Saat tengah makan, Adela mengeluarkan kado yang dikirim oleh Arson pada pagi tadi, lalu meletakkannya di meja."Anson, bantu sampaikan kado ini kepada kakakmu.""Apa ini?""Kamu nggak perlu tahu, cukup berikan padanya saja."Saat terjadi sesuatu pada Anson, Adela akan pergi dengan setia.Sekarang Adela hanya menyuruh Anson untuk menyampaikan benda ini kepadanya, dia pikir Anson akan menyetujuinya dengan senantiasa.Tidak sangka, Anson berpikir sejenak, lalu meletakkan sendok dan menatap Adela dengan serius.Dia bertanya, "Apa ini adalah kado dari kakakku yang mau kamu kembalikan? Kalau begitu, aku nggak berani melakukannya. Kalau sampai kakakku melihatnya, dia bakal melampiaskan amarah padaku ...."Adela merasa sakit hati.Nada bicara anak ini kedengarannya sejak awal sudah tahu hubungan antara dia dan Arson!Mungkin lebih awal dari kontroversi foto. Hal ini membuat Adela makin tidak senang hati!"Kakakmu bukanlah orang yang nggak pengertian, jadi dia nggak mungkin melibatkanmu. Apalag
Meskipun pria itu masih menyimpan perasaan padanya, mungkin juga hanya hasrat terhadap tubuhnya.Hanya ingin tidur bersamanya, tetapi tidak menjanjikan masa depannya. Bukankah selama ini Arson selalu seperti itu?Sementara Adela tidak ingin membuang waktu lagi.Setelah berpisah sama Adela, Anson juga menaiki mobil pulang. Dia menelepon Arson sambil memakan kerupuk singkong yang baru saja dibeli, "Kak, aku pulang ke rumah sekarang juga."Terdengar suara Arson yang tidak sabar, "Kamu sudah berusia berapa tahun? Kenapa masih saja melaporkan hal ini padaku?""Aku baru saja habis makan sama Bu Adela. Dia tahu sekarang aku nggak ada uang, jadi mengambil inisiatif untuk mentraktirku."Anson mencengkeram ponsel. Beberapa lama kemudian, Arson bertanya, "Apa malam ini kamu makan bersama Bu Adela?""Ya." Anson sengaja tertegun 3 detik, lalu berkata, "Kak, apa dia mencintaimu secara diam-diam?"Saat mendengar kata-kata ini, Arson mengerutkan kening, tetapi tidak menyelanya.Anson omong sembarangan
Mungkin karena sedang hamil, akhir-akhir ini Adela merasa mudah lelah.Waktu penerbangan hanya 3 jam, tetapi begitu dia naik pesawat langsung tidur.Saat bangun, dia menyadari tubuh dirinya ditutupi selimut.Dia membuka mata dalam kondisi belum sepenuhnya sadar dan melihat Yenni sedang tersenyum padanya.Adela mengucek mata dan duduk tegap.Dia telah menebak bahwa Yenni yang menutup tubuhnya dengan selimut, sehingga membalas dengan senyuman berterima kasih padanya."Tadi kamu bermimpi dan mengigau." Yenni tiba-tiba berkata seperti itu.Adela tertegun dan merasa terkejut, "Apa yang aku katakan?""Kamu bilang, aku benci padamu, dasar keji ..." jelas Yenni apa adanya.Adela merasa terkejut.Adela merasa senyuman Yenni penuh makna, seolah-olah dia tidak hanya berkata seperti itu, melainkan masih ada kata-kata lain yang sulit diucapkan."Kamu pasti sedang pacaran, 'kan?" Yenni menghampiri dan menatapnya dengan kepo.Perasaan yang Yenni berikan pada Adela selama ini adalah lembut dan tenang,
Terdengar suara Nyonya Milen dari ponsel. Nada bicaranya dingin dan anggun, disertai semacam kedewasaan yang khas dari wanita seusia ini.Adela sudah mendidik Anson selama 3 tahun dan setiap minggu harus mengunjungi rumah Keluarga Kilto, sehingga agak memahami Nyonya Milen. Dengan kata halus, Milen tidak begitu ramah seperti penampilannya.Adela bertanya dengan agak tegang, "Nyonya Milen, apa ada masalah?"Sepertinya suasana hati Nyonya Milen sangat baik. Setiap nyonya dari keluarga kaya memiliki trik tersendiri dalam berinteraksi.Pertama-tama dia berbasa-basi sama Adela, pura-pura perhatian terhadap kondisi Adela akhir-akhir ini.Adela merasa tersanjung dan menjawabnya.Nyonya Milen tiba-tiba beralih ke topik utamanya, "Apa Bu Adela ada waktu pada hari Sabtu, karena hari itu adalah ulang tahun pernikahan antara aku dan suamiku ...."Adela tidak sangka bahwa Nyonya Milen akan mengundangnya.Saat terakhir kali bertemu sama Nyonya Milen adalah saat dia menyampaikan niat pengunduran diri
Ruang tamu di lantai satu dipenuhi suara canda tawa.Orang yang bisa dapat undangan dari Keluarga Kilto pada dasarnya adalah orang kaya.Adela ditarik masuk oleh Nyonya Milen, sehingga tampak tidak cocok di antara mereka.Dia ingin memberikan kado dan mengembalikan kalung kepada Arson, lalu mencari alasan untuk pamitan.Saat ini Anson malah berlari dari kemari. Saat melihat Adela, dia sangat kegirangan, "Bu Adela, akhirnya kamu hadir!"Dia menarik tangan Adela dengan senantiasa, lalu bertanya di tepi telinganya, "Bu Adela, kamu nggak mengadu sama ibuku terkait hal aku berantem kemarin, 'kan?"Adela meliriknya, Anson pun segera tersenyum dengan rasa bersalah, "Bu Adela begitu murah hati, pasti nggak bakal ...."Belum habis bicara, dia melihat Nissy turun dari lantai atas dengan temperamen yang luar biasa.Pria tua yang digandeng oleh Nissy berusia sekitar lebih dari 50 tahun. Mungkin pria itu adalah ayahnya.Nissy saling bertatapan sama Adela dengan senyuman yang tidak berubah."Bu Adel
Adela mengangkat kepala dan menoleh ke sekeliling. Terakhir dia melontarkan pandangan ke wajah Nissy.Nissy tidak sempat menyembunyikan senyuman bangga di bibirnya.Mungkin karena Nissy mengatakan sesuatu pada Nyonya Milen, sehingga Nyonya Milen mengundang dia ke sini untuk memberi pelajaran padanya di depan orang-orang.Adela enggan memainkan piano, sedangkan Nyonya Milen enggan melepaskannya.Susan dan Anson ingin bantu Adela, tetapi baru saja buka suara langsung ketakutan karena tatapan kejam dari Nyonya Milen.Susan pun menoleh ke arah Adela dengan ekspresi muram.Anson juga berbicara padanya dengan bahasa bibir, "Cara solusi sendiri saja."Adela mengalihkan pandangan dan menemui jalan buntu bersama Nyonya Milen.Suasananya menjadi sangat canggung!Saat ini Adela sudah tidak menaruh harapan pada Arson untuk membantunya.Meskipun sudah tidak menaruh harapan, hatinya tetap terasa sedih dan penuh bekas luka."Buat apa suruh Bu Adela main piano sendirian?"Tiba-tiba terdengar sebuah su
Adela mengangakan mulut, tetapi tak kunjung buka suara. Dia ingin mencari kesempatan untuk mengembalikan kalung itu kepada Arson.Saat ini Arson menjawab sebuah panggilan. Mungkin dia sedang membicarakan urusan kerja.Ekspresi wajahnya tetap begitu tenang. Setelah selesai telepon, dia meletakkan cangkir di meja, lalu berkata pada ayahnya, "Maaf, aku pergi toilet dulu."Habis bicara, dia berdiri dan berbalik pergi.Adela tertegun. Akhirnya kesempatan tiba, dia segera menyusulinya.Beberapa saat kemudian, Arson keluar dari toilet sambil menyeka tangan.Begitu mengangkat kepala, dia melihat Adela yang sedang berdiri di koridor dengan kepala tertunduk sambil melihat ponsel.Adela mendengar sesuatu, sehingga juga mengangkat kepala dan saling bertatapan sama Arson.Tatapan Arson sangat dingin dan tenang. Tatapan mereka sama sekali tidak menimbulkan gejolak padanya.Dia memasukkan kedua tangan ke dalam saku dan melewati sampingnya.Adela segera menyusulinya, "Pak Arson, ada yang mau aku berik
"Bu Adela suruh aku menyampaikan hadiah yang dia bawa kepada kalian."Arson tiba-tiba buka suara, lalu sembari menyerahkan kado hiasan yang Adela berikan padanya. Sini, serahkan kepada Nyonya Milen, "Nih, kadonya. Adela suruh aku mengucapkan selamat hari ulang tahun pernikahan kamu dan ayah."Adela dan Nyonya Milen tertegun secara serempak.Saat Nyonya Milen sedang mengobrol sama para tamu barusan tadi, masih saja sesekali mengeluh pada mereka.Wanita dari keluarga miskin seperti Adela tidak tahu aturannya. Mana ada orang yang mengucapkan selamat dengan tangan kosong?Mungkin saking miskinnya sehingga tidak mampu membeli, tetapi ingin makan dan minum gratis di sini.Alhasil, sekarang Adela malah memberikan hadiah!Jelas Arson yang menghabiskan uang, sekarang malah Adela yang disegani.Adela merasa bersalah.Dia melirik Arson dan tidak tahu kenapa Arson berkata seperti itu.Saat Adela dipersulit oleh Nyonya Milen barusan tadi, Arson tidak mengatakan sepatah kata pun. Kenapa sekarang Ars