Home / Romansa / Cinta Dibalik Kesepakatan / Menjaga Sebuah Kaca

Share

Menjaga Sebuah Kaca

Author: Mei.10
last update Last Updated: 2022-08-01 21:46:33

Ayda yang menyadari kehadiran dokter pun langsung bangkit dari duduknya. “I-iya dok, saya anak dari pasien yang berada di dalam.”

Dokter yang terlihat berumuran sama dnegan ayah Ayda pun menganggukkan kepala. “Operasi pasien berjalan dengan lancar, tapi sepertinya akan membutuhkan waktu lama untuk pasien bisa sadar. Jadi, Mbak sekarang tidak perlu khawatir. Keputusan Mbak untuk segera melakukan operasi ini sudah benar. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat ayah Mbak segera pulih.”

Ayda mengulum senyumnya dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih banyak dokter,” ucapnya sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada.

Perasaan yang semua diliputi rasa khawatir pun akhirnya bisa merasa tenang. Ayda terus mengucap syukur dalam hati. Dokter yang sudah menyelesaikan tugasnya pun berlalu pergi.

“Sepertinya harus ada satu orang lagi yang harus kamu beri ucapan terima kasih.”

Ayda mengalihkan pandangan dan menatap seseorang yang berdiri tidak jauh dari posisinya. Senyuman yang terlihat penuh arti membuat Ayda kembali teringat dengan kesepakatan pernikahan. “Terima kasih, Pak,” urainya dengan terpaksa.

“Bapak? Bukankah saya calon suami kamu?”

Ayda berdecak kesal dan memejamkan matanya. “Lalu?” tanyanya untuk memastikan keinginan dari lelaki yang sangat menyebalkan.

“Bagaimana kalau sayang? Baby? Atau honey?” Arya mulai menggoda Ayda yang terlihat sangat kesal dibuatnya.

“Oh sayang ya? Kayaknya itu terlalu lebay banget deh, Pak. Menurut saya lebih tepat kalau panggilan saya ke Bapak itu … om? Bagaimana?” ledeknya dan langsung pergi meninggalkan Arya dengan langkah setengah berlari.

“Aydaaaa!” pekik Arya dan langsung mengejar Ayda yang sudah berjalan jauh di hadapannya.

***

“Kalau bukan karena uang, lebih baik gue nikah sama duda deh dari pada sama perjaka kayak pak Arya!” umpat Ayda yang terus menggerutu kesal.

Saat ini dirinya harus kembali melakukan hal yang sama sekali tidak ia sukai. Berada di salon bersama pekerja khusus untuk merias wajahnya membuat Ayda merasa seperti boneka. 

Sudah hampir satu jam Ayda berada di sana, tapi sesi perawatannya tak kunjung usai. Di pojok ruangan terlihat sosok yang menjadi biang dari segala masalah. Sesekali Ayda melirik ke arahnya dengan tatapan tajam, tapi pandangannya kembali melemah saat ditatap balik oleh Arya.

“Finish,” seru salah satu pegawai salon.

Dengan perlahan Ayda pun bangkit dari duduknya. Kakinya seakan gemetar saat berjalan menggunakan sepatu high heels yang pertama kali ia kenakan. Rambutnya terurai panjang dengan sempurna. Baju dress yang sesuai dengan pilihan Arya membuat Ayda terlihat bak putri cinderella.

“Tidak terlalu buruk. Ayo!” ujar Arya yang terselip kalimat pujian di dalamnya. Pandangannya bahkan sempat terkunci pada penampilan cantik Ayda, tetapi jiwa dinginnya kembali muncul saat Ayda menatap dirinya

“Pak, harus sekarang banget ya?” tanya Ayda yang merasa belum siap untuk bertemu keluarga Arya.

“Sekarang atau ngga untuk selamanya!” jawab Arya dengan sangat ketus.

Sontak Ayda pun berusaha mengikuti langkah Arya yang berjalan lebih dulu darinya. Sepatu tinggi itu membuat Ayda kesulitan untuk berjalan. Namun, ia tidak akan menyerah dan akan melakukan tugas ini dengan penuh perjuangan.

Mobil mewah yang membawa Arya dan Ayda pun melaju meninggalkan salon kecantikan. Dalam perjalanan tidak banyak percakapan di antara mereka yang hanya saling diam. Musik yang diputar pun mengisi keheningan. Ayda memejamkan mata sejenak untuk menjernihkan pikiran.

“Kita sudah sampai,” ucap Arya yang sontak membuat Ayda langsung membuka mata.

“Apa? Secepat ini?” pekik Ayda yang tampak tak percaya.

“Iya. Saya sengaja memilih salon yang berada di dekat rumah karena waktu kita tidak banyak,” ungkapnya dan berlalu keluar mobil tanpa menunggu respon Ayda.

Semua ini terasa berjalan begitu cepat. Dengan sangat terpaksa, Ayda menuruti semua perintah Arya. Kakinya melangkah masuk ke dalam rumah bertingkat tiga yang terlihat sangat mewah. Keberadaan barang-barang mewah dan berharga membuat Ayda merasa sesak. Seakan ada beban yang menghalangi dirinya untuk merasa bahagia.

“Mereka sedang berada di ruang keluarga. Bersiaplah. Saya tidak ingin ada kesalahan, katakan seperti apa yang sudah saya ajarkan. Di sini hanya satu orang yang harus kamu yakinkan.” Arya menjeda kalimatnya dan menatap Ayda. “Nenek saya.”

Ayda menganggukkan kepala dan mencoba tersenyum untuk menutupi rasa gugupnya. Perjalanan pun dilanjutkan dengan Ayda berjalan di belakang Arya. Akan tetapi, saat selangkah lagi memasuki ruang keluarga. Ayda merasa sangat terkejut saat Arya menarik tangannya dan menggenggamnya dengan sangat erat.

“Jangan lepaskan tangan saya,” titahnya yang langsung dijawab Ayda dengan anggukan kepala.

Suasana ruang keluarga yang dipenuhi bunga terasa sangat hangat. Terlihat beberapa orang sedang mengobrol sambil menikmati kopi. Ayda menundukkan kepala saat merasa sangat gugup. Akan tetapi, untuk kesekian kali Arya kembali mengejutkan Ayda dengan memegang erat pinggangnya.

“Selamat pagi semuanya, Arya datang bersama calon menantu untuk keluarga kita. Namanya … Ayda Karisma.”

Deg!

Jantung Ayda berdegup dengan sangat kencang saat pandangan semua orang langsung tertuju padanya. “Kenapa harus mengatakan itu?” protes Ayda yang terlihat sangat malu.

“Itu yang biasanya saya lakukan saat mengenalkan seseorang,” sahut Arya sambil terus menatap Ayda.

Perempuan paruh baya yang melihat ke arah Arya pun tersenyum bahagia. Perlahan ia bangkit dari duduknya dan berjalan dengan bantuan tongkat. “Cantik. Arya memang selalu pintar dalam memilih pasangan,” ujarnya.

Suasana terasa sangat menegangkan. Arya mulai memperkenalkan satu persatu dari anggota keluarganya. Namun, ada satu orang yang melihat Ayda dengan tatapan tak suka. Perempuan berdarah inggris yang berstatus sebagai ibu Arya bukan tak sekali pun tersenyum ke arah Ayda.

“Permisi Nyonya, persiapan pernikahan sudah dilakukan,” ucap salah satu pelayan pada nenek Arya.

Sontak Ayda pun menjatuhkan secangkir gelas dari tangannya. Arya yang terlihat khawatir pun langsung menyuruh pelayan untuk membersihkannya.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Arya untuk memastikan keadaan Ayda yang terlihat sangat tertekan.

“Ti-tidak. Kenapa pernikahannya secepat ini?” Ayda menatap intens ke arah Arya sambil mengepal kuat kedua tangannya.

“Selamat, kamu sudah lulus untuk menjadi menantu dari keluarga Adhitama,” bisik Arya yang terlihat sangat bahagia di atas penderitaan Ayda.

***

Semua persiapan sudah dilakukan. Dengan sekejap mata, kini Ayda telah duduk bersanding dengan lelaki yang sebentar lagi akan berganti status menjadi suaminya. Meskipun tanpa rasa cinta, tetapi Ayda tetap menjalaninya dengan sepenuh hati dan jiwa. 

Setidaknya hanya itu yang bisa ia lakukan, selebihnya biar Tuhan yang akan mengatur bagaimana nasib Ayda selama lima bulan kedepan.

“Pak Arya suda siap?” tanya pak penghulu sambil mengulurkan tangannya ke arah Arya.

“Siap, Pak,” sahut lelaki yang terlihat sangat tampan dengan menggunakan kemeja putih dan jas hitam.

“Bismillahirrahmanirrahim … saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Arya Adhitama bin Surya Adhitama dengan Ayda Karisma binti Rahman Winawan dengan mas kawin berupa uang senilai lima ratus juta rupiah dibayar tunai.”

Arya memejamkan mata sejenak dan menarik napas panjang. “Saya terima nikah dan kawinnya Ayda Karisma binti Rahman Winawan dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai,” ucapnya dengan satu kali helaan napas.

Kalimat penuh makna telah terdengar. Semua tamu undangan mengucap syukur dan memberikan selamat atas pernikahan Arya dan Ayda yang dilaksanakan secara sederhana. Tidak banyak undangan yang datang. Hanya beberapa keluarga yang menjadi saksi dari ikatan halal Arya dan Ayda.

Suasana haru begitu terasa. Terlebih saat Ayda meminta restu pada keluarga dari pihak Arya. Rasanya benar-benar nyata, Ayda bahkan meneteskan air mata saat nenek Arya memeluk dan mencium keningnya. “Jadilah istri yang baik untuk Arya. Nenek yakin … Arya akan selalu membahagiakan kamu Ayda. Jagalah rumah tangga ini seperti kamu menjaga sebuah kaca. Sekali saja kaca itu jatuh, maka bentuknya tidak akan lagi sama.”

Ayda menganggukkan kepala dan membalas pelukan. “Jadi, ini rasanya menjadi istri di atas kertas,” gumamnya sambil menghapus air mata.

Related chapters

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Pahitnya Malam Pertama

    “Ini kamar kamu dan Arya. Nenek sudah menyiapkan segalanya. Kamu bisa mandi dan bersiap untuk malam pertama kalian,” ucap Darma, nenek Arya yang terlihat sangat menyukai Ayda.“Ma-malam pertama?” Ayda tersenyum gugup saat mendengar dua kata yang membuat jantungnya langsung berdegup kencang.Darma pun ikut tersenyum dan memahami kegugupan yang Ayda rasakan. “Jangan khawatir, Arya adalah lelaki yang lembut. Nenek yakin dia pasti akan memperlakukan kamu dengan baik. Selama ini nenek tidak mengira kalau dia bisa mendapatkan istri yang baik seperti kamu. Selama ini dia selalu menghabiskan waktu untuk bekerja dan bekerja,” urainya yang berusaha untuk membuat Ayda merasa nyaman.Memiliki keluarga yang penuh kehangatan memang menjadi impian dari setiap orang. Ayda bersyukur karena nenek Darma bisa memahami dirinya meskipun belum mengenal lama. “Terima kasih Nek. Ayda senang bisa diterima dengan baik di keluarga ini,” sahutnya dengan senyum bahagia.Tanpa berlama-lama, Ayda pun langsung masuk

    Last Updated : 2022-08-14
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Minuman Spesial Buatan Nenek

    “Duhh … sakit banget sih ini badan gue,” keluh Ayda saat merasa sakit di seluruh tubuhnya. Alarm yang berbunyi membangunkan Ayda dari tidurnya. Dengan perlahan ia mengerjapkan mata dan merasa kesulitan untuk bergerak. Sampai akhirnya, setelah sepenuhnya sadar Ayda langsung membelalakkan mata ketika melihat Arya yang tidur tepat di hadapannya. “Aaaa!” teriak Ayda sambil mendorong tubuh Arya dengan sangat kencang.Brukkk!Tubuh yang masih belum mendapatkan kesadaran sepenuhnya pun langsung terjatuh ke lantai setelah mendapatkan serangan dadakan. “Aydaaa!” pekik Arya yang merasa sangat terkejut sekaligus sakit pada tubuhnya.Ayda yang merasa bersalah pun langsung bangkit dari posisi tidurnya dan membantu Arya untuk bangun. Akan tetapi, dengan kasar Arya menolaknya.“Kamu itu bisa ngga sih ngga bikin saya kesal sekali aja! Baru juga nikah sehari sama kamu, tapi badan saya udah remuk semua,” keluh Arya sambil memegang pinggangnya.Sedangkan Ayda yang merasa tidak enak pada Arya pun langsun

    Last Updated : 2022-08-15
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Jangan Menghina Makanan

    “Bapak jahat banget sih nyuruh saya minum jamu yang pahit kayak gini. Saya ‘kan harus kerja, Pak. Kalau pas di kantor saya muntah-muntah gimana?” gerutu Ayda yang masih bisa merasakan pahit di lidahnya.Sedangkan Arya yang sudah mendukung keinginan nenek Darma hanya diam dan tertawa saat melihat ekspresi lucu Ayda setelah meminum jamu yang terasa membingungkan. “Memangnya kamu berani nolak nenek? Semalam juga saya minum. Jadi, sekarang gantian dong. Biar adil,” sahutnya tanpa rasa bersalah.Dengan tatapan intens, Ayda menatap Arya. “Dasar suami durhaka!” gumamnya dalam hati yang tak bisa mengatai suami sekaligus bosnya secara langsung.“Kenapa ngeliatin saya kayak gitu? Kamu pasti mengumpat saya dalam hati ‘kan?” cecar Arya yang seakan mengetahui isi hati Ayda.“Ihh nggak, Pak. Curigaan banget sih. Lagi pula kalau mau mengumpat Bapak saya bisa ngelakuinnya secara langsung kali,” elak Ayda sambil mengalihkan wajahnya ke arah jendela mobil.Perjalanan menuju kantor terasa sangat menegan

    Last Updated : 2022-08-16
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Jiwa Ingin Tahu Meronta

    "Dimana ya gue nyimpen berkas laporannya. Kalau pak Arya nanyain, gimana? Malah gue belum bikin salinannya lagi,” ucap Ayda sambil melihat setumpuk berkas di atas meja kerjanya.Waktu kerja telah selesai, tetapi Ayda masih harus berada di kantor karena tiba-tiba Arya memberikan pekerjaan tambahan untuknya. Setelah mencari berkas penting yang ingin ia berikan ke Arya, Ayda un merasa frustasi karena tak kunjung menemukannya. Ia terlihat sangat lelah dan panik karena takut kena tatapan menakutkan seperti sebelumnya.“Ayda!” panggil Arya yang sudah berdiri tepat di depan meja Ayda.“Iya, Pak,” sahut Ayda yang langsung bangkit dari duduknya dan menatap Arya.“Dimana berkas yang harus saya tanda tangani? Apa kamu sudah mengeceknya?” tanya Arya yang terlihat sangat menyeramkan saat di jam kerja.Dalam kondisi panik, Ayda pun menganggukkan kepala. “Saya sudah mengeceknya, Pak. Sebentar lagi akan saya berikan ke meja Bapak,” jawabnya yang berusaha bersikap tenang.“Tidak perlu. Saya ingin mena

    Last Updated : 2022-08-17
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Dua Rencana Berbeda

    “Kamu dari mana aja sih Ayda?” tanya Arya yang terlihat kesal karena harus menunggu lama di parkiran.Dengan cepat Ayda pun menutup pintu mobil dan mengenakan sabuk pengaman. “Iya maaf, Pak. Tadi saya habis telpon bibi saya dulu,” sahutnya yang menjawab apa adanya.Tanpa mengatakan apa pun lagi, Arya pun langsung melajukan mobilnya. Terlihat jelas ada sesuatu yang sedang ia pikirkan. Hal itu membuat Ayda merasa ragu untuk mengajak Arya datang ke rumah bibinya. Meskipun masih ada harapan Arya akan bersedia, tetapi membayangkan penolakan membuat Ayda mengurungkan niatnya.Dalam perjalanan pulang, Ayda pun hanya diam dan menatap ke arah jendela. Pikirannya bergelut dengan alasan apa yang bisa ia berikan pada sang bibi yang pasti sudah menunggunya datang. Akan tetapi, Ayda sama sekali tidak memiliki keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya pada Arya.Hingga akhirnya, setibanya di rumah. Ayda pun bergegas turun dari mobil. Niatnya untuk menemui bi Sri pun ia urungkan saat melihat raut w

    Last Updated : 2022-08-18
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Bukan Tukang Gombal

    “Fahri,” ucap Ayda sambil perlahan berjalan mendekati adiknya. Dengan lembut ia mengelus pucuk kepala Fahri dan mengecupnya. “Sudah ya takutnya. Om ini bukan orang jahat ko, kakak juga mengenalnya. Jadi, kamu tidak perlu ketakutan seperti ini ya,” urainya dengan penuh kasih sayang.Arya yang sejak tadi memperhatikan Fahri pun mengernyitkan dahinya. “Apa yang terjadi padanya?” tanyanya sambil menatap Ayda.“Hmm, saya akan jelaskan masalah itu nanti,” balas Ayda sambil memeluk Fahri dan berusaha menenangkannya. Menjadi seorang kakak sekaligus ibu bagi seorang adk bukanlah hal yang mudah. Saat Fahri baru berusia lima tahun, Ayda harus menerima kenyataan pahit kalau kaki kanan Fahri harus diamputasi karena kecelakaan yang dialami.Meskipun berat untuk menerima kenyataan, tetapi Ayda harus terlihat kuat di hadapan malaikat kecil dalam hidupnya. Dengan sepenuh hati Ayda menyayangi Fahri yang membutuhkan perhatian khusus darinya. Terlebih hingga saat ini, Fahri terkadang selalu merasa takut

    Last Updated : 2022-08-19
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Seperti Mimpi

    Rasanya seperti mimpi saat mendengar kalimat indah yang terucap dari mulut Arya. Bahkan sulit rasanya menerima kenyataan bahwa semua ini hanyalah pura-pura. Seharusnya Ayda tidak membawa perasaannya dari permainan yang tak akan bertahan lama. Akan tetapi, dalamnya makna yang Arya katakan membuat Ayda merasa begitu nyata dengan rasa cinta yang ada.“Kamu sangat beruntung mendapatkan suami seperti Arya. Dia terlihat sangat mencintai kamu, Ayda. Dari caranya bicara, bibi bisa melihat ketulusan dari matanya. Bersama Arya, bibi yakin kamu akan merasa bahagia,” ucap Sri yang sedang merapikan meja makan setelah makan malam bersama selesai.Ayda yang sedang mengupas buah mangga pun terenyuh dengan perkataan Sri padanya tentang Arya. Dalam hati ia berharap kebahagiaan yang dikatakan bibinya adalah benar, tetapi nyatanya ia pun mengetahui semua itu hanya sebuah kebohongan. Tanpa mengatakan apa pun, Ayda pu hanya tersenyum saat Sri mengatakan banyak hal padanya tentang ketulusan Arya.Setelah s

    Last Updated : 2022-08-21
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Tidak Ingin Melupakan

    Arya POV“Apa seharusnya saya tidak melakukan ini? Kenapa rasanya sangat aneh setelah bertemu dengan keluarganya? Tidak seharusnya saya merasakan hal ini, bahkan pertemuan dengan Velin pun dibatalkan hanya karena tidak tega meninggalkan Fahri sendirian setelah berhasil mendapatkan perhatian darinya,” gumam Arya dalam hati yang merasa bingung dengan apa yang sudah ia lakukan.Dalam perjalanan pulang tidak banyak obrolan yang tercipta. Arya bergulat dengan pikiran sambil sesekali menatap Ayda yang terlihat sangat kelelahan. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Arya meraih ponselnya dari saku jas dan menyalakan data jaringan.Setelah beberapa detik berlalu, muncullah banyak notifikasi dari ponsel Arya yang baru mendapatkan kehidupan setelah dibekukan. Arya memperlambat laju mobilnya dan membuka satu persatu pesan yang masuk.“Pak,” panggil Ayda saat melihat Arya sedang tidak fokus menyetir.“Hmm,” balas Arya dengan gumaman sambil terus melihat ke layar ponsel.Ayda yang takut terja

    Last Updated : 2022-08-23

Latest chapter

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Yuk Mulai! (Tamat)

    *** “Aydaaaaa!” teriak seseorang sambil merentangkan tangannya. Begitu juga dengan Ayda yang ikut merentangkan tangan sambil berlari menghampiri sosok yang sangat berarti dalam hidupnya. “Ayda kangen banget sama Nenek,” lirihnya dalam pelukan hangat yang sudah lama tak ia rasakan. “Nenek juga sangat merindukan kamu, Ayda. Setelah sekian lama, akhirnya nenek bisa bernapas lega saat melihat kehadiran kamu kembali di rumah ini,” sahut Darma yang sudah setia menanti. Ayda yang merasa terharu pun meneteskan bulir air mata dan langsung menghapusnya. “Maafkan Ayda ya, Nek. Selama ini Ayda pasti sudah membuat hati Nenek sangat terluka,” ungkapnya merasa menyesal. Saat teringat dengan kehadiran Darma secara berulang kali untuk membujuk dirinya yang hanya menyisakan luka. “Sudahlah. Nenek sudah mengetahui alasan dibalik sikap dingin kamu. Sekarang kita lupakan semua masa lalu dan mulai lembaran baru,” sergah Darma yang tak ingin merusak suasana. Tanpa mengingat kenangan pahit dalam hidup,

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Perbedaan Kamu dan Hujan

    “Kejarlah. Kalian memang ditakdirkan untuk bersama.” Kalimat yang terdengar menenangkan membuat senyum mengembang sempurna di wajah Ayda. Setelah perjuangan panjang kini akhirnya, ia bisa bernapas lega. Merangkai kisah yang terhenti dengan hati yang telah pulih. “Terima kasih … Ibu,” urai Ayda dengan tatapan penuh kasih sayang. Marisa yang tak menyangka Ayda akan memanggilnya ibu pun langsung meneteskan air mata. Menantu yang selama ini sangat ia benci ternyata memiliki hati yang tulus dan kuat. “Pesawatnya akan pergi dalam waktu satu jam dari sekarang. Cepatlah kejar Arya!” titah Marisa memberitahu Ayda. Tanpa berpikir lama, Ayda pun langsung menganggukkan kepala. saat hendak melangkah pergi, tak lupa Ayda bersalaman dengan Marisa dan mengecup sekilas pipinya. “Ayda tidak akan melupakan kebaikan ibu,” ujarnya dan langsung berlari ke tepi jalan. Mencari kendaraan yang bisa membawanya pada Arya. Dengan penuh semangat, Ayda menunggu taksi yang lewat. Hingga akhirnya, setelah menunggu

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Sangat Mencintai Arya

    “Tidak Ayah. Ayda sudah tidak memiliki hak atas hubungan ini.”Dengan tatapan penuh keyakinan, Rahman berusaha menggapai tangan Ayda yang terkepal kuat. “Kamu selalu memiliki hak atas hubungan ini, Ayda. Ego yang membuat kamu membatasi sesuatu yang tak terbatas. Selama ini kalian terpisah dengan jarak yang diciptakan oleh Marisa, tapi sekarang Tuhan telah memberikan jalan.” Rahman menjeda kalimatnya.Tatapan terus tertuju pada Ayda yang terlihat kehilangan arah. “Sampai kapan Ayda? kamu akan berbohong pada diri kamu sendiri? Apalagi yang harus kamu pikirkan. Saat ini Arya sudah menyerah. Lalu apa kamu akan melakukan hal yang sama?” sambungnya penuh dengan tanya.Sementara itu, pikiran yang kembali berkecamuk membuat Ayda merasa tertekan. Kenyataan dan perasaan berjalan tak beriringan. Ingin rasanya Ayda berlari ke tempat jauh tanpa masalah dan kembimbangan hati yang mengikutinya. Setelah berpikir keras, Ayda pun mendongakkan wajah menatap ke arah Rahman yang berdiri di hadapannya.Ber

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Belum Terlambat

    “Sudah tidak ada yang harus dipertahankan. Hubungan ini hanya akan saling menyakiti. Saya sudah cukup banyak belajar dari kisah ini. Terima kasih Mas … atas kenangan indah yang telah kamu berikan beserta kehadiran Amara di dalamnya.”Dengan raut penuh luka, Arya mengulum senyuman. “Tidak saya sangka hubungan kita akan berakhir dengan cara ini Ayda. cinta dibalik kesepakatan harus berakhir di atas sebuah keputusan yang sangat menyakitkan. Saya sadar hubungan ini berawal dari sisi egois saya. Namun, satu hal yang saya yakini. Saya tidak akan pernah menyesal.”Tanpa mengatakan apapun, Ayda hanya mengepal kuat kedua tangannya.“Terima kasih untuk kehadiran kamu dan Amara dalam hidup saya. titip putri kecil saya. Saya berikan kebebasan sepenuhnya pada kamu untuk mengurus perceraian kita. Saya tidak akan menghalangi kebahagiaan kamu yang sudah tidak memiliki tempat untuk saya di dalamnya,” sambung Arya yang lebih terlihat pasrah.Sementara itu, Ayda yang merasakan hatinya semakin hancur han

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Tidak Ingin Memaksakan Hati

    [“Apa yang kamu bicarakan Ayda? Mana mungkin ibu kamu melakukan hal seburuk itu.”]Ayda mengernyitkan dahinya saat Rahman mengelak dari pembicaraan yang mengarah pada masa lalu. Ia bahkan tak kunjung mendapatkan jawaban pasti tentang apa yang sebenarnya terjadi. Hanya ada pertanyaan yang terus terlontar sebagai bahan untuk menghindar.Rasa curiga yang sudah ada pun semakin berkembang nyata. Ayda hanya bisa meratapi nasib yang kini terasa kembali memburuk. Namun, kehadiran sang buah hati di dunia ini seakan memberikan semangat baru dalam hidup Ayda. Ia tak akan pernah menyerah. Masa lalu tak akan mempengaruhi apa yang saat ini sedang ia alami.“Baiklah. Ayda tunggu kehadiran ayah,” ucap Ayda pasrah saat Rahman masih belum siap untuk terbuka padanya.Setelah menutup panggilan telepon, Ayda pun hendak beristirahat sejenak. Menenangkan pikiran sambil menatap sendu ke arah bayi mungil yang tertidur sangat lelap. Situasi yang sulit ditebak membuat Ayda bahkan belum sempat memikirkan nama ya

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Apa Benar?

    “Saya bukan berasal dari keluarga kaya. Saya tidak sepadan dengan keluarga Arya yang bergelimang harta. Dengan latar belakang saya ini, Tante membenci saya dan bahkan menyuruh saya untuk meninggalkan Arya meskipun saya sedang mengandung anaknya,” ungkap Ayda yang tidak ragu untuk mengungkapkan perasaanya.Sudah cukup selama ini dirinya diam. Sekarang tidak lagi, Ayda harus berani menyuarakan isi hati dan pikiran di akhir statusnya sebagai seorang istri. “Benar ‘kan Tante? Itu alasan dibalik rasa benci yang Tante rasakan pada saya.” Ayda mengangkat wajahnya dengan penuh keberanian.Menatap Marisa yang terlihat sangat serius menanggapi perkataannya. Suasana pun mulai terasa menegangkan. Saat yang dinanti akhirnya tiba, Ayda berharap bisa melepaskan semua rasa sesak di dada yang disebabkan oleh sikap ibu mertuanya.“Sudah berani ya kamu sekarang? Baiklah. Saya akan memberitahu kamu alasan dibalik rasa benci yang selama ini saya miliki untuk kamu,” sahut Marisa dengan tatapan yang sulit d

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Alasan Kebencian

    "Tarik napas! Dorong yang kuat Ibu!" ujar dokter yang ikut menarik napas. Sudah hampir satu jam lamanya, Ayda berjuang di dalam sebuah ruangan yang terletak di rumah sakit. Dengan peluh keringat yang membasahi wajah, Ayda berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan sang buah hati. Meski tanpa didampingi orang terkasih, Ayda bertekad untuk bisa menguatkan dirinya sendiri. Telah tiba waktunya bagi Ayda untuk berjuang lebih keras lagi. Hari yang sudah ia persiapkan akhirnya tiba. "Saya yakin Ibu Ayda pasti bisa! Agar lebih semangat, saya akan panggilkan suami ibu yang sedang menunggu di luar," papar dokter Ani yang menangani proses melahirkan Ayda. Disela napas yang mulai tak beraturan, Ayda mengernyitkan dahinya. "Su-suami?" Seingatnya ia tidak datang ke rumah sakit bersama Arya. Dirinya juga melarang Bayu untuk memberitahu Arya bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit. "Iya suami Ibu. Saya akan segera memanggilnya," ujar dokter Ani yang langsung membalikkan badan. Akan tetapi, den

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Perjuangan Terakhir

    8 bulan kemudian … “Saya tidak akan lupa bahwa saat ini Mas Arya masih berstatus sebagai suami saya. Meski hubungan kita sudah tidak baik-baik saja, tetapi saya bukan wanita yang akan melanggar aturan dalam pernikahan,” tegas Ayda dengan sorot mata lelah. Seiring berjalannya waktu, hari demi hari terasa semakin sulit bagi Ayda. Perjuangan mengandung sambil tetap bekerja untuk mengisi hari demi hari memang tidak mudah. Namun, Ayda tak ingin menjadi wanita yang lemah. Meski sering kali mendapat berbagai masalah yang datang. Ayda berusaha untuk tetap kuat dan berdiri di atas kemampuannya sendiri. Seperti saat ini, Ayda berdiri di atas balkon perusahaan bersama Arya yang menatap intens ke arahnya. “Saya tidak suka melihat kamu terlalu dekat dengan Bayu, terlebih jika sedang berada di kantor. Bagaimana pun juga kita harus menjaga nama baik pernikahan kita di hadapan semua karyawan termasuk Bayu. Saya yakin kamu juga pasti sadar kalau Bayu bukan hanya menganggap kamu sebagai seorang tema

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Mohon Bantuannya

    “Bayu.” “Sini!” ajak lelaki yang sudah lebih dulu berada di dalam lift. Tanpa ragu, Ayda pun masuk ke barisan beberapa orang yang tersenyum ke arahnya. Keberadaan Arya yang berada di barisan paling belakag tak menyurutkan semangatnya untuk bekerja. “Pagi,” sapa Ayda kepada semua penghuni lift yang lebih dulu berada di sana. “Pagi, Bu Ayda,” balas semua staff secara bersamaan. Kecuali Arya yang terlihat sibuk dengan ponsel yang berada di tangannya. Sementara itu, Bayu yang terlihat berbinar melihat kedatangan Ayda langsung mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. “Ini untuk Mbak,” ucapnya memberikan satu botol susu rasa cokelat. Ayda yang sangat suka susu cokelat pun langsung meraihnya. “Terima kasih,” balasnya dengan senyuman. “Sama-sama. Senang bisa melihat Mbak Ayda setelah sekian lama.” Bayu ikut mengembangkan senyumnya. “Saya juga senang bisa bertemu dengan kamu lagi, Bayu,” sahut Ayda sambil berjalan keluar lift setelah pintu terbuka. Tanpa mempedulikan pandangan Ar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status