Share

Bab 18 Hanya Berhubungan Intim

Mungkin karena sedang hamil, akhir-akhir ini Adela merasa mudah lelah.

Waktu penerbangan hanya 3 jam, tetapi begitu dia naik pesawat langsung tidur.

Saat bangun, dia menyadari tubuh dirinya ditutupi selimut.

Dia membuka mata dalam kondisi belum sepenuhnya sadar dan melihat Yenni sedang tersenyum padanya.

Adela mengucek mata dan duduk tegap.

Dia telah menebak bahwa Yenni yang menutup tubuhnya dengan selimut, sehingga membalas dengan senyuman berterima kasih padanya.

"Tadi kamu bermimpi dan mengigau." Yenni tiba-tiba berkata seperti itu.

Adela tertegun dan merasa terkejut, "Apa yang aku katakan?"

"Kamu bilang, aku benci padamu, dasar keji ..." jelas Yenni apa adanya.

Adela merasa terkejut.

Adela merasa senyuman Yenni penuh makna, seolah-olah dia tidak hanya berkata seperti itu, melainkan masih ada kata-kata lain yang sulit diucapkan.

"Kamu pasti sedang pacaran, 'kan?" Yenni menghampiri dan menatapnya dengan kepo.

Perasaan yang Yenni berikan pada Adela selama ini adalah lembut dan tenang, jarang tertarik pada masalah pribadi orang lain.

Adela menyibak rambut ke belakang telinga, lalu menggelengkan kepala, "Nggak."

"Tapi, kalau nggak ada cinta, dari mana dendam berasal? Adela, siapa pria dalam mimpimu sebenarnya?"

Jangankan sekarang dia sudah putus sama Arson, meskipun masih bersama, dia juga tidak akan menyebut namanya.

Hubungan mereka tidak boleh diumumkan. Dia mesti menaati aturan ini. Dirinya hanyalah seorang wanita yang menjadi pelampiasan di ranjang Arson pada masa lalu.

Mereka hanya bisa berhubungan intim dan tidak bisa memasuki kehidupan masing-masing.

Sekarang suasana harinya lumayan kacau saat merenungkan kembali periode waktu itu.

Meskipun tidak menyesal, hubungan mereka juga bukan hal yang membanggakan.

Awalnya Yenni masih ingin bercanda padanya, tetapi saat melihat ekspresi Adela tiba-tiba seperti ini, dia tiba-tiba teringat isu foto Adela berciuman sama seorang pria di dalam mobil tersebar.

Di dalam foto, ekspresi Adela agak bergejolak dan tampak sangat sakit hati saat dicium.

Meskipun Yenni belum mencintai siapa pun, tetap saja bisa merasakannya.

Bagaimanapun, ini adalah urusan pribadi Adela, sehingga Yenni tidak lagi mengungkitnya.

...

Tiga hari kemudian, Adela pulang dari pertunjukan di Distrik Fanel.

Dia kelelahan. Setelah pulang rumah, bahkan tidak mandi langsung tidur di ranjang.

Setelah bangun kembali, hari sudah gelap gulita. Dia meraba ponsel dan menemukan notifikasi biaya pertunjukan sudah masuk.

Sebuah dana yang tidak sedikit. Saat melihat saldo rekening bank, itu adalah perasaan nyaman yang dia kumpulkan sedikit demi sedikit.

Setelah sarapan pada keesokan paginya, Adela mengunjungi rumah sakit.

Demi menghindari perhatian orang lain, dia secara khusus memilih sebuah rumah sakit swasta karena tingkat privasi lebih tinggi.

Dia mendaftar sebagai ibu hamil, serta melakukan pemeriksaan untuk pertama kalinya.

Jadwal istirahat dia sebelumnya tidak teratur, suka pilih makanan dan menstruasi juga tidak tepat. Awalnya dia merasa akan menemukan setumpuk permasalahan pada hasil pemeriksaan.

Tidak sangka, ternyata dokter memberitahunya bahwa setiap indikator sangat baik.

Sekarang kandungannya hanya 2 bulan dan kondisinya sangat stabil. Selain butuh suplementasi asam folat, tiada masalah lain.

Bagi Adela, ini bagaikan kebahagiaan yang jatuh dari langit.

Dia kegirangan bagaikan dapat undian dan keluar dari ruang kantor dengan membawa resep obat dari dokter.

Ponselnya tiba-tiba berdering.

Saat Adela melihat tampilan panggilan, senyuman pada wajahnya sontak mematung.

Nyonya Milen.

Adela menjawab dengan bingung, "Nyonya Milen, ada apa meneleponku?"

Sekarang Adela merasa agak bingung.

Beberapa saat kemudian, ponselnya masih berdering.

Akhirnya dia memencet tombol jawab.

"Bu Adela, apa kamu sedang sibuk?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status