Share

Suara Pecahan Kaca

~Rumah yang kosong biasanya selalu menyimpan misteri yang tidak kosong~

Pak Sokim sudah ketiduran di dalam mobil. Cuaca yang dingin dan suara hujan malah seperti meninabobokan dirinya. Ia lupa kalau Jidan dan Sagita masih bertahan di teras rumah yang kian lama semakin basah karena tempias hujan.

"Geser dekat sini Git! Nanti kamu basah. Enggak apa-apa jarak kita agak dekat sedikit. Inikan darurat." Jidan membujuk Sagita agar mau lebih mendekat, ia senyum pada Sagita. Senyum yang terlihat canggung, namun semakin menunjukkan aura ketampanan Jidan.

Sagita malu-malu mendekat pada Jidan. Kedua tangannya erat membekap dirinya sendiri. Harum parfum Jidan semakin menjadi-jadi masuk ke dalam indra penciuman Sagita. Diam-diam, Sagita mulai nyaman dengan wangi parfum itu.

"Kakak, enggak dingin? Kalau dingin, pakai aja jaket Kakak ini."

"Enggak Git! Kamu lebih butuh. Kamu jangan khawatir sama kondisi kakak. Kakak dari kecil su
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status