Bab 11
Randy merasa hampa tanpa ada kehadiran Kirana di kantornya, bahkan ia tidak tahu sekarang Kirana bekerja di mana.
Ponsel berdering, Randy bergeming setelah mengetahui bahwa ibunya yang menghubungi.
"Iya, Bu, ada apa?" tanpa basa-basi Randy menjawab telepon dari ibunya.
"Makan siang nanti Ibu tunggu di kafe cinta kasih ya, Nak, " ucap Wilona di sebrang sana.
Tak biasanya Wilona mengajak Randy makan siang bersama, apalagi ini di sebuah kafe. Batin Randy bertanya-tanya.
'pasti ada yang Ibu rencanakan.'"Baik, Bu." Randy menjawab singkat ajakan ibunya.
***
Makan siang pun tiba, Randy segera keluar kantor dan melesat ke kafe cinta kasih untuk menemui Wilona. Ia tak ingin Ibunya menelpon untuk kedua kalinya karna terlambat datang.
Setelah sampai di kafe cinta kasih, ia mencari keberadaan Ibunya. Dan ia menemukan Ibunya sedang bersama dengan seorang wanita yang belum p
"Kirana, tolong kamu rapikan ruangan Pak Randy." Begitulah perintah Bu Sari.Aku bergegas membersihkan ruangan Pak Randy, sebelum dia datang ke kantor ini dan sebelum aku melihat wajah angkuhnya.Dia memang tampan, namun sifat angkuhnya itu membuat ketampanan nya hilang di mataku.Aku hanya seorang Office Girl di sini, wanita miskin yang sedang bekerja keras untuk biaya kuliah.Aku hanya memiliki seorang Ibu, lalu Ayah..Entahlah dari kecil aku tak pernah melihat wajahnya. Bahkan Ibu tak pernah menceritakan sosok seorang Ayah kepadaku.Ibu selalu diam seribu kata saatku tanyakan tentang di mana Ayah dan siapa Ayahku sebenarnya. Ibu lebih memilih aku tidak mengenal sosok seorang Ayah....Saatku sedang membersihkan ruangan Pak Randy, tanpa permisi dia masuk keruangannya dan duduk di kursi agungnya.Pak Randy adalah anak dari pemilik perusahaan ini, perusahaan yan
Bab 2Selesai bekerja aku bergegas untuk segera pulang ke kontrakanku yang minimalis, Ibu pasti sudah menunggu.Jarak kontrakan dengan tempatku bekerja tidak terlalu jauh, aku hanya perlu berjalan 15 menit."Ki...," aku menoleh.Ternyata si Pram yang memanggil. Pram adalah teman sekaligus seorang Kakak bagiku. Dia selalu ada saat aku butuhkan, dia yang selalu membantu aku dan Ibu di saat kesulitan."Ehh, kamu mau kemana Pram?""Nunggu kamulah,""Ngapain nunggu aku? Emangnya ada perlu apa?""Aku kangen aja sama kamu,""Apaa?""Ahh, enggak.. aku hanya kebetulan lewat aja ko.""Huhh..dasar aneh.""Ki, nanti malem berangkat kuliahnya aku antar ya,""Nggak usahlah Pram, nanti merepotkan.""Nggak ko, Ki, kan aku yang mau mengantarkan kamu. Mau ya?""Oke, aku tunggu kamu di rumah jam tujuh. Jangan sampai telat ya."
"Kirana, kamu dipanggil Pak Randy," ucap salah satu OB di kantor ini.'ada apa Si Bos nyebelin itu nyuruh aku ke ruangannya?'"Udah sana cepet, Ki, nanti keburu kena semprot lhoo," ucap Bu Siti.Aku berjalan cepat menuju ruangan Pak Randy, dia sedang berdiri menatap jendela."Permisi Pak," ucap Kirana."Kirana, kamu harus bersedia menikah denganku," ucap Pak Randy dengan datar namun terdengar serius.Kirana hanya bisa melongo mendengar ucapan Pak Randy."Mak-sud Pak Randy apa? Tanya Kirana dengan terbata."Aku tak perlu mengulang untuk kedua kalinya kan?""Ta-pi, Pak.. ""Saya tidak suka penolakan.""Nanti malam aku akan datang ke rumah, untuk melamar kamu," lanjutnya.Kirana masih terdiam dengan pernyataan yang sangat sulit di cerna oleh pikirannya. Kirana ingin menolak, namun seakan mulutnya terkunci dengan rapat.'apa yang harus
Bab 4Malam pun tiba, hati Kirana sudah tak menentu. Menunggu kedatangan seorang yang akan melamarnya.Pak Randy sudah berada di depan pintu Kirana, tepat pukul 19:30."Selamat malam," tutur Pak Randy dengan angkuhnya."Ma-lam, Pak." Kirana masih tak bisa mempercayai keadaan ini. Sangat sulit dicerna oleh otaknya."Maksud kedatangan saya ke sini untuk melamar putri Ibu-Kirana. Saya harap Ibu bersedia memberikan restu untuk kami."Tanpa basa-basi Pak Randy langsung mengutarakan maksud kedatangannya, Ibu Laras memperhatikan setiap gerak dan gerik Pak Randy. Ibu Laras dapat melihat keseriusan Pak Randy untuk melamar putri semata wayang itu."Namun saya harus mengenal keluarga Nak Randy terlebih dahulu, jika Nak Randy tak keberatan. Karna ini urusan yang serius. Ibu tak ingin melepaskan putri Ibu begitu saja.""Baiklah, saya mengerti. Besok malam saya akan kembali.""Saya permi
Bab 5Kirana berangkat kerja seperti biasa, berjalan kaki menyusuri lingkungan yang kumuh.Biasanya Kirana berjumpa dengan Pram di tengah jalan, namun hari ini tak ada Pram yang memanggil namanya. Bahkan semalam dia tidak terima pesan dari Pram.'kenapa aku jadi memikirkan Pram..' gumam Kirana.Setibanya di kantor, hal yang pertama Kirana lakukan adalah membersihkan ruangan Pak Randy.Saat ingin membersihkan ruangannya, Pak Randy sudah berada di dalam.'kenapa sepagi ini sudah tiba,' lirih Kirana."Permisi Pak," ucap Kirana dengan perlahan, namun Pak Randy sama sekali tidak menggubrisnya.Kirana mengepel lantai dengan cepatnya, sebab ia merasa risih terus diperhatikan oleh Bosnya itu."Nanti malam aku akan datang kembali bersama orangtuaku," ucap Pak Randy dengan datar.Kirana menghiraukan ucapan Bosnya itu, dia tetap sibuk dengan pekerjaannya. Saat Kirana hendak keluar, P
Bab 6Seketika lutut Bu Laras lemas tak sanggup menopang tubuhnya.Dia Shock dengan kedatangan keluarga Randy, terlebih lagi dia melihat sosok seorang yang dibenci olehnya.Haris Chandra, ayah dari Randy Pratama ternyata adalah mantan suami Bu Laras. Itu artinya Kirana dan Randy adalah saudara satu ayah.Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, sesempit ini kah dunia? Bu Laras yang sudah tidak sudi lagi bertemu dengan Haris Chandra, kini melihat sosoknya kembali melalui prantara anaknya.Bu Laras tak dapat menahan gejolak amarah, langsung mengusir keluarga Haris Chandra tanpa sebuah alasan yang keluar dari mulutnya.Sedangkan Kirana hanya terperangah melihat sikap Ibunya yang tiba-tiba saja berubah.Kirana memang sudah mengenal Haris Chandra sebelumnya, sosok seorang pemimpin yang bertanggung jawab, ramah dan juga baik hati. Bertolak belakang sekali dengan sikap anaknya- Randy Pratama.
Bab 7RandyAku adalah anak dari Haris Chandra, pemilik perusahaan terkenal di kota ini.Ah tidak, aku hanya anak angkat dari pasangan kaya raya, yaitu Haris Chandra dan Wilona.Mereka memang memiliki segalanya namun tidak dengan 'anak'. Ibu angkatku-Wilona pernah mengalami kecelakaan yang parah beberapa tahun silam yang mengakibatkan rahimnya diangkat, sehingga dia tidak bisa mempunyai anak.Setelah kejadian itu mereka mengadopsiku sebagai anaknya, saat itu usiaku enam tahun.Tempat tinggal yang mewah dan semua fasilitas yang tersedia membuat aku berdecak kagum. Bahkan mereka memenuhi kebutuhanku tanpa ada yang terlewat, memberikan pendidikan hingga sarjana.Mereka menyayangiku layaknya putra kandung. Tak pernah mereka membahas darimana asalku....Kini usiaku sudah dua puluh delapan tahun, aku dipercaya untuk memegang perusahaan yang sudah dirintis sejak aku belum mengenal mereka.
Bab 8'aku harus menemui Pram, menceritakan semua ini kepadanya.'Hati Kirana gelisah, tak biasanya Pram sangat sulit untuk dihubungi. Bahkan sudah tiga hari ini dia tak melihat kehadirannya.Selepas dari kantor Haris Chandra, Kirana tak segera pulang ke rumah. Dia mampir ke sebuah taman yang berada di tengah kota.Kirana butuh menyegarkan otaknya, suasana di taman cukup membuat pikiran Kirana tenang. Kirana menikmati angin sepoy-sepoy dengan kesendirian.Sayup-sayup Kirana mendengar suara seseorang yang sedang bermain gitar sambil bernyanyi. Dan sepertinya Kirana sangat mengenal suara itu.'Pram?!' Kirana langsung mencari sumber suara itu, dia yakin betul bahwa itu adalah Pram.Dan benar saja, Pram sedang bersandar di bawah pohon sambil bernyanyi dan bermain gitar. Tanpa pikir panjang Kirana langsung menghampirinya."Pram?!""Kirana..?" Pram seakan terkejut dengan kehadiran Kira