Share

Ruangan

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-23 09:53:07

"Um, Nad, ayo kita lakukan ah," Reno baru saja menutup pintu ruangan sebelah yang disiapkan khusus olehnya.

Reno sedang sudah membuka gaun Nadia hingga turun ke perut dan memangku Nadia duduk. Reno sedang rakus menikmati dia bongkahan kenyal milik Nadia. Dia menjilat mengesap dan mengulumnya dengan rakus. Tak membiarkan Nadia bergerak dalam dekapannya hingga saat melakukan itu tangan Reno bebas menarik gaun bawahnya hingga perut.

"Ahh hmm enak banget, Ren, umm!" Nadia bak cacing kepanasan di pangkuan Reno dan dia tak sabaran juga membuka resleting celana milik Rena dan Nadia yang hanya menggunakan kain penutup di intinya hanya seujung jari memudahkannya masuk kepemilikan Reno dengan sempurna.

"Ahh nikmat banget, Nad. Ayo goyang yang dalam umm ahh," Reno melepaskan belitan mulutnya di dua benda kenyal milik Nadia, kini Reno meremasnya dengan kuat saat Nadia sedang bergoyang di atasnya.

"Umm, Reno itu benaran istri kamu," selidik Nadia, dia sebenarnya kecewa saat harus datang ke resepsi pernikahan Reno.

"Iya, aku baru menjemputnya tadi. Dia gadis sederhana, nggak liat seperti kamu, Nad, ahh lebih kencang lagi Nad, ah disitu enak banget Nad!" Rancu Reno menikmati hentakan dari Nadia yang sedang bekerja keras diatasnya.

Meski dalam kondisi menikmati tubuh Nadia. Reno nggak mungkin kejebak dengan ucapan Nadia yang sedang menyelidikinya. Dia tahu, Nadia menyukai sejak lama. Bahkan Nadia rela memberikan perawannya untuk Reno, tapi sejak dulu Reno memang sangat sulit ditaklukkan hatinya. Nadia hanya bisa dekat dengan Reno saat Reno membutuhkan dirinya di ranjang. Sama seperti adiknya, Rama, Nadia juga menjadi pemuas gairah mereka saat sedang membutuhkan.

Nadia rela melakukannya karena perusahaan Nadia memang membutuhkan sokongan dari keluarga Baskoro. Jadi, jika hanya harus mengorbankan diri untuk kelangsungan perusahaan peninggalan ayahnya, Nadia rela. Hanya saja, dia terbawa perasaan saat bercinta dengan Reno. Dia jatuh cinta, sedangkan meski Rama mirip dengannya, Nadia hanya melakukan dengan cinta saat bersama dengan Reno.

"Sungguh dia istrimu, kalau begitu kita sudah nggak bisa begini lagi dong," Nadia berkata lirih sesaat menghentikan goyangannya.

"Ahh jangan berhenti, Nad. Kamu gila, lagi enak enaknya, sebentar lagi aku mau keluar!" Reno sedikit meninggalkan suaranya saat Nadia menghentikan gerakan. Selama bercinta dengan wanita manapun. Baik Reno atau Rama, mereka berdua nggak mau bekerja keras, mereka membiarkan wanita yang memberikan kepuasan bagi mereka.

Reno dan Rama kembar identik hampir tidak ada yang tahu perbedaannya. Bedanya di Rama, dia kidal sedangkan Reno tidak. Tapi, kadang tidak ada yang menyadari itu karena diam diam Rama mempelajari bagaimana cara mengendalikan tangan kidalnya. Karena saat dibutuhkan sebagai pengganti mendadak oleh kakaknya, Rama harus terlihat mirip dengannya.

"Akhh, umm, aku mau keluar, Nad, menyingkirkanlah dan buka mulutmu," saat mendengar tanda dari Reno, Nadia segera bangun dan tepat saat Nadia membuka mulutnya. Reno menyumpalkan miliiknya hingga laharnya masuk semua kedalam mulut Nadia.

Inilah keduanya, Reno dan Rama, saat mereka bercinta dengan wanita manapun mereka selalu memastikan cairan mereka tidak tertinggal di rahim manapun. Karena mereka berdua akan menggunakan wanita yang sama saat berhubungan. Tapi, cairannya hanya akan di buang ke lantai atau ke mulut wanita itu.

"Datanglah besok ke kantor, kau bisa menemui aku atau Rama. Sama saja, dia akan mengurus kontrak perusahaanmu," Reno bergegas merapikan celananya.

"Apa aku juga tetap harus melayani, Rama saat meminta kontraknya?" Tanya Nadia sedikit kesal. Sebenarnya dia nggak mau melakukan itu.

"Tanya saja dengan Rama langsung, aku nggak bisa memutuskan. Bagian kontraknya dia yang menyetujui. Kalau dia menginginkannya kau berikan saja. Ini kan bukan kontrak pertama kamu, masih aja kamu mempertanyakan itu, Nad. Sudah aku mau keluar kasihanan istriku kalau kelamaan sama Rama," ucap Reno.

Nadia cuma bisa menggigit jari saat Reno berkata seperti itu. Sebenarnya dia nggak mau hanya jadi pemuas ranjang kakak beradik itu, tapi besarnya nama perusahaan Reno dan memiliki banyak cabang di dalam dan luar negeri membuatnya mau nggak mau menuruti kemaun Reno dan Rama.

Setelah sentuhan yang meresahkan bagi Maya dari tangan Rama, dia segera menjauh. Dia nggak mau mendekat dengan Rama, meskipun Rama sepertinya enggan berjauhan dari Maya.

"Kakak ipar kok jauh banget duduknya, sini dong. Aku kan cuma pengen dekat dan ngobrol bareng kakak ipar," goda Rama, dia sedikit terkejut saat Maya menepis tangannya dengan kasar.

Biasanya, wanita manapun, hanya di lirik oleh Reno atau Rama langsung meleleh kayak es batu, tapi kasus itu nggak berlaku untuk Maya.

Duk! Maya terkejut saat merasakan tubuhnya di peluk dari belakang. Tangan seseorang melingkar dipinggang dan kepalanya tertunduk lelah dibahunya.

"Aku lelah banget sayang, kita pulang saja ya. Ini kan malam pertama kita. Aku ingin segera mencicipi kamu," bisiknya. Seketika Maya menghindari, menarik tubuhnya dan brukk Maya malah tak sengaja merobohkan tubuhnya ke pelukan Rama yang tepat di hadapannya.

Kedua benda kenyal milik Maya tak sengaja menggesek di dada Rama. Membuat Rama kalang kabut dan kaget. Pasalnya sejak tadi dia sudah menelan air liurnya. Rama tak sabar ingin mencicipi dua benda kenyal milik kakak iparnya. Seperti itulah yang terlihat di benak Rama. Dia merasa, wanita manapun yang dibawa kakaknya boleh dia ikutan mencicipi.

Tapi kali ini ada yang berbeda dari sikap Reno. Dia menarik tubuh Maya dengan cepat. Bersikap posesif pada Maya. Seakan Maya nggak boleh disentuh oleh siapapun. Dan itu sangat disadari oleh Rama karena kakaknya tanpa bicara membawanya pergi.

"Wanto, kamu tunggu saja disitu," Reno mencegah supir sekaligus asistennya masuk mobil. Wanti mengerti dan mengangguk.

Brukk! Maya terkejut saat dirinya dilemparkan kasar lagi ke mobil.

"Aw, sakit sih Mas Reno, pelan-pelan. Aku ini manusia bukan barang," Celetuk Maya kesal karena laki-laki itu seenaknya saja berbuat yang dia mau.

Reno menarik sudut bibirnya kecut, dia paling nggak suka dibentak atau diperintah oleh orang lain. Tapi, saat Maya yang melakukannya dia merasa sedikit lucu dan menggemaskan.

"Buka resleting gaunmu atau aku yang akan melakukannya!" perintah Reno.

"Bu-buka? Nggak, nggak mau. Aku kan sudah bilang, aku nggak jual diri, Mas," ucap Maya menolak permintaan Reno.

"Cih, sejak dokter menangani perawatan ibumu, kamu itu sudah menjual diri padaku. Aku harap kamu masih perawan agar uang yang aku keluarkan sebagai uang muka dirumah sakit nggak sia sia," celetuk Reno sudah membuat kedua mata Maya membulat lebar.

"Maksudnya?" Maya sedang bingung dengan perkataan Reno.

Reno yang nggak sabar, padahal belum lama dia sudah menikmati tubuh Nadia, tapi saat melihat tubuh Maya, benda miliknya semakin nggak busa dikendalikan dan terus menerus mengeras untuk meminta dikeluarkan.

"Ahh umm sshh," Maya terkejut saat tubuhnya ditarik Reno kepelukan dan tangan Reno dengan lincah menurunkan resleting miliknya hingga dua benda kenyal milik Maya keluar tanpa ada kain penghalang.

"Umm bibir kamu ternyata manis juga May, ahh dan ini sejak tadi menantangku terus," Maya spontan merebahkan kepalanya di pundak Reno saat tangan Reno mulai memilin kedua benda kecil milik Maya agar makin menegang dan kencang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta Si Kembar    Masih Per a wan

    "Jangan menolak, aku, Maya, atur nafas kamu dan nikmati saja," hembusan nafas hangat dari bibir Reno di leher Maya membuatnya mengelenjir tidak jelas. Tubuhnya meremang dan tak mampu menolak permintaan Reno. Tangan lincah Reno dengan cepat sedang menikmati permainan meremasnya. Reno tersenyum saat dia berhasil melihat wajah polos Maya yang kini memerah menahan gejolak ingin meminta terus diremas olehnya. Reno terus memutar benda kecil dari kedua bongkahan kenyal Maya."Mas, ahh shh umm shh ahh. Aku mohon jangan lakukan ini padaku. Aku berjanji akan membayar semua hutangku padamu, tapi tolong jangan lakukan ini, Mas" kesadaran Maya dengan desahan membuat Maya sepenuh sadar. Tiba-tiba wajah ibunya yang terbaring di rumah sakit membuatnya kembali waras. Maya menghentikannya, tangan Maya mencengkram kedua tangan Reno. Reno menghentikan gerakan memutar dan meremasnya. Melihat wajah Maya sedih seolah hatinya tersentuh. "Sampai kapan Maya? Memangnya kamu mau seumur hidupmu melayani aku?

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Cinta Si Kembar    Serigala Kelaparan

    “Aku mohon jangan lakukan itu, Mas Reno, argh!” teriak Maya bergema saat tubuhnya dilempar kasar ke ranjang pengantin yang sudah Reno persiapkan.“Sudah jangan berisik lagi, Maya. Kau hanya tinggal menikmati saja. Cukup kau teriakan saja namaku nanti, oke.” Reno kini tak sungkan lagi untuk menggarap sawah Maya yang katanya belum pernah dicocok tanami. Reno merangkak saat gadis itu mencoba kabur darinya, tangan Reno dengan cepat mendorong kembali tubuhnya ke ranjang.Tanpa Maya bisa melihat pergerakan dari Reno, dia sudah dengan cepat melemparkan baju yang dipakainya. Pintu tidak ditutup oleh Reno, dia membiarkannya terbuka hingga Rama bukan mengintip, tapi dia sedang berdiri di tengah pintu menyaksikan tontonan live yang sedang kakaknya buat.“Jangan lakukan itu, Mas Reno. Aku mohon, Mas. Arghh!” Maya kembali menjerit.Saat ini gaun yang dipakainya bukan dibuka, tapi disobek dengan kasar oleh Reno. Maya sedang menyilangkan kedua tangannya didada. Menutupi dua benda kenyal milikny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Cinta Si Kembar    Berkorban

    “Mas Reno, ahh shh uumm aku kan tidak memaksamu untuk membantu. Kenapa sekarang kau seperti ini, Mas,” Maya mencoba bernegosiasi barangkal ucapannya barusan bisa membuat hatinya tergerak.Maya mulai hilang kendali saat sesuatu yang hangat bermain di dua bongkahan kenyal miliknya. Bergerak secara bergantian seperti seseorang yang sedang menikmati kenyotan.“Ahh umm shh, aku suka sekali Maya. Ini benar benar nikmat,” Reno menyahut dengan erangan saat dia menikmati dua bongkahan kenyal milik Maya.“Aku tahu, kamu memang tidak meminta bantuanku. Awalnya, aku memang hanya membutuhkan jasamu sebagai istri kontrakku saja. Meskipun kontrak, bawahanku membuatnya semua legal dan pesta tadi adalah resepsi kita, Maya. Jadi, terimalah kontraknya. Selama kau terikat kontrak denganku, kau juga punya kewajiban memberikanku kehangatan seperti ini. Tidak ada penolakan, kecuali kau sanggup mengembalikan uang jaminan yang kuberikan. Sebagai gantinya, kau harus membayarku lima kali lipat.”Reno memberika

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Tidak Akan Melepaskanmu

    Maya membuka matanya perlahan. Dia sekarang sedang berada berbagi selimut tanpa mengenakan sehelai benang pun. Diliriknya perlahan, wajah tampan dan bersinar. Sedang tertidur pulas seperti bayi. Alis hitam dan tebalnya menjadi ciri si kedua kembar yang tegas.Mata yang indah, bulu matanya lebat dan panjang. Lalu hidung mancung dan Maya memberanikan dirinya untuk menyentuh pipi Reno. Perlahan tanpa suara. Sudah pasti ini dikatakan sebagai malaikat tampan, tapi saat dia mengingat keberingasannya tadi malam, Maya ikut bergidik ngeri kembali.Perlahan dia ingin menyentuh wajahnya, namun tangannya sedetik kemudian dia tarik. Dia mengurungkan niat itu. Yang ada dia menarik perlahan selimut yang menutupi tubuhnya.Dia ingin segera beranjak dari ranjang yang telah merenggut mahkotanya. Baginya sudah cukup perasaaan tertekannya. Meskipun Maya tidak munafik dalam ketidakberdayaannya semalam, tubuhnya pun tidak menolak.Maya ingin mencari pakaian gantinya, tapi kembali dia bingung dimana dia ak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Pesonamu

    Maya melirik perlahan suami kontraknya yang sedang berbicara dengan serius pada orang tadi.“Ehem,” Rama berdehem, mencoba mengalihkan pandangan Maya agar melihat ke arahnya. Spontan karena terkejut Maya memalingkan wajahnya dan melanjutkan makannya tanpa menoleh ke arah Rama.“Jadi bagaimana rasanya … Kakak Ipar? Apa malam pertama kau sangat menikmatinya?” Plas! Uhuk! Maya tersedak saat mendapatkan pertanyaan yang ambigu dari adik iparnya. Wajahnya seperti udang rebus. Malu. Dan dia segera menyambar air minumnya.“Kenapa? Apa kakakku tidak bisa memuaskanmu?” cercanya lagi. Maya sekarang benar benar mengalihkan pandangannya pada Rama.Wajah Rama ketus dan masam. Memicing seperti seorang polisi yang sedang menyiduk pencuri. Ekor matanya tidak melepaskan pandangannya dari Maya. Mungkin yang terbersit dipikiran Maya, Rama gak terlalu menyukainya.“Ini barang milikmu,” Maya mengkrejabkan mata, saat mendengar Reno meletakkan paper bag di hadapannya.Maya memeriksanya. Tas, ponsel dan se

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Kelinci Pintar

    Reno melipat kedua tangannya dengan kesal. Tiga puluh menit tadi dia sudah berhasil menggagahi tubuh Maya, tapi tetap saja, meski saat ini Maya sudah mengenakan kemejanya lagi. Reno tetap berhasrat melakukannya lagi dan lagi. Seolah dia tidak akan pernah bosan jika melakukannya dengan Maya.Dengan Nadia yang terlihat seksi dan menggairahkan. Bahkan lebih liar saat bercinta dengannya pun. Reno merasa tidak bisa membandingkan saat dia bercinta dengan Maya.Dia sedang kesal karena Maya membaca setiap lembar kontrak yang akan dia tanda tangani. Padahal Reno berpikir, Maya akan langsung menanda tanganinya.Sial. Rupanya dia tipe gadis yang teliti. Mungkin jika kemarin siang dia gak terpaksa dengan kondisi gawat ibunya yang memerlukan perawatan. Aku yakin dia akan langsung menolakku.“Mas, kok ini masa kontraknya gak dituliskan sih? Lalu apa maksudnya aku harus tinggal dengan Mas selama masa kontrak. Trus apa lagi ini, aku harus melaporkan semua kegiatanku? Memutuskan hubunganku dengan paca

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Penasaran

    “Selamat pagi, Tuan Rama,” sapa seorang gadis berkacamata disebalah ruangan kerja yang bertuliskan Rama Baskoro.Gadis itu berdiri dari balik meja sambil membungkuk memberi hormat pada Rama.“Um.” Jawab Rama, tapi, “Ada apa?” Rama baru akan melangkah, dia melirik kembali gadis tadi. Dia terlihat gelisah.“Nona Nadia sudah menunggu anda satu jam, Tuan. Saya sudah mencoba melarangnya masuk, tapi beliau bilang sudah janji dengan, Tuan," ucapnya seperti dia takut kena marah."Ok, Evi, tidak masalah. Tolong buatkan aku kopi susu dan antar ke ruanganku," terlihat Evi cukup terkejut dengan jawaban Rama. Biasanya Rama tidak suka dengan hal itu. Apalagi kalau Nadia yang memaksa masuk seperti itu, evi, si sekretaris Rama pasti akan kena caci maki."Ba-baik, Tuan, akan saya buatkan segera." Evi tak memerlukan waktu lama, saat Rama membuka ruangannya, dia bergegas pergi membuat apa yang disuruhnya."Hah, kau gila. Aku sudah menunggumu sejak tadi. Ini sudah jam berapa? Jangan bilang kalau kalian

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Meminta Maaf

    “Mas Reno, antar sampai disini saja!”Maya berkata setelah mobil Reno sampai gerbang rumah sakit.“Ada apa? Apa kamu tidak ingin mengajakku masuk dan memperkenalkan aku pada ibumu?” dengus Reno sedikit kesal secara tidak langsung dia diusir oleh Maya—istri kontraknya.“Aku hanya menjenguk sebentar, Mas. Bukannya Mas Reno bilang, aku harus menyelesaikan urusan pekerjaanku. “Maya berkata sedikit ragu, menarik wajahnya perlahan, dia tidak ingin membuat Reno marah padanya atau memberikan laki-laki itu kesempatan untik menjamah tubuhnya.Hari ini sudah terasa cukup melelahkan bagi Maya. Dia meski belum terbiasa pun harus bersikap seperti wanita murahan kalau dihadapan Reno.“Hah, baiklah. Aku lepaskan kali ini. Cepat selesaikan pekerjaannya dan aku ingin hari ini kau keluar dari pekerjaanmu, mengerti?”Maya mengangguk cepat dan tidak ingin membahas apapun lagi.“Dan kalau bisa, jangan sampai menunggu dua bulan untuk memutuskan pacarmu itu. Aku tidak suka istriku berdekatan dengan laki-lak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13

Bab terbaru

  • Cinta Si Kembar    Pergi

    "Tuan, hujannya sudah berhenti. Apa kita tidak masuk saja?" Markus berkata dari kaca spion. Saat menelepon Rama sebenarnya Reno sudah berada tak jauh dari gerbang rumah, tapi dia tidak masuk. Reno malah menelpon Rama. "Kau bisa istirahat dulu, Markus. Dua jam lagi, kita akan kembali!" Reno memberikan perintah, sambil tangannya meremas satu lembar surat hasil pemeriksaan rumah sakit. Aku harap kau tidak mengecewakanku, Rama. Aku sangat berharap besar padamu, Rama Sore tadi setelah Reno selesai dengan pekerjaan, Reno segera memerintah Markus untuk berputar ke rumah sakit sebelum pulang ke rumah. Reno memang sudah membuat janji untuk mengambil hasil lab-nya. Tapi, setelah dia mengetahui hasil lab, wajahnya begitu kecewa. Seolah semua yang sedang dia bayangkan lenyap seketika. Reno memiliki banyak impian dan rencana yang akan digapainya, tapi semua seolah sirna setelah dia melihat hasil lab tentang dirinya. *** Rama mengecup kening Maya yang sudah tertidur pulas. Wajahnya ter

  • Cinta Si Kembar    Takut

    Teriakan Rama cukup membuat gempar pelayan yang menunggu di ujung dapur. Kalau tidak dipegang, mungkin mangkuk tadi sudah berpindah ke wajah Maya."Hah, apa kubilang, kau tidak akan menyukainya. Aku suka apapun yang pedas, sangat pedas dan extra pedas. Aku membuat ini karena diluar sudah mulai hujan. Ini sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin seperti ini."Sergah Maya sambil berkacak pinggang."Gila. Apa yang seperti itu kau masih bisa bilang makanan? Itu racun. Bisa mati orang memakannya. Jangan sembang memakan yang seperti ini," delik Rama.Lidahnya masih dia kibas dengan tangan dan air dalam satu gelas langsung di teguk habis olehnya."Jangan komplen. Mau aku makan apapun, selama aku suka, aku akan memakannya. Sini, sayang dibuang biar aku yang habiskan. Jangan hukuman tujuh mangkuk, satu saja kau tidak sanggup!"Maya mencibir dengan satu sudut bibirnya kecut."Hah, kau meremehkan aku? Aku akan habiskan. Minggir!"Rama seperti bom molotov yang akan langsung meleduk saat tersentuh

  • Cinta Si Kembar    Gelang Cinta

    "Hey, kau mau bawa aku kemana?"Maya terkejut, setelah keluar restoran tubuhnya, tepatnya, pinggang kecil Maya diseret oleh lengan besar Rama memasuki satu toko."Sstt, diam. Jangan banyak bicara, kemarilah. Tolong pilihkan sesuatu untukku?"Maya menoleh wajahnya, meminta dia memilih sesuatu yang tidak dimengerti."Apa maksudnya? Aku tidak mengerti, tolong perjelas!"Tiba-tiba tangan Rama makin melingkar dipinggangnya dan menarik gadis itu dalam dekapan."Tadi, bukannya kamu bilang, kamu bingung membedakan aku dengan kakakku, kan? Selain luka ditubuhku, aku gak mungkin kan harus terus buka baju untuk memberitahu perbedaanku. Pilihlah, satu benda agar kau bisa mengenaliku."Maya tertegun dengan ucapan Rama. Ini hampir membuatnya gila. Dia, dikejar adik iparnya sampai seperti ini."Kau jangan gila, Rama. Aku gak mungkin melakukan kesalahan itu lagi. Cukup kali itu saja. Aku gak akan mungkin kamu sentuh lagi kok. Jadi, stop berpikir apapun tentang itu. Aku, mau pulang. Lepaskan!"Maya me

  • Cinta Si Kembar    Ide

    "Jadi apa yang mau lo bicarakan, Rama? Kelihatan serius banget?"Reno berbicara saat menarik kursi makannya. Mereka masuk ke restoran all you can eat. Sementara Reno dan Rama sudah selesai memilih makanan, Maya sudah meletakkan piring makannya, tapi dia kembali lagi ke meja prasmanan untuk memilih lagi."Gue, mau pegang cabang perusahaan papa yang di luar negeri. Gue harap lo setuju," Reno hampir tersedak saat menyuapkan makan ke mulutnya."Arghh, lo gila? Seriously? Bukannya lo paling anti kalo disuruh kesana? Tumben banget!"Reno yakin ada alasan khusus sampai adiknya meminta pindah. Jangan pindah, andai ada tugas mengganti dirinya satu dua hari pun Rama pasti menolak, sekarang dia yang menyerahkan diri."Serius. Double rius. Gue udah atur ke berangkat gue, besok pagi.Sisa tugas nggak banyak kok. Markus bisa cek langsung sama Evi sekretaris gue!""Alasannya?""Gue, pengen cari ide segar, siapa tahu disana gue dapat ide baru yang bisa gue kembangin disini."Reno jelas melihat ada ya

  • Cinta Si Kembar    Frustasi

    “Bagaimana? Kamu suka?”Reno melirik istri kontraknya yang bergeming melihat sekitar. Mata Maya masih berkeliling ke seluruh ruangan itu.Dua lantai yang dilihatnya. Bagi gadis itu, ini bukan hanya tempat biasa. Terlalu istimewa. Meski masih ruangan kosong, tapi dapat gadis itu pastikan jika barang dan yang lainnya sudah masuk secara bergilirian, itu akan disulap menjadi sesuatu yang mewah.“Ini serius, Mas? Apa tidak berlebihan? Aku hanya menginginkan tempat yang kecil saja,” tentu akan membuat gadis itu terkesima, tapi dibandingkan dengan terpesona. Gadis itu lebih memilih takut.Gadis itu tidak akan dapat membayangkan imbalan apa yang harus dia berikan pada suami kontraknya. Dengan ruko dua lantai ini, itu artinya dia sedang menambah hutangnya dan berapa lama lagi dia harus melunasi hutang dengan tubuhnya.“Kau pikir, aku akan membiarkanmu bekerja di tempat seperti kamu tinggal? Tempat kumuh dan kecilmu itu, hah?”Mendadak berdesir kembali hati gadis itu. Ucapan yang dikatakan sua

  • Cinta Si Kembar    Kamu Selingkuh

    “Ini ponselmu!” Maya terkejut saat tangannya disentuh oleh Reno dan meletakkannya di tangannya kembali.Gadis itu tertegun sesaat, otaknya ngeblank sesaat dan mengkrejapkan kedua matanya. Maya merasa ada yang aneh dengan sikap Reno.“Terima kasih, Tu—awww !” Maya kembali dikejutkan saat pinggang kecilnya dicubit dan dia mendapat delikan tajam dari Reno.Kode keras bagi gadis itu agar tidak melanjutkan kembali perkataannya.“Ma—Mas, sudah me—lihatnya?” tanya Maya. Jujur hatinya juga ikut tidak karuan, dia takut kena marah atau hukuman kalau isi ponselnya dilihat.“Nope! Aku percaya, kamu sedang mencari karyawan. Lain kali jangan seperti itu, aku nggak suka melihatnya. Aku seperti sedang memergoki istriku sedang selingkuh!”Tuing. Doing! Kepala Maya seperti dihantam gada besar berkali—kali. Lehernya seperti tercekik. Rasanya manis, asam, asin, nano nano. Tapi, detik selanjutnya helaan nafas juga berhembus.“Kenapa? Apa kamu sungguh—sungguh berselingkuh di belakangku?” dengus Reno kembal

  • Cinta Si Kembar    Ngambek

    “Ayo, kamu sudah siap kan?” Reno melirik istri kontraknya, dia baru saja turun dan membuka ponselnya.“Umm.,” jawab Maya singkat karena dia tetap asik dengan ponselnya.Duk! Langkah Maya terhenti saat tubuhnya menubruk sesuatu. Saat gadis itu meliriknya, laki—laki berbadan besar itu berwajah kecut sambil melipat kedua tangannya di dada.“Ops, maaf, aku bukan sengaja, Mas!!” Gadis menaruh kembali ponselnya ke dalam tas. Tidak ingin membuat sang penguasa marah atau memberikannya hukuman.“Ada apa? Siapa yang menghubungimu?” dengus Reno, tampangnya saja sudah tidak sedap di pandang mata.“Oh, umm, itu ….” Maya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Rasanya tiba—tiba tubuhnya bergidik kalau membayangkan Reno marah kembali. Gadis itu gak ingin suami kontraknya tau—tau membawanya kembali ke ranjang, tapi jika apa yang ada di dalam ponsel itu sampai terbaca olehnya, jelas seratus persen, dia akan marah.Duh, mas Bram ngajak ketemuan. Aku jadi serba salah? Kalau dia tahu, belum apa-apa pasti

  • Cinta Si Kembar    Kesurupan

    Suara ketukan pintu terdengar, seorang wanita masuk ke ruangan Rama.“Sayang!” Rama menoleh saat wanita itu menyentuh pundak dan menyandarkan dirinya di punggung Rama.“Ada apa? Letakan saja berkasnya dan kau pergilah,” Rama sepertinya enggan dekat dengan wanita itu.“Ayolah, ada apa? Kau sedang datang bulan? Wajahmu kusut dan lecek sekali dari tadi pagi,” masih tidak menjauhkan kepalanya dari punggung Rama.“Hentikan, Monica. Apa diluar kau tidak bertemu Evi? Lain kali titipkan saja dokumennya pada dia,” dengus Rama, dia mendorong perlahan kepala wanita yang dipanggil Monica dan bergeser.“Oh, babe, what’s wrong? Are ok? Tumben banget sih? Kok kayaknya aku ditolak mentah—mentah begitu sama kamu?” Monica menghela nafas dan melipat tangannya di dada.“Pergilah, aku tidak ingin di ganggu,” tanpa menoleh Monica, Rama kembali duduk di kursi dan mengabaikan Monica.“Babe, ayolah, aku datang kesini kan jarang—jarang. Aku kangen sama kamu dan Reno. Sudah lama sekali kalian tidak memberik

  • Cinta Si Kembar    Ancaman

    "Ini apa, Mas?" Reno meletakkan satu buah kunci ke tangan istri kontraknya."Ini milikmu!" Gadis itu menakutkan alisnya bersamaan. Masih belum memahami dengan kunci pemberian suami kontraknya. Maya membenarkan posisi rebahan menjadi bersandar di ujung ranjang. Lalu gadis itu membekap mulutnya. "Mas!""Umm, apa coba?" Reno penasaran apa yang akan dikatakan istri kontraknya. "Mas benar-benar sudah menghancurkan rumah kontrakanku, Mas. Mas tega deh, aku kan sudah bilang, itu rumah orang!" dengus gadis itu sedikit kesal karena diberikan kunci. "Apa itu terlihat kunci rumah kontrakanmu?" Kembali gadis itu melihat kembali. Satu buah kunci berwarna silver di tangannya tidak mirip dengan kunci kontraknya. "Ah, bu-bukan. Ini kunci apa, Mas? Dan, bagaimana dengan rumah kontrakanku? Apa kamu benar-benar menghancurkannya?" Wajah gadis itu yang kini penasaran menanti jawaban. "Tidak sayang, aku tidak menghancurkan. Aku meminta Markus mencarikan satu apartemen untukmu, tepatnya membelinya. Ak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status