Sabian menginginkan sesuatu hal yang berbeda dalam hidupnay malam ini, entah kenapa ia tak tahan ingin melakukan malam penuh kenangan di ruang kerja sanga yah bersama sang istri tercinta.
"Sayang apa yang akan kamu lakukan di sini, lebih baik kita lakukan di kamar kita sendiri agar lebih aman kan?" tanya Kirana mencoba mengulur waktu.
"Aku ingin melakukannya di sini sayang, tidak apa-apa kakek tua itu pasti akan lama berada di kamar Bima," ucap Sabian terus menempel pada tubuh istrinya.
Kirana tak mampu membujuk Sabian yang seperti orang kesetanan saat menginginkan hal yang sangat menyenangkan malam ini, satu persatu baju yang mereka kenakan tanggal dan berserakan di lantai, Sabian dengan semangat menyalurkan hasratnya pada sang istri.
"Sayang cepatlah sedikit, aku takut ayah akan datang lagi ke ruangan ini karena ini memang ruang pribadinya," ucap Kirana yang was-was.
"Tidak per
Joana menyamar sebagai petugas kebersihan sekolah rencananya adalah ingin mengerjai Bima anak dari sang mantan kekasih yang membuatnya terbakar cemburu, hatinya masih ingin merajut kasih dengan Sabian karena sekarang perusahaannya semakin besar anak yang di lahirkan dari perempuan lain harus di singkirkan karena bisa menjadi penghalang baginya."Sayang, kenapa perasaanku tak enak begini ya, seperti akan ada peristiwa yang akan terjadi," Kirana sangat khawatir."Berdoa saja tidak akan terjadi hal seperti yang kau khawatirkan," ucap Sabian."Aku berharap Allah selalu melindungi keluargaku termasuk anakku yang sedang berada di sekolah," ucap Kirana.Kirana terus berdoa firasat seorang ibu memang selalu kuat baik itu untuk suami maupun sang buah hati, sampailah mereka di hotel milik Kirana, Sabian berpesan agar sang istri fokus bekerja dan tidak berpiir hal yang negatif serahkah semua kepada Allah yang m
Prang, Kirana mendapat firasat yang tak menyenangkan gelas yang di pegangnay terjatuh kelantai seketika tubuhnya bergetar dan lemas, sekretarisnya membopongnya ke kursi dan mengambilkannya minum."Ibu tidak apa-apa, minumlah ini dahulu," ucap sekretaris Kirana."Tak apa, kamu tolong hubungi suamiku untuk segera mengawasi anaknya yang ada di sekolah," pinta Kirana.Sekretaris Kirana segera menghubungi Sabian yang ternyata sudah berada di sekolah Bima lebih dulu. Di kantin sekolah Bima berteriak karena ada seorang yang akan memukulnya sontak penjaga kantin dan seorang petugas keamanan yang lewat menyambanginya."Ada apa Bima?" tanya petugas keamanan."Wanita ini ingin memukulku, dia seorang yang menyamar bukan petugas kebersihan sungguhan," ucap Bima dengan lantang.Joana berkelit dia tidak mau di periksa petugas keamanan, bahkan ketika diminta untuk membuka ma
Joana sangat ketakutan tetapi karena dia sudah pernah bekerja di dunia entertaiment maka dia cukup bisa menyembunyikan ketakutannay dan berakting di depan Sabian."Siapa yang ketakutan Sabian, untuk apa aku harus takut, memangnya apa yang harus aku takutkan, aku hari ini senang sekali bisa bertemu denganmu," Joana melingkatkan tangan ke tangan Sabian."Lepaskan tangan ayahku, wanita murahan!" teriak Bima dengan beraninya.Joana kaget ada Bima yang sudah berada di dekat mereka, sungguh bocah nakal yang mengganggu rencananya, bagaimana bisa seoranga nak kecil mengatakan sesuatu yang sungguh berani seperti itu, tapi Joana malah menggunakan kesempatan ini untuk menjelekkan Kirana."Lihatlah anak nakal itu Sabian, apa dia dididik oleh ibunya untuk bersikap kurang ajar dengan orang yang lebih dewasa darinya?" Joana bersikap manja."Memang kau wanita murahan kan, anakku tidak salah dan
Joana tidak mau mengakui bahwa itu adalah dirinya beruntung ia menyiapkan baju yang tidak sama untuk berganti pakaian, ini untuk bisa mengecoh saat dia terekam cctv. "Ibu kepala sekolah tolong lihat lagi rekaman cct itu, saya amemakai baju warna hijaus edangkan yang ada di rekaman cctv memakai baju garis-garis, itu jelas sekali bukan saya!" seru Joana yang tidak mau mengaku. "Jangan berkelit lagi nyonya Joana, saya yakin itu anda," ucap ibu kepala sekolah. Joana membantah bahwa wanita yang ada di video cctv adalah dia, karena baju yang di gunakan dan barang yang terekam tidak bisa membuktikan bahwa itu adalah dirinya, ia mengatakan akan melaporkan kepala sekolah karena menuduh tanpa bukti dan pencemarna nama baik. "Aku bisa menuntut kalian semua karena tuduhan tanpa bukti dan mencemarkan nama baikku, hanya postur tubuh yang kebetulan sama, belum tentu itu aku," ucap Joana yang masih berkelit.
Bima kaget ketika mamanya sudah berada di dekatnya, ia juag tidak menyadari bahwa mobil sudah berhenti beberapa saat, ia menajdi linglung akhirnya ia menghirup udara dan membuangnya perlahan agar menjadi fokus kembali."Mama aku hanay tidak habi spikir dengan perilaku mamanya Johan, dan anak itu sama sekali tidak mau dipulangkan ke rumah keluarga sang mama memangnya ada apa dengan anak itu, aku jadi khawatir ma," tanya Bima kepada Kirana."Tidak perlu takut, ayahmu tidak mengembalikan Johan ke keluarganya hari ini tapi menginap ke hotel sesuai dengan permintaannya dan juga ada penjaga yang menjaganya, kau juga bisa mengantarnya ke bandara besok pagi," ucap Kirana.Bima menjadi lega mendapatkan jawaban dari sang mama, untuk kenapa Johan tidak mau di pulangkan ke rumah keluarga dari sang mama Kirana hanya memberi pengertian tidak baik mencampuri urusan orang lain, karena setiap orang berhak mempunyai privasinay masing-masi
Sabian tersenyum kepada Bima, sudah pernah ia katakan suatu saat jika Bima sudah cukup umur Sabian akan mengajarinya untuk menjadi pria dengan karakter kuat dan tak terkalahkan tentu saja dengan otak yang cerdas bukan hanya dengan kekuatan otot yang kuat."Kau akan menjadi seorang pria dengan kekuatan yang tak terrandingi melebihi ayah sayangku," ucap Sabian dengan nada yang penuh harapan."Terima kasih ayah kau yang terhebat," jawab Bima.Pesanan lumpia yang akan dibawa ke perusahaan sudah selesai dipacking, mereka langsung menuju perusahaan membawakan makanan untuk Mike dan Hanna yang ada di kantor, mengurus pekerjaan sebentar lalau pamit pulang dan menyerahkan pekerjaan kepada Mike kembali."Hati-hati dalam perjalanan bos," ucap Mike."Terima kasih Mike, berikan kabar jika terjadi apa-apa," ucap Sabian sambil melambaikan tangannya.Sabian dan keluarga kecilnya meninggal
Bima melirik mamanya, ia penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Sandra, apakah benar dulu Kirana pernah berpikir untuk menggugurkan Biam saat berada dalam kandungan?"Bukan seperti itu sayang, pamanmu hanya asal bicara saja, mana mungkin mama tega membuang darah daging sendiri?" kata Kirana."Ups maafkan paman sayang, maksud paman adalah mamamu beruntung melahirkan anak cerdas sepertimu," ucap Sandra sedikit canggung.Sabian memeluk putranya tidak ada yang tidak menginginkan seorang putra, apalagi putra yang dilahirkan Kirana adalah seorang anak yang cerdik banyak akal dan juga bisa mengelabuhi orang dewasa, dia membisikkan sesuatu tepat ditelinga Bima."Sayangku, kau anak hebat ayah, kehadiranmu memberikan warna yang indah dalam keluarga ini, tetaplah menjadi anak kebangagan ayah," ucap Sabian kepadanya."Bima sayang banget sama ayah, ayo ayah gendong aku ke kamar, aku sudah ngantuk," ucap Bima merengek kepada Sabian.Sabian menuruti perm
Sabian tidak menggubris ponsel yang berdering di nakas samping ranjangnya, ia terlihat sudah letih dan tertidur pulas sampai pagi, suara jam beker yang ada di kamar itu terdengar keras pasutri itu bangun dan memulai hari yang baru."Selamat pagi kesayangan aku," Kirana mengecup pipi Sabian."Pagi istriku tercinta," jawab Sabian seraya memeluk Kirana.Kirana melanjutkan aktivitasnya mandi dan menuju kamar Bima untuk membangunkan anak itu, lalu ia pergi ke dapur untuk mengontrol masakan yang di olah oleh para pelayan yang bertugas hari ini, karena banyak pantangan yang harus di makan oleh mertua gaar tetap sehat, maka dia berinisiatif untuk mengontrol segala masakan yang ada."Selamat pagi nyonya muda, apakah anda datang untuk mengontrol makanan pagi ini? Kami memasak sayur bayam untuk tuan muda kecil dengan lauk ayam goreng dan sambal tomat saja," ucap seorang pelayan dengan ramah."Baik terima kasih, tolong buat susu untuk tuan muda kecil," ucap Ki