Home / Young Adult / Cinta Si Gadis Sederhana / Bab 6 [Nganti Bareng]

Share

Bab 6 [Nganti Bareng]

Author: Viachi
last update Last Updated: 2022-06-03 19:44:15

Akhirnya setelah memakan waktu 10 menit, Reta tiba juga di depan kelasnya. Begitu sampai didepan pintu. Reta membuka pintu tersebut dengan pelan. Ia melongokkan kepalanya dan tidak didapatinya seorang pun di kelas tersebut. Jadi dia memutuskan untuk duduk di tempatnya yang kemarin ia duduki.

Pandangannya mengarah pada ruang kelasnya yang nampak sama seperti ruang kelas pada umumnya. Ada Whiteboard, meja dosen, kursi mahasiswa, kalender, AC, tempat spidol berserta penghapusnya. Dan beberapa dekorasi yang ada di dinding ruangan. Sembari menunggu, Reta mengeluarkan ponselnya yang ada didalam tasnya. Kemudian ia buka aplikasi I*******m miliknya. Sebuah notif masuk begitu Lisa selesai memasukan akun miliknya.

Dibukanya pesan atau biasa disebut Dm itu, senyum di bibirnya mengembang begitu membaca deretan kalimat di ponselnya itu.

Go_minam~🐣

Reta~yo. Teganya kau meninggalkan aku😑, bisa bisanya kau pergi tanpa berpamitan padaku😣. Aku sangat marah padamu😡. Aku tidak akan mengampunimu, kau harus tau itu😤. Jangan kangen padaku, salahmu sendiri pergi tanpa bilang bilang😩.

Memang benar pesan itu berisi sedikit ancaman, tapi ancaman itu memiliki arti tersendiri bagi Reta. Mungkin karena sudah tau tabiat dari si pengirim membuat tawanya pecah begitu selesai membacanya.

"Ada - ada saja, mungkin bukan aku yang kangen tapi malah kamu." gumamnya pelan sambil membalas dm tersebut.

Retasha💖

Maaf untuk kepergian ku yang tidak sempat mengatakannya padamu😣. Habisnya kau pergi dengan Steve😍. Kalau kau kangen, jangan bilang padaku, ya😉😄. Langsung datang saja kemari😆. Aku tau kau bakalan kangen denganku, makanya aku menitipkan hadiah pada ibumu, semoga kau suka😊.

Setelah membalas dm dari sahabatnya itu, Reta kembali berjelajah di i*******m. Hingga suara pintu terbuka mengalihkan pandangannya kearah sumber suara.

"Yo what's up. " sapa seseorang begitu masuk kedalam ruang kelas. Dan mata keduanya bertemu.

"Yo, Reta." Sapaan itu berasal dari orang itu yang tak lain adalah Bam.

"Hai," balasnya sambil menundukkan kepalanya kemudian mengangkat kepalanya lagi. Bam menghampiri Reta, lebih tepatnya berjalan ke belakang Reta, karna bangkunya ada disana.

Bambam duduk dan menatap kearahnya.

"Sudah dari tadi, Ta?" tanyanya membuat Reta menolehkan pandangannya kearah Bam.

"Iya lumayan, Bam." jawabnya.

Bam menganggukkan kepalanya. Seakan ingat sesuatu lantas Bambam bertanya. "Kau sudah lihat mading di lantai 1?" Pertanyaan dari Bam membuatnya mengangguk pelan.

"Memang benar ya Gallen mau nyalon jadi ketua Fakultas?" Bam kembali bertanya membuatnya bingung harus menjawab apa.

"Sepertinya begitu."

"Kira - kira untuk apa ya Gallen menyalonkan diri? Kuliah saja ia jarang masuk." Ucapan itu kembali membuat Reta mengingat pembicaraannya tadi bersama B.I. Reta tidak menjawab pertanyaan itu. Lebih tepatnya bingung harus mengomentarinya dengan apa.

Tak lama satu persatu mahasiswa mulai berdatangan, begitupun dengan sang dosen. Hal itu membuat Reta dan Bam kembali duduk dengan tenang. "Selamat pagi anak anak," sapa si dosen yang langsung dijawab oleh para mahasiswa itu.

"Selamat pagi, pak." jawab para mahasiswa. Mendengar jawaban disampingnya membuat Reta menolehkan pandangannya dan mendapati ada seorang gadis tengah duduk disampingnya.

Alisnya mengerut begitu menyadari kalau ternyata bangku disampingnya yang kemarin itu kosong, sekarang sudah ditempati oleh gadis cantik yang kini juga menatap ke arahnya itu.

"Kau pasti Reta, kan?" tanya gadis disamping Nisa. Nisa menatapnya.

"Iya, saya Reta. Kau sendiri siapa?" tanyanya balik.

"Kenalkan aku Tyas Ayu Alifia. Kau cukup panggil saja aku Tyas saja." ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya kearah Reta. Reta segera membalas uluran tersebut, "Aku Retasha Helenasia," jawabnya.

"Aku sudah tau, kemarin Kak Hana dan Wulan sudah memberitahukan tentangmu padaku." Mendengar jawaban itu membuat Reta ingat dengan kedua teman barunya itu.

"Kau pasti yang dibilang Kak Hana dan Wulan itu, ya?" Tyas hanya menganggukkan kepalanya.

"Sekarang kita bersahabat, ya. Kalau kau tidak mengerti soal pelajaran, kau boleh bertanya padaku." Tyas tersenyum kearah Nisa dan membuat Nisa ikut tersenyum juga. Keduanya kembali menghadap kedepan untuk menyimak materi yang diberikan oleh dosen didepan itu.

Setelah hampir 2 jam lamanya, mata kuliah itupun berakhir. Dan baru beberapa menit yang lalu dosen yang tadi mengajar sudah meninggalkan ruang kelas.

Menit berikutnya sebuah suara yang disinyalir berasal dari pintu membuat sebagian besar menoleh ke sumber suara. Dan masih sama dengan yang kemarin, 3 pemuda yang terlambat masuk, atau bisa dibilang membolos karena jam mata kuliah sebelumnya sudah berakhir dari beberapa menit yang lalu.

Yups, bisa menebak kan siapa ketiga manusia yang ku maksudkan adalah si Gallen, Gala dan Shandy.

Ketiganya masuk kedalam kelas dengan wajah tanpa dosa, bahkan mereka dengan santainya duduk dibangku mereka. Bisik - bisik mulai berdatangan dari beberapa mahasiswa yang melihat tingkah ketiga manusia itu.

"Kau tau, tadi aku lihat di mading kalau Gallen nyalon jadi ketua Fakultas." bisik salah seorang yang berada didalam kelas.

"Benarkah? Aku belum sempat melihat tadi."

"Iya. Dan kau tau siapa lawan dia?" Pertanyaan itu mendapat gelengan dari temannya.

"Si Putra." Perkataan itu membuat temannya kaget.

"Apa? Putra si anak club It itu?" Pertanyaan itu ditanggapi anggukan oleh temannya yang lain. Bisik - bisik yang lainpun juga terdengar dari para gadis disana.

Ketiga anak adam itu entah mendengar atau tidak bisik - bisik itu, yang jelas saat ini ketiganya masih asyik dengan kegiatan mereka. Tak begitu lama dosen kedua pun datang untuk memberi materi yang diajarkan. Dan hari ini adalah mata kuliah kalkulus.

Reta memperhatikan kearah seseorang yang berada di belakangnya. Sepanjang mata kuliah ini berlangsung, arah pandangnya tak lepas dari sosok tersebut. Entah apa yang terjadi padanya, yang jelas senyum di bibirnya terus berkembang. Bahkan tepukan di pundaknya tak kunjung menyadarkannya dari lamunannya.

"Reta," panggil Tyas yang belum ditanggapi olehnya.

"Hei." Kali ini Tyas menepuk bahu Reta agak keras membuat Reta tersentak kaget. Ia menatap kearah Tyas seolah bertanya ada apa?.

"Kau kenapa? Melamunkan apa?" tanyanya membuat Nisa sadar dari tingkah absurdnya barusan. Reta tersenyum kaku, "Aku tidak melamun Tyas."

Tyas sepertinya belum percaya sepenuhnya. Tapi ya ingin memaksa agar Reta memberitahukan alasan dari sikapnya barusan membuat Jennie menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, istirahat nanti ikut aku ke kantin, ya. Tadi kak Hana memberi kabar kalau ia menunggu kita dikantin."

Reta hanya tersenyum dan mengiyakan saja. Kemudian keduanya kembali memperhatikan materi yang diberikan oleh dosennya itu.

Satu setengah jam berlalu. Akhirnya para mahasiswa bisa bernafas lega, karena pasalnya jam mata kuliah ini sudah berakhir. Dosen yang mengajarpun menghela nafasnya panjang, begitu melihat tingkah anak didiknya yang kelewat senang karena jam kuliah sudah berakhir.

"Baiklah, kita akhiri cukup sampai disini. Sekian dan terimakasih." Setelah mengucapkan salam dosen tadi keluar dari ruang kelas diikuti oleh para mahasiswa yang mulai kelaparan.

Bagaimana tidak, materi hari ini cukup menguras tenaga dan pikiran mereka, makanya mereka sangat senang begitu sadar kalau mereka bisa mengisi lagi tenaga mereka karena satu jam lagi mereka ada kelas bahasa.

"Ayo, Ta." ajak Tyas sambil menarik tangan Nisa yang hanya mengikuti kemana Tyas menariknya itu. Dan seperti yang dikatakan Tyas tadi, mereka berdua pergi ke kantin untuk menemui Hana dan Wulan.

Sesampainya disana, mereka melihat ada yang melambaikan tangan kearah mereka berdua. "Reta, Tyas." panggil suara itu pada keduanya membuat kedua langsung melangkah mendekati suara itu.

"Hai Kak Hana dan Wulan." sapa Tyas begitu sampai dihadapan kedua sahabatnya itu. Keduanya membalas sapaan tersebut sambil tersenyum.

"Nanti aku tidak masuk jamnya pak Hery, ya." ucap Hana kepada Tyas dan Reta yang baru saja duduk.

"Kenapa, Kak?"

"Aku mau berangkat di kelas malam saja." jawab Hana yang diikuti oleh Wulan. Keduanya memang ada jadwal pemotretan hari ini. Dan setelah ini jamnya pak Hery, jadi mereka berdua tidak bisa masuk hari ini.

Baik Tyas maupun Reta hanya menganggukkan kepalanya saja. Dan Reya baru tahu kalau ternyata ketiga teman barunya itu adalah selebgram terkenal. Terlebih lagi si Tyas yang bahkan sudah di kontrak oleh brand terkenal.

"Kalian berdua lapar tidak? Kalau iya, mau aku pesankan sesuatu?" tanya Hana pada Tyas dan Nisa. Sebab dirinya dan Wulan sudah memesan makanan dan baru saja sampai di meja mereka.

"Aku sih lapar, Kak. Kalau kamu, Ta?" Tyas menatap kearah Reta yang kini juga tengah menatapnya. Reta mengangguk. "Baiklah, biar aku pesankan sekalian." Tyas berdiri dari posisinya. Baru saja ingin melangkah, namun dihentikan oleh Reta.

"Aku ikut ya, Kak." ujar Nisa kepada Tyas. Dia hanya merasa sungkan bila harus menitip makanan pada teman barunya itu.

Tyas mengangguk, "Kalau begitu. Ayo, ikut aku." Keduanya mulai berjalan beriringan menuju kesalah satu stan makanan. Selama perjalan kearah stan makanan. Keduanya berbicara seputar kesukaan dan hobi masing masing. Dan Tyas baru tau kalau Reta itu suka fotografi. Sedangkan Tyas lebih tertarik ke dunia modeling dan menyanyi. Akhirnya keduanya tiba juga di stan makanan. Setelah memesan dan menunggu beberapa menit akhirnya makanan yang mereka pesan tiba juga.

"Jadi berapa, Bu?" tanya Tyas kepada sang penjual. "65 ribu nak." Reta yang mendengarnya langsung bergegas mengambil dompet dalam tasnya, tapi Tyas langsung menahan tangan Reta yang berniat untuk membayar.

"Biar aku saja." Tyas menyerahkan selembar uang yang diterima baik oleh bibi penjual tadi.

"Ini kembaliannya." Bibi tadi menyodorkan yang kembalian tapi Tyas menggelengkan kepalanya.

"Ambil saja, Bu." Perkataan Tyas itupun disambut terimakasih oleh sang penjual tadi. Lalu keduanya pamit pergi dan melangkah kembali ke meja yang sudah ada Hana dan Wulan disana.

~Terimakasih~💙

Related chapters

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 7 [Gebrakan Meja]

    ☀ ☀..Keduanya telah sampai di meja Hana dan Wulan. Dan mulai memakan makanannya. Tak jarang keempatnya saling mengobrol dan melempar tawa membuat aura di meja itu tampak sangat hangat."Ooh ya, Ta. Kau disini tinggal dengan siapa?" tanya Hana pada Reta yang sedang mengunyah itupun segera menelan makanannya. Ia menatap lurus kearah Hana."Aku sendirian disini." jawabnya yang malah membuat ketiganya agak terkejut."Benarkah? Lalu kau tinggal dimana?" Wulan menatap Reta penasaran."Aku sekarang tinggal di hotel. Dan mungkin nanti aku akan mencari kos atau apartemen disekitaran sini." Jawaban yang diberikan oleh Reta membuat ketiganya menganggukan kepala mereka. Seakan mendapatkan ide, Wulan mengusulkan sesuatu. "Apa sebaiknya Nisa tinggal saja bersama kita, Kak. Dia bisa tidur dikamarku." Perkataan itu membuat Hana dan Tyas saling pandang."Ide yang bagus, daripada kau tinggal sendiri disini. Lebih baik kamu tinggal saja di apartemen kami."Reta cukup terkejut mendengarnya, ia benar -

    Last Updated : 2022-06-03
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 8 [Tatapan Tajam]

    Nisa yang mendengar nada bentakan itu pun segera saja menoleh dan keputusannya untuk menoleh sepertinya adalah sebuah salah besar. Sebab ia bisa melihat tatapan kemarahan yang dilayangkan Gallen untuknya.Perlu ditekankan? Hanya untuknya! Membuat Nisa meneguk ludahnya susah payah."Apa?" tanya Nisa ragu - ragu serta dengan perasaan takut. Mendengar suara Nisa yang terdengar lirih serta sarat akan ketakutan, tentu saja membuat Gallen mendengus cukup keras.Ingin sekali ia membentak orang didepannya itu, tapi kalau ia lakukan sekarang, terang saja Tyas akan semakin menjauh darinya dan dia tidak ingin hal itu terjadi."Kalau tidak ada Tyas disini, sudah habis gadis ini." Geram Gallen yang masih tetap memandang Nisa. Dia mengatakannya didalam hati. Gallen menghela nafas karena menyadari tatapan seluruh orang didalam kelas tertuju padanya, segera Gallen berbicara pada Nisa."Kau pilih siapa untuk jadi ketua, Aku atau si Putra?" tanya Gallen sa

    Last Updated : 2022-07-10
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 9 [Menolong Orang]

    Setelah berjalan selama hampir 6 menitan, akhirnya NIsa dan Tyas tiba juga di lantai satu. Tyas menghentikan langkahnya membuat Nisa juga ikutan berhenti."Ada apa?" tanya Nisa agak bingung kenapa Jennie tiba - tiba berhenti atau mungkin barang kali Tyas melupakan sesuatu di kelas."Beneran kau tidak ingin ku antar?" Tyas kembali bertanya pasal tawarannya tadi membuat Lisa mengangguk kepalanya."Iya, tidak perlu. Lebih baik sekarang Kak Tyas pulang dulu dan hati - hati dijalan." Walaupun begitu Tyas tetap mengiyakan ucapan Nisa sambil membuang nafasnya berat."Ya, sudah. Kita pisah disini, ya. Kau hati - hati pulangnya, kalau ada apa - apa langsung hubungi aku. Kau mengerti kan?" Nisa tersenyum menanggapinya."Iya, Kak." sahut Nisa sambil tersenyum."Oke, aku pulang dulu. Kau hati - hati dijalan."Tyas mulai berjalan meninggalkan Nisa sambil melambaikan tangannya kearah Nisa yang di balas hal serupa oleh Nisa. Begit

    Last Updated : 2022-07-10
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 10 [Sang Penolong]

    ☀ ☀.."Nak?" panggilnya sambil menepuk pelan bahu gadis disampingnya itu, membuat sang empunya tadi tersentak kaget."Maafkan paman, apa paman mengagetkanmu?" tanyanya begitu melihat respon gadis tersebut."Ehh, tidak paman." jawab gadis tadi sambil tersenyum tipis."Apa benar kau baik-baik saja?" tanyanya sambil menatap lekat mata gadis didepannya ini, untuk mencari kebohongan yang sempat terpikirkan olehnya tadi."Iya, paman. Saya baik - baik saja. Jadi jangan bawa saya kerumah sakit, ya." Pinta gadis tadi sambil memelas. Melihat bahwa gadis tersebut tampak memelas membuat pria tadi menghela nafasnya pelan."Baiklah, tapi paman antar kau pulang, ya. Kali ini tidak ada penolakan, ya." ucap pria tadi begitu melihat tatapan gadis itu yang ingin menolak ajaknnya itu."Baiklah." jawab Nisa pelan."Ehh iya, paman belum tahu siapa namamu?""Nama saya Annisa Dewi Anjani, paman." Mendengar jawaban dari Nisa membuat pria tadi mengangguk paham."Kau bukan asli orang sini, ya?" tebaknya begit

    Last Updated : 2022-07-11
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 11 [Panik]

    ☀ ☀Disebuah apartemen mewah yang terletak tak jauh dari pusat kota, kini tengah diramaikan dengan beberapa jenis suara yang membuat keadaan makin gaduh.Semua pemilik suara itu tengah melakukan kegiatan mereka masing - masing. Ada yang bermain game, makan, memasak bahkan ada yang tidur. Pokoknya tak ada yang memperdulikan satu sama lain kalau sudah pada asyik sendiri.Tapi sebuah dering telpon salah satu dari mereka, membuat Naufal yang sedang bermain game bersama Cakra menolehkan kepalanya kearah ponsel tersebut."Kak Abi, ada telepon dari ponselmu." Naufal berteriak tapi tetap melanjutkan kegiatannya, membuat Cakra yang ada disebelah segera menutup telinganya karena bising."Yak, pelankan suaramu! Kau mau membuatku tuli, ya," Cakra menatap kearah Naufal sebal. Sedangkan Naufal tak merespon sama sekali, malah semakin asyik bermain game."Hei, kau mendengarkan ku atau ti---""Yeeees, aku menang. Cakra kalah!" Seru Naufal senang kala mendapati karakter yang dipilih oleh Cakra tadi sud

    Last Updated : 2022-07-13
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 12 [Lah? Kok?!]

    💙 💙Sedangkan disebuah kediaman mewah, Wanita yang baru saja selesai menelpon salah satu putranya itu. Kini raut wajahnya benar benar panik disertai ketakutan tersendiri karena sang suami belum juga pulang kerumah."Kemana kau, suamiku?" gumamnya sambil berjalan mondar mandir diruang keluarga. Bahkan sangking khawatirnya, ia sampai tidak menyadari kedatangan sebuah mobil yang kini berhenti di depan teras rumah.Bahkan ketika sang pemilik mobil sudah membuka pintu rumah pun, si wanita tadi belum juga menyadari bahwa ada seseorang yang masuk kedalam rumahnya dan sang suami.Sang pemilik mobil menghampiri seorang wanita yang tidak menghadap ke arahnya itu. Ia agak mengernyit begitu sadar bahwa sang istri tak langsung menyambutnya seperti biasa.Ia kemudian meletakan tas kerjanya disalah satu sofa dan kemudian langsung memeluk wanitanya itu. Mendapati kalau ada yang memeluknya, reflek si wanita langsung menyikut perut dari si pelaku pemelukkan."Argh" Si pemilik mobil tadi agak meringis

    Last Updated : 2022-07-15
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 13 [Khawatir]

    ☀ ☀****************"Kalian semua kesini?" tanya Sam begitu menyadari kehadiran putra - putranya itu. Hyuna yang tadi menelpon Abi, segera menyuruh semua anaknya itu untuk duduk."Kenapa kalian malah berdiri disitu. Sini duduk." Suruh Hyuna pada keenam pemuda yang masih diam ditempat."Ayo, duduk." Setelah mendengar itu, keenam pemuda tadi duduk didepan sepasang suami istri itu. Kelimanya masih menampilkan raut bingung sedangkan satunya hanya menatap tanpa ekspresi.Sam menatap aneh putra - putranya itu. "Kalian kenapa menatap daddy seperti itu?""Daddy tidak apa - apa?" Abi bertanya begitu membuat Sam mengernyitkan dahinya bingung."Lah, daddy kenapa?" Mendengar membuat Abi menatap kearah Hyuna. Hyuna yang melihatnya lantas segera menjelaskan."Tadi saat mommy telpon dengan daddy, panggilannya terputus. Karena panik, mommy terus menelpon daddy tapi tidak diangkat - angkat. Karena Mommy khawatir dengan daddy, makanya Mommy nyuruh kamu dan adik - adikmu untuk segera kemari." Penjelas

    Last Updated : 2022-07-25
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 1 [Pendatang]

    🔸❇Cinta Si Gadis Sederhana❇🔸Pada pukul 8 pagi waktu setempat, terlihat seorang gadis tengah kebingungan. Hal itu terlihat jelas tergambar di wajahnya. Entah apa yang membuatnya bingung itu, yang jelas sudah sejak tadi dirinya hanya berdiam diri di sebuah halte yang berdekatan dengan salah satu perguruan tinggi terbaik di kota dengan julukan kota wisata itu.Dari gelagatnya, gadis tadi sudah beberapa kali menengok kearah sebuah denah yang ada digengamannya. Ia sebenarnya ingin bertanya pada seseorang yang lewat didepannya, tapi ia takut menganggu waktu dari orang tersebut.Makanya sejak tadi dia hanya berdiam diri disana sambil sesekali melihat kearah pintu gerbang dari universitas yang ada diseberang jalan.Saat ini ia benar benar dilanda kebingungan harus melakukan apa. Sebab ia hanyalah orang baru di kota wisata ini. Bahkan ia disini sendirian tanpa ada sanak saudara sama sekali.Yups, dia hanya seorang gadis pendatang yang ke terima di Universitas Abdi Jaya berbekal dengan beasi

    Last Updated : 2022-06-02

Latest chapter

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 13 [Khawatir]

    ☀ ☀****************"Kalian semua kesini?" tanya Sam begitu menyadari kehadiran putra - putranya itu. Hyuna yang tadi menelpon Abi, segera menyuruh semua anaknya itu untuk duduk."Kenapa kalian malah berdiri disitu. Sini duduk." Suruh Hyuna pada keenam pemuda yang masih diam ditempat."Ayo, duduk." Setelah mendengar itu, keenam pemuda tadi duduk didepan sepasang suami istri itu. Kelimanya masih menampilkan raut bingung sedangkan satunya hanya menatap tanpa ekspresi.Sam menatap aneh putra - putranya itu. "Kalian kenapa menatap daddy seperti itu?""Daddy tidak apa - apa?" Abi bertanya begitu membuat Sam mengernyitkan dahinya bingung."Lah, daddy kenapa?" Mendengar membuat Abi menatap kearah Hyuna. Hyuna yang melihatnya lantas segera menjelaskan."Tadi saat mommy telpon dengan daddy, panggilannya terputus. Karena panik, mommy terus menelpon daddy tapi tidak diangkat - angkat. Karena Mommy khawatir dengan daddy, makanya Mommy nyuruh kamu dan adik - adikmu untuk segera kemari." Penjelas

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 12 [Lah? Kok?!]

    💙 💙Sedangkan disebuah kediaman mewah, Wanita yang baru saja selesai menelpon salah satu putranya itu. Kini raut wajahnya benar benar panik disertai ketakutan tersendiri karena sang suami belum juga pulang kerumah."Kemana kau, suamiku?" gumamnya sambil berjalan mondar mandir diruang keluarga. Bahkan sangking khawatirnya, ia sampai tidak menyadari kedatangan sebuah mobil yang kini berhenti di depan teras rumah.Bahkan ketika sang pemilik mobil sudah membuka pintu rumah pun, si wanita tadi belum juga menyadari bahwa ada seseorang yang masuk kedalam rumahnya dan sang suami.Sang pemilik mobil menghampiri seorang wanita yang tidak menghadap ke arahnya itu. Ia agak mengernyit begitu sadar bahwa sang istri tak langsung menyambutnya seperti biasa.Ia kemudian meletakan tas kerjanya disalah satu sofa dan kemudian langsung memeluk wanitanya itu. Mendapati kalau ada yang memeluknya, reflek si wanita langsung menyikut perut dari si pelaku pemelukkan."Argh" Si pemilik mobil tadi agak meringis

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 11 [Panik]

    ☀ ☀Disebuah apartemen mewah yang terletak tak jauh dari pusat kota, kini tengah diramaikan dengan beberapa jenis suara yang membuat keadaan makin gaduh.Semua pemilik suara itu tengah melakukan kegiatan mereka masing - masing. Ada yang bermain game, makan, memasak bahkan ada yang tidur. Pokoknya tak ada yang memperdulikan satu sama lain kalau sudah pada asyik sendiri.Tapi sebuah dering telpon salah satu dari mereka, membuat Naufal yang sedang bermain game bersama Cakra menolehkan kepalanya kearah ponsel tersebut."Kak Abi, ada telepon dari ponselmu." Naufal berteriak tapi tetap melanjutkan kegiatannya, membuat Cakra yang ada disebelah segera menutup telinganya karena bising."Yak, pelankan suaramu! Kau mau membuatku tuli, ya," Cakra menatap kearah Naufal sebal. Sedangkan Naufal tak merespon sama sekali, malah semakin asyik bermain game."Hei, kau mendengarkan ku atau ti---""Yeeees, aku menang. Cakra kalah!" Seru Naufal senang kala mendapati karakter yang dipilih oleh Cakra tadi sud

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 10 [Sang Penolong]

    ☀ ☀.."Nak?" panggilnya sambil menepuk pelan bahu gadis disampingnya itu, membuat sang empunya tadi tersentak kaget."Maafkan paman, apa paman mengagetkanmu?" tanyanya begitu melihat respon gadis tersebut."Ehh, tidak paman." jawab gadis tadi sambil tersenyum tipis."Apa benar kau baik-baik saja?" tanyanya sambil menatap lekat mata gadis didepannya ini, untuk mencari kebohongan yang sempat terpikirkan olehnya tadi."Iya, paman. Saya baik - baik saja. Jadi jangan bawa saya kerumah sakit, ya." Pinta gadis tadi sambil memelas. Melihat bahwa gadis tersebut tampak memelas membuat pria tadi menghela nafasnya pelan."Baiklah, tapi paman antar kau pulang, ya. Kali ini tidak ada penolakan, ya." ucap pria tadi begitu melihat tatapan gadis itu yang ingin menolak ajaknnya itu."Baiklah." jawab Nisa pelan."Ehh iya, paman belum tahu siapa namamu?""Nama saya Annisa Dewi Anjani, paman." Mendengar jawaban dari Nisa membuat pria tadi mengangguk paham."Kau bukan asli orang sini, ya?" tebaknya begit

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 9 [Menolong Orang]

    Setelah berjalan selama hampir 6 menitan, akhirnya NIsa dan Tyas tiba juga di lantai satu. Tyas menghentikan langkahnya membuat Nisa juga ikutan berhenti."Ada apa?" tanya Nisa agak bingung kenapa Jennie tiba - tiba berhenti atau mungkin barang kali Tyas melupakan sesuatu di kelas."Beneran kau tidak ingin ku antar?" Tyas kembali bertanya pasal tawarannya tadi membuat Lisa mengangguk kepalanya."Iya, tidak perlu. Lebih baik sekarang Kak Tyas pulang dulu dan hati - hati dijalan." Walaupun begitu Tyas tetap mengiyakan ucapan Nisa sambil membuang nafasnya berat."Ya, sudah. Kita pisah disini, ya. Kau hati - hati pulangnya, kalau ada apa - apa langsung hubungi aku. Kau mengerti kan?" Nisa tersenyum menanggapinya."Iya, Kak." sahut Nisa sambil tersenyum."Oke, aku pulang dulu. Kau hati - hati dijalan."Tyas mulai berjalan meninggalkan Nisa sambil melambaikan tangannya kearah Nisa yang di balas hal serupa oleh Nisa. Begit

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 8 [Tatapan Tajam]

    Nisa yang mendengar nada bentakan itu pun segera saja menoleh dan keputusannya untuk menoleh sepertinya adalah sebuah salah besar. Sebab ia bisa melihat tatapan kemarahan yang dilayangkan Gallen untuknya.Perlu ditekankan? Hanya untuknya! Membuat Nisa meneguk ludahnya susah payah."Apa?" tanya Nisa ragu - ragu serta dengan perasaan takut. Mendengar suara Nisa yang terdengar lirih serta sarat akan ketakutan, tentu saja membuat Gallen mendengus cukup keras.Ingin sekali ia membentak orang didepannya itu, tapi kalau ia lakukan sekarang, terang saja Tyas akan semakin menjauh darinya dan dia tidak ingin hal itu terjadi."Kalau tidak ada Tyas disini, sudah habis gadis ini." Geram Gallen yang masih tetap memandang Nisa. Dia mengatakannya didalam hati. Gallen menghela nafas karena menyadari tatapan seluruh orang didalam kelas tertuju padanya, segera Gallen berbicara pada Nisa."Kau pilih siapa untuk jadi ketua, Aku atau si Putra?" tanya Gallen sa

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 7 [Gebrakan Meja]

    ☀ ☀..Keduanya telah sampai di meja Hana dan Wulan. Dan mulai memakan makanannya. Tak jarang keempatnya saling mengobrol dan melempar tawa membuat aura di meja itu tampak sangat hangat."Ooh ya, Ta. Kau disini tinggal dengan siapa?" tanya Hana pada Reta yang sedang mengunyah itupun segera menelan makanannya. Ia menatap lurus kearah Hana."Aku sendirian disini." jawabnya yang malah membuat ketiganya agak terkejut."Benarkah? Lalu kau tinggal dimana?" Wulan menatap Reta penasaran."Aku sekarang tinggal di hotel. Dan mungkin nanti aku akan mencari kos atau apartemen disekitaran sini." Jawaban yang diberikan oleh Reta membuat ketiganya menganggukan kepala mereka. Seakan mendapatkan ide, Wulan mengusulkan sesuatu. "Apa sebaiknya Nisa tinggal saja bersama kita, Kak. Dia bisa tidur dikamarku." Perkataan itu membuat Hana dan Tyas saling pandang."Ide yang bagus, daripada kau tinggal sendiri disini. Lebih baik kamu tinggal saja di apartemen kami."Reta cukup terkejut mendengarnya, ia benar -

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 6 [Nganti Bareng]

    Akhirnya setelah memakan waktu 10 menit, Reta tiba juga di depan kelasnya. Begitu sampai didepan pintu. Reta membuka pintu tersebut dengan pelan. Ia melongokkan kepalanya dan tidak didapatinya seorang pun di kelas tersebut. Jadi dia memutuskan untuk duduk di tempatnya yang kemarin ia duduki.Pandangannya mengarah pada ruang kelasnya yang nampak sama seperti ruang kelas pada umumnya. Ada Whiteboard, meja dosen, kursi mahasiswa, kalender, AC, tempat spidol berserta penghapusnya. Dan beberapa dekorasi yang ada di dinding ruangan. Sembari menunggu, Reta mengeluarkan ponselnya yang ada didalam tasnya. Kemudian ia buka aplikasi Instagram miliknya. Sebuah notif masuk begitu Lisa selesai memasukan akun miliknya.Dibukanya pesan atau biasa disebut Dm itu, senyum di bibirnya mengembang begitu membaca deretan kalimat di ponselnya itu.Go_minam~🐣Reta~yo. Teganya kau meninggalkan aku😑, bisa bisanya kau pergi tanpa berpamitan padaku😣. Aku sangat marah padamu😡. Aku tidak akan mengampunimu, kau

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 5 [Kandidat]

    ☀ Cinta Si Gadis Sederhana ☀..Keesokan harinya.Keadaan langit yang belum terlalu bersinar sudah menyadarkan seorang gadis dari tidur panjangnya. Ia menatap kearah jam yang kini tengah menunjukkan pukul 04'40.Dia segera bangun dari posisinya dan mulai beranjak kearah kamar mandi. Mungkin karena masih mengantuk membuat gadis tadi menabrak sisi tembok.Duakk"Aduh," ringis gadis itu sambil mengelus jidatnya yang baru saja terantuk itu. Tapi tak dipedulikan rasa sakit itu, ia kembali melangkah kearah kamar mandi tak lupa menutup pintunya.Ia menatap pantulan dirinya di kaca dan menapati benjolan kecil dibagian jidatnya."Ternyata sakit juga," gadis tadi mengelus jidatnya."Ceroboh sekali, kau Ta." makinya pada dirinya sendiri.Setelah menyelesaikan mandinya ia keluar sambil memakai bathrobe nya dan melangkah keluar dari kamar mandi. Ia menuju kearah lemari pakaiannya dan mengambil beberapa potong baju dan celana berserta pakaian dalamnya dan segera memakainya dikamar mandi.5 menit b

DMCA.com Protection Status