Share

Bab 0005

Author: Ans
last update Last Updated: 2023-09-19 02:47:34

“Marcella Hadiwijaya, apakah kau bersedia menjadi istri Bayu Tjandra. Mencintai dan menerima dalam suka dan duka?”

Ini adalah hari di mana Marcella mengikat hubungannya dengan pria yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu. Wanita yang dibalut gaun putih panjang nan indah itu tak kuasa dengan tatapan mata-mata yang kagum. Terlebih dengan adanya Bayu di atas altar yang penampilannya memenuhi setiap kata ideal dan sempurna untuk seorang pria.

Tepat di depan Marcella berdiri Bayu. Tatapan mereka lurus bertemu. Mata Marcella terasa panas. Ada sesuatu yang mencengkeram hatinya. Sebuah ketakutan besar yang datang dari masa lalu. Perasaan itu perlahan meremukkannya.

Kenangan yang menjadi kepingan, tiba-tiba membesar untuk kemudian membuatnya ingin berlari. Meskipun beberapa kali wanita itu meyakini diri sendiri bahwa pernikahan dan hubungannya dengan Bayu adalah sandiwara, tetap saja, dirinya dipenuhi rasa panik.

“Marcella, apakah kau bersedia?”

“Cell….” Bayu sedikit meremas tangan Marcella.

Mengembalikan pada keadaan di mana semua orang menunggu jawaban dari wanita yang wajahnya tertutup oleh veil itu. Bisik-bisik yang terdengar dari sekitar membuat Bayu semakin gelisah. Seharusnya apa pun jawaban Marcella tidak penting baginya.

Jika Marcella menerima, itu sesuai dengan perjanjian mereka. Kalau di menolak, itu akan lebih aman untuk Bayu. Dia bisa melepaskan diri dengan mudah setelah semua keuntungan yang di dapat.

Bayu mengharapkan sesuatu yang dia takutkan untuk menjadi bagian dari dirinya.

“Cella….” Kedua kalinya.

Kali ini Bayu mengangkat dagu Marcella dan memaksa wajah cantik yang mulai basah oleh air mata itu menatap ke arahnya. Bayu tersenyum mengangguk. Dia seperti mengucap ribuan janji, bahwa setelah hari ini, semua akan baik-baik saja.

Itu berhasil!

“Ya. Saya bersedia.” Akhirnya tiga kata yang ditunggu keluar dari mulut Marcella.

Bayu tersenyum lega begitu pula para undangan yang datang. Pendeta yang berdiri di antara mereka pun tampak terlepas dari beban. Prosesi janji nikah berikutnya untuk Bayu dan itu semudah yang diharapkan.

“Silahkan cium pengantin wanitanya,” ujar Sang Pendeta.

Bagian ini adalah bagian yang mereka lupa untuk bicarakan sebelumnya. Sebuah ciuman pernikahan, adalah ritual yang selalu ada di pemberkatan gereja. Entah bagaimana, ini tidak terpikirkan oleh Marcella dan Bayu.

Setiap mata yang ada di ruangan itu menunggu. Dalam kesunyian, pikiran keduanya justru semakin tegang. Suhu ruang pemberkatan dengan cepat meningkat tajam. Marcella nyaris kehilangan pengetahuan tentang cara bernafas saat Bayu membuka veil di wajahnya.

Mata mereka bertemu untuk ‘berbicara’.

Perlahan Bayu mendekatkan dirinya. Setiap detik berubah menjadi penyiksaan untuk membawa setiap inci semakin maju. Marcella menunggu dengan jantung berdetak di telinganya.

Bayu membisikkan sesuatu pada Marcella, cepat dan nyaris tidak terlihat.

“Adegan ini diperlukan untuk meyakinkan semua orang tentang hubungan dan pernikahan kita.”

Saat bibir Bayu mendarat di bibirnya, dunia Marcella ‘menghilang’ tidak ada yang bisa dia ingat selain kehangatan yang sedang dia rasakan. Anehnya, itu membuatnya merasa tenang dan bahagia.

Bahkan tepuk tangan hadirin tidak membuat Bayu melepaskan ciuman. Sebuah peningkatan terjadi saat Bayu merasa bibir Marcella terbuka. Itu ‘sambutan’ selamat datang yang tidak akan dia sia-siakan.

Sampai paru-paru mereka ‘berteriak’ meminta pembebasan untuk bernafas, barulah Bayu melepaskan panggutannya. Wajah Marcella praktis memerah dan panas. Mereka kembali ke alam nyata.

Bagi Marcella saat itu, dunia terasa berputar lebih cepat. Semua selesai dengan sempurna. Senyum bahagia merekah di wajah Ayah dan Ibu Marcella. Satu keinginan besar yang telah lama mereka nanti akhirnya berhasil Marcella kabulkan.

“Ayah, Cella dan Bayu akan langsung pulang ke rumah kami. Semua pengaturan untuk keberangkatan Ayah ke Singapura sudah disiapkan. Kita akan berangkat besok lusa.” Marcella duduk sambil memegang kedua tangan orang yang sangat dicintainya itu.

“Ayah bisa pergi sama Ibu. Ini bukan pertama kali. Kamu bisa menghabiskan waktu bersama Bayu untuk berbulan madu.”

Marcella menelan semua ‘kebekuan’ yang ada di tenggorokannya.

“Kami bisa sekalian bulan madu di Singapura. Cella nggak tenang kalau Ayah cuma pergi sama Ibu saja.”

“Ok. Kalau begitu atur saja sesuai keinginanmu. Apa kamu sudah memberitahu Bianca tentang pernikahanmu dengan Bayu?”

Marcella menggeleng. Dia tahu, tidak akan mudah bagi Bianca menerima kedatangan orang baru dalam keluarga mereka. Lagi pula hubungannya dengan Bayu hanya palsu. Sekedar memberikan kebahagiaan dan memenuhi permintaan orang tuanya. Dia pikir, tidak perlu melibatkan Bianca dalam hal ini.

“Aku akan bicara dengan Bianca nanti. Mungkin juga akan mengunjunginya ke Amerika setelah pengobatan Ayah selesai.”

Ayah dan Ibu Marcella bertukar pandang. Keduanya begitu saja setuju.

Setelah rangkaian acara makan bersama dengan keluarga di sebuah restaurant mewah, Marcella dan Bayu pun menuju ke rumah pribadi Marcella yang akan mereka tinggali bersama.

“Kau keterlaluan, kenapa kau memintaku menyetir. Ini adalah hari pernikahan kita.” Bayu menggerutu.

“Orang-orang menganggapnya romantis. Mereka pikir aku ingin berduaan denganmu.” Marcella menjawab dengan wajah acuh.

Pernyataan yang membuat Bayu mendengus kesal. Sementara dia berusaha menembus jalanan ibu kota di bawah langit siang yang mulai terik, Marcella dengan santai bersandar di kursi penumpang yang nyaris dalam posisi tidur di sampingnya.

“Aku seperti seorang supir yang sedang menyetir untuk majikannya.” Lagi-lagi Bayu bergumam.

Marcella tidak memberikan reaksi. Dia memilih sibuk dengan ponselnya. Mata Bayu beberapa kali melirik dan mengamati wanita yang sekarang berstatus sebagai istrinya. Tidak akan ada yang percaya jika Marcella berusia sepuluh tahun lebih tua darinya.

Dia terlihat cantik dengan gaun pengantin yang diambil dari butiknya sendiri. Kulit putihnya seperti mutiara yang mengundang naluri Bayu untuk menyentuh. Ingatan tentang ciuman di gereja tiba-tiba menggelitik Bayu ketika matanya berhenti untuk melihat bibir merah jambu Marcella.

“Hey, kenapa kau membuka bibirmu saat berciuman denganku tadi?”

Marcella nyaris tersedak lidahnya sendiri karena pertanyaan memalukan yang Bayu lemparkan.

“Aku… tidak ada alasan. Aku hanya ingin semua terlihat lebih alami.”

“Kau terlihat menikmati.”

“Tutup mulutmu! Jangan melewati batasanmu, Bayu.”

Udara di dalam mobil berubah menjadi panas. Marcella mengutak atik tombol AC untuk mengatur kecanggungan di antara mereka. Kegelisahan yang terbaca jelas oleh Bayu. Dia tahu bahwa ingatan ciuman itu berbekas bukan hanya di ingatannya tapi juga di ingatan Marcella.

“Kita tampak serasi. Tidak ada yang tahu bahwa aku jauh lebih muda darimu.” Bayu mencoba mencairkan situasi.

Bagaimana pun mereka akan tinggal bersama. Setidaknya mereka perlu memiliki sedikit kenyamanan dan mulai menurunkan tingkat permusuhan. Itu yang Bayu pikirkan.

Sekali lagi dia tidak mendapatkan tanggapan Marcella.

Wanita itu terus diam sampai mereka tiba di sebuah rumah berpagar tinggi dengan warna emas. Bangunannya menjulang tiga lantai di atas tanah. Disambut dengan taman yang asri tertata rapi, Bayu mengarahkan mobil yang dia kendarai ke pintu utama.

“Apakah kita harus tinggal bersama. Orang tuamu toh tidak ada di sini.” Bayu mematikan mesin mobil.

Tanpa menoleh, Marcella memberikan jawaban sambil bersiap turun dari mobil. Dia mengangkat bagian bawah gaunnya agar lebih aman saat melangkah.

“Mereka bisa datang kapan saja. Aku tidak mau repot mencari jawaban jika mereka bertanya tentang suamiku. Lagi pula aku sudah membayar mahal untuk mendapatkanmu.”

Setelahnya Marcella meninggalkan mobil dan berjalan memasuki rumah. Seorang pembantu yang sejak tadi berdiri menyambut mereka tersenyum melihat Bayu.

“Selamat datang, Tuan. Apa ada barang yang perlu saya bawakan?”

“Tidak ada, Bi. Terima kasih.” Bayu bersiap untuk keluar dari mobil..

Ketika kedua kaki Bayu menapak di halaman rumah Marcella untuk pertama kali, dia melihat sekeliling. Itu adalah sebuah rumah mewah. Bahkan halamannya seluas mata memandang.

Tidak perlu diragukan lagi jika Marcella adalah seorang wanita yang telah berhasil dalam bisnisnya. Ketika Bayu pertama kali datang ke kantor Marcella, sebuah papan nama besar dengan untaian huruf ‘Cellena’ sudah menunjukkan posisi Marcella.

Itu adalah salah satu produk fashion ternama di Indonesia. Ketika Bayu masih hidup nyaman di ‘kastanya’ merk itu adalah merk yang biasa ibunya dan Aryani gunakan.

“Tuan, Nyonya meminta anda untuk masuk. Ditunggu di ruang makan.” Suara pembantu Marcella mengembalikan lamunan Bayu ke dasar bumi. Dia mengangguk dan segera mengikuti langkah kecil wanita paruh baya yang berjalan tergopoh di depannya.

Ketika langkahnya memasuki rumah Marcella, hal pertama yang menarik perhatian Bayu adalah foto serupa yang pernah dia lihat di kantor Marcella. Itu foto Marcella dengan seorang wanita yang tampak lebih muda.

Lalu di sebelah foto itu ada foto lain dengan ukuran lebih kecil. Di dalam foto itu wanita yang bersama Marcella tertawa di sebelah seorang pria Eropa yang lebih tua darinya. Kedua foto itu tergantung manis di dinding putih rumah Marcella.

Rumah yang memiliki design mewah dan minimalis. Warna putih mendominasi seisi rumah. Semua tampak bersih dan aroma harum yang menenangkan menyambut penciuman Bayu sejak langkah pertama di rumah itu.

“Tuan, mari lewat sini.” Pembantu Marcella mengulurkan tangan menunjukkan pada Bayu arah ke ruang makan.

Bayu mengangguk sopan. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya tentang apa yang baru saja dilihatnya.

“Bi, itu tadi foto siapa?” Bayu tahu bahwa pembantu Marcella sesaat juga ikut berhenti ketika dia mengamati kedua foto itu.

“Itu foto Nona Bianca, putrinya Nyonya Marcella”

Related chapters

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0006

    Kening Bayu mengerut. “Putri?” Dia memastikan bahwa telinganya tidak salah mendengar. Entah siapa yang salah dalam menghitung usia, tapi Marcella dan Bianca terlihat hanya berjarak beberapa tahun saja. Orang akan percaya jika mereka kakak dan adik. Kenyataan yang Bayu dengar jika Bianca ternyata ad

    Last Updated : 2023-09-23
  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0007

    Marcella yakin, Andara tidak datang untuk sekedar memberi ucapan selamat. Tantenya itu pasti datang untuk membuktikan apakah suami Marcella lebih baik dari Antony Si Pria Botak yang pernah dijodohkan dengannya. Dengan panik Marcella keluar dari kamarnya sambil tetap berbicara dengan suara pada ibun

    Last Updated : 2023-09-23
  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0008

    “Katakan lebih jelas,” Bayu berbisik tepat di belakang telinga Marcella. Kali ini Marcella merasa keberaniannya sungguh tidak berguna. Sementara Bayu sepertinya enggan untuk melepaskan tubuh Marcella. Mereka nyaris tenggelam dalam kekacauan perasaan ketika ponsel Marcella berbunyi dan mengejutkan k

    Last Updated : 2023-09-23
  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0009

    “Apa memangnya?” Keterkejutan Sarah membuat Marcella sama terkejutnya. Sarah memutar bola matanya tidak percaya. Di usia yang ketiga puluh lima, Marcella masih saja berpikir sederhana seperti yang pernah dikenalnya bertahun-tahun lalu ketika mereka sama-sama masih memakai seragam SMA. Marcella bisa

    Last Updated : 2023-09-24
  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0010

    “Anda kenal Marcella?” tanya Sarah pada pria yang berdiri di depan mereka. Pria dengan tampilan botak dan tubuh tambun berusia lebih dari setengah abad itu melihat Marcella dengan mata liar. Tatapan matanya Sarah mulai mengantisipasi. Sekilas dia melihat dua pria lain yang berbadan kekar di belaka

    Last Updated : 2023-09-25
  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0011

    “Siapa kau?” Wajah Antony terlihat kesal. Dia sudah hampir mendapatkan apa yang diinginkannya, lalu sekarang muncul lagi gangguan lain. Perhatian pengunjung, dua bodyguard Antony dan Sarah teralihkan. Mereka melihat ke arah pintu masuk bar. Seorang pria yang bertubuh tinggi dan kekar berdiri di san

    Last Updated : 2023-09-25
  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0012

    “Aku tidak akan tertipu oleh wajah polosmu,” tekad Bayu pada dirinya sendiri. Lalu dia mengalihkan pandangan. Dia tidak bisa lebih lama melihat wajah Marcella, itu akan membuat pikirannya terperangkap di sana. Bukan waktunya untuk jatuh cinta dalam kepelikan yang sedang dia rasakan. Lagi pula wanit

    Last Updated : 2023-09-25
  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0013

    “Ini kamar rumahku, tapi… kenapa ada pria? Kenapa aku ada di kamar tamu?” Marcella masih berusaha mengembalikan kesadarannya secara penuh. Dia memijat perlahan pelipisnya. Kepalanya terasa sakit akibat minuman keras yang diteguknya tadi malam. Perlahan Marcella bangkit dari ranjang dan berdiri. Dia

    Last Updated : 2023-09-25

Latest chapter

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0128

    “Dan dia jatuh cinta padamu.” Bayu menyimpulkan. Marcella tersenyum sedih. “Katakanlah begitu. Tapi, Avan bukanlah alasan aku memutuskan untuk tidak kembali padamu. Itu adalah dia hal yang berbeda.” “Apakah dia lebih baik dariku?” tanya Bayu. Marcella mengerling. “Kenapa aku harus membandingkan k

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0127

    Bayu meraih tangan Marcella. Hatinya bergetar. Semula dia memang berniat untuk tetap memberikan investasi itu pada Naomi Company. Jika itu berarti kemenangan Marcella dan membalaskan sakit hatinya pada Bayu, maka dia akan dengan senang hati memberikan kemenangan itu pada Marcella. Namun ternyata, j

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0126

    Pria yang sejak tadi memilih diam itu pun melihat ke arah Nirina. “Apa kau sedang mengancamku?” tanya Bayu. “Tentu saja tidak, Bayu. Ini bukan ancaman, ini adalah hal yang akan tampil menjadi kenyataan. Video pelecehan yang pernah kau lakukan pada Marcella, ada di tangaku.” Nirina menoleh ke salah

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0125

    Kamera wartawan berkilatan di depan mereka. Itu sama sekali tidak mengganggu bagi Nirina. Dia tersenyum bangga dan bahagia dengan para pewarta yang ada bersama mereka. Marcella duduk tenang dan anggun di sebelahnya sementara Bayu duduk di sisi yang lain. Itu adalah ruang pertemuan di dalah satu hot

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0124

    Marcella duduk diam sambil memutar-mutar gelas berisi air yang ada di depannya. Kata-kata Nindia mengandung banyak kekhawatiran. Dalam hati Marcella selalu bersyukur karena ibu yang dia miliki adalah Nindia. Wanita yang tegar dan tidak terpengaruh oleh keadaan. Kebijakannya dalam menentukan banyak h

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0123

    Sesaat semua orang memejamkan mata. Beberapa dari mereka adalah orang yang belum pernah melihat kekejaman Bayu yang hanya terdengar dari telinga. Ketika akhirnya mereka melihat dengan mata kepala sendiri dengan siapa mereka sedang bekerja, tak urung mereka pun berubah menjadi jeli. “Berterima kasih

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0122

    Bayu berdiri cepat. Dia membuka salah satu laci yang ada di belakangnya. Sepucuk senjata dengan segera berada di tangannya. Bayu dengan cekatan memasang beberapa peluru dan melepaskan pengaman pelatuknya. Manu berdiri. “Tidak, Bayu. Bukankah kiat sudah sepakat untuk tidak menggunakan cara ini lagi

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0121

    Tidak ada satu jawaban pun yang diterima Bayu. Sepanjang malam, ratusan kali dia menyentuh ponselnya hanya untuk melihat bahwa Marcella tidak sama sekali menanggapi pesan yang dia kirimkan. Pertanyaan bergelayutan di benak Bayu. Apakah istrinya belum membaca pesannya? Atau Marcella memang sudah tida

  • Cinta Sang Nyonya Melupakan Usia   Bab 0120

    “Tidak mungkin Marcella melakukan itu, Kak. Dia bukan wanita yang bisa membalas dendam dengan cara yang kejam.” Aryani menyangkal. “Bukankah itu menurutmu. Kenyataannya tidak seperti itu. Orang paling baik sekali pun bisa melakukan hal kejam ketika mereka melewati batas rasa sakitnya.” Bayu memijat

DMCA.com Protection Status