"Gawat nih gue kesiangan" gerutunya seraya terus berjalan memasuki Kampus tersebut.
Saat ini musim penerimaan mahasiswa dan mahasiswi baru telah dibuka, terlihat dari pagi sudah banyak hilir mudik calon mahasiswa dan mahasiswi baru memenuhi ruang pendaftaran salah satu kantor di Kampus tersebut.
Pukul 9 pagi, terlihat seorang calon mahasiswi berlari mencari ruang pendaftaran sepertinya dia kesiangan saat datang ke Kampus tersebut karena Kampus tersebut sudah dipenuhi mahasiswa/mahasiswi yang menuntut ilmu di sana sedangkan untuk calon mahasiswa/mahasiswi sudah berada di ruang pendaftaran dari pukul 8 pagi tadi.
"Duh gimana nih, di mana tempatnya yah?" Dia berbicara sendiri seolah kebingungan
Tampak Mahasiswa dan Mahasiswi yang melihatnya pun tersenyum padanya dan memandangi nya, dia semakin bingung dengan apa yang harus dia lakukan, hingga akhirnya dia memberanikan diri bertanya pada seorang mahasiswa yang sedang duduk membaca buku dibangku taman Kampus tersebut.
"Permisi kak ... halo ... " sapanya.
Mahasiswa tersebut menoleh ke arah suara itu, dia terpukau karena terlihat di depanya sosok gadis cantik berambut panjang dengan postur tubuh tinggi semampai berdiri tepat di hadapannya.
"Hei ... halo ... halo ... kak?" Gadis tersebut memanggil-manggil siswa yang dari tadi bengong memandangnya.
"Oh iya sorry, sorry ada yang bisa saya bantu?" Tanya siswa tersebut sedikit gugup
"Hmm ... maaf kak kalau ganggu, saya mau tanya kak kalau kantor atau ruang pendaftaran dimana yah?" Tanya gadis tersebut.
"Oh, calon mahasiswi?" Siswa tersebut malah balik bertanya.
"Hmm ... iya kak mudah-mudahan diterima, di mana yah kak bisa tunjukin saya arahnya, kebetulan saya sudah telat nih dan dari tadi cuma keliling-keliling gak jelas kayaknya saya tersesat, duh bingung saya" keluh gadis tersebut.
Siswa itu kemudian bangkit dari duduknya kemudian berdiri di samping gadis yang bertanya padanya lalu menunjukan jarinya ke depan dan berkata "kamu jalan lurus sampai mentok ke gedung putih itu, belok kanan jalan sedikit disana akan terlihat tempat yang penuh, rame, ribut dengan siswa-siswi, nah itulah tempat pendaftaranya"
"Oh syukurlah berarti aku kali ini gak tersesat yah kak, terima kasih banyak yah kak, aku pergi dulu, kakak silahkan lanjutkan baca bukunya, bye" ucap gadis itu kemudian melambaikan tangan dan meninggalkan siswa yang sudah memberitahukan jalan padanya itu.
Siswa tersebut refleks membalas lambaian tangan gadis yang barusan menanyainya "duh bego, belum tahu namanya siapa, aduh gue susul ajalah" gumam siswa tersebut kemudian berjalan mengikuti gadis di depanya.
•••••••••
"Halo pak maaf pak bisa minta selembaran kertas pendaftaranya?" Tanya gadis tersebut setelah sampai di loket pendaftaran.
"Aduh Neng udah habis selembaranya, Neng datang telat banget" jawab Bapak tersebut.
"Aduh pak nama saya Yasmin bukan Neng pak, duh please pak saya dari jakarta tadi pagi naik pesawat dari bandara cari taxy jauh harus jalan dulu, udah gitu karena pertama kali kesini saya bingung jalanya pak, tadi sempat tersesat" ucap gadis yang bernama Yasmin itu.
"Neng Yasmin, Neng itu dalam bahasa sunda artinya Nona" jawab bapak tersebut menggoda Yasmin dengan logat sundanya.
"Oh iya pak maaf banget, soalnya saya bukan asli orang sunda saya tidak mengerti pak, maaf yah pak ... Hermawan (mengetahui namanya setelah melihat tanda nama di dada bapak tersebut), bolehkah bapak panggil saya Neng hehe ... terus gimana nih pak kertas selebaran? kalau gak ada saya bisa gagal diwawancarai hari ini dong pak? Please pak tolongin saya" Ucap Yasmin memelas.
"Neng Yasmin mau jurusan apa?" Tanya bapak Hermawan.
"Sastra China pak" jawab Yasmin.
Sejenak bapak Hermawan melihat Yasmin dari atas sampai bawah dia tidak habis pikir karena Yasmin bukan keturunan china bahkan tak ada sipit-sipitnya sama sekali hanya kulitnya saja yang seputih salju, selebihnya jauh dari kata china, dia memiliki mata besar yang cantik dengan bulu mata lebat dan lentik tanpa riasan benar-benar polos, hidungnya mancung, tubuhnya tinggi semampai seperti campuran Indo, India dan barat, saking cantiknya sampai siswa siswi yang sedang daftar di sebelah pendaftaran pun melihat dan mencuri curi pandangan pada gadis ini, tetapi kenapa tertarik dengan sastra china yang hanya keturunan-keturunan tionghoa saja yang masuk ke fakultas tersebut.
"Halo ... halo ... pak, pak hermawan?" Panggil Yasmin sedikit keras membuat Pak Hermawan yang bengong segera sadar.
"Oke baiklah tunggu sebentar yah Neng saya panggilkan seseorang dulu" katanya.
"Baiklah pak saya tungguin" jawab Yasmin sedikit gelisah.
Tak lama kemudian bapak Hermawan datang dengan seorang perempuan.
"Wow, meili de nuhai (gadis yang Cantik), apa kabar? Siapa namanya sayang?" Tanya perempuan tersebut.
"Kabar baik bu, saya Yasmin" jawabnya.
"Saya Cristine Laoshi (panggilan untuk seorang guru dalam bahasa mandarin) Saya salah satu dosen fakultas mandarin di kampus ini, bisa lihat surat ijazah dan dokumen yang lainya?" Tanya Cristine Laoshi.
"Oh laoshi ... silahkan ini" yasmin memberikan semua dokumen persyaratan studinya.
Cristin Laoshi membaca semua dokumen dan tersenyum-senyum lalu berkata "udah pintar, cantik lagi, paket komplit tapi kenapa telat sayang?" Tanyanya.
"Saya dari jakarta Laoshi, dari sana naik pesawat sebenarnya tidak akan telat jika saya tahu jalan ke sini dan tadi di bandara nyari-nyari taxi lama juga laoshi" Yasmin menjelaskan kenapa dia bisa terlambat.
"Oh ... kasihan sekali, berarti pertama kali ke Bandung yah, ayo kamu masuk saja melewati pintu di samping sana nanti saya menunggu di ruangan itu untuk wawancara, dokumen saya bawa" ucapnya setelah menunjukan pintu yang harus Yasmin masuki.
"Oh, xie xie laoshi (terimakasih guru)" ucap Yasmin senang.
Kemudian dia pun berjalan memasuki sebuah ruangan sesuai instruksi Cristine Laoshi tadi dan tanpa mengantri dia sudah langsung di wawancara dan dinyatakan diterima di Kampus tersebut.
Yasmin keluar dengan perasaan lega karena perjuanganya jauh-jauh datang dari Jakarta bela-belain semalaman begadang karena takut kesiangan dan terlambat sampai bandara.
Dia berjalan keluar dari tempat tersebut untuk sesegera mungkin pulang dan beristirahat di rumahnya hingga tak sadar jika seseorang memanggil dan mengejarnya dibelakang.
"Hei ... hei ... tungguin" teriak seorang pria di belakangnya.
Yasmin menoleh dan terlihat pria tadi terengah engah mengejarnya.
"Hei ... diteriakin dari tadi malah terus jalan" ucapnya sedikit ngos-ngosan.
"Oh maaf kak, aku nggak ngeh kakak manggil aku, tarik nafas dulu kak, oh iya terima kasih yah tadi sudah menunjukan jalan" ucap Yasmin.
"Gak apa-apa, kamu udah beres daftarnya?hasilnya gimana? Nunggu papan pengumuman besok atau gimana, hari inikan hari terakhir pendaftaran dan besok adalah pengumuman siswa yang diterima" ucapnya dengan beberapa pertanyaan seolah-oleh dia sudah mengenal Yasmin.
"Syukurlah semua lancar kak" jawab Yasmin.
"Syukurlah kalau lancar, berarti senin depan langsung bisa ikut Ospek yah?" Tanyanya lagi "oh iya gue Daniel" kemudian mengulurkan tangan.
Yasmin membalas uluran tangan kenalan barunya itu "saya Yasmin" jawabnya ramah.
"Sekarang mau kemana?" Tanya Daniel.
"Pulang" jawab Yasmin pendek membuat Daniel semakin penasaran.
Saat memasuki pekarangan rumah terlihat orang tua Yasmin sudah menunggunya di luar, Yasmin kemudian menghampiri dan memeluk mereka lalu bersama-sama masuk ke dalam rumah. "Gimana dek Kampusnya bagus?" Tanya Ayahnya pada Yasmin " Ayah yakin kamu bakalan betah tinggal dikota ini" lanjutnya. "Gak tau juga yah aku kan pertama banget datang dan masuk Kampus itu sebelumnya aku cuma googling aja, iya mudah-mudahan betah pokoknya selama Ayah ngga maksain aku harus jurusan kedokteran aja kayak kak Yusuf biar sejalan sama bisnis farmasi Ayah, aku sih oke aja" celetuk Yasmin. "Oh tentu nggak dong sayang, kamu bisa memilih apapun pendidikan yang kamu mau, itu hak kamu, seperti halnya kak Yusuf Ayah sama ibu tidak pernah memaksanya untuk dia menjadi dokter itu pilihan kakakmu sendiri" ucap ayah Yasmin menjelaskan. "Baiklah jika begitu, Yasmin mau istirahat dulu dari semalam gak istirahat dan hari senin sudah
"Lu gak sadar sih, coba lu ngaca sana, gue aja cewek suka apalagi cowok, ntahlah Yas lu beda pokoknya, i'm proud to be your friend" jawab Mira yang kemudian mengacungkan jempolnya di depan wajah Yasmin. Mira, Audy serta teman yang lainya tertawa riuh mengelilingi Yasmin dan memakan makanan yang Yasmin tawarkan pada mereka ketika tiba-tiba seseorang memanggil nama Yasmin. "Yasmin!" Yasmin menoleh dan di sana berdiri Daniel seorang siswa senior jurusan fakultas hukum yang tak pernah absen menemuinya dari hari pertama Yasmin ospek, teman-teman Yasmin menggodanya dengan mendorong-dorong tubuh Yasmin agar segera menghampiri Daniel. Yasmin berjalan mendekati Daniel dengan wajah memerah karena malu terus-terusan digoda oleh teman-temanya tersebut. "Hei ... ganggu nggak?" Tanya Daniel. "Nggak kak, ada apa yah?" Jawab Yasmin tersipu. "Udah
"Oh sama sih aku juga gugup kak, aku baru nih jalan sama cowok lain selain kakaku" ucap Yasmin. "Seriusan? Di Jakarta emang ngga punya pacar?" Tanya Daniel penasaran. "Nggak kak" jawab Yasmin. "Seriusan? Cewek secantik kamu ga punya pacar, masa sih?" Goda Daniel karena tak mempercayainya. "Iya kali kak, aku kan masih SMA gak ada pikiran pacar-pacaran gak jelas" jawab Yasmin. "Hmm ... tapi banyak dong yang naksir?" Tanya Daniel. "Hmm ... banyak haha..." jawab Yasmin kemudian tertawa lucu membuat Daniel pun meliriknya lalu ikut tertawa juga. "Hm ... kalo gak punya pacar trus belum sempet pacaran,mau nggak pacaran sama aku?" Tanya Daniel. Yasmin mendadak terdiam. "Kenapa?" Tanya Daniel lagi "gak usah jawab sekarang, dipikirin aja dulu yah tapi jawabnya jangan kelamaan oke?" Lanjut Daniel.
Terlihat Daniel begitu senang, hubungan ini selangkah lagi lebih maju tetapi kebersamaan malam ini sepertinya cukup sampai disini dulu karena kendaraanya sudah berada di depan gerbang komplek tempat tinggal Yasmin. "Disini Yah Yas, masukin dulu mobilnya" kata Daniel. "Nggak kak udah disini aja ntar aku jalan kedepan" jawab Yasmin kemudian bersiap untuk turun dari mobil Daniel. "Jauh ngga jalan nya? nggak apa-apa diantar ke dalam" tanya Daniel terlihat khawatir. "Nggak apa-apa kak udah sampe sini aja,makasih yah" ucap Yasmin. "Oke deh, ntar kalo aku mau ngechat bolehkan?" Daniel meminta izin dan Yasmin Pun terlihat mengangguk "Yas, tunggu. Makasih yah untuk hari ini" lanjutnya lagi. "Iya kak, makasih juga baju sama makanya, lain kali aku yang traktir, hati-hati dijalan" kata Yasmin kemudian segera menutup pintu mobil Daniel dan berjalan hingga dibukakan
"Halo yas ....Lagi apa?" Tanya Daniel di sana. "Halo kak Daniel, lagi rebahan,mau siap-siap tidur nih" jawab Yasmin. "Oh ….Ganggu gak?" Tanya Daniel lagi. "Ngga kok kak, ada apa yah?" Jawab Yasmin. "Kangen aja sama kamu, sehari tadikan nggak ketemu heh" goda Daniel. "Hmm, mulai deh" gumam Yasmin. "Mulai kangen, gimana lagi dong? Mau deket sama kamu susah tiap hari ada bodyguardnya heh" goda Daniel lagi. "Maksudnya kakak ku hehe, yah gimana lagi dong kak seluruh keluargaku tuh overprotected banget apalagi kak Yusuf" jawab Yasmin. "Terus kapan dong aku diizinin bisa overprotected in kamu juga?" Daniel terus menggoda "eh nggak deh aku gak bakalan over, ntar kamunya lari, kabur" lanjutnya. "Itu kak Daniel maunya kapan?" Yasmin balik bertanya. "Serius?beneran yas?" Tanya
"Sayang, WO-AI-NI" ucap Yasmin yang secara tiba-tiba dan kemudian menoleh pada Daniel. Daniel mengernyitkan Dahinya lalu bertanya "apaan sih? kamu ngomong apa?" "Mau tahu artinya?" Tanya Yasmin dengan senyumnya yang menggoda serta menggemaskan membuat Kekesalan Daniel sedikit terobati. "Apaan,kasih tahu dong?" Tanya Daniel yang sebenarnya tak peduli apa arti kata tersebut, palingan seperti biasa artinya bahasa china tentang kebudayaan atau bahasa baku tentang bahasa mereka atau apalah, yang jelas bukan kata-kata yang menarik menurutnya. "AKU CINTA KAMU artinya" jawab Yasmin yang kemudian mengecup pipi Daniel dengan sengaja dan tiba-tiba. Daniel terkejut dan tersenyum lalu melihat ke arah Yasmin yang terlihat nyengir dengan sangat menggemaskan, kemudian dia memegangi pipi yang Yasmin kecup tadi, sejenak kemudian hatinya pun berbunga-bunga dan ini pertama kalinya setelah berbu
Nataly menghampiri Daniel dan membawakan nasi goreng yang dia buat barusan. "Nih cobain Nil" ucap Nataly menawarkan satu piring nasi goreng buatannya. Daniel menerimanya kemudian memakan Nasi goreng yang Nataly masak barusan "hem ...enak" puji Daniel. "Enak kan, cewek kamu bisa masakin gini ngga?" Goda Nataly. "Hemm boro-boro masakin Nat, gue tau rumahnya aja belum, kalau makan selalu diluar" jawab Daniel dengan wajah kecewanya. "Udahlah Nil akhiri aja kenapa sih lu, udah sama gue aja yang jelas-jelas selalu ada waktu buat lu Nil" rayu Nataly yang kemudian duduk mendekat disamping Daniel dan memain-mainkan jari tangannya mengelus-elus pipi hingga leher Daniel yang hanya terdiam tak meresponya. "Gak bisa gue Nat" jawab Daniel setelah terdiam sesaat. "Kenapa? Kan udah gak ada alasan kamu harus sama dia terus, dia itu terlalu polos bu
Ketika masuk dia tersenyum karena benar saja ponselnya ada disitu diatas lemari tempat sepatu, Daniel mengambil ponselnya lalu memasukkannya ke saku jaketnya, dia melihat sekeliling sebentar dan samar-samar terdengar suara-suara di balik tembok kamar Nataly, Daniel melihat di sekitarnya dan tak sengaja melihat sepatu pria tepat di depan kakinya. Daniel hanya berdiri, pikiran nya menjadi kosong, ingin rasanya pergi memasuki kamar di depan nya itu, tetapi langkahnya terhenti tak berani jika apa yang dipikirkan benar terjadi di balik tembok itu. Dan alangkah terkejutnya dia ketika seorang laki-laki keluar dari kamar yang dia pun pernah memakainya. "ASTAGA! Teriak lelaki tersebut sangat kaget saat melihat Daniel berdiri di depan pintu apartemen, lelaki itu bertelanjang dada dan hanya memakai handuk dari pinggang ke bawah dengan keadaan seluruh badanya masih basah seperti baru saja keluar dari k
Jerry dan Yusuf menjadi sangat tidak tenang saat melihat Daniel yang masih saja berkeliaran di rumah mereka, pengamanan Yasmin menjadi diperketat, baik Jerry maupun Yusuf sangat paranoid terhadap Daniel yang suka datang tiba-tiba seperti hantu itu.Pesta pernikahan digelar akan sangat tertutup, hanya dihadiri oleh keluarga dan karib kerabat terdekat, Yasmin memintanya karena ingin pernikahan itu terasa sakral, hanya dalam jangka waktu sebulan pernikahan itu akan dilaksanakan, sedangkan di Taiwan sana, Jonathan dan keluarga Nyonya Huang membantu persiapan acara resepsi yang akan dilakukan di tempat kelahiran Jerry. Mereka terdengar tidak sabar ingin segera menyambut calon pengantin yang sangat mereka puja-puja itu.Daniel masih tidak menerima pernikahan Jerry dan Yasmin, hingga suatu malam dia nekad menerobos d
Ke dua tas tersebut benar-benar keluaran terbatas, yang hanya dibuat 5 pcs saja dan dibandrol hingga ratusan juta rupiah, melihat hadiah berharga dari orang tua Yasmin Tuan dan Nyonya Huang merasa tidak enak, karena hadiah darinya terlihat kecil jika dibandingkan dengan hadiah pemberian pasangan Hartanto itu. Jerry, Yusuf serta Kevin hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku ke-4 orang tua mereka, kemudian Yusuf dan Kevin pergi meminum kopi di roftop sedangkan Jerry kembali ke kamar Yasmin, tak mau semenit pun meninggalkan kekasihnya itu. Yasmin perlahan membuka matanya, dia kaget saat melihat Jerry berada di sampingnya dan memegangi tanganya, Yasmin segera menarik tanganya, tiba-tiba saja sikapnya menjadi dingin dan canggung. "Syukurlah, kamu sudah bangun, mau minum sayang?" Tanya Jerry sambil mengusap keringat di kening kekasihnya itu.
Yuliana terlihat lemas dan terduduk di lantai, "oh putriku yang malang, jika kamu tidak memiliki kakak untuk berbagi penderitaan, mungkin saat ini kami sudah kehilanganmu, maafin ibu nak, ibu tidak tahu, kenapa kamu tidak pernah cerita ke ibu" ucap Yuliana sambil menangis histeris. "Bu, mana berani dia berbicara, dia takut diusir, diasingkan dan mungkin dibunuh oleh Ayah, ini masalah harga diri dan kehormatan" ucap Yusuf membela adiknya. "Tentu tidak nak, Ayah tidak sekejam itu, semua bisa diselesaikan, kamu tetaplah putri Ayah, tidak ada dosa yang tidak termaafkan" jawab Yanuar terlihat merasa bersalah dan putus asa. Yasmin yang mendengar semua perkataan orang tua dan pembelaan dari kakaknya itu tak percaya jika mereka ternyata bisa memaafkan kesalahanya, dulu ia begitu takut, sehingga memendam semuanya sendirian. Sekarang jika Jerr
Perkataan Tuan John seketika mengagetkan Tuan dan nyonya Hartanto. "Hem ... mohon maaf Tuan, sepertinya anda sedang bergurau, putra anda dan putri kami sudah lama tidak bersama" jawab tuan Yanuar. Sementara itu keributan di ruang tamu terdengar oleh Yasmin dan Yusuf, mereka berdua segera menuju ruang tamu dan begitu terkejut saat melihat Daniel sedang duduk di sofa sana bersama keluarganya ntah siapa yang begitu asing bagi Yasmin. Tuan John yang ingin membalas perkataan Tuan Hartanto seketika berhenti untuk sesaat, saat melihat kehadiran Yasmin yang seperti malaikat membuat mereka takjub, ibunya Daniel serta ke-2 kakak perempuanya yaitu Dania dan Divani segera berdiri, menghampiri Yasmin dan memeluk serta menciuminya, Yasmin kaget juga saat mereka menarik tanganya untuk duduk di sofa berdampingan bersama Daniel, tetapi Yusuf segera menarik tubuh adiknya tak membiarkan me
Yasmin dan keluarganya tiba di rumah, terlihat para pembantu di rumah tersebut sedang berdiri di luar rumah, menunggu kedatangan Yasmin. Meskipun sudah lewat tengah malam masih menunggu mereka datang, riuh gembira saat menyambut kedatangan Yasmin, putri kecil mereka yang selama ini pergi dua tahun untuk menuntut ilmu di luar negeri. Yasmin segera beristirahat di temani Yusuf yang dari tadi tak bisa membendung kerinduanya pada adiknya itu. Orang tua mereka hanya tersenyum melihat tingkah laku ke dua anak-anaknya yang begitu akur, akrab dan saling menyayangi itu. Yasmin terlihat sakit, bi Inah membuatkan ramuan jahe karena dia pikir Yasmin masuk angin dan kelelahan. Yusuf mendekap tubuh adiknya yang dingin itu, dia lihat dan perhatikan Yasmin semakin cantik tetapi dia juga sudah tahu jika Yasmin dan Jerry sudah dekat bahkan berencana m
Ke esokan paginya terlihat Yasmin dan Jerry telah bersiap, lalu mereka turun dari lantai atas, orang tua Jerry sudah menyambut mereka dengan gembira, mereka juga Ktidak membicarakan masalah kemarin, mereka semua bersikap seolah tak terjadi apa-apa. "Morning, anak-anakku sayang, ayo sarapan dulu sebelum kita berangkat ke Bandara" ajak tuan Huang, yang beranjak dari duduk di sofa lalu berpindah ke meja makan. "Sini duduk nak, cepetan kita ada waktu satu jam untuk ke Bandara Taoyuan, biar nggak lama nunggu cek in nya" ucap nyonya Huang yang terlihat sibuk menyiapkan sandwich untuk Jerry dan Yasmin. Yasmin merasa mual, lalu pergi lagi ke belakang. "Kenapa nak?" Tanya nyonya Huang pada Jerry "Aunty tolong ambilkan obat masuk angin untuk nona" perintahnya pada bibi Ati. "Jangan obat mih, ada yang lain
Setelah mengatur nafas, Jerry menghampiri Yasmin yang duduk sendirian. "Kenapa di luar sayang, yuk masuk, banyak nyamuk" ajak Jerry seolah tidak terjadi apa-apa. Yasmin hanya terdiam tak mempedulikan perkataan Jerry. "Aku bisa minta kunci Apartemenku? Kupikir tadi siang kamu yang membawanya" tanya Yasmin. "Kan besok pagi kita mau pulang, ngapain ke Apartemen? Oh iya tadi kamu ke mana? Aku nyariin" tanya Jerry lemas. "Bukan urusanmu!" Jawab Yasmin sambil berdiri dari duduknya. Jerry tak tahan lagi, kemudian memeluk tubuh kekasihnya itu. "Maafin aku sayang, aku tahu aku sudah salah besar, tadi ... aku pun terkejut saat dia tiba-tiba menciumiku" ucap Jerry berusaha menjelaskan sambil memperkuat pelukanya pada tubuh Yasmin ya
"Oh ... " Yasmin manggut-manggut, dia merasa jika Jerry belum pernah membahastentang Jenny, yang ada dia selalu bilang bahwa dia belum pernah jatuh cinta. "Gitu non, jangan salah sangka, maaf bibi keceplosan" ucap bi Ati tersenyum malu. "Ah, Aunty gak apa-apa, aku heran aja, siapa gitu, soalnya ka Jerry bilangnya belum pernah jatuh cinta" ucap Yasmin. "Kamu ini polos sekali sayang, lelaki belum pernah jatuh cinta, bukan berarti tidak pernah memiliki pacara" celetuk nyonya Huang, terlihat menggoda Yasmin. Mata Yasmin memicing genit pada calon mertuanya itu, yang sangat jelas begitu pro padanya, buktinya hari ini dia selalu ingin mencoba berbicara tentang Jerry dan membocorkan rahasianya. Nyonya Huang pun memicingkan matanya dengan genit juga, membalas keheranan calon menantunya itu, tetapi d
Hari yang di tunggu pun akhirnya tiba, jadwal kepulangan Yasmin pun sudah ditentukan, dua hari lagi Yasmin, Jerry serta Nyonya Huang akan berkunjung ke Indonesia dan Tuan Huang pun menyempatkan diri untuk ikut juga. "Nak, berarti kita berangkat hari Senin yah, mami sama papi siapin apa yang harus dibawa, terutama oleh-oleh untuk calon besan" ucap Nyonya Huang di telepon. "Iya mi, bawa buat besan mami aja, kalo baju di sana juga banyak, yang jualan merk terkenal juga banyak tuh, jadi gak perlu mami ribet bawa banyak baju" jawab Jerry. "Baiklah, mami ngerti Nak" jawab Nyonya Huang. "Iya mami jangan bawa berat-berat bawaanya, nanti aku ajak belanja sama Yasmin" ucap Jerry lagi. "Baiklah nak, besok jangan lupa kalian berdua tinggal di sini yah, nginep di sini, jadi pagi-pagi kita bisa berangkat baren