Nataly menghampiri Daniel dan membawakan nasi goreng yang dia buat barusan.
"Nih cobain Nil" ucap Nataly menawarkan satu piring nasi goreng buatannya. Daniel menerimanya kemudian memakan Nasi goreng yang Nataly masak barusan "hem ...enak" puji Daniel. "Enak kan, cewek kamu bisa masakin gini ngga?" Goda Nataly. "Hemm boro-boro masakin Nat, gue tau rumahnya aja belum, kalau makan selalu diluar" jawab Daniel dengan wajah kecewanya. "Udahlah Nil akhiri aja kenapa sih lu, udah sama gue aja yang jelas-jelas selalu ada waktu buat lu Nil" rayu Nataly yang kemudian duduk mendekat disamping Daniel dan memain-mainkan jari tangannya mengelus-elus pipi hingga leher Daniel yang hanya terdiam tak meresponya. "Gak bisa gue Nat" jawab Daniel setelah terdiam sesaat. "Kenapa? Kan udah gak ada alasan kamu harus sama dia terus, dia itu terlalu polos buat kamu Nil, dia gak bisa memberikan sesuatu yang kamu butuhin" ucap Nataly lagi. Daniel menghela nafas memikirkan kata-kata apa yang harus keluar dari mulutnya "gue gak bisa lupain dia gitu aja, dapetin nya aja susah Nat terus gak ada alasan putus sebenarnya, guenya aja yang kadang terlalu bucin" Nataly hanya terdiam mendengar perkataan Daniel dan dia pun tahu sikap Daniel padanya dari awal hanyalah pelampiasan saja sedangkan sikapnya pada Yasmin benar-benar tulus mencintai. "Baiklah aku dukung semua keputusanmu dan aku harap kelak kamu memutuskan hal yang terbaik untuk kamu Nil, gue tahu Yasmin cewek cantik, pintar dan populer tapi mereka tidak tahu dibalik semua itu dia begitu polos, tak tahu apa-apa,bodoh dalam hal percintaan" Nataly spontan mengeluarkan kata-kata tersebut, dia tidak tahu jika kata yang dia lontarkan ternyata sedikit menyinggung perasaan Daniel. "Tapi bukankah cewek harusnya kayak gitu yah Nat?" Tanya Daniel. "Gitu gimana? Polosan gitu maksudnya? Gak ngerti keinginan cowoknya?" Jawab Nataly seolah merendahkan. "Cewek harusnya bisa menjaga diri, menjaga kesucian" celetuk Daniel. "Trus maksud lho apaan? Lo pikir gue murahan? Gitu?" Tanya Nataly lagi sedikit sewot. "Gue juga gak ngerti tapi kan gue sama lu atas dasar suka sama suka, lu goda gue duluan yah gue mau dong?" Jawaban Daniel membuat Nataly sedikit emosi. "Asal lo tau, gue beneran cinta sama lo Nil, makanya diapain juga mau" ucap Nataly. "Tapikan gue bukan yang pertama, lo lakuin sama siapa aja yang lo suka Nat sedangkan cewek gue nggak" jawab Daniel tetap saja membela Yasmin. "Terus kenapa kalo butuh lo datangnya ke gue, bukan ke cewek lo? Asal lo tau Nil gue lakuin cuma sama mantan gue terus sama lo doang, nggak lakuin sama siapa aja seperti apa yang lu bilang tadi" ucap Nataly mulai marah dan menangis. "Sorry Nat, jangan nangis dong, gue suka sama lo tapi gue juga belum bisa ngambil keputusan buat mutusin cewek gue,karena gue pikirin pun dia gak ada salah apapun sama gue, guenya aja yang gak sabaran" ucap Daniel yang kemudian memeluk dan menenangkan Nataly "tapi perasaan gue sama lo beneran atas dasar suka bukan pelampiasan atau sesaat" lanjut Daniel. "Please Nil sama gue aja, tinggalin dia" pinta Nataly yang kemudian terus sesegukan di pelukan Daniel. Daniel hanya diam dan tak tahu harus berbuat apa sampai tiba-tiba seseorang diluar mengetuk pintu Apartment Nataly. Nataly segera melepaskan pelukan nya pada Daniel kemudian dia bangkit dari duduknya dan melihat keluar dari lubang pengintip, lalu dia berbalik ke arah Daniel dan menempatkan jari telunjuknya di atas bibirnya agar Daniel diam tak bersuara. Terdengar seorang laki-laki dibalik pintu memanggil-manggil nama Nataly untuk beberapa lama tapi Nataly dan Daniel diam tak menyahuti orang tersebut hingga karena dianggap tidak ada siapapun di dalam lelaki tersebut terdengar pergi meninggalkan apartment Nataly. "Siapa sih Nat? Suaranya kaya familiar?" Bisik Daniel. "Manager gue" jawab Nataly. "Oh" Daniel ternganga kehabisan kata-kata. "Gawat kalau dia tahu ada cowok di apartmen gue" ucap Nataly. "Oh, kalau gitu gue pulang yah Nat?" Ucap Daniel. "Oke, besok datang lagi yah tapi chat gue dulu,sebelum datang" jawab Nataly masih berbisik. "Oke, thanks yah nasgornya, gue pergi dulu, bye" pamit Daniel kemudian memakai jaket dan topinya meninggalkan Nataly sendirian. Sementara Nataly terus melihat Daniel apakah sudah pergi tidaknya dari atas jendela apartemennya, terlihat mobil Daniel sudah keluar menjauh kemudian Nataly Pun mengambil ponselnya dan menelpon seseorang. Disisi lain Daniel terus melajukan kendaraannya, sepanjang jalan dia berfikir dan merasa bersalah terhadap Yasmin dan Nataly, dia berpikir keras kepada siapa hatinya harus dilabuhkan, Yasmin adalah gadis yang ingin dia miliki tetapi di sisi lain dia bersama Nataly Pun sudah berhubungan terlalu jauh, tidak adil bagi Yasmin jika mengetahui bahwa dirinya sudah menghianati cintanya. Dan selama dirinya bersenang senang dengan perempuan lain termasuk dengan Nataly yang terbayang selalu wajah Yasmin meskipun perasaan nya saat ini tidak tahu apakah dia benar-benar mencintai Yasmin atau hanya terobsesi pada kecantikan dan kepopuleranya saja sehingga dua hal itu bisa dia banggakan, tetapi kasihan juga Nataly jika dia terus digantung seperti ini sementara selama dia merasa kesepian Nataly lah yang selalu ada menemaninya, menunjukan kesenangan padanya dan selalu melayaninya dengan baik. jika hanya dijadikan sebagai pelampiasan saja itu tidaklah adil juga untuk Nataly karena tanpa terasa benih cinta pun mulai muncul di hatinya untuk Nataly meskipun sedikit demi sedikit. Daniel semakin pusing memikirkan siapa yang harus dipilih setelah tersesat selama ini antara perempuan lain yang berhubungan denganya dibelakang Yasmin, hanya Nataly lah yang jadi kandidat jika dia benar-benar harus melepaskan Yasmin. Ditengah kebimbanganya, kemudian Daniel mengingat ponselnya untuk menghubungi Yasmin dan berbicara serius malam ini juga, Daniel bertekad menanyakan keseriusan cinta Yasmin padanya dan jika Yasmin masih bersikap acuh tak acuh maka dipastikan dia harus melepaskan Yasmin tak peduli lagi dia cantik, pintar, membanggakan, semua itu hanya kotoran di matanya, karena percuma memiliki pacar cantik jika dia selalu kesepian dan tak bisa memiliki seutuhnya. "Dimana ponselku" gumamnya. Tetapi Ponselnya tak bisa ditemukan sampai dia pun ingat jika ponselnya tadi ditaruh diatas lemari sepatu di rumah Nataly, Daniel menggerutu kemudian dia berbalik arah kembali ke apartment Nataly padahal sudah sekitar tiga puluh menitan dia nyetir,tapi harus balik lagi karena ponselnya adalah benda yang sangat penting yang harus selalu dia bawa. Daniel menyetir dengan cepat dan sedikit ngebut hingga beberapa saat kemudian dia pun memasuki kembali gerbang apartment Nataly, karena pikirannya hanya sebentar dia tidak memarkirkan mobilnya di basement melainkan di luar apartment saja, Daniel sempat melirik ada mobil yang sepertinya dia kenali terparkir di parkiran luar gedung basement tersebut tetapi dia tak terlalu memikirkan itu karena mungkin saja mobil itu serupa karena yang memiliki mobil merk itu bukan hanya kenalan nya saja, Daniel keluar dari mobil lalu memasuki gedung dan menaiki lift menuju ke atas dimana apartment Nataly berada.Ketika masuk dia tersenyum karena benar saja ponselnya ada disitu diatas lemari tempat sepatu, Daniel mengambil ponselnya lalu memasukkannya ke saku jaketnya, dia melihat sekeliling sebentar dan samar-samar terdengar suara-suara di balik tembok kamar Nataly, Daniel melihat di sekitarnya dan tak sengaja melihat sepatu pria tepat di depan kakinya. Daniel hanya berdiri, pikiran nya menjadi kosong, ingin rasanya pergi memasuki kamar di depan nya itu, tetapi langkahnya terhenti tak berani jika apa yang dipikirkan benar terjadi di balik tembok itu. Dan alangkah terkejutnya dia ketika seorang laki-laki keluar dari kamar yang dia pun pernah memakainya. "ASTAGA! Teriak lelaki tersebut sangat kaget saat melihat Daniel berdiri di depan pintu apartemen, lelaki itu bertelanjang dada dan hanya memakai handuk dari pinggang ke bawah dengan keadaan seluruh badanya masih basah seperti baru saja keluar dari k
Daniel menjadi sosok yang setia setelah beberapa bulan lalu merasakan patah hati, hingga Tahun ke dua Yasmin berada di Kampus ini pun hubunganya dengan Yasmin semakin terasa lebih baik. "pagi sayang...lama-lama aku cemburu lihat kamu sama cowok itu selalu bersama setiap hari, kapan dong aku dikenalin sama dia biar gantian yang anter jemput kamu itu aku?" Daniel berpura-pura mengeluhkan Yasmin yang sering diantar jemput kakaknya yaitu Yusuf yang baru saja pergi mengendarai mobilnya dan meninggalkan tempat itu. Yasmin tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu kemudian dia pun menggodanya "Wah wah wah benarkah kamu cemburu? Ayolah kapan-kapan aku ajak kalian ketemu yah, biar saling kenal dan dekat, hari ini kamu tumben datang pagi-pagi emang ada kuliah pagi?" "Iya dong cemburu, kalau nggak cemburu tandanya nggak cinta dong? Oke kamu jadwalin aja harinya aku pasti siap kok ketemu dia dimanapun dan kap
Rasanya tidak cukup jika Daniel hanya memeluk tubuh kekasihnya ini, perlahan Daniel mengecup leher Yasmin dan Yasmin hanya diam, kemudian Daniel memandang wajah cantik Yasmin yang memerah, Daniel tersenyum, perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah kekasihnya itu, dengan lembut Daniel melumat bibir Yasmin, Yasmin pun tetap diam dan Daniel begitu senang, dengan diamnya Yasmin berarti hal ini diijinkan oleh kekasihnya itu. Lalu perlahan tubuh Yasmin Dia baringkan di sofa tersebut, Daniel ingin membuka kancing baju kekasihnya itu tetapi segera Yasmin tutupi dadanya dengan kedua tangannya. "jangan, please" pinta Yasmin. Daniel mengangguk, kemudian Dia mulai mencium bibir Yasmin lagi sambil menindih tubuh kekasihnya itu, dengan penuh nafsu Dia juga mulai menggerayangi tubuh
"Silahkan duduk nona muda" Daniel menggeser kursi dan mempersilahkan Yasmin duduk sambil tersenyum karena lucu melihat wajah Yasmin yang keheranan dan matanya melirik sana sini melihat dekorasi bunga-bunga cantik yang ditata rapi oleh Daniel serta pemandangan diatas balkon yang sangat indah, hamparan rumput tempat olahraga golf dan langit yang berwarna jingga terlihat jelas dari atas sana. Yasmin yang masih berdiri takjub melihat sekeliling terpaksa Daniel tarik dan di dudukannya dia di kursi lalu dipasangkannya serbet di atas paha Yasmin sambil mengecup pipi Yasmin dan Daniel pun pergi untuk duduk di kursi depan berhadapan dengan kekasihnya itu, terlihat di meja ada buah-buahan, sayuran, minuman dan 2 piring steak yang masih panas karena Daniel baru selesai memanggangnya. Yasmin lebih takjub lagi ketika melihat semua makanan itu
"Tapi pelan-pelan yah sayang..." pinta Yasmin tak sanggup menolak karena kekasihnya itu begitu membuatnya luluh dan pasrah, dia juga tak memungkiri menginginkanya lagi setelah seminggu yang lalu merasakannya. "Iya ayo kita lakukan pelan-pelan" jawab Daniel lalu beranjak sejenak, mengganti lampu yang terang dengan lampu temaram dia ingin menciptakan sesuatu yang romantis dan lebih menikmati momen ini. Perlahan dia menuju mendekati Yasmin lalu mulai mencium bibir Kekasihnya itu kali ini dengan lembut lalu membuka pakaiannya dan pakaian Yasmin dengan perlahan sambil tak henti bibirnya mengecup leher dan dada kekasihnya itu. Daniel merebahkan tubuh Yasmin, terlihat Yasmin menggeliat dan sedikit mengerang, tubuhnya yang sexy terlihat menggairahkan hingga tak henti-hentinya
Ditengah canda gurau mereka tiba-tiba Daniel bertanya "Sayang kamu biasanya pulang jam berapa?" Yasmin Pun menjawab acuh tak acuh "Aku pulang besok sore selesai kuliah" Daniel terperanjat kaget karena bahagia mendengar ucapan kekasihnya itu, sebelumnya dia mengira hari ini dia akan berpisah dengan kekasihnya itu, Yasmin yang melihat itu merasa sedikit heran lalu bertanya kembali "apa kamu tidak senang aku berada lebih lama disini?" Daniel yang mendengar itu langsung menjawab "oh tentu tidak sayang, justru aku senang banget kamu di sini, sangat bahagia. kalau bisa aku mau kamu tinggal di sini" "Aku udah bilang pada ibuku kalau aku pulang sore setelah kuliah dan ibuku sudah tahu dari kemarin sebelum aku
"Ayo sayang beri aku jeritan, aku akan beri kamu kenikmatan" ucapnya. "ah....ah....argh....sayang....aku gak kuat lagi...sakit..." Yasmin merintih kesakitan bercampur kenikmatan tapi itu membuat Daniel bernafsu, adrenalinenya kembali memuncak dan terus memacu gerakan maju mundurnya dan posisi kali ini membuat Pedangnya lebih masuk kedalam lubang kewanitaan kekasihnya itu dan konon katanya posisi ini memudahkan perempuan cepat hamil tentunya Daniel tak memikirkan itu yang dia pikirkan adalah kenikmatan saat ini dan kepuasan dalam melayani Yasmin agar Dia tidak pergi mencari lelaki lain dia akan menunjukan betapa dia sangat perkasa dan tahan lama, terbukti waktu sudah setengah jam dan dia masih belum mencapai klimaks begitupun Yasmin. Daniel terus memasukan dan mengeluarkan pedangnya, memacunya perlahan lalu mempercepatnya dan keti
Perlahan tapi pasti Daniel memasukan semua pedangnya hingga mentok ke dalam membuat Yasmin tak berdaya dibuatnya, lalu Daniel menarik dan mengeluarkan pedangnya, Dia terus mengulanginya. kali ini Daniel bersikap lembut hingga membuat tubuh Yasmin terasa terbang melayang. Daniel menciumi leher dan dada Yasmin dengan lembut, saat Daniel mengulum buah dada Yasmin, Yasmin merasakan sensasi seperti akan klimaks, dia mulai bergelinjang dan memegang erat pinggang Daniel. "Sayang....cepet sayang...." pintanya tergesa-gesa. "Begini yang kamu mau sayang?" Daniel mempercepat gerakan mencabut dan memasukkan pedangnya. "Lebih cepat...sayang...ah...." rintih Yasmin lagi.
Jerry dan Yusuf menjadi sangat tidak tenang saat melihat Daniel yang masih saja berkeliaran di rumah mereka, pengamanan Yasmin menjadi diperketat, baik Jerry maupun Yusuf sangat paranoid terhadap Daniel yang suka datang tiba-tiba seperti hantu itu.Pesta pernikahan digelar akan sangat tertutup, hanya dihadiri oleh keluarga dan karib kerabat terdekat, Yasmin memintanya karena ingin pernikahan itu terasa sakral, hanya dalam jangka waktu sebulan pernikahan itu akan dilaksanakan, sedangkan di Taiwan sana, Jonathan dan keluarga Nyonya Huang membantu persiapan acara resepsi yang akan dilakukan di tempat kelahiran Jerry. Mereka terdengar tidak sabar ingin segera menyambut calon pengantin yang sangat mereka puja-puja itu.Daniel masih tidak menerima pernikahan Jerry dan Yasmin, hingga suatu malam dia nekad menerobos d
Ke dua tas tersebut benar-benar keluaran terbatas, yang hanya dibuat 5 pcs saja dan dibandrol hingga ratusan juta rupiah, melihat hadiah berharga dari orang tua Yasmin Tuan dan Nyonya Huang merasa tidak enak, karena hadiah darinya terlihat kecil jika dibandingkan dengan hadiah pemberian pasangan Hartanto itu. Jerry, Yusuf serta Kevin hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku ke-4 orang tua mereka, kemudian Yusuf dan Kevin pergi meminum kopi di roftop sedangkan Jerry kembali ke kamar Yasmin, tak mau semenit pun meninggalkan kekasihnya itu. Yasmin perlahan membuka matanya, dia kaget saat melihat Jerry berada di sampingnya dan memegangi tanganya, Yasmin segera menarik tanganya, tiba-tiba saja sikapnya menjadi dingin dan canggung. "Syukurlah, kamu sudah bangun, mau minum sayang?" Tanya Jerry sambil mengusap keringat di kening kekasihnya itu.
Yuliana terlihat lemas dan terduduk di lantai, "oh putriku yang malang, jika kamu tidak memiliki kakak untuk berbagi penderitaan, mungkin saat ini kami sudah kehilanganmu, maafin ibu nak, ibu tidak tahu, kenapa kamu tidak pernah cerita ke ibu" ucap Yuliana sambil menangis histeris. "Bu, mana berani dia berbicara, dia takut diusir, diasingkan dan mungkin dibunuh oleh Ayah, ini masalah harga diri dan kehormatan" ucap Yusuf membela adiknya. "Tentu tidak nak, Ayah tidak sekejam itu, semua bisa diselesaikan, kamu tetaplah putri Ayah, tidak ada dosa yang tidak termaafkan" jawab Yanuar terlihat merasa bersalah dan putus asa. Yasmin yang mendengar semua perkataan orang tua dan pembelaan dari kakaknya itu tak percaya jika mereka ternyata bisa memaafkan kesalahanya, dulu ia begitu takut, sehingga memendam semuanya sendirian. Sekarang jika Jerr
Perkataan Tuan John seketika mengagetkan Tuan dan nyonya Hartanto. "Hem ... mohon maaf Tuan, sepertinya anda sedang bergurau, putra anda dan putri kami sudah lama tidak bersama" jawab tuan Yanuar. Sementara itu keributan di ruang tamu terdengar oleh Yasmin dan Yusuf, mereka berdua segera menuju ruang tamu dan begitu terkejut saat melihat Daniel sedang duduk di sofa sana bersama keluarganya ntah siapa yang begitu asing bagi Yasmin. Tuan John yang ingin membalas perkataan Tuan Hartanto seketika berhenti untuk sesaat, saat melihat kehadiran Yasmin yang seperti malaikat membuat mereka takjub, ibunya Daniel serta ke-2 kakak perempuanya yaitu Dania dan Divani segera berdiri, menghampiri Yasmin dan memeluk serta menciuminya, Yasmin kaget juga saat mereka menarik tanganya untuk duduk di sofa berdampingan bersama Daniel, tetapi Yusuf segera menarik tubuh adiknya tak membiarkan me
Yasmin dan keluarganya tiba di rumah, terlihat para pembantu di rumah tersebut sedang berdiri di luar rumah, menunggu kedatangan Yasmin. Meskipun sudah lewat tengah malam masih menunggu mereka datang, riuh gembira saat menyambut kedatangan Yasmin, putri kecil mereka yang selama ini pergi dua tahun untuk menuntut ilmu di luar negeri. Yasmin segera beristirahat di temani Yusuf yang dari tadi tak bisa membendung kerinduanya pada adiknya itu. Orang tua mereka hanya tersenyum melihat tingkah laku ke dua anak-anaknya yang begitu akur, akrab dan saling menyayangi itu. Yasmin terlihat sakit, bi Inah membuatkan ramuan jahe karena dia pikir Yasmin masuk angin dan kelelahan. Yusuf mendekap tubuh adiknya yang dingin itu, dia lihat dan perhatikan Yasmin semakin cantik tetapi dia juga sudah tahu jika Yasmin dan Jerry sudah dekat bahkan berencana m
Ke esokan paginya terlihat Yasmin dan Jerry telah bersiap, lalu mereka turun dari lantai atas, orang tua Jerry sudah menyambut mereka dengan gembira, mereka juga Ktidak membicarakan masalah kemarin, mereka semua bersikap seolah tak terjadi apa-apa. "Morning, anak-anakku sayang, ayo sarapan dulu sebelum kita berangkat ke Bandara" ajak tuan Huang, yang beranjak dari duduk di sofa lalu berpindah ke meja makan. "Sini duduk nak, cepetan kita ada waktu satu jam untuk ke Bandara Taoyuan, biar nggak lama nunggu cek in nya" ucap nyonya Huang yang terlihat sibuk menyiapkan sandwich untuk Jerry dan Yasmin. Yasmin merasa mual, lalu pergi lagi ke belakang. "Kenapa nak?" Tanya nyonya Huang pada Jerry "Aunty tolong ambilkan obat masuk angin untuk nona" perintahnya pada bibi Ati. "Jangan obat mih, ada yang lain
Setelah mengatur nafas, Jerry menghampiri Yasmin yang duduk sendirian. "Kenapa di luar sayang, yuk masuk, banyak nyamuk" ajak Jerry seolah tidak terjadi apa-apa. Yasmin hanya terdiam tak mempedulikan perkataan Jerry. "Aku bisa minta kunci Apartemenku? Kupikir tadi siang kamu yang membawanya" tanya Yasmin. "Kan besok pagi kita mau pulang, ngapain ke Apartemen? Oh iya tadi kamu ke mana? Aku nyariin" tanya Jerry lemas. "Bukan urusanmu!" Jawab Yasmin sambil berdiri dari duduknya. Jerry tak tahan lagi, kemudian memeluk tubuh kekasihnya itu. "Maafin aku sayang, aku tahu aku sudah salah besar, tadi ... aku pun terkejut saat dia tiba-tiba menciumiku" ucap Jerry berusaha menjelaskan sambil memperkuat pelukanya pada tubuh Yasmin ya
"Oh ... " Yasmin manggut-manggut, dia merasa jika Jerry belum pernah membahastentang Jenny, yang ada dia selalu bilang bahwa dia belum pernah jatuh cinta. "Gitu non, jangan salah sangka, maaf bibi keceplosan" ucap bi Ati tersenyum malu. "Ah, Aunty gak apa-apa, aku heran aja, siapa gitu, soalnya ka Jerry bilangnya belum pernah jatuh cinta" ucap Yasmin. "Kamu ini polos sekali sayang, lelaki belum pernah jatuh cinta, bukan berarti tidak pernah memiliki pacara" celetuk nyonya Huang, terlihat menggoda Yasmin. Mata Yasmin memicing genit pada calon mertuanya itu, yang sangat jelas begitu pro padanya, buktinya hari ini dia selalu ingin mencoba berbicara tentang Jerry dan membocorkan rahasianya. Nyonya Huang pun memicingkan matanya dengan genit juga, membalas keheranan calon menantunya itu, tetapi d
Hari yang di tunggu pun akhirnya tiba, jadwal kepulangan Yasmin pun sudah ditentukan, dua hari lagi Yasmin, Jerry serta Nyonya Huang akan berkunjung ke Indonesia dan Tuan Huang pun menyempatkan diri untuk ikut juga. "Nak, berarti kita berangkat hari Senin yah, mami sama papi siapin apa yang harus dibawa, terutama oleh-oleh untuk calon besan" ucap Nyonya Huang di telepon. "Iya mi, bawa buat besan mami aja, kalo baju di sana juga banyak, yang jualan merk terkenal juga banyak tuh, jadi gak perlu mami ribet bawa banyak baju" jawab Jerry. "Baiklah, mami ngerti Nak" jawab Nyonya Huang. "Iya mami jangan bawa berat-berat bawaanya, nanti aku ajak belanja sama Yasmin" ucap Jerry lagi. "Baiklah nak, besok jangan lupa kalian berdua tinggal di sini yah, nginep di sini, jadi pagi-pagi kita bisa berangkat baren