“Aku capek kita pulang aja, kita lanjut nyari gaunnya kapan-kapan aja!” Ketus Alena.“Kita cari makan dulu ya!” Ajak Narandra.“Nggak, aku mau pulang aja aku nggak lapar!” Ketus Alena.Dengan sabar dan penuh senyuman Narandra akhirnya menuruti kemauan calon istrinya itu, dia segera mengantarkan Alena pulang, tapi saat di tengah perjalanan, Narandra membelokan mobilnya ke salah satu restoran Fasf Food favorit Alena.“Ngapain ? Kan aku bilang aku nggak lapar!” Ucap Alena.“Aku mau drive thru makanan aja buat kamu makan nanti,sebentar aja kok!” Ucap Narandra lembut.Narandra lalu memesan beberapa makanan kesukaan Alena melalui Drive Thru agar lebih cepat, karena Narandra tahu sebenarnya Alena tengah menahan rasa lapar, dan Narandra juga tahu semua yang hari ini Alena lakukan hanya ingin membuat Narandra kesal dan kehilangan kesabaran menghadapi tingkah Alena. Setelah selesai memesan makanan, Narandra segera melanjutkan perjalanannya untuk mengantarkan Alena pulang.****Siang ini Narandr
Pukulan yang diterima Rama itu tak membuat Rama menyerah, dia balik lagi memukul Narandra , tapi kali ini Narandra dapat menangkis pukulan dari Rama, sehingga Narandra balik menyerang Rama.“Gue tahu lo punya masa lalu sama Alena, tapi kalian udah selesai dan sekarang Alena itu calon istri gue, jadi gue minta lo berhenti ganggu dia!” Jelas Narandra.****Hari masih sangat pagi dan Rama sudah berada di depan rumah Alena, entah sudah berapa kali dia mengetuk pintu rumah Alena itu , tapi belum kunjung ada yang membuka. Dengan wajah penuh lebam akibat pukulan dari Narandra, Rama terus mengetuk pintu rumah Alena, hingga akhirnya Bibi datang membuka pintu rumah Alena. “Mas Rama, maaf saya tadi lagi di kamar mandi!!” Ucap Bibi sambil sedikit menundukan kepalanya.“Alena mana Bi?” Tanya Rama.“Mbak Alena masih di kamar mas!”“Panggilin ya Bi!” Ketus Rama.Rama kemudian duduk di ruang tamu, sedangkan Bibi naik ke lantai atas dan mengentuk pintu kamar Alena. Tak berselang lama Alena membuka pi
Alena lalu melepaskan pelukan eratnya dari tubuh Narandra, mereka berdua lalu duduk di sofa ruang tamu. Narandra kemudian mengusap lembut air mata Alena yang sedari tadi jatuh membasahi pipi Alena yang lembut.“Aku boleh obatin luka kamu?” Tanya Alena lirih.Narandra lalu tersenyum tipis dan mengangguk. Narandra lalu pergi mengambil kotak P3K dan menyerahkannya pada Alena. Dengan mata yang masih memerah dan berkaca-kaca, dengan perlahan Alena mengobati beberapa luka lebam di wajah Narandra. Narandra tampak tersenyum manis melihat Alena yang hari ini begitu perhatian terhadapnya.“Kok kamu senyum-senyum, ada yang aneh diwajah aku?” Tanya Alena.“Nggak ada kok, aku cuma bahagia aja bisa dapat perhatian seperti ini dari kamu!” Ujar Narandra sambil terus mengukir senyum.Mendapat tatapan seperti kali ini dari Narandra sejujurnya membuat Alena sedikit gugup, apalagi saat dilihat dari dekat, wajah Narandra terlihat san
Alena dan Narandra lalu menikmati makan siang berdua, kali ini Alena menyiapkan makanan spesial dari hasil masakannya sendiri. Alena hari ini ingin membuat Narandra bahagia dan melupakan semua amarahnya terhadap Rama, Alena juga kali ini ingin memberikan kesan kepada Narandra bahwa seolah-olah Alena dan Rama memang tidak ada hubungan apa-apa, bahwa seolah-olah Alena memang ingin menikah dengan Narandra. Jadi semua ini bagian dari trik dari Alena. Kali ini Alena membuat ayam goreng dan kentang balado. Sebenarnya Alena tidak begitu bisa masak, tapi kali ini dia berusaha semampunya untuk memberikan masakan terbaik buat Narandra. Setelah selesai masak, Alena segera menyiapkan makanannya di meja makan. Narandra terlihat sangat bahagia saat Alena begitu memperhatikannya hari ini, dari mengobati luka hingga kali ini masak special untuk makan siang. Narandra dan Alena lalu segera menyantap makanan yang Alena hidangkan.“Gimana enak nggak?” Tanya Alena sambil harap-harap cemas.Narandra mengun
Rama dan Rio pagi-pagi sekali sudah berada di bandara,mereka hari ini akan pergi ke kampung halaman Alena dan bertemu dengan kedua orang tua Alena. Rio juga tidak memberitahukan hal ini kepada Sarah karena pasti Sarah akan melarangnya, sedangkan Rio sebenarnya mau menemani Rama hanya karena Rio khawatir dengan keadaan Rama, Rio tahu betul bagaimana kondisi Rama sekarang jadi Rio tidak mau kalau sampai terjadi hal buruk pada Rama maupun kedua orang tua Alena. Rama tampak tak sabar untuk bertemu kedua orang tua Alena, dari raut wajahnya tersirat keyakinan yang begitu besar dalam dirinya. Dia memang kali ini sangat meyakini kalau dia bisa meluluhkan hati orang tua Alena dan merebut Alena kembali dari Narandra.“Lo bilang ke Sarah mau kemana?” Tanya Rama saat di dalam pesawat.“Meeting sama client di luar kota!” Jawab Rio sambil membaca majalah yang disediakn di dalam pesawat.Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya Rama da
Pak Candra dan Bu Candra sangat terkejut mendengar penjelasan dari Rama itu, mereka tidak tahu apakah yang Rama katakan itu memang benar adanya, tapi melihat ucapan dan ekspresi Rama itu menunjukan kalau memang Rama sangat serius. Pak Candra pun terpancing emosinya karena mendengar ucapan Rama itu. Dia mengusir Rama dan Rio pergi , tapi Rama terus mengatakan kalau dia mencintai Alena dan terus mengatakan kalau Alena dan Narandra tidak akan pernah bisa menikah.“Kamu cepat bawa teman kamu yang gila ini pergi dari sini!” Tegas Pak Candra pada Rio.Rio pun terus menarik badan Rama dan mengajaknya pergi, tapi Rama terus menolak dan bersi keras untuk tetap disini.“Saya ini gila gara-gara siapa?Gara-gara anda juga!” Ketus Rama pada Pak Candra dengan tatapan mata yang tajam.“Ram uda tenang, ayo pergi sekarang!” Ucap Rio sambil terus menarik badan Rama.Setelah beberapa saat, akhirnya Rio berhasil membawa Rama masuk ke dalam mobil. Rama terlihat begitu emosional dan marah-marah di dalam mo
“Kamu kenapa sih Ram berbuat seperti ini? Kenapa ngerusak semua rencana aku?” Lirih Alena sambil meremas ponsel miliknya.Alena lalu mencoba menghubungi Rama lagi, tapi tetap saja ponsel Rama tidak aktif. Kemudian Alena mencoba menghubngi Rio dan ternyata Rio juga tidak bisa dihubungi. Emosi dan amarah Alena semaki memuncak, Alena lalu berdiri dan bergegas menuju ke ruang kerja Sarah. Alena lalu masuk tanpa mengetuk pintu ruang Sarah, dan Sarah terlihat sedang membereskan berkas yang ada di mejanya. Sarah nampak terkejut karena Alena tiba-tiba masuk dengan wajah dan mata yang memerah.“Maksud lo apaan si Sar, lo gila apa gimana sih sampai ngelakuin hal kayak gini?” Maki Alena tiba-tiba.Sarah pun terlihat celingak celinguk dan kebingungn dengan apa yang dia dengar dari mulut Alena itu.“Maksudnya apa Al, gue ada salah dalam kerjaan?” Tanya Sarah.“Lo nggak usah pura-pura bego gini, gue bingung tahu maksud lo sebenarnya apa. Lo sendiri yang minta gue sama Rama pisah dan sekarang lo mal
Alena terus menghubungi Rama hingga malam, tapi tetap saja Rama tidak bisa dihubungi. Malam ini Alena benar-benar sangat gelisah, pikirannya sangat tidak tenang, karena orang tuanya juga terus meminta penjelasan dari dirinya. Alena benar-benar merasa bingung dan hancur disaat bersamaan. Dia tidak menyangka kalau Rama akan berbuat senekat ini dan menghancurkan hati banyak orang, termasuk Alena dan kedua orang tua Alena.Sedangkan Sarah sama khawatirnya seperti Alena, dia terus mencoba menghubungi Rio tapi juga tidak bisa, hingga tengah malampun Rio belum juga pulang ke rumah. Saat ini Sarah masih sangat berharap kalau apa yang dibicarakan Alena tadi hanya bohong belaka. Tapi jika memang itu semua beanr, dan Rio menyembunyikan ini semua dari Sarah, tentu saja marah dan kecewa akan Sarah lampiaskan pada suaminya itu.Malam telah berlalu dan pagi pun menyambut, karena tidak bisa menghubungi Rama , Alena lalu pergi ke rumah Rama. Dia sangat tidak sabar untuk meminta penjelasan pada mantan