Home / Romansa / Cinta Si Kembar / Masih Per a wan

Share

Masih Per a wan

last update Huling Na-update: 2025-01-23 09:53:42

"Jangan menolak, aku, Maya, atur nafas kamu dan nikmati saja," hembusan nafas hangat dari bibir Reno di leher Maya membuatnya mengelenjir tidak jelas. Tubuhnya meremang dan tak mampu menolak permintaan Reno.

Tangan lincah Reno dengan cepat sedang menikmati permainan meremasnya. Reno tersenyum saat dia berhasil melihat wajah polos Maya yang kini memerah menahan gejolak ingin meminta terus diremas olehnya. Reno terus memutar benda kecil dari kedua bongkahan kenyal Maya.

"Mas, ahh shh umm shh ahh. Aku mohon jangan lakukan ini padaku. Aku berjanji akan membayar semua hutangku padamu, tapi tolong jangan lakukan ini, Mas" kesadaran Maya dengan desahan membuat Maya sepenuh sadar. Tiba-tiba wajah ibunya yang terbaring di rumah sakit membuatnya kembali waras.

Maya menghentikannya, tangan Maya mencengkram kedua tangan Reno. Reno menghentikan gerakan memutar dan meremasnya. Melihat wajah Maya sedih seolah hatinya tersentuh.

"Sampai kapan Maya? Memangnya kamu mau seumur hidupmu melayani aku? Uang yang kuberikan tadi sebagai jaminan tidak kecil, kamu juga tahu itu kan? Aku hanya memintamu sedikit berkorban, memang apa ruginya? Bukankah ini pengorbanan kecil demi kesembuhan ibumu. Bukankah kamu ingin, ibumu cepat sembuh?" dengus Reno.

Kesal saat Maya menolak dan menghentikan pergerakan. Dibawah sana, milik Reno sudah ga sanggup menahannya. Makin mengeras dan menegang saat dia meremas dua bongkahan kenyal milik Maya. Yang mengeras sudah meminta dikeluarkan dan dimanjakan oleh lipatan kenikmatan yang membuat Reno makin penasaran dengan milik Maya yang disembunyikan dibalik gaunnya itu.

Maya terdiam. Tidak berani lagi melawan perkataan Reno, perlawanannya perlahan melemah. Dia tak lagi mencengkam kedua tangan Reno. Dia melepaskannya dengan pasrah. Apa yag dikatakan Reno benar adanya. Dia memang secara tidak langsung sudah menjual dirinya untuk pengobatan sang ibu.

"Katakan padaku, kau masih perawan?" pertanyaan itu sekarang dijawab dengan anggukan lemah oleh Maya.

"Kau memiliki kekasih?" Maya mengangguk pelan lagi. Dia memang memiliki seseorang yang sangat dicintainya.

"Apa saja yang sudah kalian lakukan? Apa kau sudah melakukan sejauh ini?" Reno sedikit kecut saat mengetahui Maya sudah mempunyai kekasih. Padahal sebelumnya, mau wanita secantik dan seseksi apapun, asalkan urusan ranjang dengannya terpenuhi, hal itu bukan masalah buatnya.

Reno penasaran meremas kedua bongkahan kenyal milik Maya, tapi Maya menggeleng. Saat mendapatkan jawaban Maya, Reno tersenyum. Lalu kembali Reno menyambar bibir Maya, tetap sama saat Reno meminta jawaban, Maya tetap menggeleng.

Cih, apa saja yang dilakukan kekasihnya? Mereka berdua bodoh atau si Maya ini yang menolak melakukan itu. Mereka belum melakukan apapun atau kekasihnya tidak normal. Daging begitu kenyal dan nikmat seperti ini dibiarkan begitu saja. Tapi, setidaknya aku benar benar tidak rugi banyak. Dia masih perawan dalam hal apapun.

"Jadi, aku yang pertama melakukan ini?" Maya tertunduk malu mengakuinya. Sekilas tanpa diketahui Maya, Reno tersenyum kembali. Entah apa yang membuatnya tersenyum melihat wajah Maya. Tapi, ada perasaan bahagia saat dia tahu, dialah orang pertama yang melakukannya.

Ceklek! Reno terkejut saat pintu mobilnya dibuka, "Untung saja mobil lo belum jalan. Gue malas nyetir," ucap Rama menerobos masuk dan tanpa sengaja melihat bagian atas Maya yang sudah dibuat toples oleh kakaknya.

Maya melompat memeluk Reno dengan erat, “Cih, kalau masuk bilang bilang, bikin dia terkejut saja!” celetuk Reno, dengan cepat dia menarik resleting Maya, menutup dan membenarkan apa yang sudah dibukanya tadi.

“Heheheh, maaf gue ga sengaja. Biasanya juga tidak apa-apa. Lagian kita kan biasanya menikamtinya bergantian,” ceplos Rama, dia melirik wajah Maya yang masih merah seperti udang rebus. Malu. Sedangkan Reno melingkarkan tangannya dipinggang Maya.

“Kali ini tidak, yang ini tidak bisa lo ikut campur. Dia hanya boleh buat gue, lo mengerti, Rama?” Reno secara langsung memberi peringatan untuk adiknya. Reno tahu, apa yang dia pakai atau gunakan, jika kakaknya bosan atau tidak suka lagi, Rama boleh memilikinya juga sampai bosan.

“Kenapa? Bukannya dia sama saja?” Rama heran karena Reno tak pernah bersikap seprotek ini pada wanita manapun. Baginya, wanita itu, yang dibawa dan diperkenalkannya sebagai istri adalah yang pertama diperlakukan berbeda olehnya.

“Tidak yang ini berbeda. Jangan sentuh, dia hanya milik gue. Gue juga harap lo sudah mulai mencari seseorang juga!” Reno menambah erat pelukannya dan mencium pipi Maya. Dia benar benar ga mau berbagi wanitanya yang ini. Reno mau menikmatinya sendiri sampai dia bosan dan kalau sudah bosan entah apa yang akan dia lakukan terhadap Maya.

“Oke. Heheheh, rupanya kakak ipar gue ini memiliki pesona yang berbeda sampai bikin lo sebegitunya,” Rama memberikan tatapan yang hanya dimengerti oleh mereka.

“Iya, dia beda. Sangat berbeda dan spesial!” celetuk Reno tidak memperdulikan lagi Rama, kini menarik Maya dalam pengkuannya. Maya ingin menolak, tapi tidak berani. Diam dan pasrah yang dapat dia lakukan, tapi tatapan Rama membuat Maya bergidik ngeri.

Maya? Hemm. Sepertinya dagingnya lebih nikmat dari bayanganku. Aku nggak sabar buat mencicipinya juga. Tenanglah, tunggu sebentar lagi kakak ipar, aku pasti kan kau juga bisa merasakan kenikmatan dariku sampai kau tidak bisa membedakannya lagi.

Mobil Reno berhenti disebuah rumah dengan pekarangan yang cukup besar. Rama turun lebih dulu membuka pintu dan diikuti Maya yang didorong keluar untuk mengikuti adiknya.

“Mas, aku mau pulang bisa kan? Acaranya juga sudah selesai, tolong kembalikan tas dan ponselku. Aku mau menelpon Bram kekasihku,” Maya mendekatkantubuhnya. Yang terlihat Rama adalah wanita itu sedang merayu dan mengoda kakaknya.

Cih, apanya yang berbeda. Dia atau wanita manapun tetap sama. Hanya butuh uang dan jabatan dari kami keluarga Baskoro.

“Aku tidak akan mengizinkanmu pulang sebelum aku mendapatkan jatah malam pertamaku. Kau mengerti kan? Yang tadi tidak termasuk hitungan. Aku hanya baru meremasnya sebentar dan,” Reno melihat mata Maya terlihat gelisah. Dia tidak menginginkannya ikut masuk bersama dua saudara yang menurut Maya siap menerkam kapan saja.

“Ti-tidak, aku tidak mau!” Maya spontan berteriak saat Reno menarik tangannya. Rama menoleh sesaat dan melihat Maya menahan keras tubuhnya saat kakaknya menarik paksa.

“Maya aku hitung sampai tiga, kalau kau tetap menolak jangan salah kan aku memaksamu dengan caraku,” Reno mulai memberikan ancaman dan tekanannya. Maya tetap menggeleng kuat. Menolaknya untuk ikut.

“Satu dua tiga,” kini Reno yang menarik keras tangan Maya hingga tubuh mungilnya menghantam tubuhnya. Reno mengangkat Maya di pundaknya. Meski Maya berteriak keras pun tidak di dengarkan oleh Reno.

“Tidak, aku tidak mau. Aku tidak mau masuk. Aku mau pulang, tolong aku!” teriak Maya semakin menjadi dengan ronta di tubuhnya. Sepatu yang dia pakai pun sudah berceceran di lantai.

Hahahah, rupanya kakak iparku ini memang lebih menarik. Pantas saja aku merasa ada yang berbeda tadi, ternyata dia tidak seperti wanita lainnya yang gampang kami taklukan dengan uang. Aku salah menilainya tadi, dia memang benar benar berbeda. Oh, Maya, kakak iparku, bersiaplah aku akan segera mengejarmu. Aku ingin tahu sekuat apa nanti kau menolak pesonaku.

Rama dengan senyuman smirk saat melihat Reno si kakak sedikit kewalahan dengan sikap Maya. Maya berontak seperti gorilla yang sedang mengamuk. Memukul dan menjambak rambut Reno yang sedang membawanya masuk ke kamar pengantin.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Cinta Si Kembar    Serigala Kelaparan

    “Aku mohon jangan lakukan itu, Mas Reno, argh!” teriak Maya bergema saat tubuhnya dilempar kasar ke ranjang pengantin yang sudah Reno persiapkan.“Sudah jangan berisik lagi, Maya. Kau hanya tinggal menikmati saja. Cukup kau teriakan saja namaku nanti, oke.” Reno kini tak sungkan lagi untuk menggarap sawah Maya yang katanya belum pernah dicocok tanami. Reno merangkak saat gadis itu mencoba kabur darinya, tangan Reno dengan cepat mendorong kembali tubuhnya ke ranjang.Tanpa Maya bisa melihat pergerakan dari Reno, dia sudah dengan cepat melemparkan baju yang dipakainya. Pintu tidak ditutup oleh Reno, dia membiarkannya terbuka hingga Rama bukan mengintip, tapi dia sedang berdiri di tengah pintu menyaksikan tontonan live yang sedang kakaknya buat.“Jangan lakukan itu, Mas Reno. Aku mohon, Mas. Arghh!” Maya kembali menjerit.Saat ini gaun yang dipakainya bukan dibuka, tapi disobek dengan kasar oleh Reno. Maya sedang menyilangkan kedua tangannya didada. Menutupi dua benda kenyal milikny

    Huling Na-update : 2025-01-23
  • Cinta Si Kembar    Berkorban

    “Mas Reno, ahh shh uumm aku kan tidak memaksamu untuk membantu. Kenapa sekarang kau seperti ini, Mas,” Maya mencoba bernegosiasi barangkal ucapannya barusan bisa membuat hatinya tergerak.Maya mulai hilang kendali saat sesuatu yang hangat bermain di dua bongkahan kenyal miliknya. Bergerak secara bergantian seperti seseorang yang sedang menikmati kenyotan.“Ahh umm shh, aku suka sekali Maya. Ini benar benar nikmat,” Reno menyahut dengan erangan saat dia menikmati dua bongkahan kenyal milik Maya.“Aku tahu, kamu memang tidak meminta bantuanku. Awalnya, aku memang hanya membutuhkan jasamu sebagai istri kontrakku saja. Meskipun kontrak, bawahanku membuatnya semua legal dan pesta tadi adalah resepsi kita, Maya. Jadi, terimalah kontraknya. Selama kau terikat kontrak denganku, kau juga punya kewajiban memberikanku kehangatan seperti ini. Tidak ada penolakan, kecuali kau sanggup mengembalikan uang jaminan yang kuberikan. Sebagai gantinya, kau harus membayarku lima kali lipat.”Reno memberika

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Tidak Akan Melepaskanmu

    Maya membuka matanya perlahan. Dia sekarang sedang berada berbagi selimut tanpa mengenakan sehelai benang pun. Diliriknya perlahan, wajah tampan dan bersinar. Sedang tertidur pulas seperti bayi. Alis hitam dan tebalnya menjadi ciri si kedua kembar yang tegas.Mata yang indah, bulu matanya lebat dan panjang. Lalu hidung mancung dan Maya memberanikan dirinya untuk menyentuh pipi Reno. Perlahan tanpa suara. Sudah pasti ini dikatakan sebagai malaikat tampan, tapi saat dia mengingat keberingasannya tadi malam, Maya ikut bergidik ngeri kembali.Perlahan dia ingin menyentuh wajahnya, namun tangannya sedetik kemudian dia tarik. Dia mengurungkan niat itu. Yang ada dia menarik perlahan selimut yang menutupi tubuhnya.Dia ingin segera beranjak dari ranjang yang telah merenggut mahkotanya. Baginya sudah cukup perasaaan tertekannya. Meskipun Maya tidak munafik dalam ketidakberdayaannya semalam, tubuhnya pun tidak menolak.Maya ingin mencari pakaian gantinya, tapi kembali dia bingung dimana dia ak

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Pesonamu

    Maya melirik perlahan suami kontraknya yang sedang berbicara dengan serius pada orang tadi.“Ehem,” Rama berdehem, mencoba mengalihkan pandangan Maya agar melihat ke arahnya. Spontan karena terkejut Maya memalingkan wajahnya dan melanjutkan makannya tanpa menoleh ke arah Rama.“Jadi bagaimana rasanya … Kakak Ipar? Apa malam pertama kau sangat menikmatinya?” Plas! Uhuk! Maya tersedak saat mendapatkan pertanyaan yang ambigu dari adik iparnya. Wajahnya seperti udang rebus. Malu. Dan dia segera menyambar air minumnya.“Kenapa? Apa kakakku tidak bisa memuaskanmu?” cercanya lagi. Maya sekarang benar benar mengalihkan pandangannya pada Rama.Wajah Rama ketus dan masam. Memicing seperti seorang polisi yang sedang menyiduk pencuri. Ekor matanya tidak melepaskan pandangannya dari Maya. Mungkin yang terbersit dipikiran Maya, Rama gak terlalu menyukainya.“Ini barang milikmu,” Maya mengkrejabkan mata, saat mendengar Reno meletakkan paper bag di hadapannya.Maya memeriksanya. Tas, ponsel dan se

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Kelinci Pintar

    Reno melipat kedua tangannya dengan kesal. Tiga puluh menit tadi dia sudah berhasil menggagahi tubuh Maya, tapi tetap saja, meski saat ini Maya sudah mengenakan kemejanya lagi. Reno tetap berhasrat melakukannya lagi dan lagi. Seolah dia tidak akan pernah bosan jika melakukannya dengan Maya.Dengan Nadia yang terlihat seksi dan menggairahkan. Bahkan lebih liar saat bercinta dengannya pun. Reno merasa tidak bisa membandingkan saat dia bercinta dengan Maya.Dia sedang kesal karena Maya membaca setiap lembar kontrak yang akan dia tanda tangani. Padahal Reno berpikir, Maya akan langsung menanda tanganinya.Sial. Rupanya dia tipe gadis yang teliti. Mungkin jika kemarin siang dia gak terpaksa dengan kondisi gawat ibunya yang memerlukan perawatan. Aku yakin dia akan langsung menolakku.“Mas, kok ini masa kontraknya gak dituliskan sih? Lalu apa maksudnya aku harus tinggal dengan Mas selama masa kontrak. Trus apa lagi ini, aku harus melaporkan semua kegiatanku? Memutuskan hubunganku dengan paca

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Penasaran

    “Selamat pagi, Tuan Rama,” sapa seorang gadis berkacamata disebalah ruangan kerja yang bertuliskan Rama Baskoro.Gadis itu berdiri dari balik meja sambil membungkuk memberi hormat pada Rama.“Um.” Jawab Rama, tapi, “Ada apa?” Rama baru akan melangkah, dia melirik kembali gadis tadi. Dia terlihat gelisah.“Nona Nadia sudah menunggu anda satu jam, Tuan. Saya sudah mencoba melarangnya masuk, tapi beliau bilang sudah janji dengan, Tuan," ucapnya seperti dia takut kena marah."Ok, Evi, tidak masalah. Tolong buatkan aku kopi susu dan antar ke ruanganku," terlihat Evi cukup terkejut dengan jawaban Rama. Biasanya Rama tidak suka dengan hal itu. Apalagi kalau Nadia yang memaksa masuk seperti itu, evi, si sekretaris Rama pasti akan kena caci maki."Ba-baik, Tuan, akan saya buatkan segera." Evi tak memerlukan waktu lama, saat Rama membuka ruangannya, dia bergegas pergi membuat apa yang disuruhnya."Hah, kau gila. Aku sudah menunggumu sejak tadi. Ini sudah jam berapa? Jangan bilang kalau kalian

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Meminta Maaf

    “Mas Reno, antar sampai disini saja!”Maya berkata setelah mobil Reno sampai gerbang rumah sakit.“Ada apa? Apa kamu tidak ingin mengajakku masuk dan memperkenalkan aku pada ibumu?” dengus Reno sedikit kesal secara tidak langsung dia diusir oleh Maya—istri kontraknya.“Aku hanya menjenguk sebentar, Mas. Bukannya Mas Reno bilang, aku harus menyelesaikan urusan pekerjaanku. “Maya berkata sedikit ragu, menarik wajahnya perlahan, dia tidak ingin membuat Reno marah padanya atau memberikan laki-laki itu kesempatan untik menjamah tubuhnya.Hari ini sudah terasa cukup melelahkan bagi Maya. Dia meski belum terbiasa pun harus bersikap seperti wanita murahan kalau dihadapan Reno.“Hah, baiklah. Aku lepaskan kali ini. Cepat selesaikan pekerjaannya dan aku ingin hari ini kau keluar dari pekerjaanmu, mengerti?”Maya mengangguk cepat dan tidak ingin membahas apapun lagi.“Dan kalau bisa, jangan sampai menunggu dua bulan untuk memutuskan pacarmu itu. Aku tidak suka istriku berdekatan dengan laki-lak

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • Cinta Si Kembar    Mengundurkan Diri

    Pintu ruangan Bram dibuka, Maya mendengar dia bersiul memasuki ruangan."Ya ampun, Maya, bikin kaget saja. Aku pikir siapa? Ehm, kamu gak apa-apa kan sayang? Kok kamu gada kabar dari kemarin?"Jelas Maya melihat kepura-puraan Bram. Dia masih tidak mengira akan mendapatkan hal seperti tadi. Maya bahkan sudah menunggu Bram lebih dari setengah jam di ruangannya.Bram mencoba mendekati Maya, namun Maya menghindar. Baginya sudah cukup tontonan tadi menjawab semua. Dia ternyata salah menilai, dia pikir Bram laki-laki baik dan sempurna. Dia akan tulus pada Maya. Ternyata semua salah."Tapi, aku gak lihat kamu menelpon atau mengirimkan pesan padaku, Mas? Benarkah kamu mencari aku?"Maya memicingkan matanya, dia ingin mendengar jawaban dari laki-laki yang selama dua tahun ini dia cintai."Ah, soal itu, emmm, aku sibuk. Aku ... kamu pasti tahu kan, ini sudah mau akhir bulan dan harus melakukan stok barang," jelas sekali di telinga Maya, Bram sedang mencari alasan."Sibuk? Stok barang? Maksud ka

    Huling Na-update : 2025-03-13

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Si Kembar    Pergi

    "Tuan, hujannya sudah berhenti. Apa kita tidak masuk saja?" Markus berkata dari kaca spion. Saat menelepon Rama sebenarnya Reno sudah berada tak jauh dari gerbang rumah, tapi dia tidak masuk. Reno malah menelpon Rama. "Kau bisa istirahat dulu, Markus. Dua jam lagi, kita akan kembali!" Reno memberikan perintah, sambil tangannya meremas satu lembar surat hasil pemeriksaan rumah sakit. Aku harap kau tidak mengecewakanku, Rama. Aku sangat berharap besar padamu, Rama Sore tadi setelah Reno selesai dengan pekerjaan, Reno segera memerintah Markus untuk berputar ke rumah sakit sebelum pulang ke rumah. Reno memang sudah membuat janji untuk mengambil hasil lab-nya. Tapi, setelah dia mengetahui hasil lab, wajahnya begitu kecewa. Seolah semua yang sedang dia bayangkan lenyap seketika. Reno memiliki banyak impian dan rencana yang akan digapainya, tapi semua seolah sirna setelah dia melihat hasil lab tentang dirinya. *** Rama mengecup kening Maya yang sudah tertidur pulas. Wajahnya ter

  • Cinta Si Kembar    Takut

    Teriakan Rama cukup membuat gempar pelayan yang menunggu di ujung dapur. Kalau tidak dipegang, mungkin mangkuk tadi sudah berpindah ke wajah Maya."Hah, apa kubilang, kau tidak akan menyukainya. Aku suka apapun yang pedas, sangat pedas dan extra pedas. Aku membuat ini karena diluar sudah mulai hujan. Ini sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin seperti ini."Sergah Maya sambil berkacak pinggang."Gila. Apa yang seperti itu kau masih bisa bilang makanan? Itu racun. Bisa mati orang memakannya. Jangan sembang memakan yang seperti ini," delik Rama.Lidahnya masih dia kibas dengan tangan dan air dalam satu gelas langsung di teguk habis olehnya."Jangan komplen. Mau aku makan apapun, selama aku suka, aku akan memakannya. Sini, sayang dibuang biar aku yang habiskan. Jangan hukuman tujuh mangkuk, satu saja kau tidak sanggup!"Maya mencibir dengan satu sudut bibirnya kecut."Hah, kau meremehkan aku? Aku akan habiskan. Minggir!"Rama seperti bom molotov yang akan langsung meleduk saat tersentuh

  • Cinta Si Kembar    Gelang Cinta

    "Hey, kau mau bawa aku kemana?"Maya terkejut, setelah keluar restoran tubuhnya, tepatnya, pinggang kecil Maya diseret oleh lengan besar Rama memasuki satu toko."Sstt, diam. Jangan banyak bicara, kemarilah. Tolong pilihkan sesuatu untukku?"Maya menoleh wajahnya, meminta dia memilih sesuatu yang tidak dimengerti."Apa maksudnya? Aku tidak mengerti, tolong perjelas!"Tiba-tiba tangan Rama makin melingkar dipinggangnya dan menarik gadis itu dalam dekapan."Tadi, bukannya kamu bilang, kamu bingung membedakan aku dengan kakakku, kan? Selain luka ditubuhku, aku gak mungkin kan harus terus buka baju untuk memberitahu perbedaanku. Pilihlah, satu benda agar kau bisa mengenaliku."Maya tertegun dengan ucapan Rama. Ini hampir membuatnya gila. Dia, dikejar adik iparnya sampai seperti ini."Kau jangan gila, Rama. Aku gak mungkin melakukan kesalahan itu lagi. Cukup kali itu saja. Aku gak akan mungkin kamu sentuh lagi kok. Jadi, stop berpikir apapun tentang itu. Aku, mau pulang. Lepaskan!"Maya me

  • Cinta Si Kembar    Ide

    "Jadi apa yang mau lo bicarakan, Rama? Kelihatan serius banget?"Reno berbicara saat menarik kursi makannya. Mereka masuk ke restoran all you can eat. Sementara Reno dan Rama sudah selesai memilih makanan, Maya sudah meletakkan piring makannya, tapi dia kembali lagi ke meja prasmanan untuk memilih lagi."Gue, mau pegang cabang perusahaan papa yang di luar negeri. Gue harap lo setuju," Reno hampir tersedak saat menyuapkan makan ke mulutnya."Arghh, lo gila? Seriously? Bukannya lo paling anti kalo disuruh kesana? Tumben banget!"Reno yakin ada alasan khusus sampai adiknya meminta pindah. Jangan pindah, andai ada tugas mengganti dirinya satu dua hari pun Rama pasti menolak, sekarang dia yang menyerahkan diri."Serius. Double rius. Gue udah atur ke berangkat gue, besok pagi.Sisa tugas nggak banyak kok. Markus bisa cek langsung sama Evi sekretaris gue!""Alasannya?""Gue, pengen cari ide segar, siapa tahu disana gue dapat ide baru yang bisa gue kembangin disini."Reno jelas melihat ada ya

  • Cinta Si Kembar    Frustasi

    “Bagaimana? Kamu suka?”Reno melirik istri kontraknya yang bergeming melihat sekitar. Mata Maya masih berkeliling ke seluruh ruangan itu.Dua lantai yang dilihatnya. Bagi gadis itu, ini bukan hanya tempat biasa. Terlalu istimewa. Meski masih ruangan kosong, tapi dapat gadis itu pastikan jika barang dan yang lainnya sudah masuk secara bergilirian, itu akan disulap menjadi sesuatu yang mewah.“Ini serius, Mas? Apa tidak berlebihan? Aku hanya menginginkan tempat yang kecil saja,” tentu akan membuat gadis itu terkesima, tapi dibandingkan dengan terpesona. Gadis itu lebih memilih takut.Gadis itu tidak akan dapat membayangkan imbalan apa yang harus dia berikan pada suami kontraknya. Dengan ruko dua lantai ini, itu artinya dia sedang menambah hutangnya dan berapa lama lagi dia harus melunasi hutang dengan tubuhnya.“Kau pikir, aku akan membiarkanmu bekerja di tempat seperti kamu tinggal? Tempat kumuh dan kecilmu itu, hah?”Mendadak berdesir kembali hati gadis itu. Ucapan yang dikatakan sua

  • Cinta Si Kembar    Kamu Selingkuh

    “Ini ponselmu!” Maya terkejut saat tangannya disentuh oleh Reno dan meletakkannya di tangannya kembali.Gadis itu tertegun sesaat, otaknya ngeblank sesaat dan mengkrejapkan kedua matanya. Maya merasa ada yang aneh dengan sikap Reno.“Terima kasih, Tu—awww !” Maya kembali dikejutkan saat pinggang kecilnya dicubit dan dia mendapat delikan tajam dari Reno.Kode keras bagi gadis itu agar tidak melanjutkan kembali perkataannya.“Ma—Mas, sudah me—lihatnya?” tanya Maya. Jujur hatinya juga ikut tidak karuan, dia takut kena marah atau hukuman kalau isi ponselnya dilihat.“Nope! Aku percaya, kamu sedang mencari karyawan. Lain kali jangan seperti itu, aku nggak suka melihatnya. Aku seperti sedang memergoki istriku sedang selingkuh!”Tuing. Doing! Kepala Maya seperti dihantam gada besar berkali—kali. Lehernya seperti tercekik. Rasanya manis, asam, asin, nano nano. Tapi, detik selanjutnya helaan nafas juga berhembus.“Kenapa? Apa kamu sungguh—sungguh berselingkuh di belakangku?” dengus Reno kembal

  • Cinta Si Kembar    Ngambek

    “Ayo, kamu sudah siap kan?” Reno melirik istri kontraknya, dia baru saja turun dan membuka ponselnya.“Umm.,” jawab Maya singkat karena dia tetap asik dengan ponselnya.Duk! Langkah Maya terhenti saat tubuhnya menubruk sesuatu. Saat gadis itu meliriknya, laki—laki berbadan besar itu berwajah kecut sambil melipat kedua tangannya di dada.“Ops, maaf, aku bukan sengaja, Mas!!” Gadis menaruh kembali ponselnya ke dalam tas. Tidak ingin membuat sang penguasa marah atau memberikannya hukuman.“Ada apa? Siapa yang menghubungimu?” dengus Reno, tampangnya saja sudah tidak sedap di pandang mata.“Oh, umm, itu ….” Maya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Rasanya tiba—tiba tubuhnya bergidik kalau membayangkan Reno marah kembali. Gadis itu gak ingin suami kontraknya tau—tau membawanya kembali ke ranjang, tapi jika apa yang ada di dalam ponsel itu sampai terbaca olehnya, jelas seratus persen, dia akan marah.Duh, mas Bram ngajak ketemuan. Aku jadi serba salah? Kalau dia tahu, belum apa-apa pasti

  • Cinta Si Kembar    Kesurupan

    Suara ketukan pintu terdengar, seorang wanita masuk ke ruangan Rama.“Sayang!” Rama menoleh saat wanita itu menyentuh pundak dan menyandarkan dirinya di punggung Rama.“Ada apa? Letakan saja berkasnya dan kau pergilah,” Rama sepertinya enggan dekat dengan wanita itu.“Ayolah, ada apa? Kau sedang datang bulan? Wajahmu kusut dan lecek sekali dari tadi pagi,” masih tidak menjauhkan kepalanya dari punggung Rama.“Hentikan, Monica. Apa diluar kau tidak bertemu Evi? Lain kali titipkan saja dokumennya pada dia,” dengus Rama, dia mendorong perlahan kepala wanita yang dipanggil Monica dan bergeser.“Oh, babe, what’s wrong? Are ok? Tumben banget sih? Kok kayaknya aku ditolak mentah—mentah begitu sama kamu?” Monica menghela nafas dan melipat tangannya di dada.“Pergilah, aku tidak ingin di ganggu,” tanpa menoleh Monica, Rama kembali duduk di kursi dan mengabaikan Monica.“Babe, ayolah, aku datang kesini kan jarang—jarang. Aku kangen sama kamu dan Reno. Sudah lama sekali kalian tidak memberik

  • Cinta Si Kembar    Ancaman

    "Ini apa, Mas?" Reno meletakkan satu buah kunci ke tangan istri kontraknya."Ini milikmu!" Gadis itu menakutkan alisnya bersamaan. Masih belum memahami dengan kunci pemberian suami kontraknya. Maya membenarkan posisi rebahan menjadi bersandar di ujung ranjang. Lalu gadis itu membekap mulutnya. "Mas!""Umm, apa coba?" Reno penasaran apa yang akan dikatakan istri kontraknya. "Mas benar-benar sudah menghancurkan rumah kontrakanku, Mas. Mas tega deh, aku kan sudah bilang, itu rumah orang!" dengus gadis itu sedikit kesal karena diberikan kunci. "Apa itu terlihat kunci rumah kontrakanmu?" Kembali gadis itu melihat kembali. Satu buah kunci berwarna silver di tangannya tidak mirip dengan kunci kontraknya. "Ah, bu-bukan. Ini kunci apa, Mas? Dan, bagaimana dengan rumah kontrakanku? Apa kamu benar-benar menghancurkannya?" Wajah gadis itu yang kini penasaran menanti jawaban. "Tidak sayang, aku tidak menghancurkan. Aku meminta Markus mencarikan satu apartemen untukmu, tepatnya membelinya. Ak

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status