"Kirana, kamu dipanggil Pak Randy," ucap salah satu OB di kantor ini.
'ada apa Si Bos nyebelin itu nyuruh aku ke ruangannya?'
"Udah sana cepet, Ki, nanti keburu kena semprot lhoo," ucap Bu Siti.
Aku berjalan cepat menuju ruangan Pak Randy, dia sedang berdiri menatap jendela.
"Permisi Pak," ucap Kirana.
"Kirana, kamu harus bersedia menikah denganku," ucap Pak Randy dengan datar namun terdengar serius.
Kirana hanya bisa melongo mendengar ucapan Pak Randy.
"Mak-sud Pak Randy apa? Tanya Kirana dengan terbata.
"Aku tak perlu mengulang untuk kedua kalinya kan?"
"Ta-pi, Pak.. "
"Saya tidak suka penolakan."
"Nanti malam aku akan datang ke rumah, untuk melamar kamu," lanjutnya.
Kirana masih terdiam dengan pernyataan yang sangat sulit di cerna oleh pikirannya. Kirana ingin menolak, namun seakan mulutnya terkunci dengan rapat.
'apa yang harus aku katakan pada Ibu?'
"Sekarang keluarlah," perintah Pak Randy.
Akhirnya Kirana keluar dari ruangan Pak Randy dengan berbagai macam pertanyaan yang muncul di benaknya.
"Heiii.. abis ketemu Bos ko ngelamun aja," tegur Ryska.
Kirana tidak mungkin menceritakan apa yang terjadi sebelumnya kepada Ryska. Sebab Kirana pun belum bisa memahami maksud dari ucapan Pak Randy, serius ataukah hanya sebuah permainan.
'Seorang Bos Besar akan melamar seorang Office Girl?' kurasa tak mungkin.
"Ga mungkin apanya? Ditanya ko malah bengong sih, Ki," tanya Ryska.
"Ah, ga ko, Rys, " jawab Kirana singkat.
"Aku duluan ya , Rys, masih banyak yang belum aku kerjain."
Kirana berlalu meninggalkan Ryska yang masih bingung dengan sikapnya setelah bertemu dengan Pak Randy.
...Pikiran Kirana jadi tak menentu, dia selalu memikirkan ucapan Pak Randy yang akan melamarnya nanti malam.[Ki..] sebuah pesan masuk dari Pram.
[Iya,]
[Pulang kerja aku jemput ya.]
[Tidak usah, aku bisa sendiri.]
[Ayolah Ki, mau ya.. aku jemput.]
[Terserah deh.]
[Sip, aku tunggu kamu.]
Kirana tak membalas pesan Pram, dia masih merasa aneh dengan pernyataan Pak Randy kepadanya.
'Apa aku harus ceritakan ini kepada Pram?'Menunggu waktu pulang rasanya lama sekali, Kirana sudah tidak sabar ingin menceritakan ini kepada Ibunya.
Bagaimana tanggapan Ibunya kalau dia akan dilamar oleh Bos yang menyebalkan itu.
"Kamu kenapa, Ki?" tanya Bu Siti.
"Ngga apa-apa ko, Bu."
"Jangan melamum, Ki."
"Iya Bu maaf, aku sedang tidak fokus."
'Lebih baik aku pergi ke kantin untuk meminum segelas coklat hangat, agar bisa sedikit rileks.'
Kirana berjalan Gontai menuju kantin, dia ingin segera merilekskan pikirannya. Namun di loby dia bertemu dengan Pak Randy, semenit kemudian langkahnya terhenti karna tatapan tajam Pak Randy.
Dia mencoba menghiraukannya, dia terus berjalan menuju kantin. Kirana ingin istirahat sebentar saja dengan segelas coklat hangat.
... Akhirnya waktu bekerja selesai, Kirana bergegas untuk pulang.Sudah ada Pram yang sedang menunggunya.
"Ko mukanya kusut gitu sih?" goda Pram saat berjumpa dengan Kirana.
"Langsung pulang ya," ucap Kirana tanpa menjawab pertanyaan dari Pram.
Tanpa banyak tanya Pram melajukan motornya.
Pram berhenti mendadak, sehingga membuat Kirana tak sengaja memeluk Pram.
"Kamu sengaja ya, Pram?" ucap Kirana sembari mencubit pinggul Pram.
"Ih sakit tau, lagian kamu ngelamun aja."
"Cerita sama aku, apa yang sedang kamu pikirkan.." tutur Pram.
"Aku mau pulang, Pram."
"Oh, jadi udah ga mau cerita lagi sama aku.. iya?"
"Belum saatnya."
Memang belum saatnya Kirana menceritakan ini kepada Pram, Kirana belum tau maksud dari pernyataan Bosnya itu.
Pram melajukan motornya lagi dengan kencang, tanpa banyak pertanyaan yang dia lontarkan.
...Di sebuah kontrakan yang sederhana, Ibu Laras sudah menunggu kedatangan putrinya. Kirana adalah putri satu-satunya yang di miliki Bu Laras.Putri yang dari bayi dia rawat tanpa pendamping seorang suami, baginya suami dan juga ayah bagi Kirana sudah meninggal.
Bahkan Bu Laras enggan menceritakan sosok seorang ayah kepada Kirana. Kirana tak pernah mengenal dan tak pernah tau siapa nama ayahnya.
"Assalamualaikum." Terdengar seorang wanita mengucapkan salam, dan ternyata Kirana.
"Waalaikumsalam, lohh.. anak Ibu kenapa mukanya ditekuk begini?" tanya Bu Laras spontan saat melihat wajah Kirana yang muram.
"Bu,"
"Ada apa, Nak?"
"Pak Randy akan melamar aku nanti malam," ucap Kirana dengan ragu.
"Hah?! Kamu ga salah, Ki? Pak Randy Si Bos kamu yang katanya nyebelin itu kan?" Tanya Bu Laras, Bu Laras tak kalah terkejutnya dengan Kirana.
"Iya Bu, aku harus bagaimana?"
"Ibu terserah kamu Ki, kalo kamu cinta dengan Pak Randy. Ibu akan merestuinya,"
"Buuu..bagaimana bisa aku bisa cinta dengan pria yang angkuh dan dingin sepertinya."
"Ki, cinta itu datang dengan sendirinya. Seperti apa yang Ibu ucapkan kemarin, Pak Randy selalu bisa membuat kamu untuk dekat dengannya. Dan sekarang malah mau langsung melamar."
'Ibu bukannya ngasih solusi malah menggodaku'
Bab 4Malam pun tiba, hati Kirana sudah tak menentu. Menunggu kedatangan seorang yang akan melamarnya.Pak Randy sudah berada di depan pintu Kirana, tepat pukul 19:30."Selamat malam," tutur Pak Randy dengan angkuhnya."Ma-lam, Pak." Kirana masih tak bisa mempercayai keadaan ini. Sangat sulit dicerna oleh otaknya."Maksud kedatangan saya ke sini untuk melamar putri Ibu-Kirana. Saya harap Ibu bersedia memberikan restu untuk kami."Tanpa basa-basi Pak Randy langsung mengutarakan maksud kedatangannya, Ibu Laras memperhatikan setiap gerak dan gerik Pak Randy. Ibu Laras dapat melihat keseriusan Pak Randy untuk melamar putri semata wayang itu."Namun saya harus mengenal keluarga Nak Randy terlebih dahulu, jika Nak Randy tak keberatan. Karna ini urusan yang serius. Ibu tak ingin melepaskan putri Ibu begitu saja.""Baiklah, saya mengerti. Besok malam saya akan kembali.""Saya permi
Bab 5Kirana berangkat kerja seperti biasa, berjalan kaki menyusuri lingkungan yang kumuh.Biasanya Kirana berjumpa dengan Pram di tengah jalan, namun hari ini tak ada Pram yang memanggil namanya. Bahkan semalam dia tidak terima pesan dari Pram.'kenapa aku jadi memikirkan Pram..' gumam Kirana.Setibanya di kantor, hal yang pertama Kirana lakukan adalah membersihkan ruangan Pak Randy.Saat ingin membersihkan ruangannya, Pak Randy sudah berada di dalam.'kenapa sepagi ini sudah tiba,' lirih Kirana."Permisi Pak," ucap Kirana dengan perlahan, namun Pak Randy sama sekali tidak menggubrisnya.Kirana mengepel lantai dengan cepatnya, sebab ia merasa risih terus diperhatikan oleh Bosnya itu."Nanti malam aku akan datang kembali bersama orangtuaku," ucap Pak Randy dengan datar.Kirana menghiraukan ucapan Bosnya itu, dia tetap sibuk dengan pekerjaannya. Saat Kirana hendak keluar, P
Bab 6Seketika lutut Bu Laras lemas tak sanggup menopang tubuhnya.Dia Shock dengan kedatangan keluarga Randy, terlebih lagi dia melihat sosok seorang yang dibenci olehnya.Haris Chandra, ayah dari Randy Pratama ternyata adalah mantan suami Bu Laras. Itu artinya Kirana dan Randy adalah saudara satu ayah.Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, sesempit ini kah dunia? Bu Laras yang sudah tidak sudi lagi bertemu dengan Haris Chandra, kini melihat sosoknya kembali melalui prantara anaknya.Bu Laras tak dapat menahan gejolak amarah, langsung mengusir keluarga Haris Chandra tanpa sebuah alasan yang keluar dari mulutnya.Sedangkan Kirana hanya terperangah melihat sikap Ibunya yang tiba-tiba saja berubah.Kirana memang sudah mengenal Haris Chandra sebelumnya, sosok seorang pemimpin yang bertanggung jawab, ramah dan juga baik hati. Bertolak belakang sekali dengan sikap anaknya- Randy Pratama.
Bab 7RandyAku adalah anak dari Haris Chandra, pemilik perusahaan terkenal di kota ini.Ah tidak, aku hanya anak angkat dari pasangan kaya raya, yaitu Haris Chandra dan Wilona.Mereka memang memiliki segalanya namun tidak dengan 'anak'. Ibu angkatku-Wilona pernah mengalami kecelakaan yang parah beberapa tahun silam yang mengakibatkan rahimnya diangkat, sehingga dia tidak bisa mempunyai anak.Setelah kejadian itu mereka mengadopsiku sebagai anaknya, saat itu usiaku enam tahun.Tempat tinggal yang mewah dan semua fasilitas yang tersedia membuat aku berdecak kagum. Bahkan mereka memenuhi kebutuhanku tanpa ada yang terlewat, memberikan pendidikan hingga sarjana.Mereka menyayangiku layaknya putra kandung. Tak pernah mereka membahas darimana asalku....Kini usiaku sudah dua puluh delapan tahun, aku dipercaya untuk memegang perusahaan yang sudah dirintis sejak aku belum mengenal mereka.
Bab 8'aku harus menemui Pram, menceritakan semua ini kepadanya.'Hati Kirana gelisah, tak biasanya Pram sangat sulit untuk dihubungi. Bahkan sudah tiga hari ini dia tak melihat kehadirannya.Selepas dari kantor Haris Chandra, Kirana tak segera pulang ke rumah. Dia mampir ke sebuah taman yang berada di tengah kota.Kirana butuh menyegarkan otaknya, suasana di taman cukup membuat pikiran Kirana tenang. Kirana menikmati angin sepoy-sepoy dengan kesendirian.Sayup-sayup Kirana mendengar suara seseorang yang sedang bermain gitar sambil bernyanyi. Dan sepertinya Kirana sangat mengenal suara itu.'Pram?!' Kirana langsung mencari sumber suara itu, dia yakin betul bahwa itu adalah Pram.Dan benar saja, Pram sedang bersandar di bawah pohon sambil bernyanyi dan bermain gitar. Tanpa pikir panjang Kirana langsung menghampirinya."Pram?!""Kirana..?" Pram seakan terkejut dengan kehadiran Kira
Bab 9Kirana akhirnya dapat pekerjaan baru di sebuah hotel bintang lima, berkat bantuan Pram.Tak lagi menjadi Office Girl kini Kirana menjadi Rescepsionis di hotel tersebut."Pram..." Tegur Kirana saat mereka sedang dalam perjalanan."Hmm.""Kamu bisa tau dari mana kalo di hotel sedang membutuhkan seorang karyawati?" tanya Kirana"Emm... Tadi temen aku yang kasih tau.""Temen?" ulang Kirana."Yaudahlah Ki, yang penting sekarang kamu itu sudah mendapatkan pekerjaan," jelas Pram."Ya sih... Terimakasih ya Pram, ini berkat bantuan kamu.""Sama-sama Ki,""Kamu sudah makan?" tanya Pram."Belum," jawab Kirana sambil menggelengkan kepalanya."Ya sudah kita makan dulu ya, biar aku yang traktir."Kirana hanya mengangguk mendengar ajakan Pram.Dia memang sudah lama mengenal Pram, namun apa pekerjaan Pram selama ini saja Kirana tida
Bab 10PramAku sudah lama mengenal Kirana, kepribadian dan kecantikan yang dimiliki membuat aku selalu terpesona dengannya.Entah dia memiliki perasaan yang sama atau tidak terhadapku.Aku hanya tinggal dengan seorang Bibik di tempat ini, dari kecil aku sudah tak mengenal orangtua. Mereka yang tak menginginkan kehadiranku atau mereka yang sengaja membuang aku.Bibik Lisa hanya seorang janda dan merawatku sendiri di tempat ini, dia tak pernah membahas mengenai orangtuaku. Rupa dan namanya saja aku tak mengenalnya.Rumahku dengan Kirana hanya berjarak satu kilometer saja, tak melihat wajahnya sehari sudah membuat diri ini rindu.Namun, hatiku hancur setelah mengetahui bahwa dia akan dilamar oleh Bosnya. Bahkan Kirana tak pernah menceritakan ini sebelumnya kepadaku.Dan sepertinya Kirana menyukai sosok seorang Randy, terlihat dari sorot matanya.Aku berusaha menjauhi Kirana, dan membuang j
Bab 11Randy merasa hampa tanpa ada kehadiran Kirana di kantornya, bahkan ia tidak tahu sekarang Kirana bekerja di mana.Ponsel berdering, Randy bergeming setelah mengetahui bahwa ibunya yang menghubungi."Iya, Bu, ada apa?" tanpa basa-basi Randy menjawab telepon dari ibunya."Makan siang nanti Ibu tunggu di kafe cinta kasih ya, Nak, " ucap Wilona di sebrang sana.Tak biasanya Wilona mengajak Randy makan siang bersama, apalagi ini di sebuah kafe. Batin Randy bertanya-tanya.'pasti ada yang Ibu rencanakan.'"Baik, Bu." Randy menjawab singkat ajakan ibunya.***Makan siang pun tiba, Randy segera keluar kantor dan melesat ke kafe cinta kasih untuk menemui Wilona. Ia tak ingin Ibunya menelpon untuk kedua kalinya karna terlambat datang.Setelah sampai di kafe cinta kasih, ia mencari keberadaan Ibunya. Dan ia menemukan Ibunya sedang bersama dengan seorang wanita yang belum p