"Hmmm…kalian hanya minta tebusan bukan?”
“Hahahaha…bukan hanya itu nyonyah cantik….tapi aku akan membuat suami anda dan juga keluarganya menderita dan agaknya Anda lah orang pertama yang terpaksa saya korbankan untuk membalas dendam keluarga saya!”
“Apa salah suami dan saya, hingga kalian ingin balas dendam..!” pria itu kembali tergelak seakan menertawakan kata-kata Priscilla, dia kagum juga melihat tidak ada rasa takut dari wanita ini.
“Dengar Nyonyah Radin…saya adalah Pahlan Turangga, kamu tentu sudah tahu nama belakang saya bukan…? serta paham kenapa saya menculik dan ingin membuat keluarga suami kamu menderita?”
Priscilla kini terperanjat, ternyata ini laki-laki yang Cynthia ceritakan dulu, saat bertemu di pesawat, sayangnya keduanya malah lupa menceritakan dengan Radin, perihal pertemuan Cynthia dengan Pahlan Turangga ini.
Setelah sembuh dari luka tembak, Pahlan diam-
Radin tertawa kecil lalu diapun mendekati ranjang baby Rey dan mencium anak pertamanya ini, kemudian dia permisi ke kamar sebelah menemui Sherin.Kamar sebelah yang di maksud bukanlah di sebelah kamar Cynthia, saking luasnya rumah Radin, dia harus berjalan hampir 15 menitan baru sampai di kamar Sherin.Radin memang menyediakan tiga kamar khusus buat istri-istrinya, luasnya pun hampir sama sekaligus sama-sama mewah.Setelah mengetuk pintu, Sherin yang hampir terlelap tersenyum setelah membuka pintu kamar, saat melihat suaminya yang datang.“Udah izin sama Ka Cynthia?” Radin mengangguk dan sama sikapnya seperti saat bersama Cynthia, Radin pun menjelaskan baru saja kedatangan Andre dan minta tolong tunangan Margareta itu untuk membantu dia menemukan Priscilla.Sherin yang kini hamil 7 bulanan mendengarkan dengan serius saat suaminya bercerita. Sherin tersenyum saat tangan suaminya mulai nakal, dia paham di tengah ketegangan kehilangan istr
“Kalau dia lapor sama si bos gimana?” sahut Codet juga berbisik, dia mulai bimbang dan takut kalau sopir itu mengetahui ulah culas mereka.“Sejak kenal tempo hari, pria ini tak pernah ngomong, jangan-jangan dia bisu dan gagu!”“Bagus lagi kalau dia gagu, artinya dia tuli, kita bisa aman menyembunyikan satu tas ini!” keduanya terus berbisik dan mulai memikirkan serta menyusun rencana kemana mengamankan satu tas tersebut.Mobil terus berjalan lumayan cepat, apalagi jalanan agak lenggang, sehingga perjalanan relative lancar.Sopir itu berbadan kurus, selalu mengenakan jaket, kacamata hitam dan menggunakan masker serta topi di wajah dan kepalanya.Setelah sampai dan Codet serta Jinggo masuk ke dalam sebuah gang lalu berjalan kaki menuju rumah tempat mereka menyekap Priscilla, si sopir tadi jalan lagi dan dia menghilang entah kemana bersama mobilnya.Saat menculik Prsicilla, sopir ini juga bersikap begitu, dia
“Ratih…aku tak punya pesan apa-apa…kalau kamu ingin tembak, tembak saja sekarang, habis perkara!” sahut Radin tabah.Tiba-tiba pintu kamar di dobrak dan di tendang dari luar, lima polisi berpakaian preman sudah berdiri di ruangan itu dan mengokang senjata ke Ratih dan Pahlan.“Jangan bergerak, kalian sudah terkepung, lepaskan senjata itu atau kami tidak akan berlaku sungkan lagi!” Andre yang bersuara dan memimpin langsung kini menodongkan pistolnya ke Ratih. Andre sempat terkesiap melihat ada dua orang yang kepalanya berlumuran darah tak jauh dari Radin dan Ratin serta Pahlan, mayat Codet dan Jinggo.Saat itulah Radin menggerakan tangannya yang tadi sudah terlepas ikatannya dan Ratih yang terkaget-kaget dengan kedatangan Andre tak menyadari ketika lengannya di pukul Radin dengan keras dan akhirnya pistol itu terlepas.Pahlan yang melihat pistol terpelanting bergerak cepat, dia bermaksud mengambilnya dengan cara melomp
Bapak-bapak itu kaget bukan main melihat seorang wanita cantik sedang hamil tua menggapai-gapai dia di tengah jalan, tak jauh dari rumahnya.“Ya Allahhh, kamu kenapa neng…!” bapak setengah tua ini langsung mendatangi dengan langkah cepat dan membantu serta menuntun Priscilla berjalan, keringat terus membanjiri tubuh Priscilla, hingga baju hamilnya basah oleh keringat.“Saya mau melahirkan pa, aduhhhh ga kuattt lagi…tolong saya pa!” suara Priscilla terdengar memelas, mukanya sangat pucat.“Buu…ibuuu…ini ada yang melahirkan, cepat bantu!” si bapak ini memanggil seseorang yang langsung keluar tergopoh-gopoh dari dalam rumah, ternyata wanita yang juga setengah tua itu istrinya.“Lhoo ini siapa pa…suaminya mana, ayoo cepat masuk ke rumah, biar saya bantu proses persalinannya!” seru ibu itu dan kini berdua menuntun Priscilla yang benar-benar sudah lemas dan tak kuat lagi berjalan
Priscilla sendiri tetap berbaring di kasur sederhana tersebut, kain-kain bekas dia melahirkan sudah dirapikan dan dibersihkan Bik Umi.Saat pertama kali menyusui bayinya, Pricilla kadang meringis kegelian, Radin sampai menahan tawa ketika melihat tingkah istri keduanya ini.“Anak kamu belum di beri nama dan di azanin, ayoo lakukan dulu, kamu muslim kan, tapi kamu wudhu dulu sana, kalau wajah kamu perih karena luka, tayamum saja ga papa?” ucap pa Bador.Radin katakan tak apa perih sebentar, dia pun ditunjukan sebuah tempat wudhu sederhana dan usai wudhu lalu mengazanin anak lelaki keduanya ini.“Namanya Salman Durangga, panggilannya Aman!” Radin telah memberi nama anak keduanya dan Priscilla terlihat mengangguk tanda setuju.Setelah berbasa-basi bahkan Radin sampai dibuatkan kopi oleh Bik Umi, diapun mengontak pengawalnya agar datang, Radin memberikan lokasinya melalui hapenya.Beruntung hapenya bisa dia temukan, setel
Sebelumnya, Bador dan Bik Umi pangling dengan Priscilla, karena mantan menantunya ini berubah 180 derajat, lebih cantik dan tentu saja lebih stylish, apalagi saat itu Priscilla dalam kondisi hamil tua.Bik Umi baru sadar kalau itu adalah Priscilla, saat Priscilla terus terang siapa dia setelah lahirnya bayi dalam perutnya.Wanita tua ini tentu saja kaget begitu tahu orang yang ditolongnya adalah mantan menantunya sendiri.Arya lalu berdiri dan dia termenung di teras rumah orang tuanya, tak dia sangka kini Priscilla sudah memiliki seorang suami yang sangat tajir dan baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki di rumah orang tuanya. Arya sendiri berprofesi sebagai karyawan di sebuah mini market.Lamunan Arya melambung ke masa lalu, saat dia dan Priscilla masih berpacaran. Lumayan lama mereka berpacaran sejak semester 5 di sebuah Universitas.Priscilla mengambil jurusan Akutansi dan Bisnis, sedangkan Arya mengambil jurusan Administrasi. Baik Priscilla
Dua bulan setengah setelah Priscilla melahirkan, Sherin pun juga melahirkan, kali ini seorang bayi perempuan cantik yang tak kalah dengan kedua kakaknya, Baby Rey dan Baby Salman.Radin menamakan bayi perempuannya dengan nama Sabella Durangga, panggilan kesayangan Baby Bella.Kini ketiga bayi ini benar-benar menjadi kesayangan semua orang rumah, Tante Desta sampai sebulan lebih tinggal di rumah Radin saking bahagianya bergaul dengan cucu-cucunya ini.Termasuk Nenek Murni yang malah ingin pindah ke rumah Radin, karena gemes melihat tiga cicitnya yang makin hari makin montok ini.Sedangkan Darmo dan Purnama, orang tua Sherin hanya setengah bulan berada di rumah besar itu pasca Sherin melahirkan, keduanya kembali ke Banjarmasin.Dengan alasan pekerjaan di sana tak bisa di tinggal lama-lama. Baby Bella otomatis paling di sayang, selain dia bungsu juga merupakan satu-satunya anak cewek.Makin hari, makin terlihat cepatnya perkembangan ketiga bayi
Saat aseek berbincang, seorang pria berbadan tegap mendekati keduanya.“Maaf nyonyah, pembayaran belanja sudah selesai, apa langsung pulang sekarang!” kata pria yang ternyata pengawal pribadinya Priscilla.“Sorry ya Arya, aku harus pulang, salam buat bapak dan ibu serta istri kamu yaa..!” Arya langsung mengangguk.“Tuan Muda mana…kok ga keliatan!” Priscilla bertanya pada Asang, kepala pengawalnya karena tak melihat baby Salman.“Tadi sudah di bawa mas Partan!”“Iya udah, bawa belanjaan, kita langsung ke mobil!” pengawal itu langsung bilang siap dan Priscilla pun berjalan meninggalkan tempat itu setelah bersalaman dengan Arya.Pria ini hanya bisa menatap dengan iri keadaan mantan istrinya yang makin stylish dan cantik sekaligus tajir sekali ini.Arya pun sudah tahu, kalau Priscilla merupakan istri kedua dari pengusaha muda Radin Durangga yang memiliki tiga istri.