Di sebuah ruangan rahasia yang diterangi cahaya dari berbagai layar komputer, Killian Fabel duduk di depan komputer yang menjadi pusat komandonya, mengatur jaringan informasi rumit yang menghubungkan bisnis milik Serrano. Di seberangnya, Marzio Serrano, seorang pengusaha yang berkuasa dan berpengaruh, menunggu kabar terbaru tentang situasi yang sedang berlangsung. Killian menghela nafas dan menatap Serrano. "Serrano, sepertinya Freya telah mengganti nomor teleponnya. Sehingga sulit untuk melacaknya." Serrano mengerutkan kening. "Itu tidak baik. Aku membutuhkannya untuk mendapatkan informasi yang aku butuhkan." "Temukan dia, Killian. Kita tidak boleh membiarkannya lolos. Gunakan cara apa pun yang diperlukan." lanjutnya. Dia melirik dibalik kacamata hitamnya dan menatap Killian, seorang pria kurus dengan rambut hitam acak-acakan. Killian memasukkan kode ke dalam komputernya, dan algoritmanya mulai berjalan untuk meretas kamera pengawas yang kota yang luar. Layar komputernya mena
Freya dan Adrian sedang berjalan di trotoar ketika sebuah Bentley hitam berhenti di depan mereka. Pintu mobil terbuka, dan Marcus keluar. “Freya!” panggil Marcus Freya terkejut melihat Marcus. Dia tidak menyangka akan bertemu dengannya disini, apalagi dengan cara yang begitu tiba-tiba. Marcus berjalan mendekati mereka, dan Freya bisa melihat ketegangan di wajahnya. "Marcus? Apa yang kamu lakukan di sini?" Freya bertanya dengan heran. Marcus menatap Freya dengan mata yang tajam. "Masuklah, Freya. Kita perlu bicara," katanya dengan suara yang penuh desakan. Freya melirik Adrian, yang tampak bingung dan khawatir. Dengan sedikit kewaspadaan dalam tatapannya, Adrian menyaksikan drama yang sedang berlangsung di antara keduanya. Freya, yang merasa tidak yakin namun penasaran, ragu-ragu sejenak sebelum menoleh ke Adrian. "Aku akan menyusulmu nanti, Adrian." Adrian meraih lengan Freya dengan gerakan yang halus dan penuh perhatian. Tangannya terasa hangat dan kokoh, memberikan rasa ama
Tak jauh dari mobil Bentley milik Marcus yang diparkir di tepi Brisbour Canal, Adrian Kingsley, yang bersembunyi dalam pengintaiannya, memantau percakapan antara Marcus dan Freya. Udara di sekelilingnya tampak mengental dengan ketegangan yang nyata, dipicu oleh emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Adrian merasakan sesak di dadanya saat dia mendengarkan Marcus berbicara tentang cintanya pada Freya. Dia harus fokus pada pekerjaannya, tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa tersaingi. Adrian tahu bahwa Marcus adalah pria yang kaya dan berpengaruh, dan dia memiliki segalanya yang diinginkan Freya. Adrian adalah seorang detektif yang sederhana, dan dia tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan Freya. Namun profesionalismenya menang, dan dia terus mendengarkan, dengan wajah yang tenang menyembunyikan gejolak emosi di dalam dirinya. Adrian mendengarkan dengan saksama saat Marcus dan Freya berbicara tentang masa lalu mereka bersama, dan tentang perasaan mereka satu sama l
Marcus tidak bisa menjawab permintaan Freya. Dia hanya bisa menatap sunyinya jalanan di tepi kanal, pikirannya berkecamuk. Dia tahu bahwa dia telah menyakiti Freya, dan dia merasa bersalah atas hal itu. Freya memecah keheningan. "Marcus, antar aku pulang." Marcus mengangguk. Dia menyalakan mesin mobilnya, dan Bentley menjauh dari kanal yang sepi. Adrian, yang telah mengikuti mereka dari jauh, menyalakan mesin mobilnya dan menyatu dengan permadani malam kota. Freya duduk di kursi penumpang mobil Marcus, menatap ke luar jendela dalam diam. Lampu-lampu kota memantulkan bayangan sekilas di wajahnya, mencerminkan badai emosi yang sedang ia hadapi. Ketika mereka mendekati apartemen Freya, dia berkata, "Terima kasih sudah mengantarku, kau bisa pergi Marcus. Aku butuh waktu
Keesokan paginya, kota bergejolak dengan berita utama tentang artikel Freya. Pengungkapan tentang korupsi dan penyalahgunaan izin di Wild Rose Grounds adalah skandal besar yang mengguncang kota. Artikel Freya mengungkap sisi lain dari jaringan bisnis Serrano yang selama ini disembunyikan. Di dalam kantornya yang mewah, Serrano menyaksikan berita itu dengan penuh amarah. Wajahnya berkerut karena murka saat tuduhan-tuduhan terhadapnya diputar di layar kaca. Ilusi tak terkalahkan yang telah dia bangun dengan hati-hati sedang terurai di depan matanya. Serrano mendidih dengan emosi. Dia menghantamkan tinjunya ke mejanya dan berteriak kepada para anak buahnya yang setia. "Temukan dia! Temukan wartawan itu, Freya! Dia mencoba untuk menjatuhkan semuanya. aku ingin dia ditemukan dan dibungkam!" perintah Serrano. Serrano berdiri dan berjalan mondar-mandir di ruangan itu. Tangannya mengepal dan raut wajahnya mengeras. Dia tahu bahwa Freya adalah ancaman baginya. Dia harus menemukannya dan m
Saat Freya bangkit dari sofa, fokusnya pada bahaya di luar seketika bergeser ketika penyusup tak terduga melesat melintasi lantai - seekor kecoa berjalan melata di antara kedua kakinya. Napas tersengal keluar dari bibirnya, dengan cepat diikuti oleh jeritan kaget. Dia melompat ke tempat terdekat yang bisa dia temukan, yang kebetulan adalah pangkuan Adrian. Adrian terkejut dengan gerakan Freya, tetapi dia segera menyadari apa yang terjadi. Kedua orang itu terdiam sejenak, masih terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi. Adrian melirik kecoa yang masih merayap di lantai, dan dia tersenyum tipis. "Itu cukup mengejutkan, bukan?" tanyanya. Freya mengangguk, masih terengah-engah. "Itu benar-benar mengerikan," katanya. "Aku tidak pernah sebenci ini pada makhluk hidup." Adrian tertawa. "Aku tahu rasanya," katanya. "Aku juga tidak suka kecoa." Wajah Freya memerah karena kaget dan malu, mendapati dirinya berada di pangkuan Adrian. Kedekatan yang tak terduga ini membawa kehangatan
Setelah menikmati rasa nyaman yang baru, Freya memutuskan untuk ikut berkontribusi dalam rutinitas setelah makan malam.Freya berdiri dari kursinya dan berjalan ke dapur. Adrian sedang mencuci piring di wastafel, dan Freya menawarkan diri untuk membantunya."Bolehkah aku membantu mencuci piring, Adrian? Setidaknya ini yang bisa aku lakukan setelah makan malam yang lezat itu."Adrian tersenyum, senang dengan tawaran Freya."Tentu saja," katanya. "Aku menghargai bantuanmu. Mungkin kau bisa membantu mengeringkan piring yang sudah dicuci"Adrian menyerahkan serbet kepada Freya.Freya mengambil serbet itu. Dia memperhatikan bagaimana Adrian mencuci piring dengan hati-hati dan efisien. Freya dan Adrian duduk di sofa, menatap satu sama lain. Mereka baru saja menyelesaikan diskusi panjang tentang penyelidikan mereka, dan Freya masih memiliki satu pertanyaan yang belum terjawab."Jadi, Adrian, bagaimana kamu bisa mengenal Cody dan Blake?"Adrian terdiam sejenak, mengumpulkan pikirannya. Dia t
Saat sinar matahari pertama menghiasi cakrawala, pemandangan bergeser ke rumah besar Serrano, yang kini dikepung oleh sekumpulan wartawan yang haus akan skandal terbaru.Para reporter dan kru kamera memadati pintu masuk, berlomba-lomba untuk melihat sosok pengusaha penuh intrik yang kerajaannya kini berada di bawah sorotan publik. Namun, pemandangan kacau di luar tidak luput dari perhatian antek-antek Serrano yang waspada.Salah satu pengawal mansion mewah Serrano tergopoh-gopoh berlari ke dalam dan setengah berteriak, "Bos, ada kekacauan di luar. Para wartawan berkerumun di mana-mana."Serrano, yang sedang duduk di ruang kerjanya, mengangkat kepalanya dari tumpukan dokumen yang sedang dia baca."Apa?" katanya dengan nada geram. "Berapa banyak?""Puluhan, Pak," kata pengawalnya. "Mereka semua berteriak dan meminta wawancara."Serrano menghela napas. Dia tahu bahwa ini hanya masalah waktu sebelum skandalnya terungkap ke publik."Katakan pada mereka bahwa saya tidak akan berbicara denga