Bersama-sama mereka menuju ke kamar orang tuanya. Dari luar kamar terdengar suara teriakan mamanya dan seperti ada orang yang sedang berkelahi. Berdebar-debar dan takut, apa yang sedang terjadi?
Saat pintu dibuka.
...
...
Mamanya sedang menangis dan duduk di samping tempat tidur, Jarot yang tergeletak di lantai dengan muka babak belur, Doni yang sedang berdiri merapikan bajunya.
"Ada apa ini, Pa?
Ma?
Dan ... Mas Doni?
Sedang apa kalian di sini, kok seperti ini?" tanya nurul. Yuni menimpali.
"Papa dan Mas Doni habis berkelahi?"
...
Enam jam sebelum kejadian itu. Di kamar, Doni menyetel lagu slow rock dari Amy search, artis Malaysia kesukaannya. Tidak terlalu keras, juga tidak terlalu pelan. Sedang saja. Emma tidak mengetahui bahwa suaminya telah pingsan, dan dimasukkan ke dalam etalase. Mereka berdua berpelukan dan bercumbu beberapa menit.
Belum memasuki inti dari gera
Ini bab untuk memulai cerita baru yang aku harapkan dapat membuat pembaca semua terhibur meskipun, yah ... ceritanya agak sedikit membingungkan dengan alur yang maju mundur. *** Lastri berdiri di bawah sebuah pohon untuk menunggu lewatnya sebuah bus yang akan mengantarkannya keluar dari kota ini. Tekatnya sudah bulat. Dia kecewa dengan apa yang telah dikatakan Doni. Ternyata apa yang dipikirkannya tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan laki-laki itu. Barang bawaanya sedikit, dan beberapa kali menolak tawaran angkot yang lewat. Nggak, naik bus saja, pikirnya. Aku nggak akan sudi bertemu lagi denganmu, Mas. Sakit, kecewa hati ini. Saat sedang merenung, tiba-tiba berhenti sebuah motor trail di depannya. Suaranya sangat mengganggu, digeber-geber, lagi. Orang itu memakai helm full face, memakai ransel, pakaiannya keren, dia menyapa. "Mau ke mana, Mbak?" Lastri tidak dapat mendengar suaranya, juga karena penutup helm depannya tidak dibuka, dan satu lagi mo
"Iya, aku kedinginan. Tapi mau ganti baju di mana?" tanya Lastri sambil menggosok-gosok badannya dan melipat tangan di depan dada. Agak malu juga dia saat bertatapan tadi. Reno telah melihat dadanya dengan rasa tertarik. Ditariknya sedikit kaosnya ke depan, agar tidak kentara."Oh, ya. Kamu siapa namanya? Aku Reno." tanya laki-laki tinggi ini." Aku Lastri." Mereka berjabat tangan."Sungguh, kenalan kok telat, ya?""Tidak apa-apa, Mas. Dan juga, mana bisa sih kenalan di atas motor?""Hmmm. Lastri. Nama yang bagus. Ada artinya, lho?" kata laki-laki muda ini. Dia mau ngajak bercanda rupanya."Memang ada? Apaan?""Lastri itu adalah kata dalam bahasa Inggris. Cuma lidah kita saja yang membuat cara nulisnya jadi agak beda.""Jadi, namaku artinya apa?""Lastri itu gabungan dari dua kata. Last yang artinya terakhir, dan tree yang artinya pohon. Jadi arti dari nama Lastri adalah pohon yang terakhir. Hehe ...," Mereka
"Ayo, aku antar ke kamarmu di atas ...," ucap Reno sambil berjalan. Pandangan matanya susah lepas dari wajah gadis ini. Aku sepertinya sedang jatuh cinta, pikirnya."Iya." jawab Lastri menurut.Laki-laki dengan tinggi badan 173 cm ini mengantarkan gadis ini menuju kamarnya. Reno mempersilahkan Lastri jalan duluan. Dari belakang, dia bisa melihat lebih jelas bagian bawah tubuh gadis ini, sukses membuatnya menelan ludah. Selama melangkahkan kaki, Reno masih terngiang-ngiang dengan apa yang telah dikatakan Ibu kos pada dirinya barusan. Memang benar, mungkin nanti dia adalah jodohku, semoga saja iya. Dari lantai bawah mereka berdua naik tangga menuju ke atas."Ini kamar yang biasa aku pakai. Ya ... bukan kamar, sih. Kamu tahu sendiri, lihatlah ... seperti ini." kata Reno.Lastri melihat ruangan yang dipakai Reno sebagai kamar. Ada kasur, lemari baju, dan satu meja kecil. Sangat minimalis sekali, sekilas mirip perabotan yang dipakai orang-orang J
Sudah tujuh hari ini Lastri bekerja di konter itu. Bosnya bernama Elda. Dia masih gadis, sangat cantik dengan kulit putih dan rambut panjangnya. Ditambah penampilan yang modis, membuatnya terlihat semakin cantik. Perempuan yang punya lesung pipi inidengan sabar memberinya pengarahantentang pekerjaan ini. Konter itu berjualanpulsa elektrik, kartu perdana, aksesorishandphone, dan ponsel. Harga jual yangsesuai dengan pasaran, bahkan cenderunglebih murah membuat konter miliknya lebihramai dari konter lainnya. Memberikan harga pulsa harusdisesuaikan dengan harga jual pulsa dipasaran, dan tidak boleh hutang. Eldamemberikan arahan, jika teman dekat atausahabat mau berhutang pulsa ke Lastri, kalau bisa harus diberi pemahaman bahwa hal itu tidak bisa dilakukan. Karena lambat laun akan menjadi sebuah masalah. Yah, memang sebagai teman akan merasa tidak enak.
Sementara Reno sedang berangkat menuju ke mall tempat Lastri bekerja, gadis itu sedang melayani seorang ibu, dan kedua anak gadisnya. Mereka sedang bertanya tentang sebuah handphone yang sekarang sedang dipegang oleh Nurul. "Jadi yang ini harganya berapa, Mbak?" tanya seorang gadis, yang terlihat cantik hanya dengan memakai celana jeans warna biru dan kaos oblong warna putih, polos."Yang itu lima juta lima ratus ribu, Mbak. " jawab Lastri. Dia melanjutkan, "spesifikasinya bisa kita lihat di dusbooknya, ya?" Sambil menunjuk kotak itu. "Nih, semua ada. Yang keren memang processornya, adalah qualcomm snapdragon 835 dengan software: android 7.0” nougat. Dan juga, sebagaimana kita tahu, produk ini lumayan bagus untuk kamera utamanya sebesar 12 MP , dan 8 MP untuk kamera depannya. Battery sebesar 3000 mAh. Pasti Mbak gak akan kecewa ...," "Bagaimana, Nak? Mau yang ini?""Oke, Ma. Aku mau yang ini, kalau kamu bagaimana Rul? Pilih yang mana?""H
Doni membuka pintu kamar dengan kasar. Melempar jaket sembarangan, dan saat melihat foto seorang gadis di pojokan cermin kamarnya, dia emosi. Ditunjuk foto itu dengan geram ... dan, tiba-tiba ditinjunya.Prak!Cermin itu pecah berhamburan!"Brengsek!" teriaknya. Doni marah dan cemburu. Saat melihat Lastri dibonceng lelaki lain. Darahnya mendidih, dadanya panas. Secepat itukah kau lupakan diriku? Batin dia. Tubuhnya bergetar, bukan bergetar karena rasa sakit di tangan yang sekarang berdarah. Tapi menahan kekesalan, karena tidak bisa mengejar gadis itu."Bodoh! Bodoh!" umpatnya."Aku harus bisa menemukan dia besok! Atau entah kapan! Jadi selama ini dia bersama laki-laki itu!" teriaknya. Berbicara pada diri sendiri kadang membuat perasaan jadi sedikit lega. Ini yang sedang dialami Doni. Perasaan setres dan tertekan karena hilangnya sang kekasih membuatnya seperti gampang tersulut. Beberapa kali dia hampir berkelahi dengan
Besok pagi, seperti biasa Doni sudah duduk di warung kopi sambil menghisap rokok. Satu gelas kopi sudah berkurang separuh dan sudah dingin. Cuaca hari ini mendung, semendung cuaca hatinya. Gerimis yang turun ikut juga membasahi hati dan perasaan yang dirasa, tidak bergerak, dan terpatri hanya untuk memikirkan gadis itu; Lastri. Namanya sudah cinta berat, tai kucing pun rasa coklat. Tahu, jika dia sudah ditinggalkan ... apa daya, tidak ada kekuatan yang bisa menolak rasa rindu yang semakin besar menghampiri. Dan ... tunggu dulu!Cemburu? Jelas!Laki-laki ini menghembuskan nafas dengan berat. Pandangan mata kosong menatap jauh ke depan. Mimik muka juga tidak ada. Kaku, pucat, dan tanpa aura yang bisa menunjukkan bahwa dia masih bisa untuk hidup normal. Merasa sedih, putus harapan, dan tidak berharga. Seakan-akan semua hal yang ada di sekitar sudah tidak ada arti lagi semenjak ditinggal gadis itu pergi. Laki-laki ganteng berambut panjang ini sudah tidak pe
Dua pasang mata itu menatap tajam ke seseorang yang jaraknya cuma beberapa meter saja dari mereka. Orang itu sedang melamun. Matanya fokus melihat ponsel, tapi kelihatan, pikirannya tidak sedang di situ. Duduknya tidak tenang dan gelisah."Ssst, lihat. Semenjak kemarin itu, Mama jadi sering melamun, ya?""Iya, Kak.""Bayangin aja, Rul. Dua tahun, lho? Lama. Kita aja yang belum ngerasain susah untuk melupakan? Apalagi yang sudah pernah begitu? Ternyata kita bertiga punya maksud yang sama. Cuma kita berdua kalah saja, kalah di waktu dan pengalaman.""Jadi selama ini berharap ya, kamu?""Maunya, tapi gagal. Kamu juga kan?""Iya. Tapi ya begini akhirnya. Nasib-nasib ...," Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, meskipun hati sedih. Bahkan, orang yang dibicarakan tadi--Emma, masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Tidak sadar kalau sedang diomongin. Dia sedang terbayang-bayang mantan kekasih gelapnya itu.Semenjak tanpa sengaj
Sore ini suasana di depan hotel yang ditempati Reno dan Renata terlihat sepi. Juga karena hujan lebat sedang mengguyur dengan derasnya. Angin lumayan kencang membuat pohon-pohon kelapa bergoyang-goyang bak penyanyi dangdut. Sangat hot dan erotis. Kadang goyangannya pelan, kadang kencang. Tergantung angin yang menerpa. Jarang terlihat orang berlalu lalang meskipun memakai motor atau kendaraan lainnya.Mereka berdua; Reno dan Renata, sedang duduk berdua di sofa menonton film di TV berjudul the Vow. Suasana terasa romantis, kondisi sangat-sangat mendukung untuk menghabiskan waktu berdua dengan kehangatan cinta.The Vow berkisah tentang perjuangan seorang suami dalam meraih cinta istrinya yang hilang usai mengalami kecelakaan. Dikisahkan Leo (Channing Tatum) dan Paige (Rachel McAdams) adalah pasangan muda yang belum lama menikah. Suatu ketika saat baru pulang dari menonton bioskop, mereka mengalami kecelakaan. Paige jatuh terpental keluar dari mobil. Sedangkan Leo ba
"Bukan! Bukan yang seperti kau pikirkan, Sayang!""Apaan?! Sudah jelas ada perempuan di belakangmu itu, nggak pakai baju lagi! Dasar!"Reno cepat-cepat menutup panggilan video itu. Dia mendesah, akhirnya aku ketahuan juga bermain dengan seorang gadis, pikir dia. Diliriknya seseorang di sebelah. Gadis itu menatapnya tanpa berkedip. Seperti meminta penjelasan; ada apa?"Jadi, dia pacarmu?" tanya Renata sambil memakai baju. Suasana di kamar ini sudah tidak nyaman lagi bagi dia."Iya." jawab Reno."Maafkan aku ....""Nggak. Bukan salahmu.""Telepon dia lagi. Bujuk dia."Sementara itu lastri di ujung sana sedang berusaha sekuat tenaga untuk menahan air mata yang mau jatuh ke pipi. Melihat dengan mata sendiri Reno sedang selingkuh di Bali, hatinya sakit karena merasa dikhianati. Di pikirannya, Reno dan Doni sama saja. Sama-sama brengsek. Kenapa semua laki-laki begini? Tidak bisakah mereka setia?"Lho-lho, Mbak. Ken
Pagi jam lima.Reno baru bangun tidur. Aku di mana? Lho, siapa dia? Batin laki-laki ini.Dilihatnya seseorang yang sedang tidur di samping dia. Renata? Duh, kok bisa aku ketiduran di sini, ya?Dilihatnya lagi posisi dia dengan gadis itu. Mereka berdua tidur di atas ranjang berdua! Gila! Apa yang aku lakukan semalam? Pikirnya, panik. Jangan-jangan ... laki-laki ini memeriksa sesuatu. Untunglah, sabuk itu masih mengikat celananya dengan baik.Jadi tidak terjadi apa-apa semalam. Nggak tahu lagi jika seperti ini. Nanti mau pulang, apa enggak? Aku nyaman di sini satu ranjang dengan dia. Hmm ... gimana, nih?Semalam, saat Reno sedang asyik bercerita. Dia lihat gadis itu sudah tertidur di atas ranjang. Gadis itu mengajak ngobrol di atas kasur alasannya; enak ngobrol sambil tiduran. Ha? Jadi dari tadi aku ngomong sendirian? Ya gini ini, jika m
"I love you ....""I love you too ...."Lastri mencium dengan hangat bibir Reno. Mereka saling berpagutan, berpelukan di atas ranjang yang sudah ternoda di malam harinya. Tangan laki-laki ini dengan sigap melepaskan kait penutup dada gadis ini dan ... terlihat sudah sesuatu yang sudah beberapa bulan ini tidak bosan-bosan untuk dimainkan. Gadis itu, super binal kelakuannya meskipun wajahnya kalem, cantik ada manisnya dengan potongan tubuh yang sangat bagus khas peragawati. Bicaranya lemah lembut, sopan, ada sedikit mendesahnya. Dia bisa sangat hot jika di atas ranjang. Reno sangat tergila-gila padanya."Mau lagi?" tanya Lastri di antara napas yang menderu. Dia sudah tidak tahan sebenarnya. Maunya, buru-buru diselesaikan cumbuan ini biar langsung ke gerakan inti. Gerakan dan permainan laki-laki ini sangat disukainya. Diciuminya leher sang kekasih. Wangi ...."Iya." jawab Reno, sambil melepas pakaiannya yang
Malam ini aku susah tidur, kenapa, ya? ... padahal mata sudah mengantuk sekali. Sebetulnya aku mau mengakui sesuatu, tapi malu sama diri ini. Apa sih yang kucari selama ini? Sudah hampir setahun aku berkutat dengan yang namanya jempol. Ketemu teman kencan, yang kulihat jempolnya. Mau ketemuan, hati dag dig dug juga karena jempol. Hah! ... pikiran udah gak bener ini. Pas udah ketemu orang yang cocok, aku gak cocok dengan jempolnya. Padahal orangnya udah kaya, lho? Bingung sendiri aku.Matre? Aku matre? ... ya iyalah, yang kaya jadi syarat mutlak untuk jadi suamiku, apalagi hari gini apa-apa pada mahal semua. Matre tuh jadi kebutuhan dan gaya hidup. Apalagi secara penampilan aku ini cantik, putih, modis, klop lah kalo ketemu dengan yang kaya. Tua juga enggak papa kok. Ah, segininya aku, ya?Kadang, cocok sama jempolnya tapi gak cocok sama tingkah lakunya. Yang ngupilan lah, yang main game terus lah, yang bau badannya bikin mual lah, yah ... sayang. Padahal lihat jempolny
Renata melihat Reno masuk ke dalam kamar mandi. Dia termenung, membayangkan laki-laki itu membawanya ke sini. Pasti dilihatin orang banyak. Duh malu, ntar dikira mabuk lagi? Batinnya. Tapi, eh ... memang aku kemarin minum beberapa gelas, kan? Belum pernah minum-minum juga ... ya jelas aku pingsan, teler.Suara pintu kamar mandi terbuka, "hey, Renata." Reno keluar dengan wajah yang segar. Rambutnya basah. Wajah itu tambah terlihat tampan dan mulus. Pasti pakai serum. Eh."Iya?""Jadi, aku ada jadwal manggung hari ini di sebuah tempat." kata laki-laki ini. Sekarang duduk di atas kasur di samping gadis itu, " tepatnya di pantai Kuta. Aku harus berangkat sekarang ketemu sama anak-anak. Aku juga lupa nggak kasih kabar ke mereka kalau aku di sini. Dan juga karena kudu persiapan dulu, belum sound ceck juga. Kamu mau balik ke hotelmu, kan?" tanya Reno."Kamu mau main di sana?""Iya, band aku jadi salah satu band pembuka di sana.""
Dasar bule bajingan!" tendang laki-laki itu sangat cepat dan pas ke mukanya Andrew. Laki-laki itu terjengkang ke belakang, dan sudah tidak bergerak lagi. Pingsan. Renata menjerit, dan cepat-cepat berlari ke luar dari kamar hotel. Terguncang perasaan dan hatinya. Tidak menyangka, laki-laki yang beberapa jam yang lalu mengisi penuh hatinya dengan bunga-bunga indah bermekaran, gelombang asmara yang luar biasa ... tega mau menodainya. Apakah aku bermimpi? Nyatakah ini?Setengah jam sebelumnya."Ayo, Sayang ...." ucap Andrew sambil menciumi pipi Renata. Dia adalah seorang pembohong besar. Semua yang diceritakan tadi adalah kebohongan. Khusus cerita kedua perempuan yang masuk ke dalam kamar, sebenarnya Andrew menyewa PSK untuk berkencan di dalam hotel. Jadi bukan seperti yang dibilang ke Renata. Saat memberikan segelas minuman ke Renata, dia telah memasukkan sedikit serbuk berwarna putih kecoklat-coklatan agar gadis itu
Renata berbahagia sekali malam ini karena besok pagi dia dan teman-temannya akan berangkat ke Bali untuk bertamasya. Seumur-umur belum pernah Renata pergi ke Pulau Bali. Dia membayangkan betapa senangnya perjalanan itu. Akan jalan-jalan, berbelanja, dan mandi di laut.Renata besar dan tinggal di kota Malang. Kota yang lumayan besar dengan berbagai macam karakter penduduknya. Selain pengucapan bahasa jawa seperti biasanya, ada yang keren, dan jarang ada di belahan bumi lainnya. Bahasa yang diucapkan terbalik.Aku pakai baju apa ya besok? Aku bosan jika keluar pakai baju dengan model itu-itu saja, harus memakai yang paling keren dan paling oke untuk besok. Karena, ini juga dalam rangka mencari jodoh, aku berharap di perjalanan besok akan ada seseorang yang mendekati aku. Secara juga aku kepingin kawin, iri melihat yang lain sudah pada nikah, aku belum. Nasib-nasib,batinRenata. Gadis ini membuka lemari baju, mengelu
Nada dering ponsel berbunyi. Lagu berjudul Territory dari Sepultura terdengar dengan sangat keras di atas kasur tempat Reno masih tertidur dengan lelap. Sebentar jari-jarinya terlihat bergerak gerak, tapi diam lagi. Beberapa menit kemudian tangannya mulai meraba-raba mencari di mana sumber suara itu. Dia merasa ... suara itu sangat berisik sekali. Mengganggu. Setelah ketemu, dimatikannya alarm benda pipih tersebut. Reno melanjutkan lagi tidurnya. Sebagai penikmat dan pemain musik metal, dia bisa tidur nyenyak diiringi alunan musik keras. Otak dan pikirannya sudah tergaris tebal, diisi tinta beat-beat drum menghentak, distorsi kasar, dan teriakan-teriakan scream, growl, yang dianggap kebanyakan orang sebagai musik yang gila, musik yang gak jelas.Laki-laki ini tahu sekarang sudah pagi, tapi terasa sangat berat saat mau mengangkat kepalanya. Dan sangat-sangat pusing karena efek dari mabuk semalam. Beberapa detik kemudian dia sudah tertidur kembali.Lastri nai