Randy nampak berpikir sejenak lalu menjawab dengan mantap. "Iya. Dia sepupuku."
Perasaan Shilla berkali-kali merasakan sakit. Bagaimana tidak sakit, seorang yang sangat dipercaya tega membohonginya. Apakah Randy memang tidak berbohong semuanya? Hanya Randy-lah yang tahu. Tapi melihat cara Randy yang bermesraan bersama Zahra sudah dua kali itu, membuat Shilla sangat sulit untuk percaya, kalau memang hubungan mereka hanya sepupu saja.
"Kamu yakin?" Shilla menaikkan salah satu alisnya. Membiarkan air mata mengalir di pipinya.
"Yakin, Sayang!" jawab Randy tersenyum.
"Jangan nangis lagi, Sayang. Aku sama Zahra hanya sepupu doang kok. Gak lebih. Atau jangan-jangan karena kemarin aku pulang bersama Zahra kamu jadi seperti ini?" ucap Randy seraya menghapus air mata Shilla.
Shilla sudah tidak tahan lagi. Sebelumnya pertahanannya agar air mata tidak jatuh sudah tidak berhasil. Sekarang pertahanan emosinya pun sudah tidak bisa di kendalikan.
"Kamu bilang hanya sepupu!" ucap Shilla lalu menghela napas.
"Mana ada sepupu sampai pelukan di atas motor dan lunch bersama di cafe semewah ini. Gandengan tangan lalu kamu rangkul dia juga. Itu yang namanya sepupu?" Shilla melontarkan kekesalan di hatinya. Sungguh ia sudah tidak tahu apa lagi yang harus di lakukan.
Randy terdiam. Wajahnya memerah. Ia tidak mengetahui tujuan Shilla mengajaknya ke sini untuk mengintrogasi dirinya.
"Kenapa diam? Sudah ketahuan kalau kamu selingkuh?" Shilla melipat kedua tangannya di dada. Memalingkan wajah ke sembarang arah. Tepat di sudut cafe ia melihat Sivia bersama lelaki yang dilihatnya pagi tadi.
"Sayang, dia itu memang sepupu aku. Kan gak salah kalau aku seperti itu sama adik sepupuku sendiri?" Randy masih menyakinkan Shilla bahwa dia tidak berbohong.
"Oke. Aku ada buktinya." Shilla mengajak Randy ke meja yang di tempati Sivia dan Galang.
Shilla hanya berdoa agar Galang ada buktinya. Sementara Randy harap-harap cemas. Sesampainya di sana.
"Hai Sivia," sapa Shilla tersenyum.
Sivia dan Galang menoleh secara bersama dengan wajah bingung.
"Kak Galang kan?" Tunjuk Shilla terhadap lelaki di depan Sivia.
"Iya. Aku Galang," jawab Galang tersenyum.
Sementara begitu terlihat bahwa ada ketidaksukaan antara Randy dan Galang.
"Boleh aku nanya sesuatu?" Shilla sudah duduk di samping Sivia. Sementara Randy masih berdiri saja.
"Kakak kenal dengan namanya Zahra?" Shilla memandang Randy sekilas. Lalu, menatap Galang kembali.
Galang kebingungan dengan keadaan yang ada. "Aku ada yang kenal namanya itu ...."
Shila dan Randy harap-harap cemas menantikan jawab dari Galang. Sementara Sivia sudah tahu apa yang akan di ucapkan oleh Galang, yang di pikiran Sivia saat ini, bagaimana dengan hati Shilla setelah tahu semuanya.
"Anita Az Zahra," jawab Galang tegas. Lalu ia menatap ke arah Randy secara sekilas. Yang di balas dengan tatapan tajam dari Randy.
Mata Shilla terbelalak. Ia tidak menyangka bahwa tebakan Sivia itu benar. Kali ini air mata itu kembali keluar dengan derasnya. "Fotonya ada?"
Randy sudah berusaha menenangakan Shilla. Namun, selalu di tepis oleh Shilla dan Shilla sudah sangat tidak peduli dengan Randy saat ini.
"Kelamaan Kak." Sivia merebut smartphone milik Galang dari genggamannya. Ia sudah tidak tahan melihat sahabatnya terlihat menyedihkan saat ini. Lalu, jemarinya mengotak-atik smartphone itu masuk ke aplikasi W******p mencari nama Anita di dalam daftar kontak.
Dan, begitu terlihat di sana. Foto yang bernama Anita dan Zahra itu ternyata sama. Nama lengkap Anita memang benar Anita Az Zahra. Tidak tahu kenapa Galang selalu menyebutnya Anita sedangkan namanya memang lebih dikenal dengan panggilan Zahra di lingkungan sekolah.
Sivia meletakkan smartphone milik Galang di atas meja. Semua mata terbelalak karena di profil picture milik Zahra menampilkan seorang gadis tersenyum manis di sampingnya ada seorang lelaki yang merangkul pundak gadis tersebut dan juga tersenyum. Kedua pasangan itu masih menggunakan seragam sekolah dan terlihat background yang di tampilkan adalah tempat mereka berada sekarang, yaitu cafe ini. Kedua pasangan tersebut adalah Zahra dan Randy!
Shilla semakin rapuh. Ia tidak tahu apa yang sedang di hadapinya tetapi jangan pernah di tanyakan bagaimana keadaan hatinya saat ini yang pasti sudah semakin hancur berkeping-keping. Air matanya sudah pasti mengalir sedari tadi dengan derasnya.
Randy memandangi Sivia dan Galang sekilas, lalu menatap Shilla dengan lekat. Wajahnya makin memerah saat ini.
"Sayang, dengerin penjelasan aku dulu," ucap Randy berusaha mengenggam tangan Shilla.
"Jangan pernah sentuh aku!" jawab Shilla menepis tangan Randy. Shilla meletakkan kepalanya di atas pundak Sivia. Sivia mengelus rambut Shilla dengan lembut.
"Sayang, beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya." Lagi Randy kembali berusaha.
Rasa ini semakin sakit!
Apalagi yang harus di jelaskan?
Jika semuanya juga membuatku semakin sakit kembali?!
***
Shilla sangat merasa terpukul akan kejadian yang ada di dalam hubungannya. Kecurigaan yang membuahkan hasil sangat benar itu sebenarnya membuatnya menjadi merasa lega. Tapi, hati yang terlanjur sangat menyayangi Randy, kekasihnya itu membuat hampir seluruh jiwa dan batinnya hancur.
Ketika komitmen yang telah kita buat, malah kamu hancurkan dengan begitu saja.
Aliran air mata yang membasahi pipi itu terus saja bekerja dengan sendirinya, membersihkan mata Shilla dari debu-debu yang pernah masuk dan juga membuat hatinya lebih tenang. Pikirannya melayang kemana-mana tak tentu arah.
Tapi, aktivitas Shilla memang selalu di ganggu oleh orang misterius itu.
To : Shilla
From : Orang Misterius
Sudah ku bilang! Jangan pernah dekati Randy. Akhirnya menanggung akibatnya sendiri kan? Gimana sakit hati? Marah? Kecewa? Nangis? Semuanya itu gak berguna.
Ngeyel sih aku bilangin.
Deg. Kok dia tau dengan kejadian ini? Apa tadi dia ada di sana? Otak Shilla mulai berpikir ada siapa saja di sana tadi, tapi ia teringat. Ia tidak memperhatikan siapa saja yang ada di sana.
Apalagi ini? Sudah tahu orang lagi ada masalah malah di kirim kayak gitu. Gak ada prikemanusian banget deh.
***
Shilla sangat merasa terpukul akan kejadian yang ada di dalam hubungannya. Kecurigaan yang membuahkan hasil sangat benar itu sebenarnya membuatnya menjadi merasa lega. Namun, hati yang terlanjur sangat menyayangi Randy, kekasihnya itu membuat hampir seluruh jiwa dan batinnya hancur.
Ketika komitmen yang telah kita buat, malah kamu hancurkan dengan begitu saja.
Aliran air mata yang membasahi pipi itu terus saja bekerja dengan sendirinya, membersihkan mata Shilla dari debu-debu yang pernah masuk dan juga membuat hatinya lebih tenang. Pikirannya melayang ke mana-mana tak tentu arah.
Namun, aktivitas Shilla memang selalu di ganggu oleh orang misterius itu.
To : Shilla
From : Orang Misterius
Sudah aku bilang! Jangan pernah dekati Randy. Akhirnya menanggung akibatnya sendiri kan? Gimana sakit hati? Marah? Kecewa? Nangis? Semuanya itu gak berguna.
Ngeyel sih aku bilangin.
Deg. Kok dia tau dengan kejadian ini? Apa tadi dia ada di sana? Otak Shilla mulai berpikir ada siapa saja di sana tadi, tetapi ia teringat. Ia tidak memperhatikan siapa saja yang ada di sana.
Apalagi ini? Sudah tahu orang lagi ada masalah malah di kirim kayak gini. Gak ada prikemanusian banget deh.
***
Wah, kok orang misterius bisa tahu ya?
Di koridor sekolah Randy berjalan seorang diri. Ia mengepal tanggannya kuat, rahangnya mengeras dan tatapannya tajam. Ia tidak peduli dengan lingkungan sekitar, mengabaikan semua orang yang berlalu lalang. Tujuannya hanya satu ke kelasnya Galang.Sesampainya di pintu kelas Galang. Ia memperhatikan seluruh penjuru isi kelas dan seisinya. Tepat di sudut ujung kelas terdapat beberapa gerombolan anak lelaki yang sibuk bercanda ria. Orang yang di carinya sudah dapat. Langsung saja ia memasuki kelas kakak tingkatnya itu tanpa meminta izin sedikitpun. Sementara sebagian anak perempuan ada yang sibuk cari perhatian kepada Randy dan lain-lain. Di acuhkan semua halnya. Ia hanya ingin menemui Galang."Ngapain ikut campur sama hubunganku dengan Shilla?" bentak Randy tiba-tiba. Suaranya cukup melengking.Segerombolan siswa itupun langsung menoleh ke sumber suara. Tanpa mereka sadari sudah ada Randy di sana. Semua hanya diam, termasuk G
Shila masih tidak menyangka dengan hal yang sedang dihadapinya kini. Rasanya ia baru saja merasakan bahagia yang luar biasa tetapi malah permasalahan tentang cinta membuat dirinya hancur. Sebenernya tidak bisa dibilang hancur lebih ke meratapi nasib yang sedang tidak berpihak dengannya. Setahun berpacaran dengan Randy tetapi tidak tahu perihal tentang Zahra. Bahkan dengan bodohnya ia masih bisa percaya dan bilang sesantai itu kalau Zahra memanglah sepupunya Randy. Harusnya dari awal ia mengungkapkan semuanya. Lagian, ia juga tidak habis pikir Randy bisa selingkuh dengan yang lain.Kamu itu ...Orang yang paling baik sekaligus orang yang paling jahat yang pernah aku kenal ... Randy.***"Siv, hubungan kamu sama, Galang gimana?" tanya gadis yang memakai seragam putih abu-abu menatap sahabatnya itu."Baik saja sih, Shil. Namun, ada beberapa hal yang masih janggal saja sih." Sivia tersenyum. Memeluk erat
Buliran bening itu mengalir dengan sendirinya. Shilla dan Sivia hanya bisa melakukan itu tanpa diminta. Mereka berdua berusaha memejamkan mata. Menguatkan diri masing-masing dan berusaha tegar. Mereka tetap menyaksikan perkelahian antara Randy dan Galang tanpa melerai sedikit pun. Niat awal yang ingin melerai tiba-tiba tidak dijalankan. Adegan perkelahian tersebut tetap berlangsung, tidak ada yang mau mengalah. Randy dan Galang sama-sama berusaha untuk saling pukul.Tiba-tiba ada yang menyentuh pundak Shilla tetapi walaupun Shilla merasakan tetap saja ia tidak peduli. Orang tersebut tetap setia berdiri di samping Shilla. Menemani dan diam saja lebih tepatnya.Sivia sudah tidak tahan lagi. Ia ingin menjauh, mengajak Shilla untuk meninggalkan tempat ini. Percuma saja kekhawatirannya hanya dibalas dengan sakit hati. Namun, Sivia terkejut ketika ada seorang cowok berdiri di samping sahabatnya itu."Kamu ngapain?" Sivia mengern
Shilla tidak pernah menyangka kalau Randy dan Galang berkelahi hanya karena Anita Az Zahra. Sebelumnya, Shilla berpikir kalau Randy marah dengan Galang karena sudah memberitahukan informasi mengenai sih Zahra itu. Seperti yang terlihat di kafe waktu itu.Rasa menyerah untuk bersama Randy memang sudah dirasakan oleh Shilla tetapi hati tidak bisa dibohongin kalau sebenarnya masih sangat sayang dan berharap kepada kekasihnya itu.Kenapa kamu berubah secepat ini?Atau, sebenarnya kamu memang tidak pernah berubah tetapi aku saja yang baru mengetahui semuanya? -ShillaTiba-tiba suara deringan dari smartphone milik Shilla berbunyi, ia segera mengambil smartphone yang berada di atas nakas. Lalu, membaca nama yang tertera di layar, Randy."Hallo," ucap Shilla datar."Hallo juga, Sayang," balas Randy dari seberang telepon.Ada rasa sakit ketika mendengar Randy m
Zahra sedang menyendiri, ia berada di dalam kamarnya, duduk di atas kasur seraya menatap langit-langit. Hatinya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Apakah kebahagian yang dirasakan memang harus sebentar dan sesaat saja?Zahra sendiri bingung dengan hatinya, ingin memilih Randy atau Galang? Kedua lelaki tersebut pernah mengisi hatinya. Namun, sekarang ada sedikit perbedaan. Randy maupun Galang sudah ada gadis lainnya. Lalu, kenapa kedua lelaki itu harus berkelahi dengan pembahasan dirinya? Apakah sebenarnya mereka masih ada rasa dengan Zahra?Tahu gak rasanya, dinaikkan ke atas langit kemudian langsung dihempaskan ke bumi itu rasanya sangat sakit sekali.Sama seperti perasaan Zahra saat mencoba melerai perkelahian antara Randy dan Galang. Ia dibuat tersenyum, berbunga-bunga sampai semua orang yang melihat iri dengannya. Namun, seketika berubah ketika kehadiran gadis yang sedang dekat dengan Randy dan Galang. Membuat kedua
Shilla kembali meneteskan air matanya. Hatinya hancur semakin hancur. Bagaikan kayu yang kuat kemudian dipatahkan. Ia tidak kuat menghadapi masalah percintaannya kini. Apakah ini yang dinamakan sakit hati sesungguhnya?Sebelumnya Shilla tidak pernah merasakan hatinya sesakit dan separah ini. Bahkan, ia sekarang terlihat putus asa. Apakah ia masih berani untuk merasakan jatuh cinta lagi?Selalu ku coba tuk mencabut lukaTapi hatiku bukan besi dan bajaTak semudah kataLuka itu biasaTiada hati tercipta untuk terluka - Patah Hati by Dini LidaShilla memutar mp3 player dari smartphonenya memutar acak playlist yang ada. Lagu pertama yang diputar sangat mewakili perasaan dirinya saat ini. Ia memilih rebahan seraya memejamkan mata semoga saja setelah ini hatinya bisa merasakan sedikit lega.
Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahanSemua tak kan mampu mengubahkuHanyalah kau yang ada di relungkuHanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencintaKau bukan hanya sekedar indahKau tak akan terganti (tak akan terganti)Galang sudah mulai bernyanyi. Menyanyikan sebuah lagu dari Marcel dengan judul Takkan Tergantikan. Ia tersenyum dari atas panggung menatap Sivia. Yang ditatap semakin tersipu malu. Banyak pengunjung yang memuji Sivi karena diperlakukan begitu spesial oleh sang pujaan hati, samar-samar Sivia mendengarkan omongan orang-orang disekitar.Setelah selesai bernyanyi, Galang mengucapakan terima kasih dan mengembalikan microfon ke pihak kafe yang bertugas. Ia langsung turun dari panggung dan kembali menghampiri Sivia."Gimana kamu bahagia sekarang?" tanya Galang tersenyum manis.Wajah Sivia yang m
Shilla baru saja sampai ke sekolahnya. Tanpa sengaja ia melihat Randy yang juga baru sampai ke sekolah, untuk beberapa detik mereka saling menatap dalam diam. Shilla yang tersadar terlebih dahulu langsung membuang muka, rasa di hatinya masih merasakan sakit yang begitu dalam. Walaupun sebenarnya tidak dipungkiri kalau di hatinya nama Randy masih menjadi yang pertama dan paling utama. Ia langsung berjalan menuju kelas mengabaikan Randy yang masih diam di tempat menatapnya dari jauh.Shilla mengernyitkan keningnya. "Kenapa senyum-senyum sendiri, Siv?"Sivia tersadar dari lamunannya, lamunan tentang perlakuan Galang terhadapnya di kafe kemarin itu. Ia merasakan sangat bahagia, sebahagia orang baru jadian. "Gak apa-apa, Shil.""Yakin gak apa-apa? Ini masih pagi loh?!" lanjut Shilla lagi."Iya. Aku gak apa-apa kok. Maksudnya masih pagi itu apa?" balas Sivia dengan menekuk wajahnya."D