“Gue uda sejauh ini Sar, gue nggak akan nyerah gitu aja!” Tegas Narandra dengan penuh keyakinan.
Setelah berbincang dengan Sarah, Narandra lalu pergi dan segera kembali ke restorannya untuk mengurus beberapa pekerjaannya. Sarah juga segera kembali dan saat ini dia langusng menuju ke ruangan Alena. Terlihat Alena tengah duduk bersandar di sofa, Sarah langsung masuk dan duduk di sebelah Alena.
“Gue tahu kok lo tadi abis dari rumah Rama dan lo malah dilarang ketemu Rama sama Bu Nawang!” Ucap Sarah.
Alena lalu duduk tegap dan melihat ke arah Sarah, Alena tidak tahu dari mana Sarah tahu tentang semua itu. Dan Alena seperti menunggu Sarah untuk mengatakan sesuatu.
“Gue sih terserah lo aja ya, tapi gue kayak nggak habis fikir aja sih. Kemarin lo marah dan nangis-nangis karena Rama bocorin ke orang tua lo tentang masalah kalian, tapi hari ini lo galau kebangetan karena nggak bisa ketemu Rama. Heran gue mau lo sebenarnya
Setelah cukup lama memandangi foto-fotonya dengan Narandra serta menatap sejuk barisan bunga mawar putih di ujung kamarnya, akhirnya rasa lelah dan kantuk mulai menyelimuti Alena. Alena lalu merebahkan badannya dan menarik rapat selimut hingga menutup tubuhnya sampai leher. Malam ini Alena tertidur dengan perasaan yang begitu nyaman dan bahagia, sangat berbeda dengan perasaannya beberapa hari kemarin. Dan mungkin saja malam ini dia akan tertidur dengan nyenyak.Keesokan harinya Alena bangun dengan wajah cerah dan terlihat sangat cantik, bibirnya pun tak berhenti untuk tersenyum. Alena lalu turun dan segera menghampiri meja makan, Bibi pun merasa sangat aneh melihat Alena yang terus mengukir senyum di pagi ini.“Mbak Alena kayaknya lagi bahagia ya?” Tanya Bibi sambil menuangkan minuman ke gelas Alena.“Hah? Nggak Bi, biasa aja kok!” Ucap Alena sambil melahap roti tawar isi selai coklat itu.Tak lama setelah menyelesaikan makannya, A
“Dan juga kamu harus segera mutusin Narandra!” Tambah Rama.“Nggak bisa semudah itu Ram,bahkan aku sama Narandra sekarang sedang mempersiapkan pernikaahn, nggak mungkin aku tiba-tiba putusin dia tanpa alasan!” Jelas Alena dengan mata yang memerah dan rasa bersalah yang terlihat di raut wajahnya.Rama tak berhenti disitu saja, dia terus memarahi Alena dan terus mendesak Alena agar cepat memutuskan hubungannya dengan Narandra. Tapi berkali-kali juga Alena menjawab kalau dia tidak bisa memutuskannya begitu saja. Rama merasa amarahnya mulai memuncak karena Alena terus saja membantah perintahnya itu. Dan seketika Rama menjatuhkan tamparan keras di wajah Alena hingga Alena terdorong ke punggung sofa. Pukulan Rama itu sangatlah keras, hingga Alena merintih kesakitan dan di ujung bibirnya juga mengeluarkan darah. Ingin rasanya Alena berteriak dan meminta tolong tapi rasa sakit dibibirnya itu menahan nya untuk berucap. Yang ada air matanya lah yang terus
Sepanjang perjalanan pulang Alena terlihat termenung dan sedih, sangat berbeda dengan pagi tadi yang sangat bahagia dan ceria. Narandra pun merasa ada yang di sembunyikan oleh Alena. Tapi Narandra tahu kalau dia menanyakanhal itu kepada Alena, Alena tidak akan berkata jujur. Dan Narandra berniat untuk mencari tahunya sendiri. Sampai di rumah Alena, Narandra mengantarkan Alena sampai ke depan pintu rumah.“Kamu langsung istirahat ya, kalau butuh apa-apa kabarin aku ya!” Ucap Narandra sambil megusap puncak kepala kekasihnya itu.Alena hanya mengangguk sendu dan lalu masuk ke dalam rumah. Alena segera berjalan menuju ke kemar, bahkan saat dia melewati Bibi dan disapa oleh Bibi pun Alena tidak menggubris dan terus melangkah menaiki tangga.“Mbak Alena kenapa lagi, kayaknya baru tadi pagi deh keliatan bahagia, kenapa sekarang kok kayak sedih lagi?” Gumam Bibi penasaran.Sedangkan Narandra langsung melanjutkan perjalanan untuk pergi ke rumah Sarah. Saat ini yang terfikirkan dapat membantu
Pagi ini Alena memilih untuk berangkat ke kantor sendiri dan tidak mau diantar oleh Narandra, luka dipipinya masih cukup terlihat, tapi dia tetap harus segera berangkat ke kantor karena banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Saat hendak masuk ke ruangan, Alena berpapasn dengan Sarah, tapi terlihat Alena tidak menyapa Sarah dan Alena berlajan sedikit menunduk untuk menutupi luka yang ada dipipinya. Hal itu malah membuat Sarah semakin curiga dan penasaran dengan apa yang telah terjadi hari kemarin. Sarah lalu berjalan menuju pantry , dan saat dia ada di pantry ternyata ada beberapa karywan yang tengah membuat teh dan kopi. Lalu Sarah masuk ke pantry dan ikut menyeduh secangkir kopi.“Pagi Mbak Sarah!” Sapa tiga orang karyawan perempuan itu.“Pagi…Eh saya mau tanya dong, kalian kemarin ngeliat ada yang aneh nggak sama Bu Alena?”“Aneh? Maksudnya gimana mbak?” Tanya salah seorang karyawan yang mengenakan Blezer dan celana panjang berwarna hitam.“Em..kemarin kalian lihat Bu Alena jat
“ Gue uda tahu semua soal kejadian kemarin Al, lo nggak usah pura-pura lagi!”“Apaan sih Sar, kejadian apa?Lo denger gossip apa dari anak-anak kantor?”“Bukan gossip sih kalau memang ini diwajah lo masih ada bekas lebam kemarin!”Alena dengan buru-buru merapikan rambutnya yang dia gunakan untuk menutup wajah nya yang terlihat lebam.“Kenapa ditutup gitu sih wajahnya?” Sinis Sarah.“Apaan sih lo…!”Sarah lalu berjalan ke arah Alena dan menyibak rambut Alena kebelakang, dan di sana Sarah melihat bahwa mamang benar ada luka lebam di wajah Alena itu. Sarah lalu duduk sambil menutup wjaahnya dengan kedua telapak tangnnya. Dia kali ini tidak tahu lagi harus berbicara apa pada Alena, semua nasehatnya seolah-olah tidak mempan menembus hati Alena. Hati Alena benar-benar sudah buta tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk lagi sekarang.“Gila lo, uda kayak gini
Alena terlihat sedih dan kalut, apalagi setelah Sarah tahu semua tentang kejadian yang dialaminya bersama Rama. Alena pun kini tidak bisa menghubungi Sarah, dan Alena juga tahu kalau Sarah saat ini tidak berada di kantor. "Mungkin Sarah pergi menemui Rama! " Batin Alena sendu. Ditengah kekalutannya ini tiba-tiba dia mendapati telfon dari Pak Candra, saat tahu kalau Pak Candra menghubunginya Alena menghembuskan nafas dalam-dalam sambil memejamkan matanya. Dia tahu kalau orang tuanya kali ini pasti lagi-lagi akan menanyakan perihal pernikahannya dengan Narandra. Alena sejujurnya sedang tidak ingin membahas masalah pernikahann atau apapun yang membuatnya semakin kalut dan tertekan. Dua kali panggilan kini pun sudag terlewat, dan Alena masih belum ingin mangangkat panggilan itu. Hingga panggilan ke tiga Alena merasa kalau dia memang harus mengangkat panggilan dari Pak Candra. "halo! " Sapa Alena lesu. "Al, Bapak sama ibu mau nanya! " "Ada apa Pak? " "gimana perkembangan persiapan
Narandra lalu menunggu Alena hingga selesai bekerja, dan saat petang mulai datang, Narandra segera mengantarkan Alena untuk pulang ke rumah, karena Narandra juga melihat kalau keadaan Alena sedang tidak baik-baik saja hari ini. Sepanjang jalan, Alena juga hanya merenung dan merenung, tak sedikitpun senyum terlihat pada bibir cantik milik Alena.“Oh ya sayang, aku dari tadi kok nggak lihat Sarah, dia nggak masuk?” Tanya Narandra memecah keheningan diantara mereka.“Hah? Sarah? Sarah ….Sarah lagi ada kerjaan di luar kantor!” Ucap Alena sedikit kebingungan.Narandra lalu sedikit melirik ke arah Alena, Narandra bisa melihat kalau Alena saat ini juga sedang berbohong.“Kemana Sarah?” Batin Narandra.Sesampainya di rumah Alena, Narandra langsung berpamitan dan meminta Alean untuk langsung beristirahat. Narandra lalu dengan buru-buru mengendarai mobilnya, dia ingin pergi ke rumah Sarah, dia sudah sangat ingin tahu apakah Sarah sudah tahu penyebab luka yang dialami Alena.Saat sampai di rumah
Amarah Narandra benar-benar sudah dipuncak ubun-ubun rasanya, dia langsung berdiri dan hendak menghajar Rama. Rio dan Sarah menyadaari kemarahan Narandra ini, dan mereka ingin mencegah Narandra untuk menemui Rama.“Ndra tunggu lo mau kemana?” Tanya Rio.“Gue mau ketemu Rama, gue nggak bisa tinggal diam aja kayak gini Yo!”“Ndra jangan lakuin ini, lo tahan dulu amarah lo, lo jangan gegabah!” Ucap Sarah.“Tahan? Lo bilang tahan? Sampai kapan Sar? Gue kurang bertahan apa sampai sekarang, gue uda sabar dan nahan amarah gue dari dulu, tapi kali ini Ram uda kelewatan, dia nggak bisa memperlakukan Alena seperti itu!”“Iya gue paham, tapi masalahnya kedaaan Rama sedang tidak baik-baik saja sekarang!” Jelas Sarah.“Maksud lo?”“Rama kembali mengalami masalah emosial, dia mulai nggak bisa kenadalikan emosinya sendiri, dan sekarang dia uda rutin minum obat-obatan dari dokternya lagi. Makanya kalau lo datang ke dia dan marah-marah, bukan cuma Rama yang gue khawatirin tapi lo juga. Kita nggak tahu
“Terserah deh alasannya apa ya tapi lo pastiin kalau Rama nggak datang ganggu Alena lagi, dan satu hal lagi jangan sampai cari tahu dimana keberadaan Alena saat ini, karena kalau Rama tahu itu akan membuat keadaan mereka berdua semakin parah!”“Baik saya mengerti!” Ucap Andreas.****Sedangkan itu di rumah sakit, Narandra masih terus menemani Alena dan berdoa agar Alena bisa segera siuman. Narandra tak sedikit pun melepaskan pandangannya dari Alena. Melihat wajah Alena yang penuh lebam membuat hati Narandra sangat teriris dan begitu sakit rasanya.“Harusnya aku bisa ngejaga kamu Al, harusnya kamu nggak ngalamin in semua!” Lirih Narandra.Narandra tak henti-hentinya mengusap rambut Alena dan mencium punggung tangan Alena yang dingin.Lalu tak lama kemudian terdengar ketukan pintu dan masuklah Bibi ke dalam ruang rawat Alena. Bibi terlihat membawa sebuah bingkisan yang berisi makanan.“Bibi ngapain kesini?”“Ini Bibi bawain makanan Mas, buat Mas Narandra ,Mbak Sarah dan Mas Rio!”Bibi l
“Gue minta maaf Sar, gue minta maaf, sekarang biarin gue minta maaf langsung sama Alena, bawa gue ketemu Alena!” Ucap Rama sambil memohon dan memegang kedua tangan Sarah.“Nggak, gue nggak bakal biarin lo ketemu Alena, dan kalau lo masih berani nemuin Alena gue nggak akan segan laporin lo ke polisi!” Ancam Sarah.“Lo kenapa tega banget sih sama gue Sar, gue cuma mau ketemu dan minta maaf sama Alena, Alena pasti sekarang lagi butuh gue, dia pasti nyariin gue sekarang, jadi bawa gue ketemu dia sekarang!” Ucap Rama dengan nada cukup tinggi.“Alena uda nggak butuh lo dan pergi jauh-jauh lo dari kehidupan Alena!” Maki Sarah dengan penuh emosional.Mendengar kegaduhan dari kamar Rama, Andreas yang tadi berada di dapur untuk mengambil makanan, langsung buru-buru saja berlari sambil membawa makanannya ke kamar Rama. Saat masuk ke dalam kamar, Andreas pun terkejut melihat Sarah dan Rio tengah bersitegang dengan Rama. Andreas lalu segera meletakan makanan yang dia bawa ke atas meja yang ada di
Hari sudah beranjak malam tapi Alena masih belum juga sadarkan diri, Narandra, Sarah dan Rio juga tak beranjak dari ruang rawat Alena. Rio lalu keluar sebentar untuk membeli makan, karena dari tadi mereka bertiga belum sempat makan apapun. Sedangkan Narandra masih terus duduk disamping Alena dan tak capek-capeknya mengusap lembut rambut Alena yang halus itu. Setelah beebrapa saat Rio pun datang membawa beberapa makanan, ada 3 box nasi , minuman dan beberapa cemilan untuk mereka nanti malam.“Ndra ayo makan dulu, lo kan juga belum makan dari tadi!” Ajak Rio.“Kalian makan dulu aja!” Ucap Narandra.“Ndra, kita makannya disini kok nggak keluar, jadi lo nggak perlu khawatir, kita bisa sambil jagain Alena, inget lo harus jaga Kesehatan lo juga biar nanti kalau Alena bangun, lo kelihatan fresh!” Nasehat Rio.Mendengar nasehat itu Narandra akhirnya ikut makan bersama Sarah dan Rio.“Kalian kalau mau pulang nggak apa-apa, biar gue aja yang nunggu Alena disini!”“Nggak Ndra, kita malam ini jug
Tak berapa lama Dokter keluar dari ruang IGD dan menemui Sarah beserta Rio. Dokter laki-laki yang berusia sekitar 40 tahunan itu menjelaskan keadaan Alena saat ini. Dokter mengatakan kalau tidak ada luka serius di dalam tubuh Alena, hanya luka luar yang nantinya bisa sembuh. Tapi untuk saat ini memang Alena masih pingsan dan belum sadarkan diri. Dokter lalu mengatakan pada Sarah dan Rio kalau Alena akan dipindah dalam ruang rawat inap. Sarah dan Rio lalu segera mengurus segala urusan administrasi yang diperlukan, dari wajah Sarah masih terlihat kaalu dia sangat khawatir dengan sahabat nya itu. Saat selesai mengurus administrasi tibalah Narandra dengan lari yang tergopoh-gopoh dan menghampiri Sarah beserta Rio.“Sar, Yo gimana keadaan Alena dan dimana dia sekarang?” Tanya Narandra dengan wajah yang sangat khawatir.Sarah dan Rio lalu mengajak Narandra ke ruangan dimana Alena di rawat, dan tanpa basa-basi lagi, Narandra langsung berlari menuju tubuh Alena yang terbaring tak sadarkan di
Bibi segera kembali ke kamar Alena setelah menelfon Sarah menggunakan telfon rumah yang ada di lantai bawah, tapi betapa terkejutnya Bibi saat melihat Alena sudah tak sadarkan diri, Bibi mencoba membangunkan Alena tapi Alena masih belum juga sadar. Bibi pun mencoba mengolesi minyak kayu putih di dekat hidung Alena tapi Alena masih saja tak sadarkan diri. Bibi pun semakin cemas dan panik. Bibi berharap agar Sarah segera datang dan dapat membawa Alena ke rumah sakit.Dan akhirnya tak seberapa lama Sarah pun datang bersama Rio, dari wajah mereka berdua terlihat cemas dan juga panik.“Dimana Alena?” Tanya Sarah pada Bibi saat membukakan pintu rumah.“Mbak Alena pingsan di kamar Mbak!” Ucap Bibi panik.Sarah dan Rio pun semakin panik dibuatnya, Sarah dan Rio lalu segera membawa Alena ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.“Bibi di rumah saja, biar aku sama Rio yang ke Rumah Sakit!” Ucap Sarah.“Iya Mbak!”Rio menyetir mobilnya dengan cukup kencang, sedangkan Sarah duduk d
PLAKKKK…….Pukulan keras mendarat diwajah Alena yang mulus, Rama marah karena permintaanya di tolak oleh Alena, dan dia juga marah karena Alena berbicara dengan nada tinggi kepadanya.“Aku nggak terima penolakan dari kamu ya Al, kamu katanya mau nikah sama aku, tapi kenapa nggak setuju dengan ide kawin lari ini? Sedangkan orang tua kamu saja nggak akan ngasih kita restu, kamu mau mainin perasaan aku lagi?” Maki Rafandra sambil menjambak rambut Alena dengan kencang.“Lepas Ram sakit!” Lirih Alena.Tak menghiraukan permintaan Alena, Rama malah mendorong Alena hingga jatuh tersungkur.“Bilang kalau mau nikah sama aku Al, bilang !” Maki Alena.“Iya Ram tapi aku mau dapat restu orang tua aku!” Lirih Alena sambil terus mengeluarkan air mata.“Persetan sama restu orang tua kamu!” Maki Rama sambil mengayunkan tangannya lagi dan tepat mengenai wajah Alena lagi.Teriakan kesakitan Alena dan makian dari Rama terdengar jelas ke Bibi, Bibi saat ini memang sedang berada di ruang tamu yang tak jauh
Perkataan Bu Nawang tadi cukup membuat Rama terus kepikiran dengan nasib nya dan Alena nantinya, Rama merasa apa yang diakatan oleh mamanya itu memang ada benarnya juga. Bisa jadi hubungan mereka kali ini terhambat lagi oleh restu orang tua Alena yang dianggap kolot oleh Rama itu.Setelah semalaman dibuat pusing dengan pikirannya sendiri, Rama hari ini memutuskan untuk menemui Alena di rumahnya. Rama datang tanpa memberitahukan dulu pada Alena, dan kedatangan Rama ini juga disambut baik oleh Alena meskipun dalam hati Alena dia masih cukup kesal karena perkataan Rama kemarin di ponsel.Mereka berdua lalu asyik menonton film dengan ditemani minuman dan juga beberapa cemilan, saat ini Alena berharap Rama menanyakan keadaannya dan juga perusahaannya tapi sudah hampir satu jam Rama disini, Rama tak sekalipun menanyakan kabarnya.“Oh ya ada yang mau aku bicarain sama kamu Al!” Ucap Rama tiba-tiba.“Ada apa?”“Aku mau kita nikah dalam waku dekat, mungkin bisa sebulan lagi!” Ucap Rama dengan
“Al ini makanan lo!” Ucap Sarah sambil mengulurkan makanan ke arah Alena yang tengah berdiri di depan ruangannya sambil menatap karyawannya yang terlihat bahagia.“Iya Sar makasih!” Jawab Alena sambil menerima makanan yang Sarah berikan.“Lo kenapa? Lo uda tahu siapa yang ngasih ini?” Tanya Sarah sambil mencondongkan badannya ke arah Alena.“Heem!” Jawab Alena singkat.Alena lalu masuk ke dalam ruangannya dan meninggalkan Sarah yang masih berdiri di depan pintu ruangan Alena.“Meskipun lo nggak ngomong dan lo nggak pakai nama resto lo di packaging ini, gue tahu ini dari lo Ndra, karena cuma lo yang perhatian sama Alena dan semua karyawannya!!” Gumam Sarah.Sedangkan di dalam ruangan , Alena duduk di sofa panjang yang biasa dia gunakan untuk menerima tamu, lalu dia membuka makanan yang dia pegang. Lalu Alena mengambil ponselnya yang ada di kantong jas yang dia kenakan.Alena l
Narandra malam ini tengah makan malam bersama Rio dan Sarah di salah satu resto milik Narandra. Narandra ingin memperkanalkan menu barunya pada Sarah dan juga Rio, dan ingin mendengar pendapat dari mereka berdua. Sarah dan Rio terlihat sangat menikmati makanan-makanan yang Narandra hidangkan karena memang makanan-makanan itu sangatlah enak dan pastinya terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas tinggi.“Gimana enak nggak? Atau kurang apa gitu?” Tanya Narandra.“Enak banget sumpah Ndra, rasanya pas!” Ucap Sarah.“Iya Ndra ini perfect banget, pasti menu ini bakalan laris !” Puji Rio.“Serius kalian ? Nggak cuma mau nyenengin gue aja kan?”“Ya nggak lah serus ini tuh enak banget!” Puji Raka lagi.Mereka berdua lalu lanjut untuk berbincang, Sarah sama sekali tak membahas tentang Alena karena ingin menjaga perasaan Narandra.“Sar gimana kabar Alena?” Tanya Narandra tiba-tiba.Sarah dan Rio lalu saling bertatapan mata, mereka berdua seolah – olah bingung harus menjawab seperti apa. Karena me