Rama dan Rio pagi-pagi sekali sudah berada di bandara,mereka hari ini akan pergi ke kampung halaman Alena dan bertemu dengan kedua orang tua Alena. Rio juga tidak memberitahukan hal ini kepada Sarah karena pasti Sarah akan melarangnya, sedangkan Rio sebenarnya mau menemani Rama hanya karena Rio khawatir dengan keadaan Rama, Rio tahu betul bagaimana kondisi Rama sekarang jadi Rio tidak mau kalau sampai terjadi hal buruk pada Rama maupun kedua orang tua Alena. Rama tampak tak sabar untuk bertemu kedua orang tua Alena, dari raut wajahnya tersirat keyakinan yang begitu besar dalam dirinya. Dia memang kali ini sangat meyakini kalau dia bisa meluluhkan hati orang tua Alena dan merebut Alena kembali dari Narandra.
“Lo bilang ke Sarah mau kemana?” Tanya Rama saat di dalam pesawat.
“Meeting sama client di luar kota!” Jawab Rio sambil membaca majalah yang disediakn di dalam pesawat.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya Rama da
Pak Candra dan Bu Candra sangat terkejut mendengar penjelasan dari Rama itu, mereka tidak tahu apakah yang Rama katakan itu memang benar adanya, tapi melihat ucapan dan ekspresi Rama itu menunjukan kalau memang Rama sangat serius. Pak Candra pun terpancing emosinya karena mendengar ucapan Rama itu. Dia mengusir Rama dan Rio pergi , tapi Rama terus mengatakan kalau dia mencintai Alena dan terus mengatakan kalau Alena dan Narandra tidak akan pernah bisa menikah.“Kamu cepat bawa teman kamu yang gila ini pergi dari sini!” Tegas Pak Candra pada Rio.Rio pun terus menarik badan Rama dan mengajaknya pergi, tapi Rama terus menolak dan bersi keras untuk tetap disini.“Saya ini gila gara-gara siapa?Gara-gara anda juga!” Ketus Rama pada Pak Candra dengan tatapan mata yang tajam.“Ram uda tenang, ayo pergi sekarang!” Ucap Rio sambil terus menarik badan Rama.Setelah beberapa saat, akhirnya Rio berhasil membawa Rama masuk ke dalam mobil. Rama terlihat begitu emosional dan marah-marah di dalam mo
“Kamu kenapa sih Ram berbuat seperti ini? Kenapa ngerusak semua rencana aku?” Lirih Alena sambil meremas ponsel miliknya.Alena lalu mencoba menghubungi Rama lagi, tapi tetap saja ponsel Rama tidak aktif. Kemudian Alena mencoba menghubngi Rio dan ternyata Rio juga tidak bisa dihubungi. Emosi dan amarah Alena semaki memuncak, Alena lalu berdiri dan bergegas menuju ke ruang kerja Sarah. Alena lalu masuk tanpa mengetuk pintu ruang Sarah, dan Sarah terlihat sedang membereskan berkas yang ada di mejanya. Sarah nampak terkejut karena Alena tiba-tiba masuk dengan wajah dan mata yang memerah.“Maksud lo apaan si Sar, lo gila apa gimana sih sampai ngelakuin hal kayak gini?” Maki Alena tiba-tiba.Sarah pun terlihat celingak celinguk dan kebingungn dengan apa yang dia dengar dari mulut Alena itu.“Maksudnya apa Al, gue ada salah dalam kerjaan?” Tanya Sarah.“Lo nggak usah pura-pura bego gini, gue bingung tahu maksud lo sebenarnya apa. Lo sendiri yang minta gue sama Rama pisah dan sekarang lo mal
Alena terus menghubungi Rama hingga malam, tapi tetap saja Rama tidak bisa dihubungi. Malam ini Alena benar-benar sangat gelisah, pikirannya sangat tidak tenang, karena orang tuanya juga terus meminta penjelasan dari dirinya. Alena benar-benar merasa bingung dan hancur disaat bersamaan. Dia tidak menyangka kalau Rama akan berbuat senekat ini dan menghancurkan hati banyak orang, termasuk Alena dan kedua orang tua Alena.Sedangkan Sarah sama khawatirnya seperti Alena, dia terus mencoba menghubungi Rio tapi juga tidak bisa, hingga tengah malampun Rio belum juga pulang ke rumah. Saat ini Sarah masih sangat berharap kalau apa yang dibicarakan Alena tadi hanya bohong belaka. Tapi jika memang itu semua beanr, dan Rio menyembunyikan ini semua dari Sarah, tentu saja marah dan kecewa akan Sarah lampiaskan pada suaminya itu.Malam telah berlalu dan pagi pun menyambut, karena tidak bisa menghubungi Rama , Alena lalu pergi ke rumah Rama. Dia sangat tidak sabar untuk meminta penjelasan pada mantan
Rio mendekati istrinya itu dan duduk disebelah istirnya, lalau mengusap pelan rambut Sarah.“Kenapa kamu nangis kayak ini sayang?” Tanya Rio khawatir.“Dari mana kamu?” Lirih Sarah.“Aku..aku kan abis ada kerjaan di luar kota, aku kan juga uda bilang sama kamu sebelum berangkat!”“Kamu masih bisa bohong?”“Maksud kamu apaan sih ?”“Jujur aja jangan bikin aku makin kecewa sama kamu!”Sarah lalu berdiri dan pergi keluar dari kamar dengan tangis yang semakin menjadi. Riopun saat ini merasa kalau istrinya itu sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Riopun terduduk lemas sambil menunduk menatap lantai kamarnya. Penyesalan juga ada dalam dirinya kali ini, dia memang tidak seharusnya menuruti kemauan Rama, dia juga tidak seharusnya membohongi istrinya itu. Tapi disesali seperti apapun itu juga sudah terjadi. Dan sebenarnya yang paling Rio sesalkan adalah kenapa Rama haru
Alena dan Narandra pergi untuk bertemu Tim WO mereka di salah satu restoran milik Narandra. Sepanjang perjalanan, Alena hanya diam, dia hari ini juga menutupi lebam di pipinya dengan mengarahkan rabutnya ke depan hingga menutupi bagian pipinya. Dia juga mengenakan kaca mata. Alena juga mengenakan baju lengan panjang, karena ditangannya juga ada luka. Semua luka-luka itu dia dapatkan dari pertengkarannya dengan Rama tadi pagi. Narandra pun sampai sekarang belum merasa curiga, meskipun dia merasa agak aneh kenapa tiba-tiba Alena mengajak dia untuk pergi bertemu dengan WO. Saat sampai di restoran, mereka semua segera membicarakan semua konsep dan tema untuk pernikahan Alena dan Narandra. Tim WO yang dihadiri dua orang itu juga sangat cekatan dalam memberikan masukan dan ide-ide untuk lebih memeriahkan acara pernikahan Alena dan Narandra. Setelah selesai meeting mereka juga tak lupa untuk berfoto bersama. Dan hasil foto itupun akhirnya Alena unggah ke akun sosial medianya. Dan foto itupu
Rio dan Sarah mendatangi rumah Alena, hari ini mereka ingin menjelaskan tentang kesalahpahaman yang terjadi. Riopun juga ingin meminta maaf kepada Alena karena dia juga semua masalah ini terjadi. Saat sampai di rumah Alena, ternyata Bibi yang membukakan pintu rumah, dan Bibi juga mengatakan kalau dari semalam Alena belum keluar dari kamar. Setelah Rio dan Sarah duduk di sofa ruang tamu, Bibi kemudian ke kamarnya Alena untuk memberitahu Alena kalau ada Sarah dan Rio yang sudah menunggu.Tok…tok…tokTok..tok…tokBeberapa kali Bibi mengetuk pintu kamar Alena tapi belum juga ada jawaban, dan Bibi pun terus mengetuk pintu kamar Alena karena Bibi juga khawatir dengan keadaan majikannya itu. Dan akhirnya Alena membuka pintu kamarnya dengan mata yang sembab dan rambut berantakan.“Mbak Alena nggak apa-apa?” Tanya Bibi dengan cemas.“Nggak apa-apa Bi, ada apa?”
“Baik, Terimakasih infonya!” Ucap Rio dan lalu mematikan panggilan dari Andreas. Rio lalu menceritakan keadaan Rama kepada Sarah. mendengar cerita dari Rio itu membuat Alena syok dan khawatir. Bahkan saat ini juga Alena berusaha untuk menemui Rama dikantornya. Tapi Rio dan Sarah melarang Alena melihat kondisi Alena yang tidak baik-baik saja, dan kondisi Rama yang juga sedang tidak stabil. Tapi rasa khawatir sungguh menghantui perasaan Alena. Walaupun sudah beberapa kali disakiti oleh Rama, entah kenapa Alena masih belum bisa melihat Rama terluka ataupun sakit seperti ini. Mungkin ini semua karena dari dalam lubuh hati Alena paling dalam ada perasaan bersalah karena telah membuat Rama menjalani kehidaupan yang begitu berat selama ini. Keesokan harinya pagi-pagi sekali Alena segera bergegas ke rumah Rama, dia sudah tidak tahan untuk menemui Rama dan melihat keadaan Rama saat ini. Semalaman dia terus mengkhawatirkan Rama hingga susah tidur. Dan saat Alena sampai di rumah Rama, dengan pe
Sepanjang perjalanan Alena tak henti-hentinya menangis, dia begitu sedih karena tidak bisa menemui Rama dan terus menyalahkan dirinya sendri atas kondisi Rama saat ini. Sedangkan saat ini dikantor, Sarah tengah mengkhawatirkan keadaan Alena karena dari pagi dia tidak bisa di hubungi. Bahkan Sarah sudah menelfon rumah Alena, dan kata Bibi Alena sudah berangkat ke kantor dari pagi, tapi hingga siang begini Alena belum juga sampai kantor. Ditengah kepanikannya itu ada seorang karyawan yang mengetuk pintu ruangan Sarah. “Maaf Mbak Sarah, di depan ada Pak Narandra nyari Bu Alena!” Ucap seorang karyawan perempuan yang mengenakan blouse berwarna putih itu. “Iya saya akan temui dulu!” Ucap Sarah. Sarah lalu keluar dari ruangan dan melihat Narandra tengah berdiri di depan ruangan Alena sambil membawa bouqet mawar putih kesukaan Alena. Sarah pun memberitahukan kepada Narandra kalau dia tidak tahu dimana keberadaan Alena karena dari pagi Alena belum sampai kantor dan juga tidak bisa di hubungi
“Terserah deh alasannya apa ya tapi lo pastiin kalau Rama nggak datang ganggu Alena lagi, dan satu hal lagi jangan sampai cari tahu dimana keberadaan Alena saat ini, karena kalau Rama tahu itu akan membuat keadaan mereka berdua semakin parah!”“Baik saya mengerti!” Ucap Andreas.****Sedangkan itu di rumah sakit, Narandra masih terus menemani Alena dan berdoa agar Alena bisa segera siuman. Narandra tak sedikit pun melepaskan pandangannya dari Alena. Melihat wajah Alena yang penuh lebam membuat hati Narandra sangat teriris dan begitu sakit rasanya.“Harusnya aku bisa ngejaga kamu Al, harusnya kamu nggak ngalamin in semua!” Lirih Narandra.Narandra tak henti-hentinya mengusap rambut Alena dan mencium punggung tangan Alena yang dingin.Lalu tak lama kemudian terdengar ketukan pintu dan masuklah Bibi ke dalam ruang rawat Alena. Bibi terlihat membawa sebuah bingkisan yang berisi makanan.“Bibi ngapain kesini?”“Ini Bibi bawain makanan Mas, buat Mas Narandra ,Mbak Sarah dan Mas Rio!”Bibi l
“Gue minta maaf Sar, gue minta maaf, sekarang biarin gue minta maaf langsung sama Alena, bawa gue ketemu Alena!” Ucap Rama sambil memohon dan memegang kedua tangan Sarah.“Nggak, gue nggak bakal biarin lo ketemu Alena, dan kalau lo masih berani nemuin Alena gue nggak akan segan laporin lo ke polisi!” Ancam Sarah.“Lo kenapa tega banget sih sama gue Sar, gue cuma mau ketemu dan minta maaf sama Alena, Alena pasti sekarang lagi butuh gue, dia pasti nyariin gue sekarang, jadi bawa gue ketemu dia sekarang!” Ucap Rama dengan nada cukup tinggi.“Alena uda nggak butuh lo dan pergi jauh-jauh lo dari kehidupan Alena!” Maki Sarah dengan penuh emosional.Mendengar kegaduhan dari kamar Rama, Andreas yang tadi berada di dapur untuk mengambil makanan, langsung buru-buru saja berlari sambil membawa makanannya ke kamar Rama. Saat masuk ke dalam kamar, Andreas pun terkejut melihat Sarah dan Rio tengah bersitegang dengan Rama. Andreas lalu segera meletakan makanan yang dia bawa ke atas meja yang ada di
Hari sudah beranjak malam tapi Alena masih belum juga sadarkan diri, Narandra, Sarah dan Rio juga tak beranjak dari ruang rawat Alena. Rio lalu keluar sebentar untuk membeli makan, karena dari tadi mereka bertiga belum sempat makan apapun. Sedangkan Narandra masih terus duduk disamping Alena dan tak capek-capeknya mengusap lembut rambut Alena yang halus itu. Setelah beebrapa saat Rio pun datang membawa beberapa makanan, ada 3 box nasi , minuman dan beberapa cemilan untuk mereka nanti malam.“Ndra ayo makan dulu, lo kan juga belum makan dari tadi!” Ajak Rio.“Kalian makan dulu aja!” Ucap Narandra.“Ndra, kita makannya disini kok nggak keluar, jadi lo nggak perlu khawatir, kita bisa sambil jagain Alena, inget lo harus jaga Kesehatan lo juga biar nanti kalau Alena bangun, lo kelihatan fresh!” Nasehat Rio.Mendengar nasehat itu Narandra akhirnya ikut makan bersama Sarah dan Rio.“Kalian kalau mau pulang nggak apa-apa, biar gue aja yang nunggu Alena disini!”“Nggak Ndra, kita malam ini jug
Tak berapa lama Dokter keluar dari ruang IGD dan menemui Sarah beserta Rio. Dokter laki-laki yang berusia sekitar 40 tahunan itu menjelaskan keadaan Alena saat ini. Dokter mengatakan kalau tidak ada luka serius di dalam tubuh Alena, hanya luka luar yang nantinya bisa sembuh. Tapi untuk saat ini memang Alena masih pingsan dan belum sadarkan diri. Dokter lalu mengatakan pada Sarah dan Rio kalau Alena akan dipindah dalam ruang rawat inap. Sarah dan Rio lalu segera mengurus segala urusan administrasi yang diperlukan, dari wajah Sarah masih terlihat kaalu dia sangat khawatir dengan sahabat nya itu. Saat selesai mengurus administrasi tibalah Narandra dengan lari yang tergopoh-gopoh dan menghampiri Sarah beserta Rio.“Sar, Yo gimana keadaan Alena dan dimana dia sekarang?” Tanya Narandra dengan wajah yang sangat khawatir.Sarah dan Rio lalu mengajak Narandra ke ruangan dimana Alena di rawat, dan tanpa basa-basi lagi, Narandra langsung berlari menuju tubuh Alena yang terbaring tak sadarkan di
Bibi segera kembali ke kamar Alena setelah menelfon Sarah menggunakan telfon rumah yang ada di lantai bawah, tapi betapa terkejutnya Bibi saat melihat Alena sudah tak sadarkan diri, Bibi mencoba membangunkan Alena tapi Alena masih belum juga sadar. Bibi pun mencoba mengolesi minyak kayu putih di dekat hidung Alena tapi Alena masih saja tak sadarkan diri. Bibi pun semakin cemas dan panik. Bibi berharap agar Sarah segera datang dan dapat membawa Alena ke rumah sakit.Dan akhirnya tak seberapa lama Sarah pun datang bersama Rio, dari wajah mereka berdua terlihat cemas dan juga panik.“Dimana Alena?” Tanya Sarah pada Bibi saat membukakan pintu rumah.“Mbak Alena pingsan di kamar Mbak!” Ucap Bibi panik.Sarah dan Rio pun semakin panik dibuatnya, Sarah dan Rio lalu segera membawa Alena ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.“Bibi di rumah saja, biar aku sama Rio yang ke Rumah Sakit!” Ucap Sarah.“Iya Mbak!”Rio menyetir mobilnya dengan cukup kencang, sedangkan Sarah duduk d
PLAKKKK…….Pukulan keras mendarat diwajah Alena yang mulus, Rama marah karena permintaanya di tolak oleh Alena, dan dia juga marah karena Alena berbicara dengan nada tinggi kepadanya.“Aku nggak terima penolakan dari kamu ya Al, kamu katanya mau nikah sama aku, tapi kenapa nggak setuju dengan ide kawin lari ini? Sedangkan orang tua kamu saja nggak akan ngasih kita restu, kamu mau mainin perasaan aku lagi?” Maki Rafandra sambil menjambak rambut Alena dengan kencang.“Lepas Ram sakit!” Lirih Alena.Tak menghiraukan permintaan Alena, Rama malah mendorong Alena hingga jatuh tersungkur.“Bilang kalau mau nikah sama aku Al, bilang !” Maki Alena.“Iya Ram tapi aku mau dapat restu orang tua aku!” Lirih Alena sambil terus mengeluarkan air mata.“Persetan sama restu orang tua kamu!” Maki Rama sambil mengayunkan tangannya lagi dan tepat mengenai wajah Alena lagi.Teriakan kesakitan Alena dan makian dari Rama terdengar jelas ke Bibi, Bibi saat ini memang sedang berada di ruang tamu yang tak jauh
Perkataan Bu Nawang tadi cukup membuat Rama terus kepikiran dengan nasib nya dan Alena nantinya, Rama merasa apa yang diakatan oleh mamanya itu memang ada benarnya juga. Bisa jadi hubungan mereka kali ini terhambat lagi oleh restu orang tua Alena yang dianggap kolot oleh Rama itu.Setelah semalaman dibuat pusing dengan pikirannya sendiri, Rama hari ini memutuskan untuk menemui Alena di rumahnya. Rama datang tanpa memberitahukan dulu pada Alena, dan kedatangan Rama ini juga disambut baik oleh Alena meskipun dalam hati Alena dia masih cukup kesal karena perkataan Rama kemarin di ponsel.Mereka berdua lalu asyik menonton film dengan ditemani minuman dan juga beberapa cemilan, saat ini Alena berharap Rama menanyakan keadaannya dan juga perusahaannya tapi sudah hampir satu jam Rama disini, Rama tak sekalipun menanyakan kabarnya.“Oh ya ada yang mau aku bicarain sama kamu Al!” Ucap Rama tiba-tiba.“Ada apa?”“Aku mau kita nikah dalam waku dekat, mungkin bisa sebulan lagi!” Ucap Rama dengan
“Al ini makanan lo!” Ucap Sarah sambil mengulurkan makanan ke arah Alena yang tengah berdiri di depan ruangannya sambil menatap karyawannya yang terlihat bahagia.“Iya Sar makasih!” Jawab Alena sambil menerima makanan yang Sarah berikan.“Lo kenapa? Lo uda tahu siapa yang ngasih ini?” Tanya Sarah sambil mencondongkan badannya ke arah Alena.“Heem!” Jawab Alena singkat.Alena lalu masuk ke dalam ruangannya dan meninggalkan Sarah yang masih berdiri di depan pintu ruangan Alena.“Meskipun lo nggak ngomong dan lo nggak pakai nama resto lo di packaging ini, gue tahu ini dari lo Ndra, karena cuma lo yang perhatian sama Alena dan semua karyawannya!!” Gumam Sarah.Sedangkan di dalam ruangan , Alena duduk di sofa panjang yang biasa dia gunakan untuk menerima tamu, lalu dia membuka makanan yang dia pegang. Lalu Alena mengambil ponselnya yang ada di kantong jas yang dia kenakan.Alena l
Narandra malam ini tengah makan malam bersama Rio dan Sarah di salah satu resto milik Narandra. Narandra ingin memperkanalkan menu barunya pada Sarah dan juga Rio, dan ingin mendengar pendapat dari mereka berdua. Sarah dan Rio terlihat sangat menikmati makanan-makanan yang Narandra hidangkan karena memang makanan-makanan itu sangatlah enak dan pastinya terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas tinggi.“Gimana enak nggak? Atau kurang apa gitu?” Tanya Narandra.“Enak banget sumpah Ndra, rasanya pas!” Ucap Sarah.“Iya Ndra ini perfect banget, pasti menu ini bakalan laris !” Puji Rio.“Serius kalian ? Nggak cuma mau nyenengin gue aja kan?”“Ya nggak lah serus ini tuh enak banget!” Puji Raka lagi.Mereka berdua lalu lanjut untuk berbincang, Sarah sama sekali tak membahas tentang Alena karena ingin menjaga perasaan Narandra.“Sar gimana kabar Alena?” Tanya Narandra tiba-tiba.Sarah dan Rio lalu saling bertatapan mata, mereka berdua seolah – olah bingung harus menjawab seperti apa. Karena me