Share

S2| 32. Lubang yang Sama

Begitu melihat kesedihan yang membeku pada mata yang bergetar hebat, keceriaan Julian sontak menguap. Tanpa mengulur waktu, pria itu menghampiri sang gadis dan memegangi kedua pundaknya. “Mia? Kenapa kau menangis?” tanyanya dengan kerut alis yang dalam.

Menyadari keresahan sang CEO, Mia cepat-cepat mengeringkan wajah. “Tidak ada apa-apa, Tuan.”

“Jika tidak ada apa-apa, tidak mungkin kau menangis seperti ini. Apakah Papa mengancammu? Apakah dia mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaanmu?” selidik Julian sembari merendahkan pandangan, mencoba menangkap sorot mata yang berusaha menghindar darinya.

“Saya sungguh baik-baik saja, Tuan,” jawab Mia sambil mengangkat sudut bibirnya yang berat. Secepat kilat, ia memeras otak untuk menelurkan alasan yang masuk akal. “Tadi, Tuan Herbert memperkenalkan saya dengan seorang model. Dia menceritakan perjuangan hidupnya yang membuat saya terharu. Karena itulah saya menangis.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status