Share

Bab 4

Author: Safira Syahnaz
last update Last Updated: 2024-12-03 19:41:29
"Ibu, kenapa Ibu juga nggak lihat dulu? Kenapa kasih dia masuk?"

Wanita itu mengambil ponselnya dan merekamku dengan alis berkerut.

"Di zaman sekarang ada banyak orang gila. Kalau dia merusak sesuatu atau membuat masalah, kita nggak perlu bicara baik-baik lagi."

Mendengar kata-kata itu, ibu-ibu itu mengambil sapu dan mengacungkannya ke arahku sambil mengancam.

"Pergi dari sini atau aku akan menghajarmu!"

Sambil mengatakan itu, dia bahkan melambaikan sapu di tangannya.

Aku tahu bahwa mereka tidak akan mempercayai apa pun yang aku katakan sekarang.

Lagi pula, buktinya sudah direkam, jadi aku berencana untuk keluar terlebih dahulu. Aku akan menelepon polisi dan membuat laporan ada orang yang masuk ke rumahku tanpa izin.

Namun, baru sampai pintu depan, kepalaku tiba-tiba dipukul, lalu terdengar suara umpatan dan makian ibu-ibu.

"Ternyata benar-benar orang gila! Kalau nggak akan jera kalau nggak diberi pelajaran! Kamu mengganggu kami istirahat, cepat sana pergi! Kalau nggak ...."

Seketika, amarahku langsung terpancing. Aku mengambil sapu dan memukulkannya ke kepala ibu-ibu itu.

"Kamu mau mati! Sudah tinggal di rumahku, berani sekali kamu memukulku!"

Orang bodoh memang akan selalu berkumpul dengan orang bodoh!

Aku awalnya merasa bahwa karena mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi, jadi aku tidak perlu menanggapi mereka dengan serius. Namun, aku tidak akan tinggal diam saat mereka memukulku.

Ibu-ibu itu jatuh ke lantai, berguling ke sana ke mari sambil menutupi kepalanya dan berteriak kesakitan.

"Pembunuh! Tolong, putriku, cepat lapor polisi! Cepat! Ada yang menerobos masuk ke rumah dan menyerangku ...."

Wanita muda yang sedang merekam video langsung menarik ibunya masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu saat melihatku melawan dengan serius.

Mau menjebakku?

Baiklah, karena mereka sudah lapor polisi, jadi aku nggak perlu lapor polisi lagi.

Tidak lama kemudian, dua orang polisi datang.

"Siapa yang lapor polisi?"

"Pak polisi, aku!"

Mendengar keributan di luar rumah, wanita itu buru-buru membuka pintu dan berjalan keluar sambil menunjuk ke arahku.

"Akulah yang menelepon polisi! Wanita ini tiba-tiba masuk ke rumahku dan mengambil video sembarangan! Dia juga menyerang ibuku!"

Ibu-ibu itu menutupi kepalanya dan berjalan keluar sambil mengeluh.

"Benar, Pak. Cepat tangkap orang ini. Kamu harus membayar biaya pengobatanku dan kerusakan mental putriku!"

Polisi itu menatapku, ada sedikit kecurigaan di matanya.

Wanita itu bahkan menyerahkan ponsel di tangannya.

"Aku merekamnya saat dia menyerang ibuku, ini buktinya."

Aku, "..."

"Pak, aku juga akan melaporkan sesuatu. Mereka masuk ke rumahku tanpa izin, merusak properti di rumah dan dengan sengaja ingin menjebakku."

Ibu-ibu bergegas mendekat dan mengutarakan kemarahannya kepadaku.

"Omong kosong! Ini rumah hadiah pernikahan yang dibeli oleh menantuku!"

Aku pun turut memaki ibu-ibu itu.

"Kamu yang bicara omong kosong! Ini rumahku, menantumulah yang mengganti kunci rumah dan tinggal di rumah ini. Dia berbohong padamu kalau ini rumahnya!"

Melihat kami berdebat tanpa henti, polisi membawa kami ke kantor polisi.

Di dalam kantor polisi, aku langsung mengeluarkan foto sertifikat properti, bukti pembelian, serta gambar renovasi.

Di depan bukti-bukti nyata seperti itu, ibu-ibu dan wanita muda itu masih tidak percaya, masih memaki dan memarahiku. Mereka mengatakan aku penipu dan bersikeras kalau rumah itu milik mereka.

Polisi membujuk baik-baik baik, tetapi didorong oleh ibu-ibu itu. Polisi pun jadi sasaran kemarahannya.

"Kalian pikir aku bodoh? Kalian pasti bekerja sama untuk melakukan penipuan karena ingin mengambil rumah kami!"

"Aku nggak akan tanda tangan apa pun sampai menantuku datang. Kalian tunggu saja ...."

Mendengar pernyataan dan sikap keras kepalanya, polisi yang menerima laporan kami pun memutar matanya dan tanpa bisa berkata-kata.

Related chapters

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 5

    Setengah jam kemudian, seorang pria muncul di depan kantor polisi.Meskipun sudah dua setengah tahun tidak melihatnya, aku langsung bisa mengenali kalau dia Ruben.Dia masih memiliki tampang bajingan dan menjengkelkan.Melihatnya datang, ibu-ibu dan wanita muda itu berhambur ke arahnya sambil menangis."Menantuku, akhirnya kamu datang juga! Kalau kamu nggak datang, kami akan diganggu sama orang-orang ini. Wanita gila ini mengaku kalau rumah pernikahan kalian adalah rumahnya. Dia bahkan memiliki sertifikat palsu. Cepat jelaskan sama polisi kalau kamulah yang beli rumah itu."Aku tertawa dingin."Wah, bukannya barusan kamu bilang aku dan polisi ini penipu? Sekarang, kamu bilang kami gila?""Dasar jalang, diamlah!"Wanita muda itu dengan lantang menghardikku dan memeluk Ruben sambil mengeluh."Suamiku, dia nggak cuma mencoba merampok rumah kita, tapi dia juga memukul Ibu! Kamu harus memberinya pelajaran ...."Aku menarik kursi dan duduk.Wah, aku ingin melihat apa yang bisa dia lakukan te

    Last Updated : 2024-12-03
  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 6

    "Ya, aku memang bersikap agresif! Itu rumahku, mau aku hancurkan atau aku berikan sama orang lain, setidaknya aku nggak akan mengizinkanmu tinggal di sana!"Aku mengeluarkan ultimatum terakhir."Pindah dari rumahku besok malam dan bayar ganti rugi kerusakan rumahku atau kita akan bertemu di pengadilan."Wajah Ruben, istri dan mertuanya terlihat muram.Aku membawa polisi ke apartemen 801 lagi untuk mengambil foto dan bukti.Saat datang tadi, aku tidak cukup memperhatikan. Sekarang, setelah aku perhatikan dengan hati-hati, aku menemukan bahwa tingkat kerusakan rumah ini jauh lebih besar dari yang aku bayangkan.Ada sekitar dua puluh lubang paku di dinding ruang tamu dan ada banyak goresan. Saluran pembuangan kamar mandi tersumbat, pipa jebol, banyak bekas sulutan rokok pada gorden. Jendela dapur pecah dan lantai marmer retak di beberapa bagian.Aku mengeluarkan ponsel dan memeriksa harga penggantian dan restorasi. Paling murah, biayanya sekitar seratus enam puluh juta.Aku mengirimkan ca

    Last Updated : 2024-12-03
  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 7

    "Andrina, tahun ini kamu sudah 28 tahun, selain aku, siapa lagi yang mau sama kamu?""Kamu nggak sadar seperti apa penampilanmu sekarang? Kamu beruntung karena aku bersedia menikah denganmu."Ruben duduk di sofa dan langsung bermain picik."Rumah ini milikmu dan aku nggak akan pergi. Apa yang akan kamu lakukan kepadaku? Silakan lapor polisi, apa polisi bisa memaksaku pindah dari sini?""Siapa bilang nggak ada yang mau dengan adikku?"Sepupu tertuaku mendorong pintu dan melangkah masuk, diikuti oleh saudaraku yang lain. Kedatangan mereka membuat ruang tamu tampak ramai.Ruben langsung tegang dan sedikit terbata-bata dalam berbicara."Andrina, kamu ... kenapa bawa banyak orang ke sini? Kamu mau mengeroyokku? Aku peringatkan, memukul orang itu melanggar hukum ....""Aku nggak pernah menghajar sampah."Kakak tertuaku menggosok tinjunya dan mengayunkan tangannya untuk memerintahkan yang lainnya."Kalian, sudah waktunya bekerja. Buang sampah ini keluar!""Ya."Satu perintah dijawab oleh bebe

    Last Updated : 2024-12-03
  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 8

    Setelah kejadian itu, ibu masih sering menanyakan tentang Ruben dalam banyak hal.Tidak lama kemudian, rumah itu akhirnya terjual.Pada saat yang sama, ibuku mengatakan bahwa Ruben bercerai dengan istrinya dan membuat keributan besar."Keluarga wanita itu berasal dari desa. Karena Ruben punya rumah di kota, jadi wanita itu mau menikah dengannya. Tapi, nggak disangka Ruben menipu mereka terkait kepemilikan rumah itu. Keluarga wanita itu nggak terima dan langsung minta cerai setelah mereka pindah.""Keluarga Ruben juga nggak terima. Mereka setuju saja kalau wanita itu minta cerai, tapi mereka harus kasih mahar dua ratus juta dan uang enam puluh enam juta. Mereka juga ingin pihak wanita mengembalikan uang yang digunakan untuk menjamu kerabat.""Keluarga wanita marah bukan main, mengatakan kalau Ruben berniat menipunya sejak awal pernikahan. Mereka nggak terima kenapa uang mahar harus dikembalikan. Jadi, kedua keluarga saling bertengkar dan membawa masalah ini ke pengadilan. Kasus ini suda

    Last Updated : 2024-12-03
  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 9

    Ruben tiba-tiba mulai terpancing, mencengkeram leherku dengan kasar dan mengguncang tubuhku dengan keras."Ini semua gara-gara kamu. Sekarang, aku nggak punya istri dan aku punya banyak utang! Aku masih harus ganti rugi buat orang lain! Kalau bukan karena kamu yang perhitungan dan sengaja mempersulit keadaan, bagaimana mungkin aku bisa berada dalam situasi seperti sekarang ini!"Aku terguncang, merasa pusing dan mual hingga ingin muntah. Namun, entah kenapa aku malah ingin mengumpat!Istrimu kabur karena kamu menipunya, apa hubungannya denganku!"Andrina, keluargamu sangat kaya dan kamu nggak kekurangan rumah. Aku cuma pinjam sebentar, kenapa kamu mengusirku? Apa hakmu untuk memperlakukanku seperti ini!""Rumah itu awalnya juga disiapkan untuk pernikahanku. Jadi, apa salahnya kalau aku tinggal di sana? Kenapa kamu menelepon polisi? Siapa kamu sampai menyuruh keluargamu untuk memaksaku? Sekarang aku sendirian dan nggak punya uang, apa kamu puas? Apa kamu bahagia?""Aku benci wanita sepe

    Last Updated : 2024-12-03
  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 1

    "Penghuni apartemen nomor 801, aku tahu bahwa pernikahan adalah acara yang membahagiakan, tapi nggak perlu sampai mengundang begitu banyak kerabat dan teman untuk bermain kartu dan karaoke sepanjang malam!""Kalian melakukannya sampai beberapa hari, membuat pemilik apartemen di sekitar mengeluh kepadaku. Kalian masih bernyanyi sampai jam setengah tiga pagi, membuat tetangga sebelah nggak bisa istirahat karena terlalu berisik.""Kalau orang menikah dan membuat acara di rumah, paling acara akan selesai tengah malam dan tamu akan kembali untuk istirahat. Kenapa kalian membuat kebisingan sampai berhari-hari? Itu memang apartemen kalian, tapi lingkungan apartemen milik umum. Kalau terlalu ribut, yang lain pasti akan marah karena nggak bisa istirahat. Kalau sudah begitu, bagaimana kalian akan hidup rukun ke depannya?""Pihak properti seperti kami juga serba salah. Aku harap kalian bisa lebih menahan diri. Boleh saja kalau mau main kartu di siang hari, tapi jangan bikin ribut saat malam!"Har

    Last Updated : 2024-12-03
  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 2

    Ruben, mantan pacarku.Lebih tepatnya mantan tunanganku. Karena saat putus, kami sudah bertunangan.Dia berasal dari pedesaan dan memiliki adik laki-laki dan perempuan. Kondisi keluarganya sedikit kurang mampu.Beberapa tahun yang lalu aku masih muda dan tidak memahami banyak hal. Aku seperti tersihir, memaksa dan bersikeras untuk menikah dengannya.Melihat sikap keras kepalaku, orang tuaku khawatir aku akan hidup di desa bersamanya dan menjalani hidup yang susah, jadi mereka membelikanku apartemen di Taman Kenari nomor 801.Setelah membeli apartemen, orang tuaku berharap keluarga Ruben akan mengeluarkan uang untuk renovasi apartemen. Namun, Ruben tidak bersedia melakukannya. Katanya, sertifikat itu bukan atas namanya, kenapa dia harus mengeluarkan uang untuk renovasi?Lalu, aku menggunakan semua tabungan yang aku kumpulkan dua tahun setelah lulus untuk merenovasi apartemen.Setelah pertunangan, Ruben tiba-tiba mengatakan bahwa namanya harus ditambahkan ke sertifikat rumah. Kalau tidak

    Last Updated : 2024-12-03
  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 3

    Awalnya aku berpikir bahwa hidupku dan hidupnya tidak akan saling berkaitan lagi.Aku tidak menyangka bahwa akan terjadi sesuatu seperti ini.Aku langsung beranjak dari tempat tidur, mandi, berganti pakaian, mengambil tas dan bergegas keluar rumah.Taman Kenari gedung 6. Aku naik lift menuju pintu masuk apartemen nomor 801.Ruangan itu memang berantakan.Kulit kacang dan kulit kuaci berantakan dari lift sampai lorong. Ada jejak sepatu, abu rokok dan tisu yang berserakan di lantai.Pantas saja pihak properti sampai mengeluh. Jika aku jadi tetangga rumah ini, aku pasti juga akan marah-marah.Ada banyak dekorasi di sisi kanan pintu apartemen 801, bahkan ada buket bunga besar.Aku melangkah mendekat dan menyadari bahwa kunci apartemen yang lama sudah dicungkil dan diganti dengan yang baru.Tanpa kunci pun aku masih bisa masuk.Aku mengulurkan tangan dan mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban dari dalam.Aku mengeluarkan palu kecil yang sudah aku siapkan dari tas, lalu menghantamkannya la

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 9

    Ruben tiba-tiba mulai terpancing, mencengkeram leherku dengan kasar dan mengguncang tubuhku dengan keras."Ini semua gara-gara kamu. Sekarang, aku nggak punya istri dan aku punya banyak utang! Aku masih harus ganti rugi buat orang lain! Kalau bukan karena kamu yang perhitungan dan sengaja mempersulit keadaan, bagaimana mungkin aku bisa berada dalam situasi seperti sekarang ini!"Aku terguncang, merasa pusing dan mual hingga ingin muntah. Namun, entah kenapa aku malah ingin mengumpat!Istrimu kabur karena kamu menipunya, apa hubungannya denganku!"Andrina, keluargamu sangat kaya dan kamu nggak kekurangan rumah. Aku cuma pinjam sebentar, kenapa kamu mengusirku? Apa hakmu untuk memperlakukanku seperti ini!""Rumah itu awalnya juga disiapkan untuk pernikahanku. Jadi, apa salahnya kalau aku tinggal di sana? Kenapa kamu menelepon polisi? Siapa kamu sampai menyuruh keluargamu untuk memaksaku? Sekarang aku sendirian dan nggak punya uang, apa kamu puas? Apa kamu bahagia?""Aku benci wanita sepe

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 8

    Setelah kejadian itu, ibu masih sering menanyakan tentang Ruben dalam banyak hal.Tidak lama kemudian, rumah itu akhirnya terjual.Pada saat yang sama, ibuku mengatakan bahwa Ruben bercerai dengan istrinya dan membuat keributan besar."Keluarga wanita itu berasal dari desa. Karena Ruben punya rumah di kota, jadi wanita itu mau menikah dengannya. Tapi, nggak disangka Ruben menipu mereka terkait kepemilikan rumah itu. Keluarga wanita itu nggak terima dan langsung minta cerai setelah mereka pindah.""Keluarga Ruben juga nggak terima. Mereka setuju saja kalau wanita itu minta cerai, tapi mereka harus kasih mahar dua ratus juta dan uang enam puluh enam juta. Mereka juga ingin pihak wanita mengembalikan uang yang digunakan untuk menjamu kerabat.""Keluarga wanita marah bukan main, mengatakan kalau Ruben berniat menipunya sejak awal pernikahan. Mereka nggak terima kenapa uang mahar harus dikembalikan. Jadi, kedua keluarga saling bertengkar dan membawa masalah ini ke pengadilan. Kasus ini suda

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 7

    "Andrina, tahun ini kamu sudah 28 tahun, selain aku, siapa lagi yang mau sama kamu?""Kamu nggak sadar seperti apa penampilanmu sekarang? Kamu beruntung karena aku bersedia menikah denganmu."Ruben duduk di sofa dan langsung bermain picik."Rumah ini milikmu dan aku nggak akan pergi. Apa yang akan kamu lakukan kepadaku? Silakan lapor polisi, apa polisi bisa memaksaku pindah dari sini?""Siapa bilang nggak ada yang mau dengan adikku?"Sepupu tertuaku mendorong pintu dan melangkah masuk, diikuti oleh saudaraku yang lain. Kedatangan mereka membuat ruang tamu tampak ramai.Ruben langsung tegang dan sedikit terbata-bata dalam berbicara."Andrina, kamu ... kenapa bawa banyak orang ke sini? Kamu mau mengeroyokku? Aku peringatkan, memukul orang itu melanggar hukum ....""Aku nggak pernah menghajar sampah."Kakak tertuaku menggosok tinjunya dan mengayunkan tangannya untuk memerintahkan yang lainnya."Kalian, sudah waktunya bekerja. Buang sampah ini keluar!""Ya."Satu perintah dijawab oleh bebe

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 6

    "Ya, aku memang bersikap agresif! Itu rumahku, mau aku hancurkan atau aku berikan sama orang lain, setidaknya aku nggak akan mengizinkanmu tinggal di sana!"Aku mengeluarkan ultimatum terakhir."Pindah dari rumahku besok malam dan bayar ganti rugi kerusakan rumahku atau kita akan bertemu di pengadilan."Wajah Ruben, istri dan mertuanya terlihat muram.Aku membawa polisi ke apartemen 801 lagi untuk mengambil foto dan bukti.Saat datang tadi, aku tidak cukup memperhatikan. Sekarang, setelah aku perhatikan dengan hati-hati, aku menemukan bahwa tingkat kerusakan rumah ini jauh lebih besar dari yang aku bayangkan.Ada sekitar dua puluh lubang paku di dinding ruang tamu dan ada banyak goresan. Saluran pembuangan kamar mandi tersumbat, pipa jebol, banyak bekas sulutan rokok pada gorden. Jendela dapur pecah dan lantai marmer retak di beberapa bagian.Aku mengeluarkan ponsel dan memeriksa harga penggantian dan restorasi. Paling murah, biayanya sekitar seratus enam puluh juta.Aku mengirimkan ca

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 5

    Setengah jam kemudian, seorang pria muncul di depan kantor polisi.Meskipun sudah dua setengah tahun tidak melihatnya, aku langsung bisa mengenali kalau dia Ruben.Dia masih memiliki tampang bajingan dan menjengkelkan.Melihatnya datang, ibu-ibu dan wanita muda itu berhambur ke arahnya sambil menangis."Menantuku, akhirnya kamu datang juga! Kalau kamu nggak datang, kami akan diganggu sama orang-orang ini. Wanita gila ini mengaku kalau rumah pernikahan kalian adalah rumahnya. Dia bahkan memiliki sertifikat palsu. Cepat jelaskan sama polisi kalau kamulah yang beli rumah itu."Aku tertawa dingin."Wah, bukannya barusan kamu bilang aku dan polisi ini penipu? Sekarang, kamu bilang kami gila?""Dasar jalang, diamlah!"Wanita muda itu dengan lantang menghardikku dan memeluk Ruben sambil mengeluh."Suamiku, dia nggak cuma mencoba merampok rumah kita, tapi dia juga memukul Ibu! Kamu harus memberinya pelajaran ...."Aku menarik kursi dan duduk.Wah, aku ingin melihat apa yang bisa dia lakukan te

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 4

    "Ibu, kenapa Ibu juga nggak lihat dulu? Kenapa kasih dia masuk?"Wanita itu mengambil ponselnya dan merekamku dengan alis berkerut."Di zaman sekarang ada banyak orang gila. Kalau dia merusak sesuatu atau membuat masalah, kita nggak perlu bicara baik-baik lagi."Mendengar kata-kata itu, ibu-ibu itu mengambil sapu dan mengacungkannya ke arahku sambil mengancam."Pergi dari sini atau aku akan menghajarmu!"Sambil mengatakan itu, dia bahkan melambaikan sapu di tangannya.Aku tahu bahwa mereka tidak akan mempercayai apa pun yang aku katakan sekarang.Lagi pula, buktinya sudah direkam, jadi aku berencana untuk keluar terlebih dahulu. Aku akan menelepon polisi dan membuat laporan ada orang yang masuk ke rumahku tanpa izin.Namun, baru sampai pintu depan, kepalaku tiba-tiba dipukul, lalu terdengar suara umpatan dan makian ibu-ibu."Ternyata benar-benar orang gila! Kalau nggak akan jera kalau nggak diberi pelajaran! Kamu mengganggu kami istirahat, cepat sana pergi! Kalau nggak ...."Seketika,

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 3

    Awalnya aku berpikir bahwa hidupku dan hidupnya tidak akan saling berkaitan lagi.Aku tidak menyangka bahwa akan terjadi sesuatu seperti ini.Aku langsung beranjak dari tempat tidur, mandi, berganti pakaian, mengambil tas dan bergegas keluar rumah.Taman Kenari gedung 6. Aku naik lift menuju pintu masuk apartemen nomor 801.Ruangan itu memang berantakan.Kulit kacang dan kulit kuaci berantakan dari lift sampai lorong. Ada jejak sepatu, abu rokok dan tisu yang berserakan di lantai.Pantas saja pihak properti sampai mengeluh. Jika aku jadi tetangga rumah ini, aku pasti juga akan marah-marah.Ada banyak dekorasi di sisi kanan pintu apartemen 801, bahkan ada buket bunga besar.Aku melangkah mendekat dan menyadari bahwa kunci apartemen yang lama sudah dicungkil dan diganti dengan yang baru.Tanpa kunci pun aku masih bisa masuk.Aku mengulurkan tangan dan mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban dari dalam.Aku mengeluarkan palu kecil yang sudah aku siapkan dari tas, lalu menghantamkannya la

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 2

    Ruben, mantan pacarku.Lebih tepatnya mantan tunanganku. Karena saat putus, kami sudah bertunangan.Dia berasal dari pedesaan dan memiliki adik laki-laki dan perempuan. Kondisi keluarganya sedikit kurang mampu.Beberapa tahun yang lalu aku masih muda dan tidak memahami banyak hal. Aku seperti tersihir, memaksa dan bersikeras untuk menikah dengannya.Melihat sikap keras kepalaku, orang tuaku khawatir aku akan hidup di desa bersamanya dan menjalani hidup yang susah, jadi mereka membelikanku apartemen di Taman Kenari nomor 801.Setelah membeli apartemen, orang tuaku berharap keluarga Ruben akan mengeluarkan uang untuk renovasi apartemen. Namun, Ruben tidak bersedia melakukannya. Katanya, sertifikat itu bukan atas namanya, kenapa dia harus mengeluarkan uang untuk renovasi?Lalu, aku menggunakan semua tabungan yang aku kumpulkan dua tahun setelah lulus untuk merenovasi apartemen.Setelah pertunangan, Ruben tiba-tiba mengatakan bahwa namanya harus ditambahkan ke sertifikat rumah. Kalau tidak

  • Cinta Buta Pembawa Petaka   Bab 1

    "Penghuni apartemen nomor 801, aku tahu bahwa pernikahan adalah acara yang membahagiakan, tapi nggak perlu sampai mengundang begitu banyak kerabat dan teman untuk bermain kartu dan karaoke sepanjang malam!""Kalian melakukannya sampai beberapa hari, membuat pemilik apartemen di sekitar mengeluh kepadaku. Kalian masih bernyanyi sampai jam setengah tiga pagi, membuat tetangga sebelah nggak bisa istirahat karena terlalu berisik.""Kalau orang menikah dan membuat acara di rumah, paling acara akan selesai tengah malam dan tamu akan kembali untuk istirahat. Kenapa kalian membuat kebisingan sampai berhari-hari? Itu memang apartemen kalian, tapi lingkungan apartemen milik umum. Kalau terlalu ribut, yang lain pasti akan marah karena nggak bisa istirahat. Kalau sudah begitu, bagaimana kalian akan hidup rukun ke depannya?""Pihak properti seperti kami juga serba salah. Aku harap kalian bisa lebih menahan diri. Boleh saja kalau mau main kartu di siang hari, tapi jangan bikin ribut saat malam!"Har

DMCA.com Protection Status