Seorang wanita melakukan lompatan yang sangat heroik, melewati beberapa lantai demi lantai tanpa pengaman, hanya bermodalkan keberanian di ketinggian sepuluh kaki sampai tubuh ramping berbalut pakaian serba hitam itu memasuki salah satu ruangan di lantai tiga.
Kepalanya menunduk tatkala benda runcing mengarah padanya, setelah berhasil menghindar, langkah cepatnya segera menerjang beberapa orang yang sudah beradu otot beberapa menit sebelum dia datang.
Tujuannya hanya untuk bisa mendapatkan satu orang penting di ruangan itu, dan gadis itu mendapatkan posisi orang yang ia cari.
Di saat semua sibuk bertarung, gadis itu mendekati sang inti perkelahian, tanpa semua orang ketahui, gadis itu berhasil membawa orang incarannya keluar. Dan di luar ruangan, bius di berikan hingga orang tersebut pingsan.
"Bawa dia, serahkan pada orang yang yang menjadi target berikutnya." Ucapnya memerintah setelah menyerahkan orang tadi ke rekan kerjanya.
Gadis itu lantas bergegas menuju mobil Van hitam yang sudah terparkir lama, menunggu sang gadis itu datang.
Gadis bernama Raynelle Jackinson itu masuk ke dalam mobil, menutup pintu dan bergegas mengganti pakaian, tak lupa melepaskan cadar untuk menyembunyikan identitas.
"Jalan." Perintahnya pada sang supir. Sementara Raynelle sudah mengubah penampilannya, seorang gadis 20 tahun dengan kaca mata besar bertengger di hidung, terkenal pendiam hingga tak sedikit orang yang suka membulinya. Dia tak memiliki teman, namun kejeniusan nya memang sudah tidak di ragukan lagi.
Lorong menuju ruang kelas terasa sangat panjang, banyak orang yang menatap Raynelle dengan pandangan merendahkan, pakaian yang serba longgar itu benar-benar merusak penampilan Raynelle, belum lagi rambut yang di ikat satu dan kaca mata besarnya benar-benar mengganggu pemandangan.Mengabaikan cemoohan para siswa, Raynelle terus berjalan sampai tiga orang gadis seusianya berdiri menghalangi langkah Raynelle. Raynelle menatap ketiga gadis itu bergantian dengan tatapan tanpa ekspresi.“Coba kita lihat gadis mengerikan ini, bagaimana bisa dengan tampilannya yang menjijikkan dia selalu mendapatkan peringkat unggulan setiap tahun,” cibir Claire merendahkan sembari memainkan rambut Raynelle dari belakang.“Aku bersumpah, rambut Raynelle sangat indah.” Celetuk Emma yang Langsung mendapat tatapan dari kedua temannya, Claire dan Harper, Emma menatap kedua temannya, “Ada apa? Aku benar kan?” katanya dengan polos.Harper menghela nafas kemudian kembali menatap Raynelle lalu menarik buku yang di pegang oleh gadis itu hingga buku-buku yang dipegang Raynelle jatuh berserakan di lantai, Claire tersenyum sinis sembari menunjuk kening Raynelle mendorongnya dengan kasar.“Jika bukan karena kepintaranmu, kau mungkin sudah tidak berada di sekolah ini,” kata Claire merendahkan.Raynelle masih diam kemudian menunduk mengambil bukunya yang berhamburan, namun Harper menginjak salah satu buku yang akan Raynelle ambil, Raynelle mendongak.“Kau memang pantas mengambil barang tak berharga dari lantai yang kumuh ini,” ucap Harper mengejek, Emma langsung berjongkok ingin membantu Raynelle namun Claire menarik baju Emma sembari memberi Emma peringatan,“Apa yang kau lakukan!” ujar Claire.Emma menatap Raynelle, “Aku ingin membantunya.” jawab Emma apa adanya.“Dasar bodoh! apa kau juga ingin menjadi menjijikkan seperti itu? Ish sudahlah, kau ikut dengan kami saja.” Claire menarik tangan Emma kasar membiarkan Raynelle menatap ketiga gadis tadi sebelum mengambil buku-bukunya kembali.Berdiri, lalu mengatur nafas kemudian Raynelle melanjutkan langkah menuju kelasnya hari ini, ketiga gadis yang di pimpin oleh Claire memang sangat suka mengganggu Raynelle, mungkin karena Raynelle terus diam melihat mereka yang selalu merundungnya untuk kesenangan.Untuk saat ini masih akan Raynelle biarkan, ia ingin tahu sampai dimana Claire dan teman-temannya terus merundungnya seperti ini terus.Hari mulai sore ketika kelas sudah selesai, Raynelle membereskan barang-barang miliknya untuk segera pulang namun geng Claire kembali datang, kali ini perempuan itu mendorong kepala Raynelle sampai terantuk oleh meja.“Kenapa kau sangat ingin pergi dari sini, aku bahkan belum selesai bermain-main denganmu,” kata Claire, sementara tangannya menakan kepala Raynelle di atas meja.“Aku tidak memiliki urusan dengan kalian, jadi lepaskan tanganmu dari kepalaku.” ucap Raynelle mulai geram dengan nada seperti alarm peringatan, jangan sampai Raynelle mengeluarkan sifat aslinya di depan Claire atau perempuan itu tidak akan pernah lagi bisa melihat indahnya dunia.Harper dan Claire tertawa mengejek, melihat kedua temannya tertawa seperti itu Emma pun ikutan tertawa meskipun kasihan melihat Raynelle di perlakukan tidak baik.“Kau memang tidak punya urusan dengan kami tapi kami punya urusan denganmu termasuk menyaksikan kau berlutut di depan kami dan bersedia menjadi pembantu suka rela ketika kami butuh.” Ujar Harper.Emma menoleh, “Bukannya itu sangat kejam?” sahutnya. Harper menatap tajam ke arah Emma, “Jadi kau membela perempuan cupu ini!” ujarnya, Emma langsung mengangguk tapi kemudian menggeleng.Raynelle menghela nafas rendah, entah sampai kapan mereka akan memperlakukannya seperti ini, “Lepas sebelum aku melakukan tindakan yang akan kalian sesali seumur hidup.” ucap Raynelle kembali memperingati.“Kau pikir kami takut denganmu!” Claire semakin mendorong wajah Raynelle ke arah meja.Raynelle mengepalkan tangannya.“HEI! Apa yang kalian lakukan!” seru seorang guru yang akan menempati kelas tersebut.Claire langsung melepaskan tangannya berganti mengusap rambut Raynelle, “Kami hanya menyapa teman lama,” lalu menoleh kearah Raynelle, “Benar begitu bukan?” lanjutnya dengan tatapan mencemooh.Hampir saja, Raynelle menghela nafas, jika tidak ada pengajar itu mungkin Claire tidak akan keluar dari ruangan ini begitu saja.“Tenangkan dirimu Raynelle, kau tidak bisa menunjukkan pada mereka saat ini.” batin Raynelle sembari melihat ketiga semut tadi menjauh darinya. Raynelle memperbaiki kacamata dan ikat rambut kemudian berdiri.“Kalian akan tau apa yang bisa aku lakukan jika aku sudah mulai bertindak.” Raynelle membawa bukunya lalu keluar dari kelas tersebut.Sementara itu. Tawa beberapa pria mengundang orang untuk menoleh ketika lewat di depan pria-pria tersebut, pria yang terdiri dari empat orang itu memang selalu berkumpul di satu tempat menggoda gadis-gadis yang lewat di area mereka.Chris, Ben, Andrew dan Martin, empat pria yang cukup populer dengan ke playboy-an mereka, bahkan kerap kali ke empat pria itu melakukan taruhan untuk mengencani perempuan yang menjadi target mereka hari itu sebagai bahan permainannya.“Kau tau perempuan kemarin lumayan bagus dan aku memilih untuk mempertahankannya beberapa hari lagi,” ucap Martin.Andrew terkekeh.“Kupikir permainannya cukup bagus sampai kau mempertahankannya.” Sahut Ben.Martin tertawa. “Kau tau, dia sangat pintar, kurasa dia sangat perpengalaman melakukannya hingga aku merasa sangat puas ketika bermain.” katanya dengan mata berbinar-binar.Asap keluar dari bibir Chris dari benda beracun yang diapit oleh kedua jarinya, “Bagaimana bisa kau merasa puas dengan satu wanita padahal masih banya
Raynelle adalah putri tunggal dari keluarga Jackinson, dia tak memiliki saudara yang lain sedangkan ayahnya adalah seorang yang sangat disegani baik dalam dunia klan hitam atau dunia terbuka.Ayah Raynelle, Thony Jackinson, adalah pria 50 tahun, namun karena sudah tidak bisa memiliki keturunan lainnya Thony menjadikan Raynelle sebagai satu-satunya penerus yang dia harapkan untuk melanjutkan bisinis.Saat usia Raynelle baru empat tahun Thony sudah mengajarkan bagaimana kejamnya dunia yang dinaungi oleh keluarga mereka sejak turun temurun, banyak musuh berkeliaran di sana sini dan Thony tidak ingin keturunan terakhirnya dihabisi oleh musuh.Alhasil Raynelle kecil sudah dilatih dengan keras bagaimana caranya bertahan hidup di dunia yang dijalani oleh ayahnya, keras dan penuh bahaya.Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai putih menjadi peringatan untuk orang-orang agar menyambut suara langkah kaki penuh kekuasaan. Raynelle berdiri di depan ayahnya sedangkan di kanan kirinya pria-pri
Kantin selalu ramai seperti biasanya dan kebetulan satu jam lagi Raynelle masih memiliki kelas terakhir yang harus dia ikuti, alhasil dari pada keluar gedung hanya untuk mencari makanan mengisi perut Raynelle lebih memilih menuju ke kantin bersama siswa lainnya.Segerombolan pria datang bergabung di satu meja yang sama bersama Raynelle termasuk salah satu pria yang menghadangnya tadi pagi. Raynelle mengabaikan ke empat orang yang tidak di kenalnya itu dengan memakan makanannya lalu segera pergi.“Aku dengar kau adalah Raynelle, gadis yang sangat disukai oleh para pengajar karena kepintaranmu kan?” tanya Martin, sedikit memuji tapi tidak berpengaruh apa-apa untuk Raynelle.Raynelle pura-pura tidak mendengar tapi salah satu diantara mereka ikut berbicara, “Rumor yang mengatakan mengenai sikap dinginmu itu memang benar, tidakkah kamu ingin mengatakan sesuatu pada kami?” kata Andrew.“Hhh...,” Raynelle menghela nafas, ia kehilangan nafsu makannya, ia tidak mengerti kenapa para pria tak di
“Kenapa kau terlihat begitu senang, apa kau berhasil mengambil hati si gadis es itu?” ujar Ben penasaran.Andrew menggeleng, “Itu tidak mungkin, Raynelle adalah satu-satunya gadis yang sangat sulit untuk di dekati dibalik kepintarannya yang memukau itu.” sahut nya dengan yakin. Chris menatap Andrew sembari tertawa pelan.“Kita akan lihat besok malam apa yang sudah aku dapatkan,” jawab Chris.“Wah wah, jangan bilang kau sudah berhasil membujuknya.” sahut Martin.Chris mengedikkan bahu, “Bukan membujuk tapi lebih ke arah sebuah kesepakatan.” jawabnya membenarkan.“Ini tidak adil, bukan kesepakatan yang kita inginkan dari taruhan ini tapi kau harus mengencaninya.” ujar Andrew tidak terima.“Andrew C’mon, kau harus mengaku kalah setelah ini dan memberikan koleksi terbarumu itu untukku,” Chris terkekeh melihat wajah kesal Andrew.Martin mengusap dagunya sendiri, “Kesepakatan seperti apa yang membuatnya setuju untuk menerimamu?” tanya nya.Chris menoleh, benar juga apa yang Martin katakan k
“Kau memang gadis yang tidak mau mendengarkan.” ujar Laurent begitu ia melihat Raynelle kembali memakai pakaian kedodoran seperti biasanya ketika meninggalkan statusnya sebagai putri Jackinson.Raynelle melirik Laurent. “Kau pikir kau siapa, kenapa aku harus mendengarkan kata-katamu?” sahunya masa bodoh.“Hei Girl, look! Dengan tampilan seperti ini mana ada pria yang mau denganmu.” cemooh Laurent terang terangan, Raynelle berdecih.“Raynelle kau sudah datang.” Chris menghampiri Raynelle yang berjalan bersama Laurent, Laurent menatap Chris lalu ke arah Raynelle bergantian.“Apa hubunganmu dengan Raynelle?” tanya Laurent.Chris membuka bibirnya bersiap untuk menjawab namun Raynelle lebih dulu menyahut, “Dia kekasihku, orang yang baru saja kau katakan tidak ada yang mau dengan gadis nerd sepertiku.” sahut Raynelle kemenangan begitu ia menatap wajah Laurent yang terkejut.“Benarkah?”Chris menatap Raynelle kemudian teringat perjanjian mereka kemarin, Chris ikut ke dalam sandiwara yang dib
Chris bersandar di luar pintu menunggu Raynelle selesai dengan kelasnya hari ini, Chris melakukan itu bukan karena taruhannya dengan Andrew tapi Chris melakukannya karena dia ingin.“Chris, kau menungguku?” ujar Claire manja sembari memeluk lengan pria itu, Chris melepaskan tangannya dari Claire membuat Claire protes tidak terima. “Ada apa kenapa kau mengabaikanku beberapa hari ini?” ucap Claire.“Aku sedang ada urusan.” Chris meninggalkan Claire untuk menemui Raynelle yang ternyata masih bercengkrama dengan pria yang tadi pagi.Laurent menoleh menyadari kehadiran Chris, “Aku tidak mengerti kenapa kau menargetkan pria itu untuk menjadi alatmu.” ucap Laurent.“Aku hanya sedang ingin bermain dengan cara yang berbeda, bukan dengan otot, Chris bisa membantuku menyelesaikan rencanaku.” Jawab Raynelle.“Kau memperalatnya tapi apa kau tidak takut jika sandiwaramu ini nantinya akan menjadi bomerang untukmu?” kata Laurent memperingati.“Itu tidak akan pernah terjadi.” sahut Raynelle sebelum Ch
Raynelle dan Chris berlari dan terus berlari namun empat orang tadi terus mengejar mereka bahkan saat mobil Chris yang melaju kencang pun tetap mereka ikuti.“Sebenarnya siapa mereka kenapa mengikuti kita?” ujar Chris.“Dia mengincarku.” jawab Raynelle.Chris menoleh sebentar sebelum menambah kecepatan laju mobilnya, “Sebenarnya siapa kau sampai membuat mereka mengejarmu seperti ini, aku yakin kau bukan orang sembarang sampai pria-pria tadi ingin membawamu.”Raynelle melipat tangannya dengan santai sembari menatap laju mobil membelah jalanan, “Kau akan mengetahuinya, tapi sekarang kau tidak bisa lepas dariku, mereka sudah melihatmu tentu mereka juga akan mengincarmu.” Raynelle berkata dengan santai seolah mereka tidak sedang dalam pengejaran orang bersenjata.“Sh*t! Aku baru mengenalmu tapi kau sudah membawa masalah untukku!” umpat Chris, Raynelle hanya tersenyum lalu melihat kaca spion mobil Chris dimana sebuah mobil hitam di belakang mereka berusaha untuk menyalip.Raynelle tidak pe
Forum sekolah hari itu kembali digemparkan mengenai berita jika ternyata putri dari pemilik bangunan besar itu juga sekolah di sana, banyak dari semua penghuni bangunan tersebut bertanya-tanya siapakah gerangan orang tersebut dan kenapa sampai saat ini tak ada yang mengetahui jika putri Jackinson menuntut ilmu di tempat itu.“Apa kau mengenalnya? Aku dengar dia adalah seorang gadis.” ucap Claire sembari menatap layar ponsel membaca berita dari forum sekolah.Harper dan Emma menggeleng secara kompak pasalnya mereka juga baru tahu jika putri Jackinson ada di tempat sama dengan mereka.“Aku tidak akan membiarkan gadis itu merebut posisi gadis terpopuler di tempat ini, aku adalah ratunya, tak peduli jika gadis itu putri pemilik sekolah, yang aku tahu aku jauh lebih pantas menduduki tempat sebagai yang tercantik di tempat ini.” Kata Claire dengan begitu percaya diri.“Tapi aku masih bertanya tanya mengenai gadis itu, kenapa dia menyembunyikan identitas sebagus ini?” sahut Harper.“Omong-om
“Apa maksudmu!” pekik Raynelle setelah beberapa saat lalu mendengar apa yang dokter katakan ketika Raynelle bertanya mengenai kandungannya.“Maaf nyonya, bayi di kandungan Anda tak bisa kami selamatkan akibat peluru yang melukai Anda sangat berpengaruh dengan perutumbuhan janin. Jika kami mempertahankan bayi itu, akibatnya juga akan buruk pada nyawa Anda.” jelas Dokter.Raynelle mngusap wajahnya, tangisnya pecah saat itu juga dan dokter pun keluar memberikan ruang untuk Raynelle sendirian.Di luar Thony mendengar suara tangisan Raynelle yang memilukan, setelah berteriak memanggil ibunya. Raynelle menjadi seseorang yang menyedihkan di mata Thony, ini kali pertama Thony mendengar tangisan Raynelle yang seperti ini setelah perempuan itu tau jika anaknya sudah tidak ada lagi di rahimnya.Thony merasa sangat bersalah, ia memang ingin membunuh bayi itu tapi tidak mengira respon Raynelle akan seperti ini. Sebagai ayah ia benar-benar bukan orang yang patut di banggakan oleh putrinya send
Dua hari berlalu, Chris dan Raynelle di rawat di rumah sakit yang sama tapi Aaron menjaga Chris agar Thony tidak mendatanginya lalu melanjutkan niat membunuh Chris di rumah sakit.Begitu sadar dari posisi tak sadarkan diri akibat luka yang Thony berikan tidak sedikit. Mendadak Chris terlonjak teringat dengan Raynelle.“RAYN!”“Chris, tenanglah dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang, Raynelle tertembak oleh ayahnya sendiri dan apa aku haru sterus diam saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anakku!”Chris bangun mendadak dari tempat tidur rumah skait, tapi saat kakinya menginjak lantai ia nyaris tersungkur jika saja Aaron tidak segera membantu.“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Chris.“Dua hari.””“Lalu bagaimana kondisi Raynelle, di mana sekarang keberadaannya?”Aaron terdiam, bagaimana dia mengatakan yang sebenranya saat ini.“Aaron, katakan padaku di mana Raynelle sekarang dan seperti apa kondisinya? Dia dan bayinya baik-baik saja kan?”Aaron semakin bingung bagi
Raynelle terbangun setelah tak sadarkan sekitar setengah jam, ia kaget karena posisinya sudah tidak bersama Chris.Pintu terbuka, Thony datang menghampiri sambil menghembuskan nafas.“Kau mau lari sejauh apapun daddy akan tetap bisa menemukanmu kembali, Rayn. Kenapa kau sulit sekali di beritahu jika seorang pewaris tak bisa melepaskan tanggng jawabnya begitu saja hanya demi seorang lelaki yang belum tentu bisa membuatmu bahagia.”“Setidaknya Chris jauh lebih baik dari orang yang membesarkanku selama ini.” sahut Raynelle. “di mana Chris, jika kau menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”Thony menghela nafas, “Kali ini kau tak perlu tau aku apakan lelaki itu, kau tetap di sini dan istirahat. Setelah aku membereskan Chris, selanjutnya adalah bayi di perutmu itu.” ucap Thony lantas keluar dari tempat itu.Raynelle langsung melompat dari tempat tidur mengejar kemana Thony pergi, tapi saat keluar mobil yang di kendarai Thony sudah melaju lebih dulu.Raynelle meng
Dua hari berlalu begitu saja dengan cepat, badai salju masih membuat jalanan tertutup dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan. Untuk sementara Chris dan Raynelle tetap tidak bisa kemana-mana walau badai salju sudah reda, untuk makan saja mereka menggunakan jasa pengiraman makanan di penginapan tersebut.Pergerakan terhenti total, untuk berpergian jalanan sedang tertutup. Butuh waktu beberapa hari lagi sampai jalanan bisa di lewati lagi. Saat itu terjadi Thony pasti juga belum mengerahkan kembali para anggotanya karena jalanan belum bisa di lewati.Raynelle duduk di sebuah sofa single sementara Chris berjongkok di hadapan Raynelle sambil menatap dan mengusap perut rata Raynelle yang belum membesar namun sudah terlihat ada sedikit perubahan.Ada kehangatan yang Chris rasakan, ia akan menjadi seorang ayah dari bayi yang Raynelle kandung. Semoga saja sampai hari itu tiba bayi ini terlahir dengan selamat.“Lihat apa yang sudah kamu perbuat.” ucap Raynelle.Chris mendongak menatap Ray
Dua hari menunggu badai salju berhenti, Thony juga tak bisa melakukan apapun saat bada salju telah mengusai sebagian besar daerah di Rusia. Pencarian di mana keberadaan Raynelle pun harus terjeda karena cuaca yang buruk.Meski begitu Thony yakin jika Raynelle masih ada di Rusia dan belum sempat melarikan diri dengan Chris.Wine di teguk oleh Thony, pandangan melihat keluar jendela kaca di mana benda putih turun cukup banyak malam hari dan sampai sekarang Thony belum menemukan keberadaan Raynelle.Thony tidak ingin membunuh Raynelle, tidak pula ingin membuat perempuan itu lepas dari tanggung jawab sebagai hak waris tunggal. Thony juga tidak bisa memberikan kekuasaannya pada orang yang bukan berasal dari keturunannya, tapi jika keturunannya tidak mau mewarisi semua itu apa yang akan terjadi.Menghembuskan nafas, Thony jadi teringat tatapan memohon Raynelle seperti tadi, timbul perasaan tak tega tapi harus ia enyahkan. Raynelle putrinya dan bayi yang Raynelle kandung adalah calon k
“BODOH!” umpat Thony, “sekarang jaga setiap perbatasan, jangan biarkan Raynelle pergi dan melahirkan bayi itu. Raynelle benar-benar membuat kemarahanku tak bisa di pertahankan lagi, aku tidak akan segan sekarang.” Thony mengambil mantel dinginnya, cukup banyak anggota yang di sebar untuk mencari keberadaan Raynelle, perempuan itu harus di temukan dan Thony juga harus memastikan bayi di rahim Raynelle tidak akan pernah lahir.Setelah mengetahui Raynelle kembali berhasil melarikan diri, Thony yakin tujuan Raynelle adalah menemui Chris lalu kemudian melarikan diri entah kemana untuk bisa membuat bayi itu bisa di lahirkan.Jelas Thony tidak akan membiarkan Raynelle melahirkan untuk sata ini di usia yang terlalu muda, memang usia yang akan memasuki dua puluh satu tahun bukan lagi kategori belum cukup usia. Namun tetap saja, dengan keberadaan bayi itu nantinya akan membuat pikiran Raynelle terpecah belah dan sulit fokus.Ini tidak boleh terus di biarkan.Baru beberapa hari di Rusia,
Apa yang di harapkan dari orang yang tidak berperasaan, bahkan saat Raynelle memohon pun Thony tidak mendengarkan keinginan putriya sendiri untuk mempertahankan bayi itu. Thony justu memerintahkan agar para anggotanya memastikan Chris sudah tewas tanpa sempat datang ke rumah sakit.Thony yakin tembakannya tadi tidak melesat, kemungkinan besar menembus jantung Chris, dan itu tidak akan membuat Chris bertahan jika organ vitalnya terluka parah, dengan begitu Thony berhasil meyingkirkan Chris selamanya dari Raynella.Namun laporan yang anggota Thony katakan justru membuat Thony semakin geram, benda apapun yang ada di sampingnya di lempar begitu saja.“Bagaimana mungkin dia bisa kabur dengan kondisi seperti itu, cari rumah sakit di tempat ini jangan sampai ada yang terlewat, Chris pasti menghuni salah satu rumah sakit untuk pengotan.” ujar Thony.“Cari Aaron, dia yang membawa Chris ke rumah sakit.”“Tuan, Aaron dalam keadaan memar berada di rumah sakit. Seseorang menyerangnya saat per
“Apa yang kau lakukan, Rayn! Kau membela lelaki itu dan melawan ayahmu sendiri!”“Aku sudah berkata padamu jika aku tidak ingin membuat orang lain kehilangan nyawanya, apa itu masih kurang jelas!”Thony melihat ke belakang di mana beberapa orang telah berjatuhan. “Hentikan orang-orangmu.” perintah Thony.“Lepaskan Chris, maka aku akan membuat mereka berhenti.”Thony mengepalkan tangannya, “Kalau begitu aku sendiri yang akan menghabisi Chris dengan tanganku sendiri.” ancam Thony sembari melihat kemana keberadaan Chris sekarang tapi tidak terlihat lelaki itu ada di mana.Sampai akhirnya terlihat Aaron datang membawa Chris. “Saya berhasil menangkaapnya kembali, Sir.” ucap Aaron.Thony meraih senjata apinya lagi lalu segera di arahkan pada Chris, Raynelle bergegas merentangkan tangan di depan benda tersebut menghalangi agar peluru tidak melukai Chris.“Aku tidak akan membiarkanmu melukainya.”“Minggir, Rayn! Hei kalian segera bawa Raynelle menjauh, dia hanya mengganggu aku untuk
“Aaron apa kau masih di luar?” seru Raynelle tapi tidak ada sahutan dari orang yang ia panggil.Raynelle benar-benar khawatir jika ia tak segera menghentikan Thony, lelaki itu akan menghabisi nyawa Chris.Sekarang Raynelle tak bisa kemana-mana, pintu terkunci dari luar dan ia juga tak mungkin melompat dari gedung tersebut jika masih ingin hidup. Kecemasan Raynelle benar-benar besar sekarang, Thony telah mengetahui keberadaan Chris dan lelaki itu pasti akan membuat perhitungan dengan Chris. Raynelle berdiri kemudian memukul pintu memanggil Aaron lagi.“Aaron, kau masih di sana?!”Tak ada sahutan, sudah dua jam sejak Thony berhasil mendapatkan Chris, saat ini dia pasti sedang memberi perhitungan kasar terhadap Chris yang memungkinkan nyawa Chris sebagai taruhannya.“Aaron!”Pintu terbuka, Raynelle berniat menerobos tapi lengannya di cengkeram oleh Aaron dengan kuat, pintu segera di tutup sebelum Raynelle berhasil melarikan diri.“Raynelle, berhenti.”“Aku harus menemukan Chri