Beranda / Romansa / Cinta Satu Malam / Bab 23. Kedatangan Valerie

Share

Bab 23. Kedatangan Valerie

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-31 12:55:14

Miranda menatap wajah Athes yang tengah tertidur pulas. Rahang tegas, hidung mancung, alis tebal milik pria itu benar-benar membuatnya sangat tampan.

Ya, Miranda mengakui tidak ada wanita yang tidak luluh dengan wajah tampan Athes. Pria itu mampu membuat para wanita berdesir kala di dekatnya. Di usia yang sudah matang, membuat sosok Athes Russel banyak dikagumi para kaum wanita.

Miranda membawa tangannya menelusuri wajah tampan Athes. Senyum di bibir Miranda terukir kala dia mengingat percintaan panas yang telah mereka lakukan. Dia mengingat Athes meginginkannya lagi dan lagi. Bahkan Miranda tidak akan lupa saat Athes memuja setiap inchi tubuhnya. Namun ketika Miranda hendak menurunkan tangannya, dia terkejut tiba-tiba Athes menarik tangannya, dan mengeratkan tubuhnya ke dalam dekapan pria itu.

“Athes, kau sudah bangun?” Miranda mendengkus kesal melihat Athes yang pura-pura tertidur. Jika seperti ini, dirinya akan malu. Terlebih tadi dia membayangkan apa yang terjadi sebelumnya. Astag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Satu Malam    Bab 24. Hasrat Yang Tersalurkan

    “Miranda, kau dari mana? Aku sudah menunggu di kantormu berjam-jam.”Suara Helen berseru kala melihat Miranda masuk ke dalam ruang kerja. Ya, sudah sejak tadi dia menunggu sahabatnya itu. Tapi dia tidak kunjung datang. Hampir saja dia ingin pergi, karena terlalu kesal menunggu lama.“Helen? Kau di sini?” Miranda terkejut melihat Helen berada di ruang kerjanya. Terlebih dia menatap wajah kesal Helen yang membuatnya tersenyum. Kini Miranda mendekat, dan langsung duduk di hadapan Helen.Helen mendengkus tak suka. “Iya! Aku di sini! Kenapa kau tidak menjawab teleponku! Menyebalkan sekali!”“Ada yang harus aku selesaikan,” jawab Miranda seraya menyandarkan punggungnya di kursi.“Apa yang kau selesaikan?” Helen bertanya dengan tatapan penuh selidik.“Aku membahas kerja sama dengan Tuan Athes Russel,” jawab Miranda lagi.“Kau selalu membahas kerja sama dengan Tuan Athes. Atau jangan-jangan kau memiliki hubungan khusus dengan Tuan Athes Russel?” Helen memicingkan matanya, menatap curiga. Ya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Cinta Satu Malam    Bab 25. Permintaan Marco

    Miranda mematut diri di cermin. Dia memoles wajahnya dengan makeup sedikit tebal namun tidak berlebihan. Pagi yang cerah, dia memilih memakai dress berwarna merah dengan tali spaghetti dipadukan dengan lipstick merah yang membuat semua orang melihatnya akan terpesona pada penampilan Miranda hari ini.“Well, Nona Miranda. Kau ingin menggoda para investor yang datang ke perusahaanmu hingga kau berpenampilan begitu memukau hari ini?”Suara Helen berseru dari arah belakang. Dia berdiri di ambang pintu kamar Miranda. Sejak tadi tatapannya terus teralih pada Miranda yang tengah berias.“Kau sudah datang?” Miranda menatap Helen dari pantulan cermin. Dia tidak menanggapi perkataan konyol sahabatnya itu.“Sudah. Aku tidak mau melewatkan sarapan dengan keluargamu.” Helen mendekat, dengan santai dia duduk di atas meja. “Terutama kakakmu itu. Tadi aku berpapasan dengannya,” tambahnya dengan dengan senyuman di wajahnya.Miranda menghela napas dalam. Kemudian dia membalikkan tubuhnya menatap Helen.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Cinta Satu Malam    Bab 26. Lunch Bersama

    Miranda mengembuskan napas kasar. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Tatapan Miranda terus menatap kesal layar ponselnya. Sejak tadi dia berusaha menghubungi nomor ponsel Athes, tapi tidak ada satu pun jawaban dari pria itu. Hanya tadi siang Athes mengirimkan pesan pria itu sibuk dengan pekerjaannya. Mau tidak mau Miranda harus berusaha mengerti. Walau tidak bisa dipungkiri Miranda begitu merindukannya.“Miranda.” Suara Helen memanggil Miranda dengan keras, membuat Miranda menghentikan lamunannya.“Helen? Kau sudah pulang?” Miranda mengalihkan pandangannya pada Helen yang baru saja pulang. Ya, hari ini Miranda begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan Helen disibukkan dengan belanja seharian. “Aku ingin memberitahumu sesuatu.” Helen meletakkan tasnya di atas meja. Lalu duduk di samping Miranda seraya mengambil bantal dan memangkunya.“Kau ingin memberi tahuku apa?” tanya Miranda seraya menatap Helen.“Tadi saat aku tengah berbelanja di butik, aku tidak sengaja melihat mobil

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Cinta Satu Malam    Bab 27. Ungkapan Hati

    “A-Athes?”Miranda tampak begitu terkejut melihat Athes yang kini mendekat ke arahnya. Iris mata peraknya menatap raut wajah Athes yang tampak menahan amarah yang telah tersulut dalam dirinya. Bahkan Miranda melihat jelas geraman tertahan Athes. Miranda hanya menghela napas panjang melihat wajah kekasihnya itu. Ya, Miranda yakin Athes akan salah paham padanya.“Tuan Athes?” Marco menyapa kala Athes tiba di hadapannya.Athes hanya mengangguk singkat saat Marco menyapa dirinya. “Tuan Marco, apa yang membawamu ke sini? Apa kau memiliki janji makan siang bersama dengan Nona Miranda?” Dia berkata dengan formal, menambahkan kata ‘Nona’. Meski dirinya dipenuhi dengan api kemarahan, namun Athes tetap berusaha untuk tidak menunjukkannya. Karena memang Marco tidak mengetahui hubungannya dengan Miranda.“Ah, iya. Aku memiliki janji makan siang bersama Nona Miranda. Kami juga membahas tentang beberapa kerja sama kami.” Marco menjawab dengan nada yang terdengar santai. Namun tersirat penuh ketegas

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Cinta Satu Malam    Bab 28. Mencoba Menggoda

    Athes mengisap rokok dengan kuat dan mengembuskan ke udara. Pandangannya kosong dengan pikiran yang menerawang ke depan. Dia tidak menyangka beberapa jam lalu dirinya mengatakan kata cinta pada Miranda. Sebuah ungkapan yang tidak pernah diucapkan dalam hidupnya.Kini semua menjadi rumit. Dia sebentar lagi akan menikah dengan Valerie. Sedangkan dia tidak mungkin melepaskan Miranda. Jika saja Miranda tahu mengenai Valerie, wanita itu pasti akan membencinya. Tidak, Athes tidak akan membiarkan itu. Dia tidak akan membiarkan Miranda mengetahui semua ini. Dia harus mengambil keputusan sebelum semuanya terjadi.“Athes, apa yang kau pikirkan?” Suara lembut Miranda, membuyarkan lamunan Athes. Dia melangkah mendekat, tubuhnya masih terbalut oleh bathrobe dengan rambut yang dililit oleh handuk.“Kau sudah selesai mandi?” Athes tersenyum melihat Miranda di hadapannya.“Iya.” Miranda duduk di pangkuan Athes, lalu dia mengaitkan tangannya di leher pria itu. “Dress-ku robek akibat ulahmu. Apa kau su

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Cinta Satu Malam    Bab 29. Incident

    Athes menyandarkan punggungnya di kursi seraya memejamkan mata lelah. Pikirannya terus memikirkan kejadian tadi malam. Dia tidak menyangka bisa mengendalikan dirinya. Bahkan, dia mampu menunggu hampir tiga puluh menit sampai Henrik datang. Harusnya, dia tidak mungkin bisa menahan hasrat ketika ada yang memasukkan obat dalam minumannya.Ya, Athes tidak pernah berpikir Valerie akan berani melakukan hal itu. Wanita itu memasukkan obat perangsang dengan dosis tinggi. Athes harus berendam di air dingin, mengurangi rasa sakit yang membakar seluruh tubuhnya. Beruntung, dia hanya menunggu tiga puluh menit. Entah apa yang terjadi jika dirinya menunggu harus lebih lama dari itu.“Tuan Athes.” Henrik melangkah masuk ke dalam ruang kerja Athes.“Kenapa kau di sini? Bagaimana perusahaan?” Athes menatap dingin Henrik yang berdiri di hadapannya. Pagi ini Athes memang memutuskan untuk tidak ke kantor. Dia memilih untuk bekerja di rumah. Pikirannya yang kacau membuat dirinya enggan datang ke kantor.“

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Cinta Satu Malam    Bab 30 – Kepercayaan Miranda

    Miranda menjatuhkan tubuhnya, terduduk di sofa kamar. Dia tampak kesal saat tadi dia menghubungi Athes, tapi pria itu langsung memutuskan sambungan telepon. Padahal dirinya belum selesai bicara. Dan karena hal itu juga langsung membuat mood Miranda berantakan hingga memutuskan untuk pulang ke rumah. Saat tadi dia menghubungi Athes, dirinya sudah berada di jalan menuju perusahaan pria itu. Namun, hanya penolakan yang didapatkannya.“Menyebalkan sekali.” Miranda menggerutu seraya menyandarkan punggungnya di sofa. Dia menengadahkan kepalanya, menatap langit-langit kamar. Perlahan, Miranda mulai memejamkan mata. Entah kenapa tubuhnya begitu lelah. Belakangan ini dia harus dibebankan pekerjaan, dan hampir setiap hari dia kesal pada Athes.“Miranda, kau sudah pulang?” Helen berdiri di ambang pintu, dia sedikit heran melihat Miranda berada di dalam kamar. Pasalnya tadi pagi sahabatnya itu sudah berangkat ke kantor.“Aku sedang malas di kantor,” jawab Miranda dingin. Dia masih memejamkan mata

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Cinta Satu Malam    Bab 31. White Lie

    Sudah lima hari Valerie keluar dari rumah sakit. Sebenarnya Dokter masih belum mengizinkan, tapi Valerie memaksa untuk tetap segera pulang. Dan tentu saja, alasannya karena dia ingin selalu berada di dekat Athes.Namun meski Valerie sudah pulang ke rumah, Athes masih meminta Dokter memeriksakan keadaan Valerie. Beruntung luka di pergelangan tangan Valerie, tidak sampai mengenai urat nadinya. Jadi tidak ada masalah yang berat dengan kesehatan wanita itu. Hanya saja, dia membutuhan perawatan untuk memulihkan kesehatannya.Selama Valerie sudah pulang ke rumah, dia selalu bersikap manja meminta Athes berada di sisinya. Awalnya Athes memarahi Valerie dengan sikap manja wanita itu, tapi karena kedua orang tua Athes memaksa Athes selalu menemani Valerie, tidak ada pilihan lain, terpaksa Athes menuruti selama Valerie sedang sakit.Seperti saat ini, Valerie tengah terbaring di ranjang dan Athes duduk di tepi ranjang.“Athes, kau harus tidur bersama denganku. Aku tidak mau kalau aku tidur sendi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01

Bab terbaru

  • Cinta Satu Malam    Bab 130. Ending Scene (TAMAT)

    Para pelayan tengah sibuk mondar-mandir mengantarkan makanan dan minuman. Tak hanya pelayan saja yang sibuk, tapi juga tiga wanita cantik tengah sibuk menyiapkan tempat untuk suami dan anak-anak mereka agar nyaman.Kini Miranda, Angela, dan Helen tengah menyiapkan tempat, membantu para pelayan. Hari ini adalah hari di mana mereka berkumpul bersama. Tentu mereka sudah menunggu moment ini. Kebersamaan adalah hal manis yang menjadi memori indah untuk mereka.“Miranda, ke mana Athes, Marco, dan Darren? Kenapa mereka dan anak-anak belum juga muncul?” tanya Angela seraya mengedarkan pandangan ke sekitar taman belakang, melihat taman belakang megah itu masih kosong. Belum ada suami dan anak-anak mereka.Miranda mendesah panjang. “Kalau Athes, Marco, dan Kak Darren sudah berkumpul pasti mereka tengah membahas pekerjaan. Aku yakin mereka semua ada di ruang kerja Athes.”Miranda sudah tak lagi terkejut akan hal ini. Pasti kalau ada moment berkumpul, maka Athes bersama dengan Marco dan Darren ak

  • Cinta Satu Malam    Bab 129. Extra Part IX

    Athes dan Miranda melambaikan tangan mereka ke arah mobil yang membawa Audrey dan Zack. Pun bersamaan dengan Rainer yang ada di gendongan Athes turut melabaikan tangan mungilnya. Seperti biasa Audrey dan Zack berangkat ke sekolah mereka diantar dengan sopir. Sedangkan Rainer—si bungsu masih baru berusia 2 tahun. Itu kenapa Athes masih belum memasukkan Rainer ke sekolah. Namun meski belum masuk ke dalam sekolah, tapi Athes sudah mendatangkan guru terbaik ke rumah untuk mengajarkan Rainer.“Athes, kau benar akan bekerja di rumah?” tanya Miranda pada Athes. Sebelumnya, Athes mengatakan padanya kalau akan bekerja di rumah. Well, seperti sedang hujan di padang gurun. Belakangan ini Athes sangat jarang bekerja di rumah. Bahkan terbilang suaminya itu sangat sibuk. Tapi kenapa malah sekarang suaminya memilih bekerja di rumah?“Ya, aku akan bekerja di rumah. Nanti sebentar lagi Marco juga akan datang,” jawab Athes yang sontak membuat Miranda terkejut.“Marco akan datang? Apa dia datang bersama

  • Cinta Satu Malam    Bab 128. Extra Part VIII

    “Sayang, kau sudah pulang?” Angela sedikit terkejut melihat Marco sudah pulang. Padahal terakhir suaminya itu mengatakan kalau akan pulang terlambat.“Iya, tadi rekan bisnisku berhalangan hadir. Anaknya kecelakaan.” Marco melangkah mendekat pada Angela, dan memberikan pelukan serta ciuman lembut di bibir istrinya itu. Pun Angela membalas pelukan serta ciuman Marco. “Tadi Athes menghubungiku, dia bilang Audrey datang. Apa Audrey sudah pulang?” tanyanya seraya membelai pipi Angela.“Sudah, Audrey sudah pulang. Xander yang mengantar Audrey pulang menggunakan motor,” jawab Angela yang sontak membuat Marco terkejut.“Xander mengantar Audrey menggunakan motor? Kau tidak salah?” Alis Marco bertautan. Pasalnya Marco sangat tahu Audrey belum pernah satu kalipun naik motor. Angela menghela napas dalam. “Aku juga tadinya tidak setuju. Tapi Audrey memaksa meminta diantar menggunakan motor. Tenanglah, Sayang. Audrey pasti baik-baik saja. Putra kita sudah biasa mengendarai motor.”Alasan kuat Ange

  • Cinta Satu Malam    Bab 127. Extra Part VII

    “Xander, terima kasih sudah mengantarku pulang ke rumah. Kau mau masuk atau tidak?” tanya Audrey dengan suara yang riang kala Xander menurunkan tubuhnya dari motor. Gadis kecil itu tampak begitu senang dan bahagia.Bisa dikatakan setiap moment yang Audrey lewati bersama dengan Xander selalu saja membuat gadis kecil itu senang. Walaupun Xander selalu bersikap dingin dan seakan mengabaikannya tetap saja Audrey tak pernah mau ambil pusing. Lihat saja jutaan kali Xander menolak, maka jutaan kali juga Audrey mengabaikan penolakan Xander. Skyla Audrey Russel memang gadis kecil yang tak pernah mengenal kata menyerah.“Tidak usah. Aku langsung pulang saja. Kau masuklah. Sampaikan salamku pada kedua orang tuamu,” jawab Xander dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Xander jengah berlama-lama dengan Audrey. Pemuda itu ingin segera pulang dan menyelesaikan hal-hal yang jauh lebih penting ketimbang masih bersama dengan gadis kecil yang kerap membuatnya sakit kepala.“Kau benar tidak mau masuk, X

  • Cinta Satu Malam    Bab 126. Extra Part VI

    “Xander tunggu aku!” Audrey berlari mengejar Xander yang berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Gadis kecil itu tampak kehabisan energy mengerjar Xander. Pasalnya langkah kaki Xander tak mampu Audrey imbangi. Jelas saja Audrey pasti akan kalah dan tertinggal. Tetapi tampaknya gadis kecil itu tak mudah menyerah.Saat Audrey mengejar Xander, tiba-tiba langkah Audrey terhenti kala berpapasan dengan Angela—ibu Xander yang baru saja keluar dari salah satu ruangan yang ada di sudut kiri. Tampak raut wajah Angela sedikit terkejut melihat Audrey ada di hadapannya.“Audrey? Kau di sini, Sayang?” Angela melangkahkan kakinya mendekat pada Audrey.Audrey tersenyum manis. “Iya, Bibi. Aku ingin bertemu dengan Xander.”“Apa Xander sudah pulang?” Angela mengedarkan pandangannya, wanita itu tadi sibuk menata pajangan di ruangan kosong sampai tak tahu putranya sudah pulang atau belum.Audrey menganggukkan kepalanya. “Sudah, Bibi. Xander sudah pulang. Tadi aku bertemu dengan Xander di depan. Tapi sekarang

  • Cinta Satu Malam    Bab 125. Extra Part V

    “Athes, apa kau masih sibuk?” Miranda duduk di ranjang tepat di samping Athes yang sejak tadi sibuk pada iPad yang ada di tangannya. Entah pekerjaan apa yang sedang diurus sang suami. Belakangan ini memang kesibukan suaminya itu berkali-kali lipat.“Tinggal sedikit lagi. Kau tidurlah duluan, Sayang. Nanti aku akan menyusul,” jawab Athes tanpa mengalihkan pandangannya dari iPad-nya itu.Miranda mendesah pelan. “Ini sudah malam, Athes. Kau mau tidur jam berapa? Belakangan ini kenapa kau selalu saja bergadang. Kau bisa belanjutkan pekerjaanmu lagi besok.”Mendengar keluhan Miranda membuat Athes langsung meletakkan iPad-nya itu ke atas nakas. Athes tak ingin membuat istrinya itu marah padanya. Detik selanjutnya, Athes menarik tangan sang istri, berbaring di ranjang dalam posisi Athes memeluk Miranda.“Maaf. Ada beberapa project baru yang tidak bisa ditunda. Itu kenapa belakangan ini aku sangat sibuk.” Athes mengecupi pipi Miranda. Memeluk erat dan hangat istrinya itu. “Ya sudah, lebih bai

  • Cinta Satu Malam    Bab 124. Extra Part IV

    “Mommy, aku ingin barbie baru. Yang kemarin aku sudah bosan, Mommy.” Suara gadis kecil berambut cokelat tebal panjang nan indah memprotes bosan pada koleksi barbie-barbie miliknya. Tampaknya gadis kecil itu tak mau lagi bermain dengan koleksi berbie-barbie miliknya. Padahal total barbie yang dimiliki gadis kecil itu sangat banyak.“Sayang, barbie milikmu kan sudah keluaran terbaru. Kenapa kau sudah bosan? Baru saja kemarin barbie-mu diantar. Tidak mungkin Mommy membelikan yang baru lagi, sedangkan koleksimu sangat banyak dan sangat bagus, Sayang,” ujar Angela dengan suara lembut pada putrinya.“No, Mommy. Aku sudah bosan dengan barbie lamaku. Aku ingin barbie baruku, Mommy,” ucap gadis kecil itu dengan bibir yang mencebik kesal. Nada bicaranya terdengar manja dan keras kepala. Seolah tersirat apa yang diinginkan adalah hal yang wajib dituruti.Angela menghela napas dalam meredakan rasa kesal yang terbendung dalam dirinya. Xena Marco Foster adalah putri bungsu Angela dan Marco. Usia Xe

  • Cinta Satu Malam    Bab 123. Extra Part III

    “Mom, I’m home!” Dakota—gadis kecil cantik melangkah masuk ke dalam rumah masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Di belakang gadis itu ada dua pengasuh yang selalu menemaninya. Lantas Dakota melangkah menuju ruang makan. Gadis itu memiliki feeling kalau ibunya pasti ada di ruang makan. Karena di jam-jam seperti ini pasti ibunya selalu menyiapkan makanan.“Mom, aku sudah pulang.” Dakota kembali bersuara karena tadi ibunya tak mendengarnya. Dan benar saja, ketika Dakota tiba di ruang makan, ibunya itu tengah sibuk menata makanan. Jarak depan rumah ke ruang makan memang sangat jauh. Tak heran jika ibunya tak mendengar dirinya.“Oh, Sayang? Kau sudah pulang?” Helen langsung memeluk Dakota hangat dan memberikan kecupan lembut di kening putrinya itu.“Sudah, Mom. Aku sudah pulang. Mommy masak apa? Aku lapar sekali,” ujar Dakota seraya mengurai pelukannya.Helen tersenyum. “Mommy membuat pasta, salmon, steak, dan masih banyak lainnya. Ayo duduk. Sebentar lagi pasti Daddy dan adikmu turun.

  • Cinta Satu Malam    Bab 122. Extra Part II

    Brakkk!Suara benda yang dibanting keras sontak membuat Miranda yang baru saja melangkah keluar kamar langsung terkejut. Refleks, Miranda berjalan cepat menghampiri sumber suara itu berasal. Dan seketika kala Miranda tiba di ruang tamu—dia terkejut melihat Audrey—putri sulungnya menbanting tumpukan buku hingga berserakan ke lantai.“Astaga, Sayang, kau kenapa membanting buku-bukumu seperti ini?” Suara Miranda berseru menatap tegas putri sulungnya yang tampak tengah marah.“Mama! Aku ingin menikah sekarang saja dengan Xander! Ayo bilang Papa, segera nikahkan aku dengan Xander!” Audrey melipat tangan di depan dada. Bibirnya tertekuk manja seperti biasanya. Wajah gadis cantik itu memancarkan kemarahannya.Kening Miranda mengerut, menatap bingung Audrey. Lantas wanita itu melangkah mendekat pada putrinya itu. “Ada apa, Sayang? Kenapa kau tiba-tiba pulang malah meminta menikah dengan Xander? Kau dan Xander memang dijodohkan, tapi kalian berdua belum cukup umur untuk menikah, Nak.” Miranda

DMCA.com Protection Status