Share

Bab 12 Begitu Gelisah

Setelah keluar dari rumah sakit, Adela merasa kewalahan dengan guncangan di perutnya.

Dia berjongkok di bawah pohon besar dan muntah.

Setelah muntah, Adela bangun dan pergi ke toko serba ada di belakang untuk membeli sebotol air mineral dan minum sedikit untuk membasahi tenggorokannya di tepi jalan.

Seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya dan Adela sangat ketakutan hingga hampir menjatuhkan botol air itu ke tanah. Orang itu langsung menangkap bagian bawah botol dengan gesit.

Air tumpah dan membasahi lengan baju Arson.

Arson mengangkat alisnya dan menatap Adela. "Apa-apaan ini?"

Adela menyeka bibirnya dengan perasaan bersalah dan melihat sekeliling.

Adela menunjukkan reaksi penolakan saat berduaan dengan Arson di tepi jalan.

Arson terlihat muram, "Lihat apa?"

"Lihat apakah ada pengawasan atau ada yang merekam secara diam-diam."

"Begitu takut?"

Raut wajah gugup Adela membuat Arson merasa kesal.

Dia menegakkan kepalanya dan menatap Arson dengan serius, "Pak Arson punya hubungan dengan wanita lain selain tunangannya disebut romantis, tapi yang kulakukan disebut selingkuhan. Aku belum menikah dan nggak mau menghancurkan reputasiku, kuharap Pak Arson juga bisa memikirkannya dan menjaga jarak dariku."

Dilihat dari sikap Adela, sepertinya dia sudah tidak sabar untuk mencari keluarga baru karena takut Arson akan menghalangi jalannya.

Arson memasukkan tangan ke dalam saku. Saat berdiri di bawah sinar matahari pun tetap tidak mengubah penampilan dan sikap anggunnya yang menarik perhatian.

Bahkan gadis yang lewat menoleh ke belakang sambil berbisik, "Tampan sekali, apa dia aktor yang nggak kita kenal?"

Mereka sangat ingin mendekati Arson dan menempel padanya.

Akan tetapi, sekarang Adela adalah satu-satunya yang ingin bersembunyi.

Pria di depannya terlihat tertutup dan tatapannya cukup dalam, sehingga sulit untuk melihat atau menebak sesuatu dengan jelas.

"Bukankah semua masalah sudah ditangani? Kok kamu begitu gelisah?" Setelah selesai berbicara, Arson mengulurkan tangan dan meraih pergelangan tangan Adela.

Adela tanpa sadar ingin melawan, tetapi dia takut membuat keributan hingga menarik lebih banyak penonton, jadi dia hanya menutupi wajahnya dengan tangan yang lain sambil ditarik ke mobil oleh Arson.

Pintu mobil ditutup dengan keras.

Udara di dalam mobil terasa panas.

Suhu tubuh Adela seolah naik secara tiba-tiba. Dia memalingkan wajahnya karena tidak ingin Arson melihat wajah merahnya.

"Kamu membatalkan proyek Darius karena dia mengirim foto-foto itu?" Karena sekarang orangnya ada di sini, Adela pun bertanya padanya.

Arson menoleh dan menatap Adela dengan cermat. "Dia memberitahumu? Kalian masih berhubungan?"

Kalau tidak, bagaimana dia bisa tahu tentang proyek Darius?

Sehari setelah Adela turun dari kasur, Arson melihat Adela dan Darius berkencan di kedai kopi.

Adela merasakan tatapan tajam Arson.

Dia membuka mulutnya dan jantungnya berdebar kencang.

Adela ingin memberitahunya kalau Darius mencekiknya di tempat parkir hari itu, tetapi kemudian dia berpikir lagi, sekarang status apa yang dia miliki?

Sekarang hubungan mereka sudah berbeda. Ada banyak hal yang tidak begitu pantas untuk dikatakan kepadanya.

Adela bukannya tidak memiliki batasan.

"Kenapa diam saja?" Arson menunggu penjelasannya.

Akan tetapi, pada akhirnya Adela hanya menggelengkan kepalanya, "Nggak ada."

Jawabannya membuat Arson sangat kesal, "Apa maksudmu nggak ada? Kamu nggak mendengar pertanyaanku dengan jelas?"

Adela ditegur seperti siswa SD.

Waktu kebersamaan sebelumnya membuat Adela terbiasa mengalah di hadapannya dan perannya masih belum berubah. Sekarang Adela tahu Arson marah, dia pun menundukkan kepalanya, "Ng ... nggak berhubungan ...."

"Bohong!"

Arson mengungkapkannya tanpa ampun dan mencibir.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status