Home / Pernikahan / Cinta Setengah Hati / SEMBILAN PULUH DELAPAN

Share

SEMBILAN PULUH DELAPAN

Author: _arsanna_
last update Last Updated: 2022-07-13 21:07:10

"Kamu terasa nyata malam ini"? Ucap arvan sambil mengelus lembut pipi amanda. Amanda menatap arvan yang terlihat berbeda. Entahlah. tidak ada tatapan kebencian yang biasa dilihat amanda setiap hari.

Arvan mendekatkan wajahnya dengan wajah amanda dan menyatukan kening mereka. "Aku mencintaimu, Amanda", ucap arvan lalu mencium bibir amanda dengan lembut.

Awalnya ciuman Arvan terasa halus dan lembut. Saat Amanda berusaha melepaskan diri ciuman itu perlahan berubah sedikit menggebu. Amanda masih berusaha melepaskan diri dari tubuh besar Arvan tapi sulit karena Arvan sudah menindihnya. Selain itu, Arvan juga menahan kedua tangan Amanda dan meletakkannya di atas kepala Amanda tanpa melepaskan ciumannya dari bibir Amanda.

Tidak bisa dipungkiri oleh Amanda, walaupun bau Alkohol tercium sangat kental saat Arvan menciumnya namun ciuman itu terasa begitu mendamba dan membiuskan. Bagaimana Arvan mencumbunya dengan lembut seolah dirinya sesuatu yang berharga. Sesuatu yang tidak akan dilakukan pria
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Setengah Hati   SEMBILAN PULUH SEMBILAN

    Arvan berdiri dibawah guyuran air yang berasal dari shower kamar mandinya. Dia menghadap tembok dengan kepala tertunduk. Dia sedang berusaha mengingat kejadian semalam namun otaknya terasa buntu.Arvan tentu saja terkejut saat bangun dan melihat Amanda di sebelahnya. Dia berpikir bahwa semalam dia tidur di kamar Amanda namun saat melihat sekeliling dia berada di dalam kamarnya sendiri yang berarti Amanda yang masuk ke kamarnya.Arvan berusaha mengumpulkan kepingan memori dari kejadian semalam. Namun percuma otaknya benar-benar tidak mengingat apapun. Brengsek. Apa semalam dia melakukan hal yang menyakitkan. Apa semalam dia mengatakan sesuatu. Apa semalam dia tanpa sadar memperlihatkan diri dalam kondisi kacau di depan Amanda. Gadis itu pasti bahagia melihatnya terlihat menyedihkan.Saat Arvan berkutat dengan pikirannya sendiri Amanda baru terbangun dengan tubuh terasa sedikit remuk. Dia sempat kebingungan karena merasa asing di tempatnya saat ini. perlahan dia beranjak bangun. Ingatan

    Last Updated : 2022-07-14
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS

    Amanda dan Arvan berdiri sambil menunduk di antara gundukan nisan. Mereka berdiri di dekat salah satu nisan. Seperti janji Arvan sebelumnya untuk menemani Amanda menemui makam ayahnya. Amanda membawa karangan bunga ukuran sedang dan bunga tabur untuk diletakkan di atas makam ayahnya. Amanda tidak dapat menahan air matanya. Yang mengalir perlahan tanpa bisa dikendalikan. Rasa rindunya pada sosok ayahnya begitu terasa hingga membuat dadanya sesak.Betapa banyak yang ingin Amanda ceritakan selama tiga tahun terakhir ini. Bagaimana berat dan sulitnya kehidupan yang harus dialaminya. Betapa rindunya dia pada sosok ayahnya meskipun ayahnya sudah meninggal cukup lama. Namun kenangan masa remaja Amanda saat masih bersama ayahnya dan kepingan kenangan saat dia masih mengunjungi makam ayahnya terlintas begitu cepat. Seakan semuanya baru terjadi kemarin.Perasaan bersalah Amanda semakin besar saat dilihatnya kondisi makam ayahnya yang nampak sedikit tidak terurus. Rumput liar terlihat cukup ting

    Last Updated : 2022-07-16
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS SATU

    “cari mati lo,” teriak pria pengendara mobil sambil menyundulkan kepalanya.Amanda membungkukkan tubuhnya meminta maaf lalu segera menepi dari jalan. Amanda memilih duduk di halte pemberhentian sebentar. Dia menangkupkan kedua tangannya diwajah. memikirkan bisa saja nyawanya terhenti tadi.“kamu baik-baik saja,” ucap seseorang membuat Amanda mendongakkan kepalanya.Seorang pria menatapnya. tampak tidak asing walaupun dia tidak mengingat siapa.“kamu baik-baik saja, tidak ada yang terluka,” ucap pria itu lagi.“yah,, aku baik-baik saja,” ucap Amanda cepat.“kamu sendirian? dimana Arvan?” ucap pria itu sambil memperhatikan sekitar.Amanda memicingkan matanya. Pria ini mengenal suaminya. Pria ini memang terlihat tidak asing. Dia pernah melihatnya sebelumnya walaupun dia lupa. Mungkin salah satu tamu undangan di pernikahan mereka."Mas Arvan sudah pergi. Kami punya kesibukan masing-masing," ucap Amanda akhirnya.Pria itu tampak mengangguk mengerti."Pak Harris, sebaiknya kita berangkat se

    Last Updated : 2022-07-25
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS DUA

    "Yah,,, hari ini jadi temani aku belanjakan?" Ucap Tasya di telepon dengan nada manja.Perutnya sudah terlihat sedikit membuncit. Usia kandungannya sudah berjalan sekitar enam bulan. Nafasnya juga sudah terasa sesak setiap kali berjalan jauh, namun karena keinginan Tasya untuk membeli peralatan dan perlengkapan untuk bayinya membuatnya melupakan rasa lelah dan sesaknya."Pokoknya Ayah harus pulang cepat hari ini," lanjut Tasya sedikit memaksa.Wajahnya sedikit cemberut saat Johan berbicara. Sepertinya keinginannya untuk belanja lebih dini mendapat penolakan dari suaminya."Memangnya kenapa? Apa salahnya mempersiapkan semuanya? Dengan begitu anak kita lebih terjamin," ucap Tasya kesal."Sudahlah. Ayah bekerja saja. Biar aku yang mempersiapkan semuanya," potong Tasya saat Johan berbicara lalu dengan segera mematikan panggilan teleponnya.'Baiklah. Bila suaminya tidak bisa menemaninya. Dia juga bisa pergi sendiri', batin Tasya.Entah mengapa akhir-akhir ini dirinya selalu berselisih pah

    Last Updated : 2022-07-31
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TIGA

    "Masih ada lagi yang mbak Tasya butuhkan?" Tanya Amanda. Meskipun kakinya sedikit lelah karena kebanyakan berjalan namun dia tetap bersemangat menemani Tasya berbelanja.Mereka berdua terlihat seperti akan memborong semua isi pusat perbelanjaan melihat banyaknya kantong belanja dari berbagai toko yang ada di tangan. Namun, Amanda tetap merasa senang karena dia memiliki waktu untuk keluar dengan seseorang. Sepertinya dia memang terlalu memfokuskan diri untuk menjadi istri baik. Berharap Arvan dapat melihat ketulusannya tapi sepertinya sia-sia saja."Entahlah. Aku rasa sudah cukup sih," ucap Tasya sambil melihat tas belanjaan yang ada di tangannya dan di tangan Amanda."Sebaiknya kita makan siang dulu, aku pasti sudah membuatmu kelelahan," lanjur Tasya sambil melihat Amanda.Amanda menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Rasa lelah sama sekali tidak terasa karena perasaannya yang merasa lebih baik.Mereka akhirnya berjalan santai menuju pusat foodcourt yang ada di lantai atas. Setelah

    Last Updated : 2022-08-02
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS EMPAT

    “Terima kasih sudah menemaniku, Amanda. Aku sangat senang,” ucap Tasya dari balik kemudi. Dia sudah berada di basement apartemen Amanda setelah seharian mengajak Amanda berbelanja keperluan untuk bayinya.“aku juga berterima kasih karena mbak Tasya mengajakku. aku memiliki pengalaman baru tentang menjadi seorang calon ibu,” ucap Amanda sungguh-sungguh.“aku harap, aku tidak membuat Arvan mengamuk karena menculikmu hingga hampir petang begini,” ucap Tasya.Amanda tersenyum mendengar ucapan Tasya. “tenang saja Mbak. Mas Arvan pasti masih di perjalanan pulang,” ucap Amanda yakin.setelah berbincang beberapa saat, Amanda akhirnya turun dari mobil Tasya. setelah mengucapkan selamat tinggal dan melihat mobil yang dibawa Tasya menjauh. Amanda berbalik memasuki lobby apartemen dan segera menuju lift yang akan membawanya ke lantai unit apartemennya.sambil menunggu lift terbuka, Amanda melihat ponselnya dan terkejut mendapati belasan panggilan tidak terjawab dan semuanya dari Arvan. berniat me

    Last Updated : 2022-08-03
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS LIMA

    Amanda dan Arvan duduk saling berhadapan di meja makan. Makanan tersaji rapi di meja tapi Mereka berdua memilih diam dan hanyut dalam pikiran masing-masing. Arvan masih merasa kesal atas sikap memberontak Amanda. Dia hanya minta dikabari mengenai keberadaan istrinya agar dia tidak terlihat seperti orang yang sedang kebakaran jenggot mencari tanpa tahu harus kemana. Lagipula berani sekali Amanda membangkang setiap ucapannya. Apa Amanda berpikir ancaman kurungan itu hanya isapan jempol semata. Apa perlu dirinya mengambil kembali kunci yang sudah dia berikan pada Amanda.Di lain sisi, Amanda juga dilanda ketakutan bila Arvan memgurungnya lagi. Apa tindakannya sudah kelewatan dengan tidak mengabari Arvan. Tapi dia hanya keluar sebentar menemani Tasya. Arvan juga tidak mengabarinya bahwa suaminya itu akan pulang lebih awal. Baiklah mungkin dia ceroboh menonaktifkan nada dering hingga tidak menyadari panggilan telepon dari Arvan. Tapi hal itu sungguh tidak disengaja. Bagaimana kalau aksesn

    Last Updated : 2022-08-06
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM

    Arvan berjalan menuju ruang kerjanya sambil bersiul. Hatinya merasa senang. Dia juga tidak tahu kenapa. Hanya saja dia merasa hari ini sedikit berbeda. Dia bahkan melewati Siska sambil tersenyum sebelum masuk ke ruang kerjanya. Sepeninggalan Arvan raut wajah Siska yang tadinya tersenyum berubah datar. Siska memicingkan matanya dan tersenyum sinis. Kali ini harus berhasil. Batin Siska.Arvan masuk ke ruang kerjanya dan siap memulai paginya hari ini. Arvan menuju mejanya dan melihat sebuah amplop berwarna coklat. Tanpa curiga sedikitpun Arvan mengambil Amplop itu membuka isinya.Arvan memicingkan matanya melihat beberapa foto Amanda sedang berada disuatu tempat asing. Awalnya Arvan tidak mengerti maksud dari foto tersebut. Namun karena rasa penasarannya, arvan membalik foto-foto itu berkali-kali dan memperhatikan dengan seksama gambar yang ada disana.Seketika perasaan Arvan berkecamuk. Ada rasa marah dan tidak percaya saat melihat sebuah foto dimana istrinya, Amanda sedang duduk dihada

    Last Updated : 2022-08-09

Latest chapter

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH DUA (EPILOG PART II)

    Keesokkan harinya,"Baiklah, ada dua tim yang akan mempresentasikan konsep 'taman impian" untuk kami, kami persilahkan kepada Bapak Arvan dan tim untuk melakukan presentasi," ucap Moderator mempersilahkan Arvan dan timnya maju.Arvan yang mengenakan jas berwarna biru gelap maju dengan penuh percaya diri. Dia sangat yakin akan memenangkan projek ini."Baiklah konsep taman impian kami adalah taman yang ramah bagi semua kalangan. Dengan harapan, taman ini akan menjadi tempat berkumpul keluarga baik anak, ibu, ayah bahkan kakek dan nenek mereka," arvan menjelaskan presentasinya dan audiensi mendengarkan."Karena itu kami berencana menciptakan sebuah lahan hijau yang cukup luas dan disekitarnya terdapat rute untuk pejalan kaki dan pesepeda. Setiap jarak tiga sampai empat meter akan disediakan kursi untuk beristirahat. Selain itu juga akan ada batu refleksi bagi pejalan kaki," arvan masih menjelaskan dan audiens masih memperhatikan."Lalu di sisi selatan akan dibangun sarana gym sederhana, b

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH SATU (EPILOG PART I)

    Lima Tahun yang lalu“sabar,, sebentar lagi juga aku sampai, sayang,” ucap Amanda pada seseorang di seberang. dia sedang telponan dengan Arvan. Amanda sedikit berlari hingga tanpa sengaja dia menabrak seseorang yang baru keluar dari dalam taksi sambil membawa sebuah maket yang terbuat dari kertas. Mereka bertabrakan dan maket yang sudah disusun di atas sebuah benda bidang menyerupai miniatur sebuah tempat menjadi hancur berantakan."Yah.. Tuhan.. maafkan aku," ucap Amanda kaget.Amanda secara refleks memutus panggilannya dengan Arvan dan di layar handphonenya menampilkan gambar dirinya dan Arvan dalam pose konyol. Dengan segera Amanda membantu mengumpulkan maket yang berserakan di trotoar.Sedangkan pria yang membawa miniatur untuk bahan presentasinya itu hanya bisa menjambak rambutnya. Hancur sudah hasil lemburnya selama dua hari. Ternyata pria itu adalah Harris namun dengan tampilan yang sedikit berantakan."Aku sungguh minta maaf," ucap Amanda penuh penyesalan. "Yah.. tidak masal

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH

    Beberapa bulan kemudian,Arvan melajukan mobilnya melintasi padatnya jalanan ibu kota. Disebelahnya Amanda duduk dengan penuh senyuman sambil mengelus perutnya yang sudah mulai membesar. Perut dan tubuh Amanda terlihat semakin berisi semenjak hamil. Kandungan Amanda sudah menginjak usia delapan bulan dan sedang senang dengan pergerakan bayi di dalam perutnya. Amanda sempat mengeluh akan beratnya tapi Arvan malah memarahinya. Baginya Amanda semakin cantik dan seksi dengan tubuhnya sekarang.Arvan tersenyum sambil mengingat saat pertama kali Amanda merasakan gerakan di perutnya. Saat itu Arvan sedang tidur pulas. Amanda yang terbangun karena kaget langsung membangunkan Arvan dan mengatakan apa yang dirasakannya. Karena terlalu bahagia dan penasaran selama hampir dua jam Arvan menunggu pergerakan bayinya lagi dan menghalangi Amanda untuk tidur namun bayi didalam perut Amanda tidak mau bergerak. Amanda bahkan sedikit kesal karena tidak bisa tidur dengan nyenyak.Keesokkan harinya karena r

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH SEMBILAN

    "Arvan Sialan,, pria brengsek,," teriakan Siska membuat langkah Arvan terhenti. Arvan membalikkan badannya mendapati Siska yang sedang dikawal beberapa orang pria dengan tangannya mengarah ke depan dan ditutupi sebuah jaket. Arvan menduga tangan Siska tengah di borgol. Entah apa yang dia lakukan sehingga polisi memasangkan borgol padanya. Arvan tidak menyangka akan melihat Siska setelah dengan sengaja Arvan menjauhi Siska. Beberapa kali Siska sempat menghubunginya setelah kejadian itu, tapi Arvan yang saat itu sedang fokus pada kesembuhan Amanda tidak menggubrisnya sedikitpun. Lagipula keputusan Arvan sudah final untuk membuat Siska jera dengan melaporkannya ke polisi. "Arvan,, bajingan,, dia yang seharusnya ditangkap pak polisi.. bukan aku. aku ini korbannya," teriak Siska meminta agar polisi menahan Arvan bukan dirinya. Arvan berusaha tidak mengubris perkataan Siska. "Pak polisi, pria itu penjahat kelamin. Dia menjerat wanita untuk menjadi budak seksnya. Dia meniduri wanita yang

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH DELAPAN

    Arvan menepati perkataannya. Setelah Amanda dinyatakan sehat dan boleh pulang, Arvan segera menghubungi pengacaranya. Menjelaskan secara detail kronologi kejadian di rumah Siska. Dia juga membeberkan alasannya hingga dia pergi ke rumah Siska dengan penuh amarah. Arvan membeberkannya dengan sangat detail. Tidak lupa juga dia menanyakan pada pengacaranya mengenai kemungkinan pengajuan perkara ke pengadilan dan seberapa besar kemungkinan dirinya akan menang dalam sidang. Pengacaranya mengatakan bahwa perkara tersebut dapat terkategori penguntitan hingga pembunuhan berencana dengan masa hukuman yang tidak sebentar. Mendengar hal itu Arvan merasa sedikit lega. Arvan sebenarnya enggan berurusan dengan polisi dan persidangan. Karena dia menyadari, akan butuh waktu beberapa bulan menjalani berbagai sidang sebelum akhirnya status tersangka bisa diberikan kepada Siska. Bila bukan karena masalah yang terjadi sudah mengancam keselamatan keluarga kecilnya, Arvan mungkin akan melupakannya. Namun k

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH TUJUH

    "Permisi.. ibu Amanda?" Seorang perawat masuk membuat Amanda menghapus air matanya."Iya benar," ucap Arvan"Dokter akan melakukan pemeriksaan Bu," ucap perawat itu diikuti seorang dokter wanita yang menggunakan snelli dan stetoskop di lehernya ikut masuk bersamanya.Arvan melepas pelukannya dan duduk disamping istrinya.Pemeriksaan segera dilakukan. Perawat membantu memeriksa tekanan darah sedangkan dokter memberikan beberapa pertanyaan sambil memperhatikan lembaran berisi anamnesa. Tidak beberapa lama, perawat mengeluarkan sebuah alat dengan layar kecil dan benda pipih yang terhubung dengan kabel.Arvan memperhatikan dengan seksama saat perawat meletakkan gel pada benda pipih tersebut dan memberikannya kepada dokter wanita itu.“Bisa diangkat sedikit pakaiannya bu, kita akan melakukan pemeriksaan sebentar,” ucap dokter itu ramah.Dengan patuh Amanda mengangkat pakaiannya dan menampilkan kulit putih dari perut Amanda yang sedikit membuncit. Dokter meletakkan benda pipih itu dan mulai

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH ENAM

    Arvan sedang duduk termenung dengan kondisi yang sangat kacau. Rambutnya terlihat berantakan. Lengan bajunya dilumuri darah. Dia berada di sebuah tempat yang ramai dengan orang berlalu lalang. beberapa mengenakan baju putih khas rumah sakit. Dia memang sedang berada di unit Gawat Darurat sebuah rumah sakit. Arvan hanya bisa menerawang seakan pikirannya tersedot mundur beberapa jam yang lalu. Pikirannya seolah memutar dengan cepat kejadian yang terjadi di apartemen Siska beberapa jam yang lalu. Arvan dihinggapi perasaan bersalah. Dia tidak akan bisa memaafkan dirinya bila sesuatu hal buruk terjadi. Arvan hanya menatap kosong pada sebuah pintu. Teriakan dan isak tangis dari beberapa orang yang melewatinya sama sekali tidak menyadarkannya. Arvan seolah terhisap dalam pikirannya sendiri."Kerabat ibu Amanda," ucap seseorang menyebut nama Amanda.Saat itu juga Arvan seolah tersadar dan segera menghampiri sumber suara.“Bagaimana kondisi istri saya?” Tanya Arvan cepat."Bapak bisa ke loket

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH LIMA

    Siska sedang melakukan perawatan pada kuku kukunya. Hanya perawatan sederhana sebelum dia mengatur jadwal untuk melakukan treatment di salon kecantikan favoritnya. Dia hanya diam di apartemennya dengan menggunakan hot pants dan baju kaos longgar yang membuat salah satu pundaknya terlihat. Setelah hubungannya dengan Arvan berakhir, weekendnya menjadi membosankan. Dia benar-benar memanfaatkan weekend untuk beristirahat dan memanjakan tubuhnya karena selama weekday dia sungguh sangat sibuk.Bos barunya adalah seorang pria tua yang menyebalkan. Semua pekerjaan dilimpahkan pada dirinya. Dia hanya duduk santai. Sesekali memberikan tanda tangan bila diperlukan tapi pengecekan dan evaluasi laporan semua diserahkan pada Siska. Dia sampai seringkali telat makan siang karena pekerjaan yang menumpuk. Sangat bertolak belakang dengan Arvan yang tampan dan berotot juga berotak. Siska merindukan tangan kekar Arvan ketika memeluknya.Siska merasa hidupnya sungguh menyebalkan karena bila bersama Arvan

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH EMPAT

    “Hari ini kita akan pulang, Berjanjilah untuk lebih berhati-hati mulai sekarang,” ucap Arvan saat mengemasi barang-barang Amanda di rumah sakit. Amanda memonyongkan bibirnya tidak terima disalahkan Arvan. Kemarin dia berkali-kali mengatakan tidak ingin dirawat, tapi Arvan bersikeras. Ternyata dia benar, Dokter mengatakan tidak ada masalah. Dirinya dan kandungannya baik-baik saja.“Aku sudah bilang baik-baik saja, Mas Arvan saja yang tidak percaya,” bela Amanda. Karena sejujurnya berada dirumah sakit juga membuatnya merasa sangat suntuk.“Kamu kemarin jatuh, dan itu berbahaya. tentu aku harus memastikannya dengan pemeriksaan dokter,” ucap Arvan tidak mau kalah.“Iya baiklah.. Aku akan berhati-hati mulai sekarang,” jawab Amanda akhirnya. tidak ingin memulai perkelahian di antara mereka hanya karena masalah kecil.Mereka lalu keluar dari kamar rawat inap setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Dua kali berada dalam klinik perawatan dalam satu minggu membuat Amanda berdoa da

DMCA.com Protection Status