"Kirana, tolong kamu rapikan ruangan Pak Randy." Begitulah perintah Bu Sari.
Aku bergegas membersihkan ruangan Pak Randy, sebelum dia datang ke kantor ini dan sebelum aku melihat wajah angkuhnya.
Dia memang tampan, namun sifat angkuhnya itu membuat ketampanan nya hilang di mataku.
Aku hanya seorang Office Girl di sini, wanita miskin yang sedang bekerja keras untuk biaya kuliah.
Aku hanya memiliki seorang Ibu, lalu Ayah..
Entahlah dari kecil aku tak pernah melihat wajahnya. Bahkan Ibu tak pernah menceritakan sosok seorang Ayah kepadaku.Ibu selalu diam seribu kata saatku tanyakan tentang di mana Ayah dan siapa Ayahku sebenarnya. Ibu lebih memilih aku tidak mengenal sosok seorang Ayah.
...
Saatku sedang membersihkan ruangan Pak Randy, tanpa permisi dia masuk keruangannya dan duduk di kursi agungnya.
Pak Randy adalah anak dari pemilik perusahaan ini, perusahaan yang bergerak dibidang Kontraktor. Dia Bos termuda di kantor ini, mungkin karna dia anak pemilik perusahaan ini. Namun jodohnya tak semulus karirnya. Tak pernah ku dengar dia sedang dekat dengan seorang wanita.
"Heii.. tolong yang bener kalo kerja. Itu sisi jendelanya masih berdebu. Bisa kerja ga sih kamu?!" protes Randy saat aku hendak keluar ruangannya.
'Fiiuuhh.. berniat ingin segera pergi dari sini, malah dia protes. Dasar Bos nyebelin.'
"Baik Pak, akan segera saya bersihkan."
Dia tak menjawab, melihat senyumnya saja aku tak pernah.
Sudahlah angkuh, dingin pula orangnya. Mana ada wanita yang ingin menjadi kekasihnya. Gumamku dalam hati."Sudah Pak, boleh saya keluar sekarang?"
"Hmm,"
Akhirnya aku bisa keluar ruangan, Bos nyebelin itu selalu semaunya saja kalau memerintah Office Girl ataupun Office Boy di sini. Dia merasa mempunyai hak untuk itu, karna jabatan yang dia pegang.
Bukan aku saja Office Girl yang bekerja di sini, selain aku tak pernah ada yang mau jika harus disuruh membersihkan ruangan Pak Randy.
Jam makan siang pun tiba, aku biasa makan siang di Kantin bersama teman ku-Ryska. Ryska juga salah seorang Office Girl di sini.
"Rys, makan siang yuk," ajakku pada Ryska.
"Hayuu Ki, aku juga udah laper banget nih."
Akhirnya kami berjalan keluar menuju kantin yang berada di samping kantor ini. Bukan hanya tersedia kantin, di sini juga tersedia gazebo dan musholla untuk beribadah.
"Rys, aku sholat dulu ya. Kamu kalo laper, makan duluan aja di kantin," ujar Kirana.
"Nggaklah ki, aku juga mau sholat dulu aja. Lagian kantin lagi penuh kayaknya," jawab Ryska.
Memang jam istirahat kami berbarengan dengan pekerja yang lain, dan benar saja kantin terlihat penuh dengan para karyawan kantor yang sedang makan siang.
"Ya udah yuk, sholat dulu, Rys."
Usai Sholat kami berdua menuju kantin.
"Kamu mau makan apa, Rys?"
"Aku seperti biasa aja, Ki, soto ayam dan nasi."
"Aku sama juga deh,"
"Lihat Ki, Si Bos muda kamu lagi makan sendirian tuh." Ryska berbisik kepadaku.
"Biarlah, bukan urusan aku juga kan,"
"Sepertinya dia memperhatikan kamu deh, Ki."
Apa yang Ryska ucapkan memang benar, dia menatap ke arah sini. Tepat aku dan Ryska duduk.
"Heii, kamu...," panggil Pak Randy.
"Sa-ya, Pak?" ucap Kirana ragu.
"Tolong kamu temani saya makan, pesan saja apa yang kamu mau."
Aku melongo mendengar ucapan Pak Randy.
"Ta-pi, saya sudah sedang menunggu makanan, Pak. Dan saya juga bersama Ryska di sini."
"Aku tidak terima sebuah alasan."
"Rys, aku kesana sebentar ya," ucapku pada Ryska.
Sok kuasa banget sih jadi Bos, aku bergeming sembari menghampiri meja Pak Randy.
Setelahnya ... Pak Randy tidak berucap sepatah katapun, lalu untuk apa aku di sini?
'Dasar Bos menyebalkan.' gumamku.
"Ngomong apa kamu tadi? Saya denger apa yang kamu ucapkan."
"Kalo udah denger kenapa masih tanya," ucapku dengan ketus.
"Kamu tidak usah banyak protes dengan saya, saya ini Bos kamu. Yang bisa pecat kamu kapan aja," ucap Randy dengan angkuh.
Aku tidak membalas ucapannya, percuma juga ngomong sama Bos. Pasti ujung-unjungnya juga salah terus.
......."Cieee..yang makan bareng Bos Besar," ucap Ryska menggoda."Apaan sih Rys, dia itu Bos nyebelin. Angkuh dan dingin."
"Hati-hati nanti bisa jadi cinta,"
"Nggak mungkinlah Ryska, dia itu Bos Besar sedangkan aku hanya seorang Office Girl. Lagian mana mungkin aku jatuh cinta dengan pria angkuh seperti dia."
Tiba-tiba saja Bu Sari atasan kami ikut nimbrung percakapan kami.
"Ga ada yang mustahil, Ki, kamu itu cantik. Dan Pak Randy selalu maunya kamu yang membersihkan ruangan dia.
Ahh..jangan-jangan memang benar Pak Randy menyukai kamu Ki," ucap Bu Sari."Sudahlah lebih baik aku membersihkan Loby Kantor," ucapku sembari meninggalkan Pantry.
Pantry menjadi tempat kumpul kami para Office Girl. Lebih tepatnya menjadi tempat curhat dan tempat Ghibah kami.
Ada-ada saja memang mereka ini, mana mungkin Si Bos Besar menyukaiku.
Aku hanya seorang gadis miskin yang tak selevel dengannya.Bab 2Selesai bekerja aku bergegas untuk segera pulang ke kontrakanku yang minimalis, Ibu pasti sudah menunggu.Jarak kontrakan dengan tempatku bekerja tidak terlalu jauh, aku hanya perlu berjalan 15 menit."Ki...," aku menoleh.Ternyata si Pram yang memanggil. Pram adalah teman sekaligus seorang Kakak bagiku. Dia selalu ada saat aku butuhkan, dia yang selalu membantu aku dan Ibu di saat kesulitan."Ehh, kamu mau kemana Pram?""Nunggu kamulah,""Ngapain nunggu aku? Emangnya ada perlu apa?""Aku kangen aja sama kamu,""Apaa?""Ahh, enggak.. aku hanya kebetulan lewat aja ko.""Huhh..dasar aneh.""Ki, nanti malem berangkat kuliahnya aku antar ya,""Nggak usahlah Pram, nanti merepotkan.""Nggak ko, Ki, kan aku yang mau mengantarkan kamu. Mau ya?""Oke, aku tunggu kamu di rumah jam tujuh. Jangan sampai telat ya."
"Kirana, kamu dipanggil Pak Randy," ucap salah satu OB di kantor ini.'ada apa Si Bos nyebelin itu nyuruh aku ke ruangannya?'"Udah sana cepet, Ki, nanti keburu kena semprot lhoo," ucap Bu Siti.Aku berjalan cepat menuju ruangan Pak Randy, dia sedang berdiri menatap jendela."Permisi Pak," ucap Kirana."Kirana, kamu harus bersedia menikah denganku," ucap Pak Randy dengan datar namun terdengar serius.Kirana hanya bisa melongo mendengar ucapan Pak Randy."Mak-sud Pak Randy apa? Tanya Kirana dengan terbata."Aku tak perlu mengulang untuk kedua kalinya kan?""Ta-pi, Pak.. ""Saya tidak suka penolakan.""Nanti malam aku akan datang ke rumah, untuk melamar kamu," lanjutnya.Kirana masih terdiam dengan pernyataan yang sangat sulit di cerna oleh pikirannya. Kirana ingin menolak, namun seakan mulutnya terkunci dengan rapat.'apa yang harus
Bab 4Malam pun tiba, hati Kirana sudah tak menentu. Menunggu kedatangan seorang yang akan melamarnya.Pak Randy sudah berada di depan pintu Kirana, tepat pukul 19:30."Selamat malam," tutur Pak Randy dengan angkuhnya."Ma-lam, Pak." Kirana masih tak bisa mempercayai keadaan ini. Sangat sulit dicerna oleh otaknya."Maksud kedatangan saya ke sini untuk melamar putri Ibu-Kirana. Saya harap Ibu bersedia memberikan restu untuk kami."Tanpa basa-basi Pak Randy langsung mengutarakan maksud kedatangannya, Ibu Laras memperhatikan setiap gerak dan gerik Pak Randy. Ibu Laras dapat melihat keseriusan Pak Randy untuk melamar putri semata wayang itu."Namun saya harus mengenal keluarga Nak Randy terlebih dahulu, jika Nak Randy tak keberatan. Karna ini urusan yang serius. Ibu tak ingin melepaskan putri Ibu begitu saja.""Baiklah, saya mengerti. Besok malam saya akan kembali.""Saya permi
Bab 5Kirana berangkat kerja seperti biasa, berjalan kaki menyusuri lingkungan yang kumuh.Biasanya Kirana berjumpa dengan Pram di tengah jalan, namun hari ini tak ada Pram yang memanggil namanya. Bahkan semalam dia tidak terima pesan dari Pram.'kenapa aku jadi memikirkan Pram..' gumam Kirana.Setibanya di kantor, hal yang pertama Kirana lakukan adalah membersihkan ruangan Pak Randy.Saat ingin membersihkan ruangannya, Pak Randy sudah berada di dalam.'kenapa sepagi ini sudah tiba,' lirih Kirana."Permisi Pak," ucap Kirana dengan perlahan, namun Pak Randy sama sekali tidak menggubrisnya.Kirana mengepel lantai dengan cepatnya, sebab ia merasa risih terus diperhatikan oleh Bosnya itu."Nanti malam aku akan datang kembali bersama orangtuaku," ucap Pak Randy dengan datar.Kirana menghiraukan ucapan Bosnya itu, dia tetap sibuk dengan pekerjaannya. Saat Kirana hendak keluar, P
Bab 6Seketika lutut Bu Laras lemas tak sanggup menopang tubuhnya.Dia Shock dengan kedatangan keluarga Randy, terlebih lagi dia melihat sosok seorang yang dibenci olehnya.Haris Chandra, ayah dari Randy Pratama ternyata adalah mantan suami Bu Laras. Itu artinya Kirana dan Randy adalah saudara satu ayah.Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, sesempit ini kah dunia? Bu Laras yang sudah tidak sudi lagi bertemu dengan Haris Chandra, kini melihat sosoknya kembali melalui prantara anaknya.Bu Laras tak dapat menahan gejolak amarah, langsung mengusir keluarga Haris Chandra tanpa sebuah alasan yang keluar dari mulutnya.Sedangkan Kirana hanya terperangah melihat sikap Ibunya yang tiba-tiba saja berubah.Kirana memang sudah mengenal Haris Chandra sebelumnya, sosok seorang pemimpin yang bertanggung jawab, ramah dan juga baik hati. Bertolak belakang sekali dengan sikap anaknya- Randy Pratama.
Bab 7RandyAku adalah anak dari Haris Chandra, pemilik perusahaan terkenal di kota ini.Ah tidak, aku hanya anak angkat dari pasangan kaya raya, yaitu Haris Chandra dan Wilona.Mereka memang memiliki segalanya namun tidak dengan 'anak'. Ibu angkatku-Wilona pernah mengalami kecelakaan yang parah beberapa tahun silam yang mengakibatkan rahimnya diangkat, sehingga dia tidak bisa mempunyai anak.Setelah kejadian itu mereka mengadopsiku sebagai anaknya, saat itu usiaku enam tahun.Tempat tinggal yang mewah dan semua fasilitas yang tersedia membuat aku berdecak kagum. Bahkan mereka memenuhi kebutuhanku tanpa ada yang terlewat, memberikan pendidikan hingga sarjana.Mereka menyayangiku layaknya putra kandung. Tak pernah mereka membahas darimana asalku....Kini usiaku sudah dua puluh delapan tahun, aku dipercaya untuk memegang perusahaan yang sudah dirintis sejak aku belum mengenal mereka.
Bab 8'aku harus menemui Pram, menceritakan semua ini kepadanya.'Hati Kirana gelisah, tak biasanya Pram sangat sulit untuk dihubungi. Bahkan sudah tiga hari ini dia tak melihat kehadirannya.Selepas dari kantor Haris Chandra, Kirana tak segera pulang ke rumah. Dia mampir ke sebuah taman yang berada di tengah kota.Kirana butuh menyegarkan otaknya, suasana di taman cukup membuat pikiran Kirana tenang. Kirana menikmati angin sepoy-sepoy dengan kesendirian.Sayup-sayup Kirana mendengar suara seseorang yang sedang bermain gitar sambil bernyanyi. Dan sepertinya Kirana sangat mengenal suara itu.'Pram?!' Kirana langsung mencari sumber suara itu, dia yakin betul bahwa itu adalah Pram.Dan benar saja, Pram sedang bersandar di bawah pohon sambil bernyanyi dan bermain gitar. Tanpa pikir panjang Kirana langsung menghampirinya."Pram?!""Kirana..?" Pram seakan terkejut dengan kehadiran Kira
Bab 9Kirana akhirnya dapat pekerjaan baru di sebuah hotel bintang lima, berkat bantuan Pram.Tak lagi menjadi Office Girl kini Kirana menjadi Rescepsionis di hotel tersebut."Pram..." Tegur Kirana saat mereka sedang dalam perjalanan."Hmm.""Kamu bisa tau dari mana kalo di hotel sedang membutuhkan seorang karyawati?" tanya Kirana"Emm... Tadi temen aku yang kasih tau.""Temen?" ulang Kirana."Yaudahlah Ki, yang penting sekarang kamu itu sudah mendapatkan pekerjaan," jelas Pram."Ya sih... Terimakasih ya Pram, ini berkat bantuan kamu.""Sama-sama Ki,""Kamu sudah makan?" tanya Pram."Belum," jawab Kirana sambil menggelengkan kepalanya."Ya sudah kita makan dulu ya, biar aku yang traktir."Kirana hanya mengangguk mendengar ajakan Pram.Dia memang sudah lama mengenal Pram, namun apa pekerjaan Pram selama ini saja Kirana tida