Share

Sebuah Petunjuk

last update Last Updated: 2023-12-08 20:07:21
Beberapa hari sebelumnya ….

Malam itu, Cakra terlihat berjalan keluar dari kediamannya yang megah. Pria itu mengenakan celana jeans dan jaket kulit hitam dan berjalan cepat menghampiri mobil sport hitam yang sudah terparkir di depan.

Ia sudah menyentuh kenop pintu saat tahu-tahu muncul sinar lampu disusul raungan mobil dari arah lain.

Sebuah mobil sport hitam lainnya melesat cepat ke arah Cakra.

“He—hei ….”

Cakra terlihat gugup saat mobil itu terus melaju hingga tiba-tiba mengerem mendadak hingga bannya berdecit tepat di dekat mobil Cakra. Terlambat sedetik saja sudah pasti mobil keduanya bertabrakan.

Tak selang sedetik, pintu mobil terbuka dan Cakra terheran-heran melihat sosok pria itu.

“Mark?” Alis Cakra mengerut dalam. “Mengapa kau tiba-tiba datang ke sini?”

Air wajah Mark terlihat cemas dan penampilan pria itu jelas tampak berantakan seolah ia baru saja pergi dari perkelahian.

“Ayana pergi,” sergah Mark tanpa berbasa-basi. “Dia tiba-tiba pergi dan aku tidak bisa
This is Stralin

Lebih greget chapter ini atau kalau author bilang novel ini akan tamat bulan ini? XD

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
puji amriani
lebih greget kak. huhuhu yang penting Ayana bersatuuuu dan bahagia dan Chika mendapatkan balesan nya semoga juga Ayana ketemu sama adiknya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Seorang Pengasuh    Lolos Dari Genggaman

    Begitu turun dari landasan pacu, ketiganya langsung melajukan mobil menuju alamat yang diberikan Jordy. Pria itu sudah menunggu di depan lobby saat mobil ketiganya berhenti. Mark yang pertama keluar dari sana, disusul Cakra dan Andreas. “Di mana Ayana?” Mark langsung bertanya seraya menghampiri pria itu. Air muka Jordy terlihat ragu sebelum menjawab. “Sepertinya, dia melarikan diri, Tuan Muda,” jawabnya, “Kami belum melihatnya keluar sejak tadi, padahal hampir semua karyawan sudah pulang. Dan, saat salah satu anak buah kami memastikan beberapa saat lalu, dia … dia tidak ditemukan di mana pun.” Mendengar itu, Mark memejamkan mata dengan lekat sementara Cakra dan Andreas mengernyitkan kening dengan heran. “Bagaimana bisa?” Cakra bertanya, “Bukankah Paman sudah mengerahkan orang-orang lainnya?” Jordy mengangguk. “Saya sudah menaruh anak buah di tiap pintu keluar, Tuan Muda, tapi tidak ada satu pun dari kami yang melihatnya keluar, sementara kantor hampir kosong pada jam ini,” jaw

    Last Updated : 2023-12-09
  • Cinta Seorang Pengasuh    Firasat

    Saat membuka mata, Ayana menemukan dirinya sudah terbaring di atas ranjang yang empuk. Detik berikutnya, ia langsung membelalakkan mata dan beranjak terbangun. Tidak ada siapa pun di kamar itu dan tubuh Ayana bergidik ngeri membayangkan sekarang ia terbaring di atas ranjang HRD itu. Beruntung, seluruh pakaiannya masih lengkap. Hal pertama yang terbesit dalam pikiran Ayana adalah mencari ponselnya. Ia langsung bangkit dan mengecek tasnya. Nihil. Gadis itu mencari-cari di atas nakas dan ranjang, tetapi tidak dapat menemukan benda pipih itu. Padahal, hanya itu perangkat yang dapat ia andalkan. “Apakah kau mencari ini?” Satu suara tiba-tiba terdengar. Ayana menoleh dan berjengit kaget saat tahu-tahu Evan sudah berada di dalam kamar itu. Dan, mata Ayana membelalak melihat ponselnya berada dalam genggaman pria itu. “Ka—kau ….” Ayana terbata-bata, “Kemarikan ponselku!” sergahnya. Bukannya memberikan, Evan justru melangkah maju seraya memainkan ponsel tersebut. “Aku mengambilnya un

    Last Updated : 2023-12-10
  • Cinta Seorang Pengasuh    Menghajar Habis-Habisan

    Mark langsung menarik kerah baju Evan dengan tangan kekarnya, kemudian melayangkan satu pukulan telak pada rahang pria itu. Mark bukan seorang petinju, tetapi kekuatan tangannya sangat besar hingga bunyi kepalan tangan yang menghantam rahang seketika membuat Cakra dan Andreas bergidik. “Bajingan!” umpat Mark, kembali meninju wajah pria itu. Berulang kali dan tanpa henti hingga wajah Evan mulai mengeluarkan darah segar. Evan tidak diberikan kesempatan untuk melawan sedikit pun. Tahu-tahu pria itu sudah terkulai di lantai dengan wajah babak belur. “Argh,” Evan mengerang menahan sakit. Sebagian besar wajahnya terasa berdenyut dan ia bisa merasakan cairan yang mengalir dari sudut bibirnya hingga Evan mendesis saat melihat benar bibirnya berdarah. “Ck, siapa kau!?” Pria itu mendongakkan kepala.Namun, bibirnya langsung bungkam kembali melihat wajah tegas Mark yang menatapnya dengan dingin. Iris hitam Mark terlihat lebih gelap dan penuh aura membunuh. Tak menjawab, rahang Mark tampak

    Last Updated : 2023-12-10
  • Cinta Seorang Pengasuh    Kembali Bersatu

    Ayana tidak tahu ke mana Mark akan membawanya. Namun, mobil yang mereka tuju kini memasuki area pesisir pantai yang sepi. Alih-alih pasir, pantai itu didominasi oleh pecahan bebatuan di pinggiran. Mark menghentikan mobil mereka. Tanpa mengatakan apa-apa, pria itu melepas sabuk pengamannya dan beranjak keluar. Ayana terlihat bingung, tetapi kemudian menyusulnya keluar. Mark memilih tempat itu bukan tanpa alasan. Emosi dalam dadanya masih meledak-ledak tiap mengingat wajah Evan. Kini, emosi itu berhasil meredam saat semilir angin menerpa otot-otot wajah Mark yang kaku. Debur ombak memecah bebatuan ikut mengurangi berbagai macam suara yang memenuhi pikiran pria itu. Ayana mengikuti langkah Mark menelusuri bebatuan hingga pria itu berhenti dan menatap jauh ke arah laut. “Mengapa kamu pergi?” Itu adalah perkataan pertama yang lolos dari bibir Mark. Pertanyaan itu juga yang memenuhi kepala Mark berhari-hari ke belakang. Ayana tidak langsung menjawab. Ia menelan saliva dengan berat d

    Last Updated : 2023-12-11
  • Cinta Seorang Pengasuh    Membereskan Satu Per Satu

    “Terima kasih. Tanpa bantuan kalian, aku mungkin tidak akan bisa bersama Ayana sekarang.” Mark berucap pada kedua sahabatnya, Cakra dan Andreas. Ketiganya kini sudah berkumpul di dekat landasan terbang. Tak jauh dari mereka, terparkir jet pribadi milik Adimas yang siap untuk lepas landas. “Jangan sungkan, Bro,” jawab Andreas. Senyum menawan merekah di wajahnya yang terlihat lelah. “Kak Andreas baik-baik saja?” Ayana bertanya dengan prihatin. Tiba-tiba kerutan-kerutan muncul di wajahnya yang tampak amat mengantuk itu. “Jelas tidak,” jawab Cakra, “Kami belum tidur semenjak tiga puluh enam jam yang lalu.” Pria tampan itu juga terlihat lelah. Namun, tidak separah Mark. Wajahnya masih terlihat cukup segar. Sebagai anak dari seorang mantan intelejen, Cakra sudah cukup sering terjun dalam operasi seperti ini dan terbiasa dengan keadaan di lapangan yang menuntutnya untuk tetap terjaga. Ayana menatap ke arah ketiga pria itu dengan tidak percaya sekaligus menyesal. “Maaf, aku benar-bena

    Last Updated : 2023-12-11
  • Cinta Seorang Pengasuh    Aku Tahu Semuanya

    Chika hendak meninggalkan kampus itu secepat yang ia bisa. Bahkan dia sudah meneror sopirnya dan memintanya untuk datang menjemput lebih awal. Namun, Cakra justru menghalangi dan berkata ada sesuatu yang harus dia bicarakan. Kini, dengan cemas Chika mengikuti pria itu berjalan menuju suatu tempat. Lingkungan itu masih bagian dari kampus, hanya lebih sepi dan jarang didatangi mahasiswa. “Aku tidak punya banyak waktu. Cepat katakan,” tukas Chika, terdengar sedikit kasar untuk menutupi kegugupannya. “Mengapa buru-buru?” Cakra bertanya. Suara pria itu terdengar tenang, tetapi wajahnya seakan menginterogasi Chika. “Apakah ada sesuatu yang harus kau bereskan?” Jantung Chika berdegup semakin cepat mendengarnya. Mungkinkah … pria itu mengetahui sesuatu tentang campur tangannya pada masalah Ayana?“Bukan urusanmu,” tutur Chika. Menyembunyikan kegugupannya, gadis itu cepat-cepat membalikkan badan dan hendak pergi dari sana. “Lebih baik kamu berbicara denganku daripada kelak Mark yang men

    Last Updated : 2023-12-12
  • Cinta Seorang Pengasuh    Menjadi Miskin

    “Abang Mark dan Kak Aya sudah pulang, Ma? Papa mana?” Agnes bertanya begitu memasuki kediamannya. Gadis itu baru saja kembali dari kegiatan magangnya di kantor dan menemukan kediaman mereka dalam keadaan sepi. Bella sendiri tengah menyibukkan diri di dapur. “Papa masih di jalan, Mark dan Ayana bilang mereka tidak akan pulang malam ini. Mereka akan menginap di kontrakan Ayana.” Bella menjelaskan. Tangannya penuh oleh tepung terigu dan terlihat kokoh saat menguleni adonan kue. Agnes duduk di hadapan sang ibu dan mengernyitkan alis heran. “Menginap di mana, Ma? Kontrakan Kak Ayana? Mengapa?” tanya gadis itu dengan tidak mengerti. Ia tidak akan heran jika Mark memilih sebuah hotel atau penginapan. Namun, kontrakan adalah tempat yang berbeda. Akan tetapi, Bella mengangguk membenarkan. Bibirnya setengah tersenyum karena keduanya mengingatkan pada dirinya dan Jade dahulu.“Sepertinya, Mark benar-benar penasaran dengan cara hidup Ayana,” tutur Bella. ******Ayana sudah berusaha menola

    Last Updated : 2023-12-20
  • Cinta Seorang Pengasuh    Berkumpul Kembali

    “Bagaimana kondisinya, Dok?” Mark bertanya dengan suara serius. Pergerakkan pria itu selalu tidak terduga. Setelah mengusulkan ide gila untuk menginap di kontrakan kecil Ayana, kini pria itu langsung mengajak Ayana kepada dokter spesialis kandungan begitu mereka tiba di kota mereka. Ya, Mark tidak langsung mengajak Ayana ke rumah, melainkan bertolak menuju rumah sakit. Kini, Ayana terlihat cemas di sisinya. Harus Ayana akui, ia sedikit lalai mengurus kandungannya saat berpisah dengan Mark. Terlebih, jika pria itu tahu, dia bisa menjadi lebih marah daripada dokternya sendiri. Kini, jantungnya berdegup cepat menunggu hasil pemeriksaan itu dibacakan. “Sejauh ini, perkembangan janinnya berjalan normal. Detak jantungnya normal, begitu pula air ketubannya cukup,” ucap dokter wanita itu. Ayana mengembuskan napas panjang penuh kelegaan. “Yang penting, ibunya tidak makan sembarangan selama periode kehamilan. Jangan lupa terus konsumsi vitamin penambah darahnya.” Dia mengingatkan. Mark

    Last Updated : 2023-12-21

Latest chapter

  • Cinta Seorang Pengasuh    Bersamamu Selamanya

    Empat bulan kemudian …. “Kamu yakin bisa pergi, Ayana?” Mark bertanya dengan cemas. Ia menatap pada istrinya yang duduk di depan meja rias. Ayana menjawab dengan anggukan. “Ini adalah wisuda kita, mana mungkin aku tidak datang?” tanya Ayana, kemudian lanjut merias dirinya. Mark menghela napas panjang dan berjalan mendekati sang istri. Dia menaruh tangannya di atas bahu Ayana. “Tapi, kandungan kamu sudah besar. Dokter bilang perkiraan lahirnya sebentar lagi, bukan?” tanya Mark, tidak dapat menyembunyikan kecemasannya. Mendengar itu, Ayana beranjak bangkit dari kursinya dan terlihat jelas perutnya yang sudah membungkit sempurna. Tampak siap untuk melahirkan. “Masih ada sisa waktu empat hari sampai hari perkiraan lahir,” ucap gadis itu, “Aku sudah menunggu-nunggu untuk wisuda ini. Biarkan aku ikut, ya? Ya?” tanyanya. Seharusnya mustahil bagi perempuan dewasa yang sudah hamil untuk terlihat seperti anak kucing, tetapi Ayana benar-benar menatap Mark dengan penuh harap hingga p

  • Cinta Seorang Pengasuh    Di Bawah Hujan, Bersama Pria Yang Sama

    Andreas tidak mengizinkan Cakra pergi bersama Mark dan Ayana. Pria itu menuntut penjelasan dari Cakra yang tidak pernah menceritakan apa pun kepadanya. Sebagai trio, Andreas selalu merasa dirinya terbelakang. Bahkan saat Mark mengakui Ayana sebagai istrinya, Cakra telah mencurigai hal itu terlebih dahulu. Akhirnya, hanya ada Ayana dan Mark di dalam mobil pria itu. Selama perjalanan pulang, Ayana tidak berhenti tersenyum. “Apa yang lucu?” Mark bertanya, tidak tahan melihat istrinya yang sejak tadi senyam-senyum seorang diri. Ayana menggeleng, tetapi senyumnya bertambah lebar. “Tidak apa-apa, hanya saja kisah mereka membuatku terharu,” ucap gadis itu, “Aku tidak menyangka Cakra bisa mengucapkan kata-kata romantis seperti itu.” Ayana memuji, kemudian tersenyum lebih lebar. Selama ini, Ayana mengenal Cakra sebagai satu-satunya pria yang normal di antara tiga sahabat itu. Andreas terkenal sering memainkan perasaan wanita, sementara Mark lebih banyak diam. Ditambah, fakta bahwa koneks

  • Cinta Seorang Pengasuh    Pria Sejati

    “... apa?” Cakra bertanya. Pria itu berkedip satu kali dan menatap tak percaya ke arah Chika. Perempuan itu tersenyum saat pandangannya jatuh ke bawah, terlihat malu sekaligus pahit. “Aku sudah memikirkannya. Aku benar-benar akan melanjutkan kuliah di luar negeri,” ucap Chika, “Aku tahu ini mungkin tidak penting untukmu, tapi aku merasa harus memberitahunya.” Setelah beberapa kali meminta, ayahnya akhirnya mengizinkan Chika untuk melanjutkan studinya di luar negeri. Ia dan Cakra tidak pernah dekat sebelumnya. Mereka hanya sering bicara saat Chika mulai mencari Sandi. Namun, entah mengapa, saat pertama Chika mendapat izin, satu-satunya yang terlintas dalam benak perempuan itu adalah memberitahu Cakra. Kini, ia merasa malu sekaligus menyesal. Chika tahu ia pasti terlihat aneh, tahu-tahu memberi kabar seperti itu seolah dirinya penting. Di luar dugaan, wajah Cakra terlihat tawar dan sedikit kecewa. “Mengapa? Bukankah Ayana sudah memaafkanmu berkat Sandi kemarin?” tanya pria itu.

  • Cinta Seorang Pengasuh    Keluarga Yang Utuh

    “Bapak lihat Mark?” Ayana bertanya kepada satpam yang berjaga di kediaman mereka. Sesuai kesepakatan, pagi itu mereka akan pergi ke pemakaman ayah Ayana. Namun, saat Ayana bangun pagi ini, ia justru tidak dapat menemukan suaminya itu di mana pun. “Tuan Mark pergi dengan mobilnya pagi-pagi sekali, Nyonya,” jawab satpam itu. Alis Ayana mengernyit dalam. Tak biasanya Mark pergi tanpa meninggalkan kabar apa pun. Gadis itu kembali berjalan ke dalam rumah sembari mengecek ponselnya, tetapi tidak ada pesan apa pun dari Mark. Ke mana perginya pria itu? “Ada apa, Kak?” Suara Sandi terdengar. Pria itu baru saja turun dari lantai dua. Tadi malam, Ayana memaksa Sandi untuk menginap sesuai rencana mereka. Kini, justru Mark yang tidak tahu keberadaannya. Ayana menggelengkan kepala. “Bukan apa-apa,” jawabnya, “Kita harus sarapan sebelum pergi,” ajak gadis itu. Keduanya berjalan menuju dapur dan Sandi kembali menyadari keanehan saat mereka hanya menyantap sarapan berdua. “Di mana kakak ipa

  • Cinta Seorang Pengasuh    Sandi Menyadari Kejanggalan

    Wajah Ayana menjadi kecut. Dengan gugup, Ayana melirik ke arah Mark, kemudian mengangguk membenarkan pertanyaan Sandi. Pemuda itu tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Ia memandang Ayana dan suaminya bergantian, masih tidak menyangka jika kakak perempuannya itu benar-benar sudah bersuami. “Ayana banyak bercerita tentangmu,” ucap Mark, menunjukkan senyum ramah, “Bagaimana kalau kita berbincang di rumah?” Sebelum pergi, Ayana kembali menghampiri Chika dan Cakra yang menghampiri mereka. Ia tersenyum ke arah perempuan itu. “Terima kasih,” ucapnya, “Aku bisa bertemu kembali dengan Adikku berkat bantuanmu,” lanjut Ayana. Chika sedikit tertegun. Ia tak menyangka jika Ayana akan berterima kasih secara langsung. Ia sendiri selalu merasa gengsi untuk mengatakannya. Akhirnya, Chika mengangguk. “Kuharap itu balasan yang sepadan untuk kesalahanku,” ucapnya. Mark mengajak Chika dan Cakra untuk turut bersama mereka ke kediamannya, tetapi keduanya menolak. Hingga Sandi menemukan keaneh

  • Cinta Seorang Pengasuh    Pertemuan Yang Dinantikan

    Sejak insiden itu, hubungan Chika dan Ayana menjadi kian renggang. Keduanya masih duduk bersisian, tetapi amat jarang bertukar sapa. Kini, tepat setelah mata kuliah selesai, tiba-tiba wanita itu menghampiri Ayana yang tengah bersama Mark. Melihat kedatangan Chika sukses membuat Mark menjadi waspada. Pria itu dengan sigap pasang badan di hadapan Ayana. “Apa yang ingin kau lakukan?” Mark bertanya, menatap lurus ke arah Chika. Perempuan itu tersenyum getir, sadar jika ia benar-benar telah bersikap buruk hingga dicap sebagai orang yang mampu membahayakan Ayana. Bahkan setelah lewat beberapa hari, kewaspadaan Mark terhadap dirinya sama sekali tidak berkurang. Chika menggelengkan kepala. “Aku ingin bicara dengan Ayana,” ucapnya, terdengar segan. Mark dan Ayana seketika bertukar tatapan dengan heran. Pria itu terlihat enggan untuk mengizinkan, tetapi Ayana memberi isyarat hingga akhirnya Mark sedikit menyingkir, membiarkan Ayana berhadapan langsung dengan wanita berambut pendek itu.

  • Cinta Seorang Pengasuh    SANDI

    Tak jauh dari pusat kota, terlihat sebuah proyek yang tengah dibangun. Para pria yang mengenakan rompi keselamatan kerja berlalu-lalang, terus tekun bekerja di bawah terik matahari. Pasir, debu, dan semen beterbangan di udara, tetapi semua orang seakan terbiasa dengan itu. “Sandi! Bawakan lima sak semen ke sini!” titah seorang pria paruh baya yang menjadi mandor di proyek tersebut. Sandi, yang semula tampak sibuk menata besi-besi itu lantas berdiri tegak.“Baik, Pak!” jawabnya.Dia pekerja paling muda di sana. Kulit pemuda itu kecokelatan karena terus terpapar sinar matahari. Keringat yang mengalir di pelipisnya tampak kotor oleh pasir dan debu, tetapi ia tidak menghiraukannya. Sandi menyusun lima sak semen dan mengangkat semuanya langsung di punggung, kemudian berjalan menuju tempat yang diminta. Ia hampir sampai saat tanpa sengaja kakinya menginjak batu. Batu itu tergulir dan membuat Sandi kehilangan keseimbangan hingga jatuh bersama lima sak semen di punggungnya. BUK Suara it

  • Cinta Seorang Pengasuh    Langkah Selanjutnya

    “Sepertinya dia kecewa kepada Ibu dan memutuskan untuk pergi. Sejak itu, Ibu tidak pernah berhasil menemukan Sandi,” tutur Wati, mengakhiri ceritanya. Air mata sudah mengering di pipinya, tetapi matanya masih memerah bekas menangis dan napasnya sesenggukan. Beberapa saat lalu, Ayana berhasil mendesak Wati untuk menceritakan awal mula hilangnya Sandi. Meski terasa berat, Wati berhasil menceritakannya dan kini ketiganya membungkam. “Ini foto terakhir yang Ibu ambil sewaktu dia kelulusan,” tutur Wati, menyerahkan sebuah foto ke arah Ayana. Gadis itu menerimanya dan napasnya tercekat melihat Sandi. Saat mereka berpisah dahulu, adiknya itu masih kecil, bahkan jauh lebih pendek daripada Ayana. Namun, sosok Sandi di foto itu telah bertumbuh pesat. Kini dia tinggi, terlihat tampan dan sangat mirip dengan ayahnya. Wajah Ayana diliputi kecemasan membayangkan adiknya mengadu nasib di dunia luar. Seorang diri. “Bagaimana dengan informasi yang diberikan Chika? Apakah dia berbohong?” Mark be

  • Cinta Seorang Pengasuh    Menanggung Dosa

    Chika menyeret langkahnya keluar kelas. Pada akhirnya, ia berhasil bertahan selama kelas hari itu. Bahkan, Ayana duduk tepat di sisinya. Gadis itu tidak menunjukkan aura permusuhan, tetapi juga tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sekarang, air mata Chika sudah sepenuhnya mengering, tetapi ingatan itu masih membekas dalam ingatannya. Sepanjang berjalan, pandangan Chika terus tertuju ke arah bawah. Ia berusaha mengabaikan komentar dan pembicaraan yang terang-terangan membahas dirinya.Hingga langkah perempuan itu berhenti saat melihat sepasang sepatu yang berdiri tepat di hadapannya. Perlahan, Chika mendongak. Ia sudah cemas akan menerima bullyan lagi, tetapi alisnya mengernyit saat ia justru menemukan wajah Cakra. Pria itu menatap lurus ke arahnya. Dia membuka bibirnya dan siap untuk mengatakan sesuatu, tetapi Chika lebih dahulu menyela. “Aku tahu,” ucapnya, “Aku tahu apa yang akan kamu ucapkan. Kamu akan memberiku peringatan akan pembalasan Mark dan memintaku untuk tidak menyaki

DMCA.com Protection Status