Seorang pengantar paket mendatangi kediaman Ares untuk mengantarkan obat pesanan Ella. Seorang pelayan menyambutnya dan menerima paket obat tersebut. Lalu pelayan itu pergi ke kamar Ella untuk menyerahkan paket obat tersebut kepada Ella.Sudah tiga menit pelayan mengetuk pintu kamar Ella namun tidak ada sahutan. "Nona Ella, ada paket untuk anda," seru si pelayan.Tiba-tiba ada pelayan yang datang karena tidak sengaja melewati depan kamar Ella. Pelayan itu bernama Rahma, pelayan yang paling dekat dengan Ella."Ada apa?" Rahma bertanya."Ini, ada paket untuk Nona Ella. Tapi sudah ku ketuk pintunya selama bermenit-menit Nona Ella tidak menyahut.""Jelas tidak menyahut, 'kan Nona Ella sedang jogging bersama Maya. Sini paketnya biar aku yang simpan, agar nanti aku yang menyerahkannya ke Nona Ella," ucap Rahma yang lalu mengambil alih paket tersebut."Ya sudah, aku lanjut kerja dulu," ucap si pelayan yang diangguki oleh Rahma.Rahma mengamati paket yang ada di tangannya. Di labelnya tertera
Suasana di ruang tamu diselimuti ketegangan. Ares dan Liam duduk di sofa sedangkan Rahma dan para bodyguard lainnya bersimpuh dihadapan Ares seraya menunduk."Maafkan kami Tuan Ares. Nona Ella kini menghilang setelah pamit jogging jam delapan," ujar Maya."Apa? Jangan bermain-main kalian!" sahut Ares marah."Kami sudah berusaha mencarinya Tuan, tapi Nona Ella tidak kunjung ketemu. Bahkan jejaknya sama sekali tidak kami temukan," ujar Randy."Apakah ada bodyguard yang menjaganya?" Ares bertanya yang disahuti gelengan. "Lain kali harus ada bodyguard yang menjaga! Kalian ini bagaimana? Mau aku pecat?""Maafkan kami Tuan," ucap mereka serempak."Biar aku telepon Ella, dia pasti membawa ponselnya saat jogging," tutur Ares yang lalu menelpon Ella.Berkali-kali Ares menelepon Ella namun tetap tidak diangkat. Semua orang yang ada di ruang tamu menunggu dengan perasaan cemas. Ares lalu membuka aplikasi pelacak yang sudah terhubung ke ponsel Ella dan aplikasi tersebut menunjukkan lokasi terakhi
Setelah pergi dari rumah sakit, Lia menenangkan dirinya dengan pergi ke taman kota. Sedari tadi, ia menjadi pusat perhatian orang-orang karena wajahnya yang sembab dan matanya yang merah. Dan sialnya setelah ia mendudukkan dirinya di kursi taman, air matanya malah kembali mengucur deras.Lia bingung dengan situasinya saat ini. Sedari kecil ia sangat jarang diperlakukan kasar oleh ibu dan ayahnya. Namun semenjak Ella menikah dengan Ares, perlahan-lahan perlakuan keluarganya kepada Lia berubah. Lia selalu mencoba bersabar dan menahan diri, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ia sangat tertekan dengan situasinya saat ini. Ditambah sekarang Angel pun memusuhinya.Air matanya terus menetes seiring dengan ingatan setiap kenangan buruk yang belum lama tercipta. Sekarang Lia paham ternyata memang sesakit ini jika mental seseorang hancur karena keluarga. Lia tahu, ia sangat tahu bahwa penderitaannya kini belum seberapa dengan penderitaan yang dialami Ella. Gadis itu … adalah orang paling kuat ya
Liam mendapat laporan seorang pemilik toko pinggir jalan bahwa dua hari lalu sang pemilik toko pernah melihat jenis mobil yang sama persis dengan mobil yang digunakan penculik untuk menculik Ella. Di depan toko pun ada CCTV yang sudah dicek oleh pemilik toko dan nomor awal plat mobilnya sama dengan plat mobil penculik walaupun nomor akhir nya tidak terlihat tapi sang pemilik toko yakin bahwa itu adalah mobil yang sama dengan mobil yang digunakan untuk menculik Ella.Liam melirik Ares yang sudah tepar di kasur karena efek mabuk. Liam sangat pusing sekarang, kenapa Ares malah mabuk disaat genting seperti ini? Sebegitu frustasinya kah Ares?Liam pun akhirnya memutuskan untuk mengunjungi toko tersebut bersama asisten Ares yang lain. Sedangkan Ares ditinggal seorang diri di ruangannya. Karena butuh waktu lama untuk menyadarkan Ares yang sedang mabuk.•••"Mari aku antar pulang," ujar Bernard kepada Lia namun Lia hanya diam seraya menatap ponselnya."Ada apa Lia?""Adikku diculik," lirih El
Ella saat ini berada di kamar hotel milik suaminya. Ia melihat Ares yang terlentang di kasur dengan posisi tidak sadarkan diri. Ella sudah diberitahu Liam bahwa Ares mabuk karena frustasi dengan penculikan Ella."Ares bangun," ucap Ella seraya menepuk-nepuk pipi Ares.Ternyata Ares tidak benar-benar kehilangan kesadaran. Ia hanya terbaring karena efek alkohol yang dikonsumsinya sangat tinggi."Ella?" gumam Ares bertanya-tanya.Ella menyahut, "Iya, ini aku Ella."Ares pun langsung menarik Ella ke dalam pelukannya. "Aku merindukanmu Ella," bisik Ares ditelinga Ella yang membuat bulu kuduk Ella meremang.Lalu Ares mendekatkan wajahnya dan terjadi adegan panas sebagai permulaan adegan yang lebih panas dan romantis selanjutnya.•••Saras dan Lia telah diberi kabar oleh pihak rumah sakit bahwa Angel telah menyayat pergelangan tangannya sendiri hingga kehilangan banyak darah. Para dokter telah berusaha menyelamatkan Angel tapi mereka membutuhkan donor darah sesuai golongan darah Angel yaitu
Mereka akhirnya sampai di Wahana Bermain Snowla. Randy dan teman-temannya langsung sibuk berfoto. Sementara Liam sibuk mengamati setiap inci tempat itu disertai mengeluarkan decak kagum. Sedangkan Maya malah dihampiri banyak anak kecil yang minta gendong kepadanya. Lalu Ella dan Ares sibuk membicarakan wahana apa yang akan mereka naiki terlebih dahulu. Ella ingin menaiki wahana tornado namun Ares tidak mengijinkannya. Ares merasa Ella tidak akan sanggup naik wahana itu karena menurutnya terlalu berbahaya."Ya sudah, tidak perlu naik wahana sekalian!" Ella merajuk.Ares menarik nafas kuat-kuat lalu tersenyum pasrah. "Baiklah, ayo!"Ella memekik senang yang membuat Ares mendengus."Dasar wanita," ucap Ares dalam hati."Ada apa Nona Ella?" Maya bertanya setelah mendengar pekikan Ella."Ayo kita naik wahana tornado," ujar Ella yang membuat Maya cengo."Wa-wahana tor-nado?" ulang Maya terbata-bata."Iya, ayo," ajak Ella antusias."Tap-" Belum sempat Maya menyelesaikan ucapannya, Ella mena
Ares, Liam dan beberapa asisten lainnya mual bahkan ada yang muntah-muntah setelah naik wahana tornado."Sudah masuk angin dari kemarin. Eh, sekarang malah disuruh naik wahana yang rasanya kayak blender organ dalam! Langsung muntah 'kan aku," keluh Randy yang lalu kembali memuntahkan isi perutnya."Hahahahaha, kasihan," ejek Liam."Gara-gara kamu yang paksa naik," ucap Randy sinis kepada Liam."Sudah-sudah, jangan bertengkar. Randy kalau pusing istirahat saja. Atau pesan makanan yang hangat sana nanti aku yang traktir," tutur Ella."Wah, bagus itu tawarannya. Aku mau pesan makanan hangat saja di salah satu stand makanan untuk menghangatkan tubuhku. Yuhu!" seru Randy."Tunggu, aku ikut!" sahut bodyguard yang lainnya. Akhirnya sahabat Randy yang sesama bodyguard memilih mengikuti Randy untuk istirahat dan makan."Jika Randy dan kawan-kawannya memilih memesan makanan hangat. Bagaimana kalau kita ke taman salju? Aku tidak memaksa kok, kalau ada yang tidak ingin ikut tidak masalah," celetu
Setelah menemani Lia yang tertidur selama satu jam lebih, Bernard memutuskan untuk pulang karena ayahnya mengirimkan pesan kepadanya untuk pulang. Maka Bernard pun beranjak dari kursi tempat ia duduk lalu ia berjalan ke arah Saras yang sedang membaca buku di sofa."Permisi Tante Saras, saya pamit pulang karena sudah dicari ayah saya," tutur Bernard."Oh, iya. Terima kasih sudah mau menemani Lia. Dan terima kasih juga karena sudah membawakan coklat dan oleh-oleh dari Varinda," sahut Sadas."Iya sama-sama. Saya pulang dulu Tante," ujar Bernard seraya menyalami tangan Saras."Hati-hati," peringat Saras."Siap Tante." Bernard menyahut seraya memperagakan gerakan hormat.•••Ella berhasil membuat beberapa boneka salju bersama Maya. Mereka berdua pun memotret boneka salju yang mereka buat sebagai kenang-kenangan."Lucu sekali, ya," celetuk Ella."Iya. Eh Nona Ella tolong foto saya, dong," pinta Maya seraya menyerahkan ponselnya kepada Ella.Ella pun memotret Maya yang berpose berjongkok di