Narandra dan Alena datang menemui Tim Wedding Organizer di sebuah café, terlihat ada tiga orang perwakilan dari wedding Organizer yang datang. Disini Alena merasa sangat kebingungan, karena dia tidak tahu harus berbuat apa, bahkan dia tidak membayangkan sebelumnya kalau akan sampai sejauh ini. Sedangkan Narandra terlihat sedang melihat-lihat beberapa referensi konsep pernikahan yang sudah Tim Wedding Organizer siapkan.“Pak Narandra dan Bu Alena mau konsep seperti apa?” Tanya salah seorang Tim dari wedding Organizer tersebut.Alena diam dan menatap Narandra sendu, seperti seolah-olah mengatakan kalau dia belum memikirkan apapun tentang konsep pernikahan.“Saya…saya belum tahu!” Celetuk Alena.“Saya sama calon istri saya masih bingung menentukan konsepnya, jadi kami minta dari tim anda yang membantu untuk mencarikan referensi buat kami!” Tambah Alena.Narandra sebenarnya tahu kalau Alena memang belum siap dan belum punya konsep untuk acara pernikahan mereka. Dan lagi-lagi Narandra mema
“Ram tunggu nggak gitu Ram, aku bisa jelasin!” Teriak Alena yang mengejar Rama hingga diluar ruangan Alena.Dan semua karyawan kini terkejut melihat Alena yang berlinangan air mata mengejar Rama yang baru saja pergi. Alena lalu terdiam sambil menatap karyawan-karyawannya, dan dengan segera Alena mengusap air matanya. Alena lalu membalikan badannya dan kembali masuk ke dalam ruang kerjanya. Tak lama kemudian dibekalang Alena ada Sarah yang ikut masuk ke ruangan Alena. Dari raut wajah Sarah sangat terlihat jelas kalau dia tengah marah.“Ini apa-apaan lagi sih Al, sampai kapan Rama bakalan bikin rusuh kayak gini? Kerjaan lo dari kemarin berantakan gara-gara dia, meeting kita sama client gagal gara-gara dia, dan sekarang lo dibikin kayak orang gila gini di depan semua karyawan lo sendiri. Kalau emang lo sama Rama mau ribut tolong lah jangan di kantor kayak gini, semua orang ke ganggu Al. dan lo ngerusak citra lo sendiri disini!” Ketus Sarah.Sarah memang kini terlihat sangat emosi, wajahn
Rama lalu melempar pisaunya ke lantai lalu meraih vas bunga yang ada di meja tamu, dengan sekuat tenaga Rama melemparkan vas bunga itu ke arah Alena. Vas bunga itu terbang melayang ke arah Alena dan BRAAKKKKK…..Telat sedikit saja menghindar mungkin vas bunga itu sudah mengenai tubuh Alena, Alena tersungkur di lantai lalu duduk lemas bersandar sofa. Air mata nya pecah,tubuhnya gemetaran, dadanya sesak, rasa takut juga menyelimuti dirinya kali ini. Sorot mata Rama yang menyeramkan membuat Alena tak tahu harus berbuat apa, kali ini dia benar-benar takut terhadap lelaki yang ada dihadapannya itu. Mendengar tangis Alena yang pecah perlahan menyadarkan Rama, emosinya perlahan mulai turun, sorot mata tajamnya perlahan mulai terlihat sayu. Dan tiba-tiba Rama tersadar dan terkejut melihat Alena duduk bersandar sofa dengan isak tangis yang tak terhenti. Rama lalu berjalan pelan mendekati Alena, sedangkan Alena merasa semakin takut saat tubuhnya didekati oleh Rama, tapi Alena sudah tidak bisa p
“Aku capek kita pulang aja, kita lanjut nyari gaunnya kapan-kapan aja!” Ketus Alena.“Kita cari makan dulu ya!” Ajak Narandra.“Nggak, aku mau pulang aja aku nggak lapar!” Ketus Alena.Dengan sabar dan penuh senyuman Narandra akhirnya menuruti kemauan calon istrinya itu, dia segera mengantarkan Alena pulang, tapi saat di tengah perjalanan, Narandra membelokan mobilnya ke salah satu restoran Fasf Food favorit Alena.“Ngapain ? Kan aku bilang aku nggak lapar!” Ucap Alena.“Aku mau drive thru makanan aja buat kamu makan nanti,sebentar aja kok!” Ucap Narandra lembut.Narandra lalu memesan beberapa makanan kesukaan Alena melalui Drive Thru agar lebih cepat, karena Narandra tahu sebenarnya Alena tengah menahan rasa lapar, dan Narandra juga tahu semua yang hari ini Alena lakukan hanya ingin membuat Narandra kesal dan kehilangan kesabaran menghadapi tingkah Alena. Setelah selesai memesan makanan, Narandra segera melanjutkan perjalanannya untuk mengantarkan Alena pulang.****Siang ini Narandr
Pukulan yang diterima Rama itu tak membuat Rama menyerah, dia balik lagi memukul Narandra , tapi kali ini Narandra dapat menangkis pukulan dari Rama, sehingga Narandra balik menyerang Rama.“Gue tahu lo punya masa lalu sama Alena, tapi kalian udah selesai dan sekarang Alena itu calon istri gue, jadi gue minta lo berhenti ganggu dia!” Jelas Narandra.****Hari masih sangat pagi dan Rama sudah berada di depan rumah Alena, entah sudah berapa kali dia mengetuk pintu rumah Alena itu , tapi belum kunjung ada yang membuka. Dengan wajah penuh lebam akibat pukulan dari Narandra, Rama terus mengetuk pintu rumah Alena, hingga akhirnya Bibi datang membuka pintu rumah Alena. “Mas Rama, maaf saya tadi lagi di kamar mandi!!” Ucap Bibi sambil sedikit menundukan kepalanya.“Alena mana Bi?” Tanya Rama.“Mbak Alena masih di kamar mas!”“Panggilin ya Bi!” Ketus Rama.Rama kemudian duduk di ruang tamu, sedangkan Bibi naik ke lantai atas dan mengentuk pintu kamar Alena. Tak berselang lama Alena membuka pi
Alena lalu melepaskan pelukan eratnya dari tubuh Narandra, mereka berdua lalu duduk di sofa ruang tamu. Narandra kemudian mengusap lembut air mata Alena yang sedari tadi jatuh membasahi pipi Alena yang lembut.“Aku boleh obatin luka kamu?” Tanya Alena lirih.Narandra lalu tersenyum tipis dan mengangguk. Narandra lalu pergi mengambil kotak P3K dan menyerahkannya pada Alena. Dengan mata yang masih memerah dan berkaca-kaca, dengan perlahan Alena mengobati beberapa luka lebam di wajah Narandra. Narandra tampak tersenyum manis melihat Alena yang hari ini begitu perhatian terhadapnya.“Kok kamu senyum-senyum, ada yang aneh diwajah aku?” Tanya Alena.“Nggak ada kok, aku cuma bahagia aja bisa dapat perhatian seperti ini dari kamu!” Ujar Narandra sambil terus mengukir senyum.Mendapat tatapan seperti kali ini dari Narandra sejujurnya membuat Alena sedikit gugup, apalagi saat dilihat dari dekat, wajah Narandra terlihat san
Alena dan Narandra lalu menikmati makan siang berdua, kali ini Alena menyiapkan makanan spesial dari hasil masakannya sendiri. Alena hari ini ingin membuat Narandra bahagia dan melupakan semua amarahnya terhadap Rama, Alena juga kali ini ingin memberikan kesan kepada Narandra bahwa seolah-olah Alena dan Rama memang tidak ada hubungan apa-apa, bahwa seolah-olah Alena memang ingin menikah dengan Narandra. Jadi semua ini bagian dari trik dari Alena. Kali ini Alena membuat ayam goreng dan kentang balado. Sebenarnya Alena tidak begitu bisa masak, tapi kali ini dia berusaha semampunya untuk memberikan masakan terbaik buat Narandra. Setelah selesai masak, Alena segera menyiapkan makanannya di meja makan. Narandra terlihat sangat bahagia saat Alena begitu memperhatikannya hari ini, dari mengobati luka hingga kali ini masak special untuk makan siang. Narandra dan Alena lalu segera menyantap makanan yang Alena hidangkan.“Gimana enak nggak?” Tanya Alena sambil harap-harap cemas.Narandra mengun
Rama dan Rio pagi-pagi sekali sudah berada di bandara,mereka hari ini akan pergi ke kampung halaman Alena dan bertemu dengan kedua orang tua Alena. Rio juga tidak memberitahukan hal ini kepada Sarah karena pasti Sarah akan melarangnya, sedangkan Rio sebenarnya mau menemani Rama hanya karena Rio khawatir dengan keadaan Rama, Rio tahu betul bagaimana kondisi Rama sekarang jadi Rio tidak mau kalau sampai terjadi hal buruk pada Rama maupun kedua orang tua Alena. Rama tampak tak sabar untuk bertemu kedua orang tua Alena, dari raut wajahnya tersirat keyakinan yang begitu besar dalam dirinya. Dia memang kali ini sangat meyakini kalau dia bisa meluluhkan hati orang tua Alena dan merebut Alena kembali dari Narandra.“Lo bilang ke Sarah mau kemana?” Tanya Rama saat di dalam pesawat.“Meeting sama client di luar kota!” Jawab Rio sambil membaca majalah yang disediakn di dalam pesawat.Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya Rama da