Cahaya pagi yang lembut menembus tirai, menyinari apartemen Adrian yang tertata rapi. Freya, yang telah tidur lebih awal di malam hari, muncul dan mendapati Adrian sudah asyik dengan sisa-sisa penyelidikan semalam. Adrian duduk di meja kerja, siluetnya terlihat jelas oleh cahaya yang lembut. Rambutnya disisir ke belakang, memberikan aura yang memukau.. Ruangan yang masih beraroma pinus yang tersisa dari malam sebelumnya, memiliki suasana tenang yang kontras dengan urgensi misi mereka. Freya, yang mengenakan pakaian baru, berdehem, mengumumkan kehadirannya. Adrian menoleh ke arahnya, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Pagi, Freya. Tidur nyenyak?" tanya Adrian. "Ya, terima kasih. Kamu sudah bangun?" tanya Freya gugup, merasakan kehangatan yang halus di pipinya.. Adrian mengangguk, tatapannya kembali ke layar laptop. "Tidak bisa tidur nyenyak. Semakin banyak yang kita temukan, semakin aku merasa perlu untuk tetap berada di depan semua itu," kata Adrian. Freya berjalan ke mej
Marcus meraih tangan Freya dengan penuh harapan. Dia ingin memperbaiki hubungan mereka, dan dia pikir menyentuhnya akan menunjukkan bahwa dia peduli. Namun, sentuhan itu memiliki efek yang sama sekali berbeda pada Freya. Sentuhan itu mengingatkannya pada semua hal yang telah dia lakukan untuk Marcus, dan semua yang dia lakukan untuknya. "Jangan sentuh aku, Marcus. Tidak ada yang perlu kita bicarakan." ucap Freya, gelombang jijik yang menjalar di tubuhnya. Ia dengan reflek menarik tangannya, sentuhan itu terasa asing dan menjijikkan. Marcus terkejut dengan reaksi Freya. Dia tidak menyangka bahwa gadis itu akan menolaknya. “Freya, kumohon. Kamu bertingkah aneh akhir-akhir ini. Kita harus membicarakan hal ini. Aku peduli padamu."
Di ruang rapat yang remang-remang di kantor polisi, Adrian duduk di meja bundar, berhadapan dengan dua anak buah Serrano, Cody dan Blake. Dua pemuda itu duduk di kursi dengan punggung tegak, tetapi mereka beberapa kali terlihat membungkuk dan menggaruk tengkuknya. Adrian menatap mereka dengan tatapan tegas dan penuh perhitungan. Dia bisa merasakan kepedulian tulus yang mereka miliki terhadap Pap Olivér, pria yang tampaknya telah menunjukkan kebaikan kepada mereka di dunia berbahaya yang mereka masuki. Adrian tahu bahwa dia harus mendapatkan kepercayaan mereka jika dia ingin mendapatkan informasi yang dia butuhkan untuk memecahkan kasus ini. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mulai berbicara. Adrian menatap Cody dan Blake dengan ekspresi serius. Dia tahu bahwa permintaannya akan mengejutkan mereka, tetapi dia yakin bahwa itu adalah yang terbaik. "Aku akan melakukan apa yang aku bisa untuk menemukan Pap Olivér, tapi aku butuh bantuan kalian." kata Adrian. "Berjanjilah padaku, kau
Di sebuah ruangan rahasia yang diterangi cahaya dari berbagai layar komputer, Killian Fabel duduk di depan komputer yang menjadi pusat komandonya, mengatur jaringan informasi rumit yang menghubungkan bisnis milik Serrano. Di seberangnya, Marzio Serrano, seorang pengusaha yang berkuasa dan berpengaruh, menunggu kabar terbaru tentang situasi yang sedang berlangsung. Killian menghela nafas dan menatap Serrano. "Serrano, sepertinya Freya telah mengganti nomor teleponnya. Sehingga sulit untuk melacaknya." Serrano mengerutkan kening. "Itu tidak baik. Aku membutuhkannya untuk mendapatkan informasi yang aku butuhkan." "Temukan dia, Killian. Kita tidak boleh membiarkannya lolos. Gunakan cara apa pun yang diperlukan." lanjutnya. Dia melirik dibalik kacamata hitamnya dan menatap Killian, seorang pria kurus dengan rambut hitam acak-acakan. Killian memasukkan kode ke dalam komputernya, dan algoritmanya mulai berjalan untuk meretas kamera pengawas yang kota yang luar. Layar komputernya mena
Freya dan Adrian sedang berjalan di trotoar ketika sebuah Bentley hitam berhenti di depan mereka. Pintu mobil terbuka, dan Marcus keluar. “Freya!” panggil Marcus Freya terkejut melihat Marcus. Dia tidak menyangka akan bertemu dengannya disini, apalagi dengan cara yang begitu tiba-tiba. Marcus berjalan mendekati mereka, dan Freya bisa melihat ketegangan di wajahnya. "Marcus? Apa yang kamu lakukan di sini?" Freya bertanya dengan heran. Marcus menatap Freya dengan mata yang tajam. "Masuklah, Freya. Kita perlu bicara," katanya dengan suara yang penuh desakan. Freya melirik Adrian, yang tampak bingung dan khawatir. Dengan sedikit kewaspadaan dalam tatapannya, Adrian menyaksikan drama yang sedang berlangsung di antara keduanya. Freya, yang merasa tidak yakin namun penasaran, ragu-ragu sejenak sebelum menoleh ke Adrian. "Aku akan menyusulmu nanti, Adrian." Adrian meraih lengan Freya dengan gerakan yang halus dan penuh perhatian. Tangannya terasa hangat dan kokoh, memberikan rasa ama
Tak jauh dari mobil Bentley milik Marcus yang diparkir di tepi Brisbour Canal, Adrian Kingsley, yang bersembunyi dalam pengintaiannya, memantau percakapan antara Marcus dan Freya. Udara di sekelilingnya tampak mengental dengan ketegangan yang nyata, dipicu oleh emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Adrian merasakan sesak di dadanya saat dia mendengarkan Marcus berbicara tentang cintanya pada Freya. Dia harus fokus pada pekerjaannya, tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa tersaingi. Adrian tahu bahwa Marcus adalah pria yang kaya dan berpengaruh, dan dia memiliki segalanya yang diinginkan Freya. Adrian adalah seorang detektif yang sederhana, dan dia tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan Freya. Namun profesionalismenya menang, dan dia terus mendengarkan, dengan wajah yang tenang menyembunyikan gejolak emosi di dalam dirinya. Adrian mendengarkan dengan saksama saat Marcus dan Freya berbicara tentang masa lalu mereka bersama, dan tentang perasaan mereka satu sama l
Marcus tidak bisa menjawab permintaan Freya. Dia hanya bisa menatap sunyinya jalanan di tepi kanal, pikirannya berkecamuk. Dia tahu bahwa dia telah menyakiti Freya, dan dia merasa bersalah atas hal itu. Freya memecah keheningan. "Marcus, antar aku pulang." Marcus mengangguk. Dia menyalakan mesin mobilnya, dan Bentley menjauh dari kanal yang sepi. Adrian, yang telah mengikuti mereka dari jauh, menyalakan mesin mobilnya dan menyatu dengan permadani malam kota. Freya duduk di kursi penumpang mobil Marcus, menatap ke luar jendela dalam diam. Lampu-lampu kota memantulkan bayangan sekilas di wajahnya, mencerminkan badai emosi yang sedang ia hadapi. Ketika mereka mendekati apartemen Freya, dia berkata, "Terima kasih sudah mengantarku, kau bisa pergi Marcus. Aku butuh waktu
Keesokan paginya, kota bergejolak dengan berita utama tentang artikel Freya. Pengungkapan tentang korupsi dan penyalahgunaan izin di Wild Rose Grounds adalah skandal besar yang mengguncang kota. Artikel Freya mengungkap sisi lain dari jaringan bisnis Serrano yang selama ini disembunyikan. Di dalam kantornya yang mewah, Serrano menyaksikan berita itu dengan penuh amarah. Wajahnya berkerut karena murka saat tuduhan-tuduhan terhadapnya diputar di layar kaca. Ilusi tak terkalahkan yang telah dia bangun dengan hati-hati sedang terurai di depan matanya. Serrano mendidih dengan emosi. Dia menghantamkan tinjunya ke mejanya dan berteriak kepada para anak buahnya yang setia. "Temukan dia! Temukan wartawan itu, Freya! Dia mencoba untuk menjatuhkan semuanya. aku ingin dia ditemukan dan dibungkam!" perintah Serrano. Serrano berdiri dan berjalan mondar-mandir di ruangan itu. Tangannya mengepal dan raut wajahnya mengeras. Dia tahu bahwa Freya adalah ancaman baginya. Dia harus menemukannya dan m