Beranda / Pernikahan / Cinta Setengah Hati / SEMBILAN PULUH LIMA

Share

SEMBILAN PULUH LIMA

Penulis: _arsanna_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-10 19:13:26

Amanda duduk di sofa panjang. Mereka baru saja kembali setelah berkunjung ke rumah orang tua Arvan. Amanda sedang membuka wedges yang digunakannya. Rasanya cukup melelahkan menggunakan sepatu itu sepanjang hari. Sedangkan Arvan sedang memainkan remote mencari saluran bola. Ada pertandingan yang di tunggunya. Untung saja kunjungan kerumah orang tuanya tidak sampai membuat Arvan melewatkan pertandingan klub bola kesayangannya.

Amanda menatap Arvan yang masih sibuk mengutak-atik saluran televisi. Ada sebuah pertanyaan yang mengganggunya sejak di perjalanan pulang tadi. Namun dia masih ragu haruskan dia menanyakan hal itu atau tidak.

"Ada apa?" Ucap Arvan yang ternyata juga menatapnya. Amanda memalingkan wajahnya. Malu karena tertangkap basah menatap suaminya.

"Tidak ada, mas," ucap Amanda.

"Aku tahu kamu berbohong. Apa yang kamu pikirkan," ucap Arvan bersikeras.

"Bukan hal penting," ucap Amanda.

"Kita akan tahu nanti setelah kamu mengatakannya, ada apa?" Ucap Arvan sambil berkacak pingg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Setengah Hati   SEMBILAN PULUH ENAM

    "apa kabar calon keponakanku?" Tanya Arvan saat dia dan Johan tengah istirahat makan siang."Dia semakin aktif, aku dan Tasya baru menemuinya semalam," ucap Johan dengan mata berbinar."Syukurlah. Sepertinya kamu akan semakin sibuk nantinya," ucap Arvan."Tidak masalah. Aku senang melakukannya untuk putriku," ucap Johan masih dengan wajah bahagianyaPembicaraan mengenai calon anaknya selalu bisa membuat mata sahabatnya itu berbinar. Setiap membicarakan kehamilan Tasya maka Johan akan menanggapinya dengan semangat seakan momen itu adalah sesuatu yang berharga bagi Johan. Bahkan beberapa permintaan Tasya yang menurut Arvan sedikit tidak masuk akal tidak membuat binar di mata Johan menghilang. Hal itu membuat Arvan penasaran sekaligus iri. Apa menjadi ayah akan semenyenangkan itu?Arvan yang merupakan anak tunggal tidak terlalu mengerti apa itu berbagi kasih sayang. Dia juga tidak terlalu suka berkumpul dengan sepupunya yang sudah memiliki anak. Menurutnya anak kecil sangat merepotkan. Ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-11
  • Cinta Setengah Hati   SEMBILAN PULUH TUJUH

    Malam itu cuaca cukup dingin. Amanda sendirian di dalam rumah. Sambil menunggu kepulangan Arvan dia memilih berada di depan televisi. Sesuatu yang sudah menjadi rutinitasnya saat menunggu suaminya pulang. Amanda memperhatikan jam sudah lewat pukul sebelas malam, tetapi Arvan belum juga pulang. Amanda khawatir terjadi sesuatu. Arvan bahkan tidak mengabarinya akan pulang terlambat. Bel apartemen berbunyi dan Amanda segera beranjak untuk membukakan pintu. Dia dibuat terkejut melihat Arvan berdiri dengan wajah memerah dan terlihat sempoyongan. Amanda mendekat dan segera menutup hidungnya. dari tubuh suaminya tercium bau alkohol yang cukup menyengat. Amanda segera membopong dan membawa Arvan ke dalam apartemen. dengan susah payah dia berhasil menyeret Arvan untuk duduk di sofa panjang di depan televisi. penampilan Arvan sungguh kacau saat ini. Amanda yang melihatnya mulai memungut jas dan dasi yang dilempar Arvan dengan asal. “Oohh,,, Istriku sayang,” ucap Arvan sambil meraih wajah Amanda

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • Cinta Setengah Hati   SEMBILAN PULUH DELAPAN

    "Kamu terasa nyata malam ini"? Ucap arvan sambil mengelus lembut pipi amanda. Amanda menatap arvan yang terlihat berbeda. Entahlah. tidak ada tatapan kebencian yang biasa dilihat amanda setiap hari.Arvan mendekatkan wajahnya dengan wajah amanda dan menyatukan kening mereka. "Aku mencintaimu, Amanda", ucap arvan lalu mencium bibir amanda dengan lembut.Awalnya ciuman Arvan terasa halus dan lembut. Saat Amanda berusaha melepaskan diri ciuman itu perlahan berubah sedikit menggebu. Amanda masih berusaha melepaskan diri dari tubuh besar Arvan tapi sulit karena Arvan sudah menindihnya. Selain itu, Arvan juga menahan kedua tangan Amanda dan meletakkannya di atas kepala Amanda tanpa melepaskan ciumannya dari bibir Amanda.Tidak bisa dipungkiri oleh Amanda, walaupun bau Alkohol tercium sangat kental saat Arvan menciumnya namun ciuman itu terasa begitu mendamba dan membiuskan. Bagaimana Arvan mencumbunya dengan lembut seolah dirinya sesuatu yang berharga. Sesuatu yang tidak akan dilakukan pria

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Cinta Setengah Hati   SEMBILAN PULUH SEMBILAN

    Arvan berdiri dibawah guyuran air yang berasal dari shower kamar mandinya. Dia menghadap tembok dengan kepala tertunduk. Dia sedang berusaha mengingat kejadian semalam namun otaknya terasa buntu.Arvan tentu saja terkejut saat bangun dan melihat Amanda di sebelahnya. Dia berpikir bahwa semalam dia tidur di kamar Amanda namun saat melihat sekeliling dia berada di dalam kamarnya sendiri yang berarti Amanda yang masuk ke kamarnya.Arvan berusaha mengumpulkan kepingan memori dari kejadian semalam. Namun percuma otaknya benar-benar tidak mengingat apapun. Brengsek. Apa semalam dia melakukan hal yang menyakitkan. Apa semalam dia mengatakan sesuatu. Apa semalam dia tanpa sadar memperlihatkan diri dalam kondisi kacau di depan Amanda. Gadis itu pasti bahagia melihatnya terlihat menyedihkan.Saat Arvan berkutat dengan pikirannya sendiri Amanda baru terbangun dengan tubuh terasa sedikit remuk. Dia sempat kebingungan karena merasa asing di tempatnya saat ini. perlahan dia beranjak bangun. Ingatan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-14
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS

    Amanda dan Arvan berdiri sambil menunduk di antara gundukan nisan. Mereka berdiri di dekat salah satu nisan. Seperti janji Arvan sebelumnya untuk menemani Amanda menemui makam ayahnya. Amanda membawa karangan bunga ukuran sedang dan bunga tabur untuk diletakkan di atas makam ayahnya. Amanda tidak dapat menahan air matanya. Yang mengalir perlahan tanpa bisa dikendalikan. Rasa rindunya pada sosok ayahnya begitu terasa hingga membuat dadanya sesak.Betapa banyak yang ingin Amanda ceritakan selama tiga tahun terakhir ini. Bagaimana berat dan sulitnya kehidupan yang harus dialaminya. Betapa rindunya dia pada sosok ayahnya meskipun ayahnya sudah meninggal cukup lama. Namun kenangan masa remaja Amanda saat masih bersama ayahnya dan kepingan kenangan saat dia masih mengunjungi makam ayahnya terlintas begitu cepat. Seakan semuanya baru terjadi kemarin.Perasaan bersalah Amanda semakin besar saat dilihatnya kondisi makam ayahnya yang nampak sedikit tidak terurus. Rumput liar terlihat cukup ting

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-16
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS SATU

    “cari mati lo,” teriak pria pengendara mobil sambil menyundulkan kepalanya.Amanda membungkukkan tubuhnya meminta maaf lalu segera menepi dari jalan. Amanda memilih duduk di halte pemberhentian sebentar. Dia menangkupkan kedua tangannya diwajah. memikirkan bisa saja nyawanya terhenti tadi.“kamu baik-baik saja,” ucap seseorang membuat Amanda mendongakkan kepalanya.Seorang pria menatapnya. tampak tidak asing walaupun dia tidak mengingat siapa.“kamu baik-baik saja, tidak ada yang terluka,” ucap pria itu lagi.“yah,, aku baik-baik saja,” ucap Amanda cepat.“kamu sendirian? dimana Arvan?” ucap pria itu sambil memperhatikan sekitar.Amanda memicingkan matanya. Pria ini mengenal suaminya. Pria ini memang terlihat tidak asing. Dia pernah melihatnya sebelumnya walaupun dia lupa. Mungkin salah satu tamu undangan di pernikahan mereka."Mas Arvan sudah pergi. Kami punya kesibukan masing-masing," ucap Amanda akhirnya.Pria itu tampak mengangguk mengerti."Pak Harris, sebaiknya kita berangkat se

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS DUA

    "Yah,,, hari ini jadi temani aku belanjakan?" Ucap Tasya di telepon dengan nada manja.Perutnya sudah terlihat sedikit membuncit. Usia kandungannya sudah berjalan sekitar enam bulan. Nafasnya juga sudah terasa sesak setiap kali berjalan jauh, namun karena keinginan Tasya untuk membeli peralatan dan perlengkapan untuk bayinya membuatnya melupakan rasa lelah dan sesaknya."Pokoknya Ayah harus pulang cepat hari ini," lanjut Tasya sedikit memaksa.Wajahnya sedikit cemberut saat Johan berbicara. Sepertinya keinginannya untuk belanja lebih dini mendapat penolakan dari suaminya."Memangnya kenapa? Apa salahnya mempersiapkan semuanya? Dengan begitu anak kita lebih terjamin," ucap Tasya kesal."Sudahlah. Ayah bekerja saja. Biar aku yang mempersiapkan semuanya," potong Tasya saat Johan berbicara lalu dengan segera mematikan panggilan teleponnya.'Baiklah. Bila suaminya tidak bisa menemaninya. Dia juga bisa pergi sendiri', batin Tasya.Entah mengapa akhir-akhir ini dirinya selalu berselisih pah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TIGA

    "Masih ada lagi yang mbak Tasya butuhkan?" Tanya Amanda. Meskipun kakinya sedikit lelah karena kebanyakan berjalan namun dia tetap bersemangat menemani Tasya berbelanja.Mereka berdua terlihat seperti akan memborong semua isi pusat perbelanjaan melihat banyaknya kantong belanja dari berbagai toko yang ada di tangan. Namun, Amanda tetap merasa senang karena dia memiliki waktu untuk keluar dengan seseorang. Sepertinya dia memang terlalu memfokuskan diri untuk menjadi istri baik. Berharap Arvan dapat melihat ketulusannya tapi sepertinya sia-sia saja."Entahlah. Aku rasa sudah cukup sih," ucap Tasya sambil melihat tas belanjaan yang ada di tangannya dan di tangan Amanda."Sebaiknya kita makan siang dulu, aku pasti sudah membuatmu kelelahan," lanjur Tasya sambil melihat Amanda.Amanda menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Rasa lelah sama sekali tidak terasa karena perasaannya yang merasa lebih baik.Mereka akhirnya berjalan santai menuju pusat foodcourt yang ada di lantai atas. Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02

Bab terbaru

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH DUA (EPILOG PART II)

    Keesokkan harinya,"Baiklah, ada dua tim yang akan mempresentasikan konsep 'taman impian" untuk kami, kami persilahkan kepada Bapak Arvan dan tim untuk melakukan presentasi," ucap Moderator mempersilahkan Arvan dan timnya maju.Arvan yang mengenakan jas berwarna biru gelap maju dengan penuh percaya diri. Dia sangat yakin akan memenangkan projek ini."Baiklah konsep taman impian kami adalah taman yang ramah bagi semua kalangan. Dengan harapan, taman ini akan menjadi tempat berkumpul keluarga baik anak, ibu, ayah bahkan kakek dan nenek mereka," arvan menjelaskan presentasinya dan audiensi mendengarkan."Karena itu kami berencana menciptakan sebuah lahan hijau yang cukup luas dan disekitarnya terdapat rute untuk pejalan kaki dan pesepeda. Setiap jarak tiga sampai empat meter akan disediakan kursi untuk beristirahat. Selain itu juga akan ada batu refleksi bagi pejalan kaki," arvan masih menjelaskan dan audiens masih memperhatikan."Lalu di sisi selatan akan dibangun sarana gym sederhana, b

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH SATU (EPILOG PART I)

    Lima Tahun yang lalu“sabar,, sebentar lagi juga aku sampai, sayang,” ucap Amanda pada seseorang di seberang. dia sedang telponan dengan Arvan. Amanda sedikit berlari hingga tanpa sengaja dia menabrak seseorang yang baru keluar dari dalam taksi sambil membawa sebuah maket yang terbuat dari kertas. Mereka bertabrakan dan maket yang sudah disusun di atas sebuah benda bidang menyerupai miniatur sebuah tempat menjadi hancur berantakan."Yah.. Tuhan.. maafkan aku," ucap Amanda kaget.Amanda secara refleks memutus panggilannya dengan Arvan dan di layar handphonenya menampilkan gambar dirinya dan Arvan dalam pose konyol. Dengan segera Amanda membantu mengumpulkan maket yang berserakan di trotoar.Sedangkan pria yang membawa miniatur untuk bahan presentasinya itu hanya bisa menjambak rambutnya. Hancur sudah hasil lemburnya selama dua hari. Ternyata pria itu adalah Harris namun dengan tampilan yang sedikit berantakan."Aku sungguh minta maaf," ucap Amanda penuh penyesalan. "Yah.. tidak masal

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH

    Beberapa bulan kemudian,Arvan melajukan mobilnya melintasi padatnya jalanan ibu kota. Disebelahnya Amanda duduk dengan penuh senyuman sambil mengelus perutnya yang sudah mulai membesar. Perut dan tubuh Amanda terlihat semakin berisi semenjak hamil. Kandungan Amanda sudah menginjak usia delapan bulan dan sedang senang dengan pergerakan bayi di dalam perutnya. Amanda sempat mengeluh akan beratnya tapi Arvan malah memarahinya. Baginya Amanda semakin cantik dan seksi dengan tubuhnya sekarang.Arvan tersenyum sambil mengingat saat pertama kali Amanda merasakan gerakan di perutnya. Saat itu Arvan sedang tidur pulas. Amanda yang terbangun karena kaget langsung membangunkan Arvan dan mengatakan apa yang dirasakannya. Karena terlalu bahagia dan penasaran selama hampir dua jam Arvan menunggu pergerakan bayinya lagi dan menghalangi Amanda untuk tidur namun bayi didalam perut Amanda tidak mau bergerak. Amanda bahkan sedikit kesal karena tidak bisa tidur dengan nyenyak.Keesokkan harinya karena r

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH SEMBILAN

    "Arvan Sialan,, pria brengsek,," teriakan Siska membuat langkah Arvan terhenti. Arvan membalikkan badannya mendapati Siska yang sedang dikawal beberapa orang pria dengan tangannya mengarah ke depan dan ditutupi sebuah jaket. Arvan menduga tangan Siska tengah di borgol. Entah apa yang dia lakukan sehingga polisi memasangkan borgol padanya. Arvan tidak menyangka akan melihat Siska setelah dengan sengaja Arvan menjauhi Siska. Beberapa kali Siska sempat menghubunginya setelah kejadian itu, tapi Arvan yang saat itu sedang fokus pada kesembuhan Amanda tidak menggubrisnya sedikitpun. Lagipula keputusan Arvan sudah final untuk membuat Siska jera dengan melaporkannya ke polisi. "Arvan,, bajingan,, dia yang seharusnya ditangkap pak polisi.. bukan aku. aku ini korbannya," teriak Siska meminta agar polisi menahan Arvan bukan dirinya. Arvan berusaha tidak mengubris perkataan Siska. "Pak polisi, pria itu penjahat kelamin. Dia menjerat wanita untuk menjadi budak seksnya. Dia meniduri wanita yang

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH DELAPAN

    Arvan menepati perkataannya. Setelah Amanda dinyatakan sehat dan boleh pulang, Arvan segera menghubungi pengacaranya. Menjelaskan secara detail kronologi kejadian di rumah Siska. Dia juga membeberkan alasannya hingga dia pergi ke rumah Siska dengan penuh amarah. Arvan membeberkannya dengan sangat detail. Tidak lupa juga dia menanyakan pada pengacaranya mengenai kemungkinan pengajuan perkara ke pengadilan dan seberapa besar kemungkinan dirinya akan menang dalam sidang. Pengacaranya mengatakan bahwa perkara tersebut dapat terkategori penguntitan hingga pembunuhan berencana dengan masa hukuman yang tidak sebentar. Mendengar hal itu Arvan merasa sedikit lega. Arvan sebenarnya enggan berurusan dengan polisi dan persidangan. Karena dia menyadari, akan butuh waktu beberapa bulan menjalani berbagai sidang sebelum akhirnya status tersangka bisa diberikan kepada Siska. Bila bukan karena masalah yang terjadi sudah mengancam keselamatan keluarga kecilnya, Arvan mungkin akan melupakannya. Namun k

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH TUJUH

    "Permisi.. ibu Amanda?" Seorang perawat masuk membuat Amanda menghapus air matanya."Iya benar," ucap Arvan"Dokter akan melakukan pemeriksaan Bu," ucap perawat itu diikuti seorang dokter wanita yang menggunakan snelli dan stetoskop di lehernya ikut masuk bersamanya.Arvan melepas pelukannya dan duduk disamping istrinya.Pemeriksaan segera dilakukan. Perawat membantu memeriksa tekanan darah sedangkan dokter memberikan beberapa pertanyaan sambil memperhatikan lembaran berisi anamnesa. Tidak beberapa lama, perawat mengeluarkan sebuah alat dengan layar kecil dan benda pipih yang terhubung dengan kabel.Arvan memperhatikan dengan seksama saat perawat meletakkan gel pada benda pipih tersebut dan memberikannya kepada dokter wanita itu.“Bisa diangkat sedikit pakaiannya bu, kita akan melakukan pemeriksaan sebentar,” ucap dokter itu ramah.Dengan patuh Amanda mengangkat pakaiannya dan menampilkan kulit putih dari perut Amanda yang sedikit membuncit. Dokter meletakkan benda pipih itu dan mulai

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH ENAM

    Arvan sedang duduk termenung dengan kondisi yang sangat kacau. Rambutnya terlihat berantakan. Lengan bajunya dilumuri darah. Dia berada di sebuah tempat yang ramai dengan orang berlalu lalang. beberapa mengenakan baju putih khas rumah sakit. Dia memang sedang berada di unit Gawat Darurat sebuah rumah sakit. Arvan hanya bisa menerawang seakan pikirannya tersedot mundur beberapa jam yang lalu. Pikirannya seolah memutar dengan cepat kejadian yang terjadi di apartemen Siska beberapa jam yang lalu. Arvan dihinggapi perasaan bersalah. Dia tidak akan bisa memaafkan dirinya bila sesuatu hal buruk terjadi. Arvan hanya menatap kosong pada sebuah pintu. Teriakan dan isak tangis dari beberapa orang yang melewatinya sama sekali tidak menyadarkannya. Arvan seolah terhisap dalam pikirannya sendiri."Kerabat ibu Amanda," ucap seseorang menyebut nama Amanda.Saat itu juga Arvan seolah tersadar dan segera menghampiri sumber suara.“Bagaimana kondisi istri saya?” Tanya Arvan cepat."Bapak bisa ke loket

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH LIMA

    Siska sedang melakukan perawatan pada kuku kukunya. Hanya perawatan sederhana sebelum dia mengatur jadwal untuk melakukan treatment di salon kecantikan favoritnya. Dia hanya diam di apartemennya dengan menggunakan hot pants dan baju kaos longgar yang membuat salah satu pundaknya terlihat. Setelah hubungannya dengan Arvan berakhir, weekendnya menjadi membosankan. Dia benar-benar memanfaatkan weekend untuk beristirahat dan memanjakan tubuhnya karena selama weekday dia sungguh sangat sibuk.Bos barunya adalah seorang pria tua yang menyebalkan. Semua pekerjaan dilimpahkan pada dirinya. Dia hanya duduk santai. Sesekali memberikan tanda tangan bila diperlukan tapi pengecekan dan evaluasi laporan semua diserahkan pada Siska. Dia sampai seringkali telat makan siang karena pekerjaan yang menumpuk. Sangat bertolak belakang dengan Arvan yang tampan dan berotot juga berotak. Siska merindukan tangan kekar Arvan ketika memeluknya.Siska merasa hidupnya sungguh menyebalkan karena bila bersama Arvan

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH EMPAT

    “Hari ini kita akan pulang, Berjanjilah untuk lebih berhati-hati mulai sekarang,” ucap Arvan saat mengemasi barang-barang Amanda di rumah sakit. Amanda memonyongkan bibirnya tidak terima disalahkan Arvan. Kemarin dia berkali-kali mengatakan tidak ingin dirawat, tapi Arvan bersikeras. Ternyata dia benar, Dokter mengatakan tidak ada masalah. Dirinya dan kandungannya baik-baik saja.“Aku sudah bilang baik-baik saja, Mas Arvan saja yang tidak percaya,” bela Amanda. Karena sejujurnya berada dirumah sakit juga membuatnya merasa sangat suntuk.“Kamu kemarin jatuh, dan itu berbahaya. tentu aku harus memastikannya dengan pemeriksaan dokter,” ucap Arvan tidak mau kalah.“Iya baiklah.. Aku akan berhati-hati mulai sekarang,” jawab Amanda akhirnya. tidak ingin memulai perkelahian di antara mereka hanya karena masalah kecil.Mereka lalu keluar dari kamar rawat inap setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Dua kali berada dalam klinik perawatan dalam satu minggu membuat Amanda berdoa da

DMCA.com Protection Status