Saat Emma meminta ikut, Doni dalam kebimbangan yang maha dahsyat. Di beberapa bulan ini dia tidak menyentuh perempuan sama sekali. Pikirannya terfokus pada usaha mencari Lastri. Tapi sekarang, di depan seorang wanita yang pernah bersama selama kurang lebih dua tahun, sedikit banyak membuat hatinya berdesir. Dia sudah lama tidak merasakan rasa itu; rasa nikmat memadu kasih.Dilihatnya Emma. Sangat cantik, seksi seperti kemarin-kemarin.Jika dia mengajaknya, apakah tidak terjadi hal yang diinginkan? Apakah Doni kuat menahan godaan itu jika perempuan ini meminta? Sedangkan Emma sudah jelas terlihat. Dia berhenti juga karena melihat laki-laki ini. Dan pasti, jika ada kesempatan, dia mau lebih dari sekedar bicara."Mau ikut ke mana?" tanya Doni."Aku ikut kamu mencari kosan. Apa sementara kamu tidur di hotel dulu?" jawab Emma, nadanya penuh harap. 'Dan kita bisa bercinta, sayang', batin Emma.Doni berpikir, jika dia harus ikut. Biarlah apa yang akan
Mobil itu melaju kencang menuju sebuah stadion. Doni merasakan kecemasan yang luar biasa. Begitu Juga Emma. Dia merasa, jika dia tidak memberhentikan motornya Doni, semua ini tidak akan terjadi. Ini semua salahku, batinnya. Sekarang harus bagaimana? Mereka semua kekar-kekar dan membawa senjata tajam. Bagaimana ini? Emma menghembuskan nafas dengan kasar. Berteriak dalam hati. Bodoh!Emma menangis tergugu.Setelah sampai, mobil pelan-pelan bergerak mencari tempat yang sepi. Dan akhirnya berhenti di belakang sebuah GOR serba guna. Tidak ada seseorang pun di sini. Warung-warung sudah tidak ada, bangkrut dan tutup. Tempat ini dulunya adalah sebuah lahan parkir yang sudah lama ditinggalkan."Turun!" bentak Jarot kepada Doni. Semua yang ada di mobil turun. Emma tetap mengiba kepada suaminya agar mereka dilepaskan, tapi tidak digubris. Perempuan ini takut jika Jarot akan membunuh laki-laki itu."Kamu!" Jarot menunjuk ke salah satu anak
Motor trail Reno meraung-raung membelah jalanan. Doni beruntung sekali pernah ngobrol dengan laki-laki ini. Saat bertemu di warung kopi waktu itu, mereka berdua bisa langsung akrab karena memang sama-sama pernah hidup di jalanan. Doni yang dulu pernah merantau di Jakarta, dan Reno yang bergabung dengan sekumpulan anak punk. Di jalanan, karakter mereka terbentuk menjadi pribadi yang anti individualistis. Semuanya dilakukan bersama-sama, senasip seperjuangan. Tidak makan satu, tidak makan semuanya. Jika ada cuma satu bungkus nasi, mereka pun makan bersama-sama.Doni dulu di Jakarta adalah seorang pengamen. Karena suatu pertengkaran, teman-teman Doni semuanya berpisah, berpencar sendiri-sendiri. Biasa ngamen bertiga, akhirnya sendirian.Mau ngamen tak ada gitar. Nggak pakai gitar, pakai mulut saja ... dihina. Sudah punya gitar buat ngamen juga harus antri karena begitu banyaknya pengamen. Suatu hari seseorang bertanya padanya, "whoi, Bang! Orang baru, ya
Pagi-pagi Lastri sudah bangun. Dilihatnya laki-laki itu masih tertidur pulas. Hmm ... Aku sayang kamu, Reno. Diciumnya pipi kiri dan kanan pria itu dengan lembut, kemudian dikecupnya bibir itu. Laki-laki tampan itu sedikit menggeliat. Setelah puas memandangi, gadis ini turun dari ranjang dan menuju kamar mandi. Dua puluh menit kemudian dia sudah selesai mandi, berganti baju, dan wangi. Rutinitas tiap pagi Lastri adalah menyapu teras dan halaman rumah, kemudian membersihkan kamar. Seseorang yang mau semuanya terlihat sempurna. Dia menuruni tangga dan melihat seseorang sedang tertidur di ranjangnya Doni.Oh, itu rupanya orang yang ditolong Reno semalam? Pikir gadis ini. Bentuk tubuh, bahkan celana yang dipakai dan bajunya kok ... mirip Doni? Bahkan rambutnya juga panjang. Apakah dia saudara kembarnya? Lastri tersenyum membayangkan jika dia bisa bertemu kembarannya Doni di sini. Sayang, gadis ini tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena mukanya tertutup krepus; semaca
Selama perjalanan menuju kosan, tak henti-hentinya Lastri menangis. Hatinya sangat sakit melihat laki-laki itu meneteskan air mata. Dia tidak tega. Tapi bagaimana lagi? ... ini yang terbaik bagi mereka bertiga. Untuk dia, Doni, dan Reno. Semua akan selesai pada akhirnya, pikir Lastri. Hatinya sedikit lega telah menyampaikan sesuatu yang sebetulnya; sangat berat untuk diucapkan. Perasaan lega dan hati yang diiris-iris membuat kepalanya pusing dan dada sedikit berdebar-debar. Setelah sampai, dia memutuskan langsung tidur, tanpa cuci tangan ataupun berganti baju. Pertemuan tadi benar-benar menguras tenaga. Cinta itu berat ... sesuatu yang bisa jadi berbahaya. Terlalu mencintai bisa sesakit ini ternyata. Maaf, Doni. Sebetulnya aku masih mencintai dirimu. Terlalu banyak kenangan indah yang telah kita lalui bersama, baik suka maupun duka. Jujur, aku sayang kamu, batin Lastri. Diusapnya air mata di pipi. Sekali lagi, dia menangis tergugu. Terbayang lagi wajah itu ... menang
Pagi hari ....Saat terbangun, tanpa sengaja Lastri melihat sesuatu di leher Reno. Sebuah cupang? Keningnya berkerut. Perasaan ... dia tidak membuatnya semalam? Dilihatnya lagi tanda itu, setelah diteliti ... ternyata ada dua. Yang satu seperti bekas gigitan, dan satunya seperti bekas hisapan. Dua tanda itu bertumpuk menjadi satu. Gadis ini sejenak merasakan jantungnya berdebar-debar, dan membatin ... apakah mungkin dia begitu dengan perempuan lain? Aku yakin seyakin-yakinnya tidak pernah meninggalkan bekas itu di leher, kecuali di dada. Karena pasti susah menutupi bekas itu jika kelihatan di leher.Gadis ini pelan-pelan mendekatkan muka ke wajah pacarnya. Dilihatnya Reno yang sedang tertidur pulas. Wajahnya ... sungguh memesona. Apakah dia melakukannya? Sudah dua kali ini aku melihat keanehan, pikir dia. Kedua yang ini, dan beberapa hari yang lalu sebuah nama dia ucapkan saat sedang tertidur. Duh, bagaimana ini? Apakah aku tanyakan saja nanti? Apa aku haru
Nada dering ponsel berbunyi. Lagu berjudul Territory dari Sepultura terdengar dengan sangat keras di atas kasur tempat Reno masih tertidur dengan lelap. Sebentar jari-jarinya terlihat bergerak gerak, tapi diam lagi. Beberapa menit kemudian tangannya mulai meraba-raba mencari di mana sumber suara itu. Dia merasa ... suara itu sangat berisik sekali. Mengganggu. Setelah ketemu, dimatikannya alarm benda pipih tersebut. Reno melanjutkan lagi tidurnya. Sebagai penikmat dan pemain musik metal, dia bisa tidur nyenyak diiringi alunan musik keras. Otak dan pikirannya sudah tergaris tebal, diisi tinta beat-beat drum menghentak, distorsi kasar, dan teriakan-teriakan scream, growl, yang dianggap kebanyakan orang sebagai musik yang gila, musik yang gak jelas.Laki-laki ini tahu sekarang sudah pagi, tapi terasa sangat berat saat mau mengangkat kepalanya. Dan sangat-sangat pusing karena efek dari mabuk semalam. Beberapa detik kemudian dia sudah tertidur kembali.Lastri nai
Renata berbahagia sekali malam ini karena besok pagi dia dan teman-temannya akan berangkat ke Bali untuk bertamasya. Seumur-umur belum pernah Renata pergi ke Pulau Bali. Dia membayangkan betapa senangnya perjalanan itu. Akan jalan-jalan, berbelanja, dan mandi di laut.Renata besar dan tinggal di kota Malang. Kota yang lumayan besar dengan berbagai macam karakter penduduknya. Selain pengucapan bahasa jawa seperti biasanya, ada yang keren, dan jarang ada di belahan bumi lainnya. Bahasa yang diucapkan terbalik.Aku pakai baju apa ya besok? Aku bosan jika keluar pakai baju dengan model itu-itu saja, harus memakai yang paling keren dan paling oke untuk besok. Karena, ini juga dalam rangka mencari jodoh, aku berharap di perjalanan besok akan ada seseorang yang mendekati aku. Secara juga aku kepingin kawin, iri melihat yang lain sudah pada nikah, aku belum. Nasib-nasib,batinRenata. Gadis ini membuka lemari baju, mengelu