Share

Bab 15 Dia Benar-benar Tidak Memahaminya

Adela tidak ingin terlalu dekat dengannya, kalau-kalau dia difoto atau dilihat oleh seorang kenalan ....

Arson melihat Adela menghindar seperti ini dan berpikir saat masih bersama, sepertinya mereka berdua tidak pernah pergi berbelanja bersama.

Dia bahkan tidak ingat untuk membawanya keluar.

Tidak disangka, mereka malah muncul bersama di mal setelah putus.

Sambil berdiri di depan konter, Adela bertanya kepada Arson tentang kesukaan penerima hadiah dan perhiasan seperti apa yang cocok untuk perangai orang tersebut.

Arson berpikir sejenak dan memberikan tiga kata kunci, "sederhana, polos dan anggun".

Penjual itu keluar dengan antusias dan menunjukkan beberapa kalung dan perhiasan yang sangat mewah kepada mereka.

Merek ini merupakan merek Negara Iros, baik dari segi gaya maupun estetika.

Adela memilih satu dan penjual mengeluarkannya untuk dicoba oleh Adela yang ternyata sangat cocok untuknya.

Kulitnya putih, tetapi sangat cocok dengan mutiaranya yang berkilau dan membuatnya terlihat semakin cantik.

Arson berdiri di depan cermin sambil diam-diam menatapnya di bawah cahaya terang di ruangan itu.

3,2 miliar bukan apa-apa baginya.

Adela mengetahui tingkat konsumsinya, tetapi masih mengangkat kepalanya dan bertanya, "Bagaimana dengan yang ini?"

Arson tidak berkomentar.

Dia berbalik dan memberikan kartu kepada penjual, kemudian memintanya untuk menggeseknya.

Penjual itu menyukai orang kaya yang sangat murah hati dan langsung terlihat berseri-seri, "Aku akan membantumu mengemasnya sekarang juga, tolong tunggu sebentar."

Sambil menunggu, Arson masih menatap perhiasan di konter.

Dia berkata dengan santai, "Pilihlah satu dan aku akan memberikannya kepadamu."

Lagi pula, Adela telah bersamanya selama tiga tahun.

Barang-barang yang ada di konter masing-masing berkisar dari ratusan juta hingga miliaran, tetapi baginya itu hanyalah uang kecil.

Bagi Adela, mungkin ini adalah gajinya selama satu atau dua tahun.

Adela tertegun sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Pak Arson lupa? Aku sudah bilang aku nggak menyimpan barang dari mantanku."

Setelah mengatakan ini, Adela merasa agak bersalah.

Karena entah apakah dia sendiri adalah mantan bagi Arson.

Atau apakah dia hanya ... wanita yang pernah bermain dengannya?

Selain itu, Adela juga mengandung anaknya, jadi bagaimana kalau itu dijadikan kenang-kenangan dari masa lalu mereka saja?

Setidaknya dalam hati Adela, dia tidak hanya menganggap pria ini sebagai sumber keuangan.

Dia bercampur aduk berbagai emosi yang membuatnya menderita rasa sakit dari waktu ke waktu dan tidak bisa melepaskan diri.

Anak berbeda dengan benda. Anak ini membuatnya bahagia dan barang sama sekali tidak memberikan kehangatan.

Akan tetapi, Arson adalah orang berjiwa pemberontak.

Semakin Adela menolak, semakin dia mendesaknya.

Keesokan harinya, Adela menerima paket yang ternyata adalah kalung yang sama persis dengan yang kemarin Arson beli dengan kartu kreditnya.

Harganya 3,2 miliar, lho. Adela memegangnya dengan gemetar.

Dengan hubungan mereka saat ini, Adela tidak punya alasan untuk menerima hadiah mahal darinya.

Dia ingin mengirimkan pesan WhatsApp untuk menanyakan maksudnya, tetapi dia mengeluarkan ponselnya dan ingat pria itu telah memblokirnya.

Sore harinya, Adela menerima panggilan telepon dari Anson, "Bu Adela, kemarin aku benar-benar sudah merepotkanmu. Malam ini ada waktu luang nggak? Aku mau mentraktirmu makan malam besar."

Terakhir kali di dalam mobil, Adela meminta Arson untuk memberi tahu Anson kalau kelak jangan terlalu sering menghubunginya, tetapi pria itu malah menolaknya dengan kejam. Sekarang sepertinya Arson tidak pernah memberitahunya.

Kebetulan Adela juga ingin mengembalikan kalung itu kepada Arson. Sekarang dia tidak memiliki WhatsApp Arson, jadi dia meminta Anson untuk memberikannya.

Adela langsung setuju dan keduanya membuat janji di sebuah restoran dekat sekolah Anson.

Sekarang kartu Anson telah ditangguhkan oleh Arson. Dengan kata-katanya sendiri, sekarang dia benar-benar miskin. Untung saja dia masih memiliki sejumlah amplop tunai yang terkumpul selama tahun baru. Dia tidak bisa menghambur-hamburkannya, tetapi setidaknya masih bisa mentraktir orang.

"Terus bagaimana dengan akhir dari pertengkaran itu?" Setelah duduk, Adela bertanya terlebih dahulu.

Bagaimanapun, kemarin Adela juga dipanggil ke rumah sakit, jadi dia juga tidak boleh mengabaikannya.

"Aku membayar mereka 160 juta sebagai kompensasi atas trauma dan beres." Saat menyebutkan ini, Anson menjadi lesu lagi dan diam-diam meletakkan gelas di tangannya.

Jelas bukan merasa sedih karena uang, melainkan semalam sebelum tidur, dia dipanggil ke ruang belajar oleh Arson untuk diceramahi selama satu jam.

Anak-anak seusia ini memiliki harga diri yang tinggi, terutama di hadapan kakak yang dia kagumi sejak kecil. Dia pun merasa kehilangan muka.

Anson menegakkan kepala dan melihat ke arah Adela di seberangnya sambil berpikir sejenak sebelum berbisik, "Bu Adela, aku tahu aku telah menimbulkan masalah bagimu. Kakakku bilang seorang pria harus menangani masalah mereka sendiri, apa artinya mengirim mereka ke rumah sakit? Kalau mampu, bereskan masalah dengan bersih tanpa kesalahan sedikit pun."

Adela sedang makan sebelum berhenti dan bertanya sambil mengerutkan kening, "Kakakmu yang bilang ini?"

Anson mengangguk, "Sejak kecil dia selalu mengajariku untuk menyerang di saat yang tepat. Ada beberapa orang yang menyebalkan dan rasanya gatal kalau nggak dipukul ...."

Ada apa dengan semua ini? Adela tidak bisa berkata-kata.

Dia sudah mengenal Arson tiga tahun, juga tidur dengannya selama tiga tahun. Benar saja, Adela benar-benar tidak memahaminya.

Selain apa yang terjadi di kasur, keduanya juga jarang mengobrol.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status