Kirana tidak mampu menjawab apa yang di pertanyakan oleh Sabian, bagaimana bisa baru lamaran udah bisa di bawa pulang, di mana-ana tidak bisa begiru harus ijab dulu baru bisa di bawa pulang ke rumah.
"Tentu saja belum boleh, kalau bisa ya ijab dulu baru bisa di bawa pulang ke rumah, tapi Sabian kamu harus bersabar sedikit lagi karena kita akan segera menjadi pasanan yang halal," ucap Kirana dengan tegas."Aku sudah menunggumu lama selama lima tahun dan kamu pulang membawa putraku, Kirana aku sudah tidak sabar untuk hidup bersamamu," ucap Sabian dengan nada yang tegas.Kirana meyakinkan Sabian bahwa jika sudah waktunya mungkin mereka akan segera bersatu bersama membangun rumah tangga, membimbing Bima sampai dewasa nanti, mungkin akan melahirkan adik-adik Bima, menikahkan Bima dan hidup sampai tua bersama."Sabian aku juga sudah menunggu lama untuk berjumpa denganmu selama lima tahun ini, ketakutanku selama ini sirna melihatmu yang sangat lembur dan tidak mDoni mengatkan sudah pasti tunangan tuan muda pertama berada di sampingnya, dia tidak pernah lepas dan terus menempel bagai lalat di sisi tuan muda pertama, gadis manja itu terlalu pencemburu di lihat oleh mata asisten Doni."Tentu saja calon nyonya dari tuan muda pertanya ada di sana," ucap Doni dengan singkat."Baiklah kalau begitu Doni kamu mau kemana tidak seperti biasanya kamu pergi saat jam makan siang?" tanya Sabian.Doni tersenyum malu dan menjawab dengan terbata kalau dia sudah menemukan tambatan hati, dia akan makan siang bersama gadis pujaan hatinya itu, Doni sudah meminta ijin kepada tuan muda pertama, Sabian menghela nafas dan pergi meninggalkan Doni untuk segera menemui sang kakak yang ada di lantai atas.“Cepatlah pergi aku takut kekasihmu menunggu lama dan merajuk, dasar anak muda,” ucap Sabian sambil melambaikan tangannya mengode supaya Doni cepat pergi menemui sang kekas
Asisten santi mengatakan bahwa tuan besar sudah menyiapkan segala sesuatu untuk di bawa ke lamaran minggu ini, termasuk hantaran lamaran dan uang bawaan untuk calon pengantin. Jawaban yang sangat melegakan bagi Sandra karena sang adik tidak memikirlan hal ini."Tuan muda pertama tuan besar sudah menyiapakan parcel hantatan dan uang bawaan untuk calon pengantin wanita," ucap asisten Santi."Kalau begitu terima kasih Santi atas informasinya, aku sedang bersama Sabian ini," Sandra menutup teleponnya saat selesai mendapatkan informasi dsri asiaten Santi.Sandra meletakkan ponselnya kembali, ia menghembuskan nafas lega saat mendengar informasi bahwa ayahnya telah mempersiapakan kebutuhan untuk lamaran Sabian."Bagaimana kak, apa kata asisten Santi?" Sabian juga sangat penasaran."Ayah sudah menyiapkan semuanya untukmu, em jadi kamu harus mencoba tenangkan diri dan juga aku ada sebuah
Sabian melihat ke arah beberapa parcel yang sudah jadi, dan melirik ke arah penghias parcel hantaran serta batang-barang yang belum di hias."Kak, bolehkah kain selimut ini di bentuk kura-kura, bagaimana jika sprei ini di bentuk burung merak, dan handuk di bentuk hewan kelinci yang imut," Sabian mengutarakan imajinasinya, ia memegang handuk dan membayangkan kelinci kecilnya yang patuh saat bermain di atas ranjang, sesekali ia tersenyum manis."Baik tuan muda kedua, akan kami wujudkan permintaan anda, silahkan duduk menunggu atau ingin melihat kami mengerjakan permintaan anda," ucap seorang penghias parcel hantaran.Sabian memilih untuk duduk dan berdiksusi dengan ayahnya, ia bercerita jika ia mampir ke kantor kakaknya hari ini dan juga meminta beberapa pendapat darinya, akhir-akhir ini mendekati hari lamarannya pikirannya sering blank dan tak pernah fokus mengerjalan apapun, beruntung ada Mike yang menghandle semua peker
Sabian ketiduran sambil memeluk pigura foto bersisi kirana, Bima dan dirinya sendiri, bahkan tidur sampai pagi masih mengenakan baju yang melekat di tubuhnya tanpa mandi terlebih dahulu. "Ya ampun, aku ketiduran sampai pagi dan aku belum mandi," Sabian meletakkan pigura foto pada meja kembali. "Ayah, apa kami tidak merindukanku sedikitpun?" Bima masuk kamar ayahnya semalaman dia merengek untuk bertemu ayahnya, hari ini Bima di antar oleh sopir pribadi kakeknya ke rumah tuan Alexander. Sabian kaget ada Bima di kamarnya, ia menhucek matanya serta menampar pipinya sebdiri takutnya dia berhalusinasi, Bima menertawakan ayahnya yang bersikap tidak biasa itu, Sabian duduk sambil membuka kemejanya melambaikan tangan ke Bima. "Sayangku tentu saja ayah merindukanmu, siapa yang mengantarmu kesini?" Ucap Sabian sambil mengelus rambut putra semata wayangnya. "Di antar sopir kakek bu
Sabian menggelengkan kepala sambil menikmati sarapannya, setelah ia meneguk air minum baru menjawab pertanyaan putranya."Hari ini hari spesial jadi ayah tidak kerja ada paman Mike yang menggantikan ayah, tapi nanti dia juga akan kembali dengan cepat," ucap Sabian yang kembali lagi menikmati sarapannya."Hari spesial apa ayah?" Bima tampak kebingungan dengan jawaban ayahnya.Sabian meminta Bima untuk sarapan dulu, hari spesial itu adalah karena malam ini Sabian akan datang untuk melamar Kirana secara resmi, seorang yang telah melahirkan anak untuknya."Makanlah dulu sayang, hari spesial untuk menghalalkan hubungan antara aku dan mamamu," Sabian mengecup kening Bima yang menunggu jawaban."Aku sampai lupa kalau hari ini adalah hari lamaran ayah dan mama, nanti aku harus tampil yang tampan," Bima sangat bersemangat.Sabian tersenyum ke arah Bima putra kesayanga
Semua tamu saling berbisik tanggal berapa pernikahan kedua calon mempelai yang telah resmi lamaran itu, mereka saling tebak karena tidak fokus dalam mendengarkan informasi, hingga ada pengumuman resmi dari keluarga tuan Handoko."Terima kasih kepasda semua tamu undangan yang saya hormati, saya umumkan hari ini lamaran cucu tercintaku dengan CEO dari Alex-Farm corp, dan tanggal pernikahan mereka adalah tanggal 28 september mendatang," ucap tuan Handoko, beliau mengatakan undangan akan resmi di sebar saat mendekati hari H."Saya ucapkan selamat atas kedatangan kembali keluarga Handoko ke dalam negeri dan juga selamat atas lamaran cucu anda," ucap tuan Manopo, tamu pertama yang mengucapkan selamat.Para tamu undangan bergantian mengucapkan selamat, perasaan Sabian menjadi lega kini satu proses telah berhasil di lalui, tinggal langkah selanjutnya dan mereka akan hidup bahagia selamanya.Sabian menyapa semua tamu yang
Bima masih menangis di depan pintu, ia sangat ingin bersama sang ayah, Kirana memeluk dan menggendongnya masuk ke dalam rumah, di sampingnya sudah ada Luna dan tuan Handoko yang mengiringi masuk rumah, sebelumbya mereka sudah memerintahkan kepda anak buah untuk mengurung Dabi Wijaya kembali agar tidak membuat ulah."Sayang sabar ya minggu depan kita akan bersatu bersama dengan ayahmu, besok mama janji akan mengantarmu ke tempat ayah," ucap Kirana sambil mengelus rambut putranya."Sayang sini biar kakek buyut gendong kamu, biarkan mama ganti baju dulu," ucap tuan Handoko.Bima dalam sekejap ada pada gendongan sang kakek buyut, mereka bercengkrama di ruang keluarga di temani Luna juga, mereka menghibur Bima yang ingin ikut pulang ke kediaman Alexander."Apakah hatimu sudah tenang Biam, jika sudah tenang ayo nenek suapi kamu makan," Luna membawakan sepiring makanan untuk cucu keponakannya itu.&n
Di sudut desa terpencil di asrama karyawan milik Sandra, perkebunan buan yang luas dan memperkerjaakan banyak penduduk desa, diantara ada tiga wanita yang sengaja di asingkan dari kota untuk bekerja kasar memetik buah untuk mempertanggung jawabkan kejahatannya di masa lalu, nereka masih di rumah yang di sebut asrama untuk karyawan kebun."Kenapa kalian masih berada di sini, cepat ambil keranjang kalian dan pergi ke kebun untuk memetik buah," ucap kepala pekerja."Heh kamu sampai kapan akan somhong dan berani membentakku seperti itu, lihat berita di televisi itu adalah putriku, sebentar lagi dia akan menjemputku dan aku akan membalasmu," menunjuk berita yang menyiarkan lamaran kirana di televisi.Plakk! Sevuah tamparan mendarat di wanota tua yang sombong itu, dia jatuh tersungjur ke lantai dengan keras, Tania langsung berlari menghampiri ibunya."Ibu apa kamu tidak apa-apa, kamu wanita rendahan berani