aku mengerti bahwa kau harus menyelesaikan pekerjaanmu," tutur Adrian. "Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku ada di sini untukmu jika kau membutuhkanku."

Freya tersenyum tipis. "Terima kasih, Adrian."

Freya lalu berdiri dari kursinya dan mulai mengerjakan laporan-laporan yang diberikan Sandra. Adrian masih du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   BAB 10 : Bergabunglah Bersamaku

    Seketika ruangan menjadi terasa hening, Freya duduk di ujung mejanya, menatap kosong ke depan. Pikirannya berkecamuk, mencoba memahami apa yang telah terjadi. Kerumitan situasinya sangat membebani dirinya, dia mondar-mandir di ruangan kantornya, keinginan untuk mendapatkan keadilan bertarung dengan bahaya yang mengancam. Freya ingin melakukan sesuatu, tapi dia takut. Dia takut akan bahaya yang mengancamnya jika dia mengekspos Marcus. Dia juga takut akan konsekuensinya jika ia membiarkan dugaan tindak kriminal Marcus berlanjut. "Adrian, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan," katanya, berhenti di depan Adrian yang berdiri di ambang pintu. "Aku ingin Marcus membayar perbuatannya, tapi aku tidak bisa mengabaikan bahayanya. Mengekspos Marcus terasa seperti berjalan di atas seutas tali."

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 11 : Flashback

    Laboratorium biologi SMA Grapevine dipenuhi dengan suara-suara remaja yang sedang berdiskusi dan gemerincing alat uji lab. Aroma khas dari hewan mati masih tercium, bercampur dengan bau kertas dan tinta. Meja-meja yang sudah usang penuh dengan coretan, tanda-tanda dari semangat remaja yang menggebu-gebu. Di depan ruangan, papan tulis penuh dengan gambar-gambar anatomi tubuh yang menakjubkan. Miss Andrew, guru biologi yang penuh semangat, bercerita tentang sel dan gen. Gambar-gambar yang diproyeksikan di layar membuat para siswa terpana, seolah-olah mereka baru saja melihat rahasia kehidupan. Ruang kelas menjadi tempat para siswa belajar dan bereksplorasi. Bisikan dan tawa para siswa terdengar di antara percakapan serius. Mikroskop tampak seperti gerbang menuju dunia misterius yang tersembunyi dari mata telanjang manusia. Derit bangku dan gemerisik jas lab terdengar saat para siswa belajar tentang kehidupan. Di tengah-tengah keramaian itu, Freya berjalan dengan anggun. Rambut

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 12 : Misi Pertama

    Musik jazz yang lembut mengalun di kedai kopi, menciptakan suasana yang santai dan intim. Freya duduk di seberang Adrian, menatap lurus ke depan, tetapi pikirannya melayang. Gadis itu mengenang masa-masa SMA mereka, ketika mereka pertama kali bertemu di kelas biologi. Mereka adalah dua orang yang sangat berbeda, tetapi mereka menemukan kesamaan dalam kecintaan mereka pada sains. Mereka menjadi teman dekat, dan mereka menghabiskan banyak waktu bersama di laboratorium. Di dekatnya, mesin espresso mengeluarkan aroma kopi yang baru diseduh. Aromanya yang kuat dan manis bercampur dengan wangi kopi yang sudah lama diseduh Adrian hendak membagikan hasil investigasinya, tetapi Freya tidak bisa fokus. Pikirannya berkelana kembali ke masa lalu, ketika mereka pertama kali bertemu. Freya akhirnya menyadari bahwa Adrian sedang menatapnya. Dia melihat ekspresi penuh perhatian di wajahnya, dan jantungnya mulai berdebar kencang. "Kamu melamun sedari tadi, Freya. Apa semuanya baik-baik saja?" ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 13 : Investigasi Bersama

    Freya duduk di kursi penumpang mobil Adrian, menatap lurus ke depan. Dia berusaha untuk fokus pada jalan, tetapi pikirannya berkelana. Dia memikirkan potensi bahaya yang menanti mereka, dan dia merasakan jantungnya berdebar kencang.Adrian mengemudi dengan hati-hati, tetapi dia juga tidak bisa sepenuhnya fokus pada jalan. Dia bisa merasakan kegelisahan Freya, dan ingin menghiburnya. Pria itu sesekali melirik ke arahnya dan melemparkan senyumannya.Freya melihat senyuman Adrian, dan dia merasa sedikit lebih baik. Dia tersenyum kembali, dan mulai merasa lebih rileks.Adrian memarkir mobilnya di garasi. Mereka berjalan ke gedung apartemen menuju kamar Adrian.Freya memasuki kamar apartemen Adrian, dan langsung merasakan suasana yang hangat dan nyaman. Aroma pinus yang lembut tercium di udara.Adrian membawa Freya ke ruang tamu, yang sangat rapi dan tertata. Sofa berwarna krem dan kursi berlengan ditata dengan rapi, dan meja kopi dihiasi dengan beberapa tanaman hias.Freya menarik nafasny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 14 : Apocalypse

    Marcus berdiri di tengah keramaian klub, ponselnya digenggam erat di tangan kanannya. Ia terus-menerus menekan tombol panggil, tetapi panggilan itu tidak pernah terhubung. Setiap ia mencoba mengirim pesan teks, pesan itu tidak pernah terkirim. Marcus mengerutkan keningnya, penuh rasa bingung dan frustasi. Dia tidak mengerti mengapa Freya tidak menjawab panggilannya. Dia sudah mencoba berkali-kali, dan dia bahkan mencoba mengirim pesan teks, tetapi dia tidak pernah mendapatkan balasan. Marcus mulai merasa ada yang tidak beres. Freya tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Dia selalu membalas panggilan dan pesannya, bahkan jika dia sedang sibuk. "Shit! Apa-apaan ini... apa dia memblokirku?" Marcus bergumam sendiri, mencoba memahami apa yang telah terjadi. Dia tidak bisa percaya bahwa Freya telah memblokirnya. Saat Marcus bergelut dengan pikirannya yang berkecamuk, tiba-tiba dia merasakan tepukan lembut di pundaknya. Dia menoleh dan mendapati Calypso Serrano, sosok yang me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 15 : Malam Panjang

    Ruangan apartemen Adrian dipenuhi dengan dengungan percakapan yang tenang. Freya dan Adrian duduk berdampingan di meja, masing-masing dengan laptop mereka terbuka. Mereka saling bertukar informasi dan ide, bekerja sama untuk memecahkan kasus skema keuangan yang kompleks. Freya tersenyum pada Adrian. "Kamu tahu, aku tidak pernah menyangka kita akan bekerja sama seperti ini lagi." Adrian membalas senyumnya. "Hidup punya cara yang lucu untuk mempertemukan orang-orang, bukan?" Freya tertawa kecil. Beban penyelidikannya sejenak tersingkirkan. Dia mengalihkan fokusnya dari laptop ke Adrian, ada kilatan ceria di matanya. "Siapa sangka kita akan berakhir dengan menyelidiki kejahatan siber dan skema keuangan bersama? Ini hampir seperti reuni dari proyek biologi SMA kita." “Ini benar-benar seperti reuni,” kata Adrian. “Kita kembali ke tempat kita memulai.” “Ya,” kata Freya. “Membedah katak dan sekarang membedah rahasia dunia kriminal. Transisi yang cukup menarik.” Freya melirik sekelil

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 16 : Berikan Dia Kesempatan

    Cahaya pagi yang lembut menembus tirai, menyinari apartemen Adrian yang tertata rapi. Freya, yang telah tidur lebih awal di malam hari, muncul dan mendapati Adrian sudah asyik dengan sisa-sisa penyelidikan semalam. Adrian duduk di meja kerja, siluetnya terlihat jelas oleh cahaya yang lembut. Rambutnya disisir ke belakang, memberikan aura yang memukau.. Ruangan yang masih beraroma pinus yang tersisa dari malam sebelumnya, memiliki suasana tenang yang kontras dengan urgensi misi mereka. Freya, yang mengenakan pakaian baru, berdehem, mengumumkan kehadirannya. Adrian menoleh ke arahnya, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Pagi, Freya. Tidur nyenyak?" tanya Adrian. "Ya, terima kasih. Kamu sudah bangun?" tanya Freya gugup, merasakan kehangatan yang halus di pipinya.. Adrian mengangguk, tatapannya kembali ke layar laptop. "Tidak bisa tidur nyenyak. Semakin banyak yang kita temukan, semakin aku merasa perlu untuk tetap berada di depan semua itu," kata Adrian. Freya berjalan ke mej

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 17 : Laporan Orang Hilang

    Marcus meraih tangan Freya dengan penuh harapan. Dia ingin memperbaiki hubungan mereka, dan dia pikir menyentuhnya akan menunjukkan bahwa dia peduli. Namun, sentuhan itu memiliki efek yang sama sekali berbeda pada Freya. Sentuhan itu mengingatkannya pada semua hal yang telah dia lakukan untuk Marcus, dan semua yang dia lakukan untuknya. "Jangan sentuh aku, Marcus. Tidak ada yang perlu kita bicarakan." ucap Freya, gelombang jijik yang menjalar di tubuhnya. Ia dengan reflek menarik tangannya, sentuhan itu terasa asing dan menjijikkan. Marcus terkejut dengan reaksi Freya. Dia tidak menyangka bahwa gadis itu akan menolaknya. “Freya, kumohon. Kamu bertingkah aneh akhir-akhir ini. Kita harus membicarakan hal ini. Aku peduli padamu."

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20

Bab terbaru

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 38 : Kabin di Tengah Hutan

    Mesin mengeluarkan rengekan frustrasi saat Adrian berulang kali menekan pedal gas dan memutar kunci, tetapi mobil itu tetap tidak bergerak. Dia melirik sekilas ke indikator bensin, memastikan bahwa bensinnya masih setengah penuh."Tangki bensinnya tidak kosong, jadi ada apa dengan mobil ini?" Adrian bergumam, alisnya berkerut kesal.Freya duduk di kursi penumpang, mengintip ke arahnya dengan perasaan khawatir dan tidak sabar. "Yah, kita tidak bisa membuat benda itu hidup hanya dengan menatapnya," katanya datar.Adrian menghela napas frustrasi, mengusap-usap rambutnya. "Aku tahu, aku tahu. Tapi ini hanya keberuntungan kita, bukan? Menemukan mobil di tempat antah berantah, dan ternyata tidak berfungsi," gerutunya, terdengar kecewa.Mereka memutuskan untuk meninggalkan mobil dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, memasuki hutan lebat yang membentang di depan. Udara terasa pekat dengan aroma daun-daun basah, dan gemerisik samar satwa liar menambah suasana mencekam."Aku benci be

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 37 : Mimpi Buruk Adrian

    "Adrian, kau benar-benar orang tidak tahu diuntung. Sekarang kau tidak bisa lari kemanapun! Inilah akibatnya jika kau mengkhianatiku—"Brag!Mata Adrian terbelalak, sisa-sisa mimpi buruknya masih tersisa seperti rasa pahit di mulutnya. Dadanya berdebar-debar setiap kali menarik napas, ritme yang cepat menggambarkan kekacauan mimpinya. Tempat itu terasa sesak, udara terasa berat dengan bobot rasa takutnya.Adrian terbangun dengan sisa-sisa mimpinya yang mengerikan, bayangan samar seorang pria berbadan tegap dengan suara mengerikan masih menggema di telinganya.Ia beberapa kali memeriksa wajahnya untuk memastikan bahwa yang barusan terjadi hanya mimpi buruk. Pukulan keras yang ia rasakan dalam mimpinya seolah membawa nyawanya yang melayang menubruk tubuhnya dengan keras."Adrian, bangun! Adrian—apa jkau baik-baik saja?" bisikan Freya yang mendesak menembus kabut pikirannya, tangan lembutnya menggoyangkan bahu Adrian dengan tekanan yang lembut.Adrian mengerjap, mencoba melepaskan bayang

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 36 : Air Sungai yang Membeku

    Arus air yang deras menyelimuti mobil, menarik dan menyeretnya bagai pasukan musuh yang tak kenal lelah. Di dalam, jantung Adrian berdegup kencang dengan campuran rasa takut sekaligus teguh saat ia memeluk Freya erat-erat, tangannya menjadi perisai pelindung di sekeliling tubuh Freya yang gemetar. "Freya, pegang erat-erat," teriak Adrian di atas deru sungai, suaranya terdengar putus asa. Freya berpegangan erat pada Adrian, matanya terbelalak karena ketakutan tetapi juga ada tekad yang kuat yang tercermin dalam tatapannya. Dia mengangguk, kepercayaannya pada Adrian tidak tergoyahkan bahkan dalam menghadapi situasi yang berbahaya ini. Pikiran Adrian dipenuhi dengan berbagai kemungkinan saat dia mengamati bagian dalam mobil. Matanya tertuju pada jendela, penghalang kaca di antara mereka dan potensi keselamatan. Tanpa ragu-ragu, dia menguatkan diri dan memberikan pukulan kuat ke jendela dengan sikunya. Kaca itu awalnya memberikan perlawanan, keras kepala dan membatu. Adrian mengertakk

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 35 : Jurang Tanpa Tepi

    Saat mereka melesat menuju bangunan yang ditinggalkan, naluri Adrian tersentak oleh rasa tidak nyaman yang semakin meningkat. Nampaknya bayang-bayang malam membayang mengancam, menimbulkan keraguan akan keselamatan mereka. Freya melirik Adrian, sorot matanya menyiratkan kekhawatirannya. "Kita masih diikuti," gumam Adrian, genggaman tangannya menguat pada kemudi saat dia menelusuri jalanan yang gelap. Jantung Freya berdegup kencang, pikirannya berpacu dengan berbagai kemungkinan. "Bagaimana mereka bisa menemukan kita begitu cepat?" Pandangan Adrian beralih ke kaca spion, matanya menyipit ketika ia melihat sebuah mobil membuntuti mereka, lampu depannya seperti mata yang menyilaukan di malam hari. "Bukan hanya itu," kata Adrian dengan muram, suaranya terdengar gusar. "Ada alat pelacak di dalam mobil." ujarnya sambil melirik ke arah benda kecil yang tertempel di spion mobilnya. Mata Freya membelalak karena khawatir, menyadari betapa gawatnya situasi mereka. "Mereka mengetahui setiap

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 34 : Bahaya yang Menanti

    Saat sosok bayangan itu mendekati mobil Adrian, siluetnya yang mengancam tampak semakin besar, membayangi mereka seperti teror yang menakutkan. Udara menjadi pekat dengan ketegangan, setiap tarikan napas diwarnai dengan gelombang ketakutan. Jantung Adrian berdegup kencang di dalam rongga dadanya, suaranya seperti genderang yang menabuh kegelisahan di tengah keheningan malam. Tangan Freya mengencang di sekitar tangan Adrian, jari-jarinya dingin dan berkeringat dengan energi gugup. Cahaya lembut bulan memancarkan bayangan menakutkan, mempermainkan mata mereka saat sosok itu semakin mendekat. Apakah itu benar-benar makhluk yang tidak berbahaya, atau sesuatu yang lebih jahat yang bersembunyi di kegelapan? Tatapan mereka terkunci, terbelalak karena ketakutan, saat sosok itu mulai terlihat - makhluk kecil berbulu yang melesat melintasi jalan setapak yang diterangi cahaya bulan. Rasa lega membanjiri seluruh tubuh mereka. "Itu hanya tupai," seru Freya, tawanya membahana seperti lonceng di

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 33 : Dilema Mematikan

    Adrian tersentak dari tidurnya, napasnya tersengal-sengal dan terengah-engah, sisa-sisa dari mimpi buruk yang menjeratnya dalam cengkeraman. Bayangan menakutkan masih melekat di tepi kesadarannya, sebuah pengingat akan kegelapan yang menghantui mimpinya. Saat dia mengedipkan mata dari sisa-sisa tidurnya, Adrian mendapati dirinya diselimuti oleh cahaya lembut sinar bulan, dunia di sekelilingnya bermandikan pendaran cahaya yang lembut. Di sampingnya, kehadiran Freya terasa seperti mercusuar pelipur lara, sentuhannya terasa hangat di dahinya yang berkerut. Suaranyanya bagai melodi yang menenangkan di tengah kekacauan pikirannya, memecah keheningan seperti bisikan di malam hari. "Apakah semuanya baik-baik saja?" Kata-kata Freya menggantung di udara, menjadi pertanyaan lembut yang diwarnai dengan keprihatinan. Tatapannya, yang dipenuhi dengan intensitas yang tenang, mencari jejak-jejak gejolak yang mengganggu tidurnya. Tenggorokan Adrian tercekat oleh gelombang emosi, jantungnya tera

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 32 : Ujian Pelayan Setia

    Saat Blake bergegas memacu motornya melewati jalanan yang berliku-liku, sebuah perasaan yang mendesak mendorongnya untuk terus maju. Deru mesin kendaraannya bergema di trotoar, masing-masing mendengungkan irama ritme tekad dan keputusasaan. Malam seakan-akan menutup pandangan di sekelilingnya, bayang-bayang menari-nari di ujung penglihatannya, membisikkan rahasia tentang malapetaka yang akan datang. Tiba-tiba saat ia berbelok di sebuah tikungan, jalannya berpotongan dengan tatapan marah Calypso. Mata gadis itu berkobar dengan intensitas yang membuat Blake merinding. Gadis itu berdiri diujung pertigaan jalan sambil melipat tangannya di depan dada, bagian kanan dan kiri jalan ditutup oleh deretan mobil sedan hitam dan beberapa antek-anteknya. Sebelum dia bisa bereaksi, tangan Calypso melesat, mencengkeram kerah baju Blake dengan genggaman yang kuat. Sentuhannya yang tiba-tiba membuat adrenalin mengalir deras di pembuluh darahnya, seluruh inderanya terpacu hingga mencapai puncaknya.

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 31 : Desis Ular di Tengah Malam

    Tangan Adrian mencengkeram kemudi dengan penuh tujuan, kulit kemudi bergetar pelan di bawah tekanan tekadnya saat dia tiba-tiba membelokkan mobil ke kiri. Sebuah jalan yang bertentangan dengan petunjuk Blake, namun Adrian merasa harus mengambilnya.Suasana di dalam kendaraan menjadi semakin padat, hampir mencekik, seolah-olah kecemasan kolektif mereka telah menjelma menjadi penumpang keempat.Tatapan Freya melirik ke arahnya, memperhatikan garis keras rahangnya, garis tegas dari mulutnya yang menunjukkan komitmennya untuk melindungi. Freya merasakan tarian denyut nadinya di bawah kulitnya yang tidak menentu, sebuah simfoni kacau yang dimainkan antara kepercayaan terhadap naluri Adrian dan ketakutan akan konsekuensi yang tidak diketahui. Sisi wajah Adrian dari samping menjadi siluet diantara lampu-lampu jalan yang mereka lewati, terukir dengan intensitas yang meyakinkan sekaligus menakutkan.“Adrian, apa yang membuatmu tidak percaya pada informasi dari Blake?” tanya Freya.“Mungkin

  • Cinta Terlarang di Balik Misi Balas Dendam   Bab 30 : Ketukan Pintu

    Jantung Adrian berdegup kencang saat bibir mereka bertemu. Nafas Freya yang lembut dan hangat membelai mulutnya, membuat bulu kuduknya merinding. Dia merasakan tangan Freya menjalar ke dadanya, jari-jarinya saling bertautan, telapak tangan mereka saling menempel erat. Sentuhan itu mengirimkan percikan listrik ke seluruh nadinya, membuatnya merasa hidup dengan cara yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Lidah mereka saling bertautan dalam sebuah tarian yang menari-nari, menjelajahi setiap sudut mulut satu sama lain. Gigi mereka beradu dengan lucu sebelum menarik diri, hanya untuk bertabrakan lagi, mengirimkan getaran kenikmatan di tulang belakangnya.Tangan Freya yang lain bergerak ke leher Adrian, membelit rambutnya, menariknya lebih dekat lagi. Dia mengerang pelan dalam ciuman itu, nafasnya terasa panas dan berat di bibir Adrian. Aroma parfum Freya memenuhi lubang hidungnya - aroma bunga manis yang bercampur dengan rasa asin di lidahnya, membuatnya semakin liar. Adrian meraih

DMCA.com Protection Status