Rio dan Sarah mendatangi rumah Alena, hari ini mereka ingin menjelaskan tentang kesalahpahaman yang terjadi. Riopun juga ingin meminta maaf kepada Alena karena dia juga semua masalah ini terjadi. Saat sampai di rumah Alena, ternyata Bibi yang membukakan pintu rumah, dan Bibi juga mengatakan kalau dari semalam Alena belum keluar dari kamar. Setelah Rio dan Sarah duduk di sofa ruang tamu, Bibi kemudian ke kamarnya Alena untuk memberitahu Alena kalau ada Sarah dan Rio yang sudah menunggu.Tok…tok…tokTok..tok…tokBeberapa kali Bibi mengetuk pintu kamar Alena tapi belum juga ada jawaban, dan Bibi pun terus mengetuk pintu kamar Alena karena Bibi juga khawatir dengan keadaan majikannya itu. Dan akhirnya Alena membuka pintu kamarnya dengan mata yang sembab dan rambut berantakan.“Mbak Alena nggak apa-apa?” Tanya Bibi dengan cemas.“Nggak apa-apa Bi, ada apa?”
“Baik, Terimakasih infonya!” Ucap Rio dan lalu mematikan panggilan dari Andreas. Rio lalu menceritakan keadaan Rama kepada Sarah. mendengar cerita dari Rio itu membuat Alena syok dan khawatir. Bahkan saat ini juga Alena berusaha untuk menemui Rama dikantornya. Tapi Rio dan Sarah melarang Alena melihat kondisi Alena yang tidak baik-baik saja, dan kondisi Rama yang juga sedang tidak stabil. Tapi rasa khawatir sungguh menghantui perasaan Alena. Walaupun sudah beberapa kali disakiti oleh Rama, entah kenapa Alena masih belum bisa melihat Rama terluka ataupun sakit seperti ini. Mungkin ini semua karena dari dalam lubuh hati Alena paling dalam ada perasaan bersalah karena telah membuat Rama menjalani kehidaupan yang begitu berat selama ini. Keesokan harinya pagi-pagi sekali Alena segera bergegas ke rumah Rama, dia sudah tidak tahan untuk menemui Rama dan melihat keadaan Rama saat ini. Semalaman dia terus mengkhawatirkan Rama hingga susah tidur. Dan saat Alena sampai di rumah Rama, dengan pe
Sepanjang perjalanan Alena tak henti-hentinya menangis, dia begitu sedih karena tidak bisa menemui Rama dan terus menyalahkan dirinya sendri atas kondisi Rama saat ini. Sedangkan saat ini dikantor, Sarah tengah mengkhawatirkan keadaan Alena karena dari pagi dia tidak bisa di hubungi. Bahkan Sarah sudah menelfon rumah Alena, dan kata Bibi Alena sudah berangkat ke kantor dari pagi, tapi hingga siang begini Alena belum juga sampai kantor. Ditengah kepanikannya itu ada seorang karyawan yang mengetuk pintu ruangan Sarah. “Maaf Mbak Sarah, di depan ada Pak Narandra nyari Bu Alena!” Ucap seorang karyawan perempuan yang mengenakan blouse berwarna putih itu. “Iya saya akan temui dulu!” Ucap Sarah. Sarah lalu keluar dari ruangan dan melihat Narandra tengah berdiri di depan ruangan Alena sambil membawa bouqet mawar putih kesukaan Alena. Sarah pun memberitahukan kepada Narandra kalau dia tidak tahu dimana keberadaan Alena karena dari pagi Alena belum sampai kantor dan juga tidak bisa di hubungi
Melihat Alena yang sudah sampai kantor membuat Sarah cukup lega, tapi Sarah merasa aneh karena Alena datang ke kantor dengan wajah lesu dan cukup berantakan. Sarah lalu menghubungi Rio dan meminta Rio untuk bertanya kepada Andreas, apakah tadi Alena pergi ke rumah Rama. Dan setelah beberapa saat menunggu akhirnya Rio meemberi kabar dan mengatakan kepada Sarah kalau memang benar tadi Alena pergi ke rumah Rama dan sempat bertengkar dengan Bu Nawang. Mendengar kabar itu membuat Sarah geleng-geleng kepala, karena Sarah sangat tidak habis fikir dengan Alena yang masih terus mencoba untuk kembali kepada Rama padahal baru saja kemarin bertengkar hebat.Sedangkan saat ini di dalam ruangan Alena, Alena dan Narandra nampak tak banyak bicara karena Narandra juga melihat kondisi Alena yang sepertinya sedang badmood.“Oh ya kamu ada apa kesini?” Tanya Alena sambil menatap wajah Narandra.“Nggak kok aku cuma mau ketemu kamu aja!”“Beneran
“Gue uda sejauh ini Sar, gue nggak akan nyerah gitu aja!” Tegas Narandra dengan penuh keyakinan.Setelah berbincang dengan Sarah, Narandra lalu pergi dan segera kembali ke restorannya untuk mengurus beberapa pekerjaannya. Sarah juga segera kembali dan saat ini dia langusng menuju ke ruangan Alena. Terlihat Alena tengah duduk bersandar di sofa, Sarah langsung masuk dan duduk di sebelah Alena.“Gue tahu kok lo tadi abis dari rumah Rama dan lo malah dilarang ketemu Rama sama Bu Nawang!” Ucap Sarah.Alena lalu duduk tegap dan melihat ke arah Sarah, Alena tidak tahu dari mana Sarah tahu tentang semua itu. Dan Alena seperti menunggu Sarah untuk mengatakan sesuatu.“Gue sih terserah lo aja ya, tapi gue kayak nggak habis fikir aja sih. Kemarin lo marah dan nangis-nangis karena Rama bocorin ke orang tua lo tentang masalah kalian, tapi hari ini lo galau kebangetan karena nggak bisa ketemu Rama. Heran gue mau lo sebenarnya
Setelah cukup lama memandangi foto-fotonya dengan Narandra serta menatap sejuk barisan bunga mawar putih di ujung kamarnya, akhirnya rasa lelah dan kantuk mulai menyelimuti Alena. Alena lalu merebahkan badannya dan menarik rapat selimut hingga menutup tubuhnya sampai leher. Malam ini Alena tertidur dengan perasaan yang begitu nyaman dan bahagia, sangat berbeda dengan perasaannya beberapa hari kemarin. Dan mungkin saja malam ini dia akan tertidur dengan nyenyak.Keesokan harinya Alena bangun dengan wajah cerah dan terlihat sangat cantik, bibirnya pun tak berhenti untuk tersenyum. Alena lalu turun dan segera menghampiri meja makan, Bibi pun merasa sangat aneh melihat Alena yang terus mengukir senyum di pagi ini.“Mbak Alena kayaknya lagi bahagia ya?” Tanya Bibi sambil menuangkan minuman ke gelas Alena.“Hah? Nggak Bi, biasa aja kok!” Ucap Alena sambil melahap roti tawar isi selai coklat itu.Tak lama setelah menyelesaikan makannya, A
“Dan juga kamu harus segera mutusin Narandra!” Tambah Rama.“Nggak bisa semudah itu Ram,bahkan aku sama Narandra sekarang sedang mempersiapkan pernikaahn, nggak mungkin aku tiba-tiba putusin dia tanpa alasan!” Jelas Alena dengan mata yang memerah dan rasa bersalah yang terlihat di raut wajahnya.Rama tak berhenti disitu saja, dia terus memarahi Alena dan terus mendesak Alena agar cepat memutuskan hubungannya dengan Narandra. Tapi berkali-kali juga Alena menjawab kalau dia tidak bisa memutuskannya begitu saja. Rama merasa amarahnya mulai memuncak karena Alena terus saja membantah perintahnya itu. Dan seketika Rama menjatuhkan tamparan keras di wajah Alena hingga Alena terdorong ke punggung sofa. Pukulan Rama itu sangatlah keras, hingga Alena merintih kesakitan dan di ujung bibirnya juga mengeluarkan darah. Ingin rasanya Alena berteriak dan meminta tolong tapi rasa sakit dibibirnya itu menahan nya untuk berucap. Yang ada air matanya lah yang terus
Sepanjang perjalanan pulang Alena terlihat termenung dan sedih, sangat berbeda dengan pagi tadi yang sangat bahagia dan ceria. Narandra pun merasa ada yang di sembunyikan oleh Alena. Tapi Narandra tahu kalau dia menanyakanhal itu kepada Alena, Alena tidak akan berkata jujur. Dan Narandra berniat untuk mencari tahunya sendiri. Sampai di rumah Alena, Narandra mengantarkan Alena sampai ke depan pintu rumah.“Kamu langsung istirahat ya, kalau butuh apa-apa kabarin aku ya!” Ucap Narandra sambil megusap puncak kepala kekasihnya itu.Alena hanya mengangguk sendu dan lalu masuk ke dalam rumah. Alena segera berjalan menuju ke kemar, bahkan saat dia melewati Bibi dan disapa oleh Bibi pun Alena tidak menggubris dan terus melangkah menaiki tangga.“Mbak Alena kenapa lagi, kayaknya baru tadi pagi deh keliatan bahagia, kenapa sekarang kok kayak sedih lagi?” Gumam Bibi penasaran.Sedangkan Narandra langsung melanjutkan perjalanan untuk pergi ke rumah Sarah. Saat ini yang terfikirkan dapat membantu