Bab 4
Malam pun tiba, hati Kirana sudah tak menentu. Menunggu kedatangan seorang yang akan melamarnya.
Pak Randy sudah berada di depan pintu Kirana, tepat pukul 19:30.
"Selamat malam," tutur Pak Randy dengan angkuhnya.
"Ma-lam, Pak." Kirana masih tak bisa mempercayai keadaan ini. Sangat sulit dicerna oleh otaknya.
"Maksud kedatangan saya ke sini untuk melamar putri Ibu-Kirana. Saya harap Ibu bersedia memberikan restu untuk kami."
Tanpa basa-basi Pak Randy langsung mengutarakan maksud kedatangannya, Ibu Laras memperhatikan setiap gerak dan gerik Pak Randy. Ibu Laras dapat melihat keseriusan Pak Randy untuk melamar putri semata wayang itu.
"Namun saya harus mengenal keluarga Nak Randy terlebih dahulu, jika Nak Randy tak keberatan. Karna ini urusan yang serius. Ibu tak ingin melepaskan putri Ibu begitu saja."
"Baiklah, saya mengerti. Besok malam saya akan kembali."
"Saya permisi, Bu." Pak Randy langsung berpamitan setelah mendengar penjelasan Bu Laras.
Di waktu yang sama ternyata ada seorang pria yang sedang mendengarkan percakapan mereka dari luar.
Dia adalah Pram, Pram salah tingkah ketika kedapatan sedang menguping pembicaraan mereka, Pram nampak sedang memindai sosok Pak Randy. Hanya sekilas, bahkan Pak Randy tak menyapa Pram yang sedari tadi sedang memperhatikannya.
"Pram?" Panggil Kirana saat melihat sosok Pram yang sedang berada di teras rumahnya.
"Dia siapa, Ki?" Tanya Pram menyelidik.
"Dia Bos Kirana yang ingin melamarnya," timpal Ibu.
Pram seolah mencerna apa yang telah dikatakan oleh Bu Laras.
"Pram?" Kirana membuyarkan lamunan Pram.
"Kamu ada perlu apa datang ke sini?" tanya Kirana.
"Ah,nggak.. tadi aku hanya kebetulan lewat aja. Kalo gitu aku permisi dulu ya, Ki."
Pram pergi bersamaan dengan hancurnya hati, selama ini Pram sudah memendam perasaannya kepada Kirana.
Pram memang tak pernah mengutarakan perasaannya kepada Kirana, Pram tidak ingin jika nanti Kirana menolak dirinya.
Namun sekarang, Kirana akan dilamar oleh Bosnya itu.
..."Ki apa kamu mengenal orangtua Randy? tanya Ibu Laras."Aku hanya mengenal ayahnya saja Bu, karna sebelum Randy yang memegang kuasa di perusahaan. Ayahnya yang lebih dulu ada di perusahaan tersebut."
"Lalu Ibunya?"
"Ibunya, tak pernah datang ke perusahaan. Jadi aku tak pernah mengenalinya."
"Siapa nama ayahnya Randy?"
"Emm.. Pak Haris Chandra."
"Haris Candra?"
"Kamu ga salah, Ki?"
"Memangnya kenapa Bu? Ada apa dengan nama Haris Chandra?"
"Emm..ga apa-apa Ki, lebih baik kamu istirahat."
Ibu Laras merasa aneh mendengar nama Haris Chandra.
...Flashback.Dua puluh lima tahun silam, seorang wanita yang sudah bersiap dengan gaun pengantin yang anggun telah menanti sang mempelai pria.
Dekorasi ruangan dihiasi dengan bunga berwarna-warni dan dipenuhi oleh para tamu undangan yang sudah hadir.
Mempelai pria pun telah datang, penghulu sudah siap. Akad pun berlangsung.
Laras Saraswati dan Haris Chandra telah resmi menjadi pasangan suami istri.
Namun kebahagian itu tidak lama di rasakan oleh Laras, tiga bulan menikah Laras sudah mengandung anak pertamanya.
Namun suaminya-Haris Chandra telah pergi bersama wanita lain, wanita yang kaya raya. Wanita yang sudah menghancurkan rumah tangganya.
Wanita itu bernama Wilona, Wilona adalah seorang wanita kaya raya. Dia bisa membeli apapun yang dia mau. Termasuk suaminya.
Haris Chandra yang ingin kaya mendadak langsung meninggalkan Laras-sang istri yang tengah mengandung anaknya.
Laras tak bisa berbuat apa-apa, keadaan yang lemah membuat dia tak berdaya.
Dia hanya bisa menangis, meratapi kebahagian yang telah hilang dari hidupnya.
Dalam hati Laras berjanji, tidak akan menyebut nama Haris Chandra dalam hidupnya lagi. Baginya Haris Chandra sudah tiada.
Flashback Off
... Tidak mungkin Haris Chandra yang Kirana maksud adalah mantan suaminya.'Semoga saja tidak.'Laras sudah tidak ingin mengenal Haris Chandra dalam hidupnya, bahkan dia tidak ingin mengenalkan Haris Chandra dalam hidup Kirana.
Bab 5Kirana berangkat kerja seperti biasa, berjalan kaki menyusuri lingkungan yang kumuh.Biasanya Kirana berjumpa dengan Pram di tengah jalan, namun hari ini tak ada Pram yang memanggil namanya. Bahkan semalam dia tidak terima pesan dari Pram.'kenapa aku jadi memikirkan Pram..' gumam Kirana.Setibanya di kantor, hal yang pertama Kirana lakukan adalah membersihkan ruangan Pak Randy.Saat ingin membersihkan ruangannya, Pak Randy sudah berada di dalam.'kenapa sepagi ini sudah tiba,' lirih Kirana."Permisi Pak," ucap Kirana dengan perlahan, namun Pak Randy sama sekali tidak menggubrisnya.Kirana mengepel lantai dengan cepatnya, sebab ia merasa risih terus diperhatikan oleh Bosnya itu."Nanti malam aku akan datang kembali bersama orangtuaku," ucap Pak Randy dengan datar.Kirana menghiraukan ucapan Bosnya itu, dia tetap sibuk dengan pekerjaannya. Saat Kirana hendak keluar, P
Bab 6Seketika lutut Bu Laras lemas tak sanggup menopang tubuhnya.Dia Shock dengan kedatangan keluarga Randy, terlebih lagi dia melihat sosok seorang yang dibenci olehnya.Haris Chandra, ayah dari Randy Pratama ternyata adalah mantan suami Bu Laras. Itu artinya Kirana dan Randy adalah saudara satu ayah.Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, sesempit ini kah dunia? Bu Laras yang sudah tidak sudi lagi bertemu dengan Haris Chandra, kini melihat sosoknya kembali melalui prantara anaknya.Bu Laras tak dapat menahan gejolak amarah, langsung mengusir keluarga Haris Chandra tanpa sebuah alasan yang keluar dari mulutnya.Sedangkan Kirana hanya terperangah melihat sikap Ibunya yang tiba-tiba saja berubah.Kirana memang sudah mengenal Haris Chandra sebelumnya, sosok seorang pemimpin yang bertanggung jawab, ramah dan juga baik hati. Bertolak belakang sekali dengan sikap anaknya- Randy Pratama.
Bab 7RandyAku adalah anak dari Haris Chandra, pemilik perusahaan terkenal di kota ini.Ah tidak, aku hanya anak angkat dari pasangan kaya raya, yaitu Haris Chandra dan Wilona.Mereka memang memiliki segalanya namun tidak dengan 'anak'. Ibu angkatku-Wilona pernah mengalami kecelakaan yang parah beberapa tahun silam yang mengakibatkan rahimnya diangkat, sehingga dia tidak bisa mempunyai anak.Setelah kejadian itu mereka mengadopsiku sebagai anaknya, saat itu usiaku enam tahun.Tempat tinggal yang mewah dan semua fasilitas yang tersedia membuat aku berdecak kagum. Bahkan mereka memenuhi kebutuhanku tanpa ada yang terlewat, memberikan pendidikan hingga sarjana.Mereka menyayangiku layaknya putra kandung. Tak pernah mereka membahas darimana asalku....Kini usiaku sudah dua puluh delapan tahun, aku dipercaya untuk memegang perusahaan yang sudah dirintis sejak aku belum mengenal mereka.
Bab 8'aku harus menemui Pram, menceritakan semua ini kepadanya.'Hati Kirana gelisah, tak biasanya Pram sangat sulit untuk dihubungi. Bahkan sudah tiga hari ini dia tak melihat kehadirannya.Selepas dari kantor Haris Chandra, Kirana tak segera pulang ke rumah. Dia mampir ke sebuah taman yang berada di tengah kota.Kirana butuh menyegarkan otaknya, suasana di taman cukup membuat pikiran Kirana tenang. Kirana menikmati angin sepoy-sepoy dengan kesendirian.Sayup-sayup Kirana mendengar suara seseorang yang sedang bermain gitar sambil bernyanyi. Dan sepertinya Kirana sangat mengenal suara itu.'Pram?!' Kirana langsung mencari sumber suara itu, dia yakin betul bahwa itu adalah Pram.Dan benar saja, Pram sedang bersandar di bawah pohon sambil bernyanyi dan bermain gitar. Tanpa pikir panjang Kirana langsung menghampirinya."Pram?!""Kirana..?" Pram seakan terkejut dengan kehadiran Kira
Bab 9Kirana akhirnya dapat pekerjaan baru di sebuah hotel bintang lima, berkat bantuan Pram.Tak lagi menjadi Office Girl kini Kirana menjadi Rescepsionis di hotel tersebut."Pram..." Tegur Kirana saat mereka sedang dalam perjalanan."Hmm.""Kamu bisa tau dari mana kalo di hotel sedang membutuhkan seorang karyawati?" tanya Kirana"Emm... Tadi temen aku yang kasih tau.""Temen?" ulang Kirana."Yaudahlah Ki, yang penting sekarang kamu itu sudah mendapatkan pekerjaan," jelas Pram."Ya sih... Terimakasih ya Pram, ini berkat bantuan kamu.""Sama-sama Ki,""Kamu sudah makan?" tanya Pram."Belum," jawab Kirana sambil menggelengkan kepalanya."Ya sudah kita makan dulu ya, biar aku yang traktir."Kirana hanya mengangguk mendengar ajakan Pram.Dia memang sudah lama mengenal Pram, namun apa pekerjaan Pram selama ini saja Kirana tida
Bab 10PramAku sudah lama mengenal Kirana, kepribadian dan kecantikan yang dimiliki membuat aku selalu terpesona dengannya.Entah dia memiliki perasaan yang sama atau tidak terhadapku.Aku hanya tinggal dengan seorang Bibik di tempat ini, dari kecil aku sudah tak mengenal orangtua. Mereka yang tak menginginkan kehadiranku atau mereka yang sengaja membuang aku.Bibik Lisa hanya seorang janda dan merawatku sendiri di tempat ini, dia tak pernah membahas mengenai orangtuaku. Rupa dan namanya saja aku tak mengenalnya.Rumahku dengan Kirana hanya berjarak satu kilometer saja, tak melihat wajahnya sehari sudah membuat diri ini rindu.Namun, hatiku hancur setelah mengetahui bahwa dia akan dilamar oleh Bosnya. Bahkan Kirana tak pernah menceritakan ini sebelumnya kepadaku.Dan sepertinya Kirana menyukai sosok seorang Randy, terlihat dari sorot matanya.Aku berusaha menjauhi Kirana, dan membuang j
Bab 11Randy merasa hampa tanpa ada kehadiran Kirana di kantornya, bahkan ia tidak tahu sekarang Kirana bekerja di mana.Ponsel berdering, Randy bergeming setelah mengetahui bahwa ibunya yang menghubungi."Iya, Bu, ada apa?" tanpa basa-basi Randy menjawab telepon dari ibunya."Makan siang nanti Ibu tunggu di kafe cinta kasih ya, Nak, " ucap Wilona di sebrang sana.Tak biasanya Wilona mengajak Randy makan siang bersama, apalagi ini di sebuah kafe. Batin Randy bertanya-tanya.'pasti ada yang Ibu rencanakan.'"Baik, Bu." Randy menjawab singkat ajakan ibunya.***Makan siang pun tiba, Randy segera keluar kantor dan melesat ke kafe cinta kasih untuk menemui Wilona. Ia tak ingin Ibunya menelpon untuk kedua kalinya karna terlambat datang.Setelah sampai di kafe cinta kasih, ia mencari keberadaan Ibunya. Dan ia menemukan Ibunya sedang bersama dengan seorang wanita yang belum p
"Kirana, tolong kamu rapikan ruangan Pak Randy." Begitulah perintah Bu Sari.Aku bergegas membersihkan ruangan Pak Randy, sebelum dia datang ke kantor ini dan sebelum aku melihat wajah angkuhnya.Dia memang tampan, namun sifat angkuhnya itu membuat ketampanan nya hilang di mataku.Aku hanya seorang Office Girl di sini, wanita miskin yang sedang bekerja keras untuk biaya kuliah.Aku hanya memiliki seorang Ibu, lalu Ayah..Entahlah dari kecil aku tak pernah melihat wajahnya. Bahkan Ibu tak pernah menceritakan sosok seorang Ayah kepadaku.Ibu selalu diam seribu kata saatku tanyakan tentang di mana Ayah dan siapa Ayahku sebenarnya. Ibu lebih memilih aku tidak mengenal sosok seorang Ayah....Saatku sedang membersihkan ruangan Pak Randy, tanpa permisi dia masuk keruangannya dan duduk di kursi agungnya.Pak Randy adalah anak dari pemilik perusahaan ini, perusahaan yan